Anda di halaman 1dari 15

APORAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DENGAN

HIPERTENSI DAN DIABETES MELLITUS PADA LANSIA

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS


DENGAN HIPERTENSI DAN DIABETES MELLITUS PADA LANSIA
DI RW XII KELURAHAN PUDAK PAYUNG SEMARANG

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktik Keperawatan Komunitas

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS ANGKATAN XXIV


JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PRECEDE PROCEED


DENGAN MASALAH HIPERTENSI DAN DIABETES MELLITUS
DI RW XII KELURAHAN PUDAK PAYUNG SEMARANG

A. PENGKAJIAN
HIPERTENSI
1. Pengkajian Sosial
Nama wilayah : RW XII Kelurahan Pudak Payung Semarang
Batas Wilayah
Utara : RW XIII Kelurahan Pudak Payung
Selatan : RW VIII dan RW XIV Kelurahan Pudak Payung
Timur : RW VIII Kelurahan Pudak Payung
Barat : RW X Kelurahan Pudak Payung

a. Distribusi Lansia Penderita Hipertensi

Diagram 1.1. menunjukkan bahwa lansia yang tidak menderita hipertensi


sebesar 77% (114 lansia), menderita hipertensi sebesar 20% (30 lansia),
yang tidak dapat ditemui 2 % (4 lansia), dan yang menolak untuk
dilakukan pemeriksaan 1 % (1 lansia).
b. Distribusi lansia dengan hipertensi berdasarkan Jenis Kelamin

Diagram 1.2 terlihat bahwa lansia yang terkena hipertensi adalah


perempuan sebesar 70 % (21 lansia) dan laki laki sebesar 30% ( 9
lansia ).

c. Distribusi lansia dengan hipertensi Berdasarkan Agama

Diagram 1.3 terlihat bahwa lansia yang terkena hipertensi di RW XII


Kelurahan Pudak Payung beragama Islam sebesar 80 % (24 lansia) dan
yang beragama kristen sebesar 20 % (6 lansia).
d. Distribusi lansia dengan hipertensi berdasarkan pendidikan

Diagram 1.4 terlihat bahwa pendidikan lansia dengan hipertensi yang


tamat SMA sebesar 40 % (12 lansia), Tamat SMP sebesar 33 % (10
lansia), tidak tamat SD 20 % (6 lansia) dan tamat Sarjana atau Diploma
sebesar 2 % (2 lansia).

e. Distribusi lansia dengan hipertensi berdasarkan pekerjaan

Diagram 1.5 terlihat bahwa lansia bekerja sebagai wiraswasta sebesar


40% (12 lansia), tidak bekerja sebesar 37 % (11 lansia), pensiunan
sebesar 10 % (3 lansia), PNS sebesar 7 % (2 lansia), sisanya adalah
pedagang dan swasta masing-masing sebesar 3 % (1 lansia).
f. Distribusi Penghasilan per Bulan keluarga lansia dengan hipertensi

Diagram 1.6 terlihat bahwa penghasilan warga = 1.209.000 per bulan


sebesar 37% (11 keluarga lansia). Warga dengan penghasilan lebih dari
1.209.000 sebesar 33 % (10 keluarga lansia), dan warga dengan
penghasilan kurang dari 1.209.000 sebesar 30 % (9 keluarga lansia).

g. Distribusi Interaksi Lansia dengan hipertensi berdasarkan kegiatan sosial

Diagram 1.8 menunjukkan bahwa lansia yang aktif mengikuti kegiatan


sosial sebesar 75% (24 lansia) dan lasnia yang tidak aktif mengikuti
kegiatan sosial sebesar 25 % (6 lansia).
B. Epidemiologi
1. Data Wawancara
a. Kejadian Hipertensi di RW XII Kelurahan Pudak Payung, Semarang pada
tahun 2014
Hasil wawancara dengan ketua RW XII
Kalau disini mbak setahu saya yang hipertensi banyak dialami lansia.
Biar lebih jelas, mbak bisa tanya sama ketua kadernya rumahnya di RT 6
disana sudah ada datanya. Saya kurang terlalu paham mbak.
Hasil wawancara dengan kader
memang ada, malahan sampai ada yang stroke juga mbk ada yang
tensinya tinggi sampek kepalanya pusing juga ngak mau memeriksakan
mbak, disini itu lansianya ngak pernah datang ke posyandu padahal
sudah disediakan fasilitas kesehatan gratis mbak tapi ya tetap aja mbak
ngak mau datang , tetapi untuk penyuluhan hipertensi belum ada mbak
apa itu hipertensi, gejalanya apa saja itu warga disini mbak termasuk
lansia penderitanya juga pada belum tau mbak. Datanya ada disaya mbak
siapa saja lansia lansia penderita darah tinggi di warga RW XII.
b. Penyebaran hipertensi pada lansia
Hasil wawancara dengan ketua Kader posyandu RW XII mengatakan
untuk penyebaran hipertensi pada lansia di tiap-tiap RT dan sebenarnya
banyak hanya tidak terdeteksi.
Begini mbak, setahu Ibu disini hipertensi banyak dialami lansia sekitar
umur lebih dari 45 tahun. Tiap-tiap RT berbeda mbak penderita darah
tingginya, ada yang banyak ada yang sedikit itu yang terdata. Kalau
jumlah lansia sendiri ada 150. Disini banyak juga yang darah tinggi
karena riwayat keturunan mbak.
c. Kejadian Hipertensi di RW XII
Hasil wawancara dengan kader posyandu RW XII kejadian hipertensi
disebabkan karena stress, makan berkolestrol, kelelahan, dan makan
yang banyak mengandung garam.
Setahu Ibu mbak, darah tingginya itu pada naik kalau banyak pikiran,
kelelahan karena pekerjaan dan makan makanan yang asin-asin banyak
garam gitu mbak.

2. Data Angket
a. Distribusi lansia berdasarkan riwayat keluarga hipertensi

Diagram 2.1 menunjukan sebanyak 56%(19 lansia) menyatakan pada


keluarganya terdapat riwayat hipertensi, sedangkan 44%(11 lansia) tidak
mempunyai riwayat hipertensi di keluarganya

b.
Distri
busi
Lansi
a
Berda
sarka
n Keluhan yang dirasakan karena Hipertensi

Diagram 2.2 menunjukan bahwa sebanyak 86,67%(26 lansia) mengeluh


pusing, yang mengeluh berputar-putar sebanyak 66,67%(20 lansia),
sebanyak 93,33%(28 lansia) mengeluh tengkuk kaki, 40% (12 lansia)
mengeluh detak jantungnya cepat
c. Distribusi Lama keluhan dirasakan

Diagram 2.3 menunjukkan bahwa lansia dengan hipertensi yang


merasakan lama keluhan sekitar 1-2 hari sebesar 54% (16 lansia). Lama
keluhan sekitar 3 hari 1 minggu sebesar 33 % (10 lansia) dan lama
keluhan sekitar lebih dari 1 minggu sebesar 13 % (4 lansia).

d. Distribusi Anggota Keluarga yang Dirawat di rumah sakit karena


hipertensi

Diagram 2.4 menunjukkan bahwa sebanyak 73 % (8 lansia) tidak ada


anggota keluarga yang dirawat di rumah sakit pada tiga bulan terakhir
karena hipertensi dan 27 % (22 lansia) ada anggota keluarga yang dirawat
di rumah sakit pada tiga bulan terakhir karena hipertensi.
e. Distribusi klasifikasi hipertensi

Diagram 2.5 menunjukkan bahwa sebanyak 15 lansia dengan tekanan


darah ringan, sedangkan 14 lansia dengan hipertensi sedang dan 1 lansia
dengan tekanan darah berat.

C. Perilaku dan Lingkungan


1. Data Angkat
a. Hipertensi
1) Perilaku beresiko pada Hipertensi
a) Disribusi Frekuensi Kebiasaan Lansia Makan makanan Kalengan dalam 1
minggu
Diagram 3.1 menunjukan sebanyak 40%(12 lansia) dalam 1 minggu sekali
mengkonsumsi makanan kalengan, sebanyak 43,3%(13 lansia) dalam 1
minggu sekali mengkonsumsi makanan instan, sebanyak 40%(12 lansia)
mengkonsumsi makanan bersantan dalam 1 minggu sekali.

b) Distribusi Frekuensi Kebiasaan Lansia Mengkonsumsi Minuman dalam 1


minggu

Diagram 3.2 menunjukan bahwa 97%(29 lansia) tidak pernah


mengkonsumsi minuman beralkohol, sebanyak 93%(28 lansia) tidak
pernah minum minuman bersoda, sebanyak 57%(17 lansia) dengan
hipertensi tidak pernah mengkonsumsi kopi dalam 1 minggu terakhir
c) Jumlah Lansia yang Merokok

Diagram 3.3 menunjukkan bahwa lansia dengan hipertensi tidak merokok


sebesar 77% (23 lansia) dan lansia yang merokok sebanyak 23 % (7
lansia).

d) Frekuensi Merokok dalam sehari

Diagram 3.4 menunjukkan bahwa lansia dengan hipertensi


merokok 1 kali sehari dan 5-20 kali sehari, masing-masing sebesar 43%
(3 lansia) dan 14% (1 lansia) merokok 2-4 kali dalam sehari.

e) Kebiasaan Begadang di Malam hari


Diagram 3.5 menunjukkan bahwa lansia dengan hipertensi tidak
begadang di malam hari sebesar 63 % (19 lansia) dan yang sering
begadang sebesar 37 % (11 lansia).

f) Distribusi Anggota Keluarga yang Dirawat di rumah sakit karena hipertensi

Diagram 3.6 menunjukkan bahwa sebanyak 73 % (22 lansia) tidak ada


anggota keluarga yang dirawat di rumah sakit pada tiga bulan terakhir
karena hipertensi dan 27 % (8 lansia) pernah ada anggota keluarga yang
dirawat dirumah sakit pada tiga bulan terakhir.
2. Perawatan Hipertensi
a. Distribusi Frekuensi pada Lansia Tentang Kepatuhan Minum Obat

Diagram 3.7 menunjukkan bahwa lansia tidak lupa untuk minum obat
hipertensi yaitu sebesar 57 % (17 lansia). Lansia dengan hipertensi tidak
malas untuk minum obat hipertensi sebesar 57 % (17 lansia).
b. Distribusi Frekuensi Tentang Kegiatan Yang Dilakukan Lansia Untuk

Anda mungkin juga menyukai