Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Reaksi (Journal of Science and Technology)

Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe


Vol. 8 No.17, Maret 2010 ISSN 1693-248X

KAJIAN PENAMBAHAN RAGI ROTI DAN PERBANDINGAN VOLUME


STARTER DENGAN SUBSTRAT TERHADAP RENDEMEN
DAN MUTU VIRGIN COCONUT OIL (VCO)

Hesti Meilina1, Asmawati2, Ryan Moulana2


1
Staf Pengajar Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh
2
Staf Pengajar Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala,
Banda Aceh
email: hesti_meilina@hotmail.com

ABSTRAK

Penelitian untuk melihat pengaruh jumlah ragi roti dan perbandingan starter
terhadap jumlah dan rendemen mutu virgin coconut oil (VCO) telah dilakukan.
Pembuatan starter dilakukan dengan menambahkan ragi roti seberat 3, 5 dan 7
gram ke dalam campuran skim dan air kelapa. Starter dimasukkan ke dalam santan
sebagai substrat dengan perbandingan 1:2, 1:4 dan 1:6. Hasil penelitian
menunjukkan jumlah ragi roti berpengaruh terhadap bilangan peroksida, bilangan
iod, bilangan asam, % free fatty acid (FFA) dan uji organoleptik aroma VCO yang
dihasilkan; sedangkan perbandingan substrat tidak berpengaruh terhadap semua
analisis VCO yang dilakukan. Interaksi jumlah ragi roti dan perbandingan starter
dengan substrat berpengaruh terhadap bilangan asam dan % FFA namun tidak
berpengaruh terhadap rendemen, kadar air, bilangan peroksida serta uji
organoleptik aroma dan penampakan VCO.

Kata Kunci: virgin coconut oil, ragi roti, mutu VCO

PENDAHULUAN dihasilkan tetap mempertahankan


Minyak kelapa merupakan bagian struktur phitokimianya yang terjadi
paling berharga dari buah kelapa. secara alami (bahan kimia tanaman)
Minyak kelapa secara umum diperoleh serta menghasilkan rasa dan bau kelapa
dengan memanaskan santan sehingga yang unik (Syah, 2005).
menghasilkan minyak yang berwarna Proses pembuatan minyak kelapa
kekuningan. Namun minyak yang murni dapat dilakukan dengan dua cara,
dihasilkan dengan cara ini tidak tahan yaitu pemanasan dan tanpa pemanasan.
lama karena mudah tengik. Dari kedua cara pembuatan minyak
Pembuatan minyak kelapa dibagi kelapa murni tersebut cara yang paling
ke dalam 2 (dua) kategori utama yaitu baik yaitu tanpa pemanasan, karena
minyak kelapa biasa (refined, bleached, proses pemanasan dikhawatirkan akan
deodorized oil/RBD oil) dan minyak merusak asam lemak dalam minyak.
kelapa murni (virgin coconut oil). Ciri minyak yang rusak adalah
Minyak kelapa murni hanya dapat warnanya berubah kekuningan dan
diperoleh dari daging buah kelapa segar cepat berbau tengik (Sukartin dan
(non-kopra). Proses pengolahannya pun Sitanggang, 2005).
tidak menggunakan bahan kimia dan Salah satu metoda pembuatan
pemanasan tinggi. Minyak kelapa yang minyak kelapa tanpa pemanasan adalah

25
Jurnal Reaksi (Journal of Science and Technology)
Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe
Vol. 8 No.17, Maret 2010 ISSN 1693-248X

dengan cara fermentasi. Fermentasi mengandung gula total sebesar 2,80%


dilakukan dengan menggunakan (Woodroof, 1978).
mikroorganisme yang mempunyai daya
fermentasi untuk mempercepat METODE PENELITIAN
pemecahan emulsi krim santan
sehingga terpisah menjadi tiga fase, Bahan dan Alat
yaitu: minyak, protein dan air. Bahan yang digunakan dalam
Inokulum yang digunakan dapat berupa
penelitian ini adalah daging buah
ragi roti, ragi tape atau ragi tempe. kelapa, air kelapa, aquades dan ragi roti.
Sukmadi dan Nugroho (2002) telah Bahan kimia yang digunakan untuk
melakukan penelitian pembuatan analisis adalah KOH 0,1 N, khloroform,
minyak kelapa murni secara fermentasi iodine bromide, Na2S2O3, toluena,
dengan melihat pengaruh jenis potassium iodida dan sodium tiosulfat.
inokulum dan perbandingan volume Sedangkan peralatan yang digunakan
substrat. Hasil penelitian tersebut adalah selang, corong pemisah, gelas
menunjukkan bahwa kombinasi beker, timbangan, wadah, pengaduk,
Saccharomyces cerevisiae maupun ragi erlenmeyer, termometer, shaker, kertas
roti dengan perbandingan volume saring, dan alumunium foil.
substrat 5:1 menghasilkan rendemen
minyak kelapa paling tinggi.
Sedangkan kualitas minyak hasil Rancangan Penelitian
penelitian yang diuji hanya kadar air. Penelitian ini dilakukan dengan
Sebagaimana diketahui bahwa menggunakan Rancangan Acak
proses fermentasi sangat bergantung Lengkap (RAL) faktorial. Faktor yang
pada kondisi air, tempat atau wadah diteliti adalah jumlah ragi roti (A) yang
dan lingkungan karena mengandalkan terdiri atas 3 taraf yaitu A1 = 3 g, A2 = 5
mikroorganisme. Adanya faktor-faktor g, dan A3 = 7 g, serta perbandingan
yang mempengaruhi proses fermentasi starter dengan substrat krim santan (B)
serta beberapa jenis inokulum, maka yang terdiri atas 3 taraf yaitu B1 = 1:2,
perlu dilakukan penelitian untuk B2 = 1:4 dan B3 = 1:6. Kombinasi
mengetahui pengaruh jumlah ragi roti perlakuannya adalah 3 x 3 = 9, dengan
dan perbandingan volume starter 3 kali ulangan sehingga diperoleh 27
dengan substrat pada proses pembuatan satuan percobaan.
minyak kelapa murni secara fermentasi. Setelah data diperoleh selanjutnya
Jumlah ragi roti dan perbandingan dianalisis secara statistik dengan
volume starter dengan substrat diduga menggunakan ANOVA (Analysis of
mempengaruhi rendemen dan mutu Variance) model linier untuk setiap
minyak kelapa yang dihasilkan. Ragi pengamatan. Bila uji perlakuan
roti dipilih dalam penelitian ini sebagai menunjukkan pengaruh yang nyata
inokulum dengan pertimbangan bahwa antara perlakuan, maka akan
skim santan dan air kelapa merupakan dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata
medium yang baik untuk pertumbuhan Terkecil (BNT).
jenis khamir atau ragi roti karena

26
Jurnal Reaksi (Journal of Science and Technology)
Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe
Vol. 8 No.17, Maret 2010 ISSN 1693-248X

2 KTGalat
BNT = t(v) x ........................................................(1)
r

Keterangan:
t(v) = nilai baku t pada taraf uji , derajat bebas v
KT = nilai derajat tengah
r = jumlah ulangan

Prosedur Penelitian antara krim dan skimnya. Setelah


dipisahkan, krim dicampur starter
1. Pembuatan starter
dengan perbandingan 1:2, 1:4 dan
a. Pembuatan santan
1:6.
Kelapa sebanyak 3 butir diparut
c. Penambahan starter dan fermentasi
kemudian dicampur dan diekstrak
Starter ditambahlan ke dalam 1000
dengan air pada perbandingan 1:1,5.
ml krim santan dengan
Hasil ekstraksi berupa santan.
perbandingan 1:2 (500 ml starter +
b. Pemisahan krim dan skim
1000 ml substrat), 1:4 (250 starter
Santan didiamkan selama 30 menit
+ 1000 ml substrat), 1:6 (167 ml
sehingga terpisah antara krim dan
starter + 1000 ml substrat).
skimnya. Skim hasil pemisahan
Selanjutnya dilakukan proses
dicampur dengan air kelapa dengan
fermentasi pada suhu kamar.
perbandingan volume 9:1 (Sukmadi,
d. Pemisahan minyak
2002).
Setelah fermentasi selesai, akan
c. Pembuatan starter
terlihat tiga lapisan berturut-turut
Starter dibuat dengan cara
dari atas berupa: lapisan minyak,
mencampurkan skim dan air kelapa
lapisan protein dan air. Air
(9:1) yang kemudian disterilkan
dipisahkan, campuran minyak dan
pada suhu 121oC selama 15 menit.
protein didiamkan selama beberapa
Setelah dingin ditambahkan ragi
menit, baru dilakukan pemisahan
roti sebanyak 3 g, 5 g dan 7 g,
dengan menggunakan corong
kemudian diaduk dengan
pemisah dan kertas saring.
menggunakan shaker pada suhu
ruang selama 24 jam.
Analisis Minyak Kelapa Murni
Analisis minyak kelapa murni hasil
2. Pembuatan minyak kelapa murni
penelitian dan minyak kelapa murni
a. Pembuatan santan
komersial (LA VCO), meliputi:
Kelapa diparut, dicampur dan
1. Rendemen
diekstrak dengan air pada
2. Analisis kadar air
perbandingan 1:1,5. Hasil ekstraksi
3. Analisis bilangan peroksida
berupa emulsi minyak dalam air
4. Analisis bilangan iod
yang disebut santan.
5. Analisis bilangan asam
b. Pemisahan krim dan skim
6. Persentase free fatty acid (% FFA)
Santan yang merupakan hasil
7. Uji organoleptik (warna dan
ekstraksi pertama didiamkan
penampakan)
selama 30 menit, sehingga terpisah

27
Jurnal Reaksi (Journal of Science and Technology)
Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe
Vol. 8 No.17, Maret 2010 ISSN 1693-248X

HASIL DAN PEMBAHASAN gram yaitu 15,605%. Tingginya


rendemen VCO yang dihasilkan pada
1. Rendemen kondisi ini disebabkan semakin
Rendemen dihitung untuk bertambahnya mikroba, maka
mengetahui banyaknya minyak kelapa bertambah pula mikroba yang akan
murni (VCO) yang diperoleh dari menghasilkan produk asam. Asam yang
proses fermentasi santan. Rata-rata dihasilkan oleh mikroba ragi ini akan
rendemen yang dihasilkan dari proses menurunkan pH lingkungannya
fermentasi dengan menggunakan ragi sehingga lapisan membran pada globula
roti berkisar antara 11,33 16,00 %, minyak pecah. Semakin banyak lapisan
dengan rata-rata rendemen keseluruhan membran pada lapisan globula minyak
adalah 13,63%. pecah, maka semakin banyak VCO
Hasil analisis sidik ragam yang dihasilkan (Dakimah dan
menunjukkan jumlah ragi (A) Dwidjoseputro, 1970).
berpengaruh nyata terhadap rendemen Pada kondisi jumlah ragi 3 dan
VCO, sedangkan perbandingan jumlah 7 gram dihasilkan rendemen lebih
starter dengan substrat (B) dan interaksi rendah yaitu 12,733 dan 9,0 %. Pada
keduanya (AB) berpengaruh tidak nyata konsentrasi ragi rendah, VCO yang
terhadap rendemen VCO yang dihasilkan tidak optimal, tetapi pada
dihasilkan. Hasil uji Beda Nyata saat konsentrasi ragi telah mencapai
Terkecil (BNT0,05) rendemen minyak kondisi optimum maka kinerja ragi
kelapa murni dengan pengaruh jumlah menjadi tidak efektif karena enzim
ragi dapat dilihat pada Gambar 1. telah jenuh berikatan dengan substrat
Gambar 1 menunjukkan jumlah untuk membentuk kompleks enzim
rendemen VCO tertinggi dihasilkan substrat (Lehninger, 1994).
dengan penambahan ragi sebanyak 5

Gambar 1. Pengaruh jumlah ragi roti terhadap rendemen minyak kelapa murni (VCO)

28
Jurnal Reaksi (Journal of Science and Technology)
Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe
Vol. 8 No.17, Maret 2010 ISSN 1693-248X

2. Kadar Air disebabkan karena metode pemisahan


Kadar air merupakan parameter minyak dan air yang kurang sempurna.
yang mempengaruhi tingkat ketahanan
minyak terhadap kerusakan. Menurut 3. Bilangan Peroksida
Ketaren (1986), terdapatnya sejumlah Bilangan peroksida yang diperoleh
air dalam minyak atau lemak dapat VCO yang diperoleh pada penelitian ini
mengakibatkan terjadinya reaksi berkisar antara 1,93 3,27 meq O2/g
hidrolisis. Minyak atau lemak akan sampel. Hasil analisis sidik ragam
diubah menjadi asam lemak bebas dan menunjukkan bahwa jumlah ragi roti
gliserol. Reaksi ini akan mengakibatkan (A) yang ditambahkan berpengaruh
ketengikan hidrolisis yang sangat nyata terhadap bilangan
menghasilkan flavour dan bau tengik peroksidaVCO yang dihasilkan,
pada minyak tersebut. sedangkan perbandingan starter dengan
Dalam penelitian ini, kadar air substrat (B), dan interaksi jumlah ragi
yang terkadung dalam minyak kelapa roti dan perbandingan starter dengan
murni yang dihasilkan dengan cara substrat (AB) berpengaruh tidak nyata
fermentasi berkisar antara 0,08 terhadap bilangan peroksida VCO.
0,22 %, dengan rata-rata kadar air Hasil Uji Beda Nyata Terkecil
keseluruhan adalah 0,17 %. Hasil (BNT0,05) bilangan peroksida VCO
analisis sidik ragam menunjukkan terhadap jumlah ragi dapat dilihat pada
bahwa jumlah ragi (A), perbandingan Gambar 2.
starter dengan substrat (B) dan interaksi Dari gambar 2 dapat dilihat bahwa
antara keduanya (AB) berpengaruh bilangan peroksida tertinggi diperoleh
tidak nyata terhadap kadar air VCO pada jumlah ragi sebanyak 7 g. Hal ini
yang dihasilkan. VCO dengan disebabkan oleh aktivitas mikroba pada
penambahan ragi sebesar 5 gram ragi. Dalam metabolisme, mikroba ragi
memiliki kadar air yang paling rendah tersebut mengeluarkan panas pada saat
yaitu 0,08 % dan kadar air untuk VCO bahan bakunya difermentasi. Hal ini
komersial yaitu 0,05 %. Tingginya sesuai dengan pendapat Zahri (1996)
kadar air pada perlakuan lainnya yang menyatakan bahwa selama proses
fermentasi kemungkinan terjadi reaksi

Gambar 2. Pengaruh jumlah ragi roti terhadap bilangan peroksida VCO

29
Jurnal Reaksi (Journal of Science and Technology)
Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe
Vol. 8 No.17, Maret 2010 ISSN 1693-248X

oksidasi awal baik oleh aktivitas enzim perbandingan starter dengan substrat 1 :
yang dihasilkan oleh mikroba maupun 2 yaitu sebesar 1,93 mg O2/g sampel.
dipercepat oleh cahaya serta kontak
langsung dengan oksigen sehingga 4. Bilangan Iod
minyak yang dihasilkan banyak Hasil analisis bilangan iod terhadap
mengandung peroksida. VCO yang dihasilkan berkisar antara
Bilangan peroksida terendah 0,21 0,36 g iod/100 g sampel. Rata-
diperoleh pada penambahan jumlah ragi rata bilangan iod untuk VCO hasil
sebanyak 3 g. Hal ini disebabkan penelitian adalah 0,30 g iod/100 g
karena sedikitnya jumlah ragi yang sampel. Hasil sidik ragam VCO
ditambahkan. Menurut Ketaren (1986), menunjukkan jumlah ragi roti (A)
faktor-faktor yang mempercepat berpengaruh sangat nyata, dan interaksi
oksidasi minyak nabati adalah suhu jumlah ragi roti dan perbandingan
tinggi, enzim, sinar UV dan logam- starter dengan substrat (AB)
logam berat. berpengaruh nyata, sedangkan
Jika dibandingkan dengan standar perbandingan starter dengan substrat
mutu yang ditetapkan oleh CODEX (B) berpengaruh tidak nyata terhadap
(maks 5 meq O2/g sampel dan bilangan iod VCO hasil penelitian.
berdasarkan analisis VCO komersil (2,2 Pengaruh interaksi jumlah ragi dan
meq O2/g sampel) bilangan peroksida perbandingan starter dengan substrat
VCO hasil penelitian ini masih dalam terhadap bilangan iod dapat dilihat pada
batasan standar. Bilangan peroksida Gambar 3. Bilangan iod VCO yang
terkecil diperoleh pada perlakuan dihasilkan berbeda sangat nyata untuk
dengan jumlah ragi 3 g dan setiap penambahan ragi 3 g, 5 g, dan 7 g.

Gambar 3. Pengaruh interaksi antara jumlah ragi roti dan perbandingan starter
dengan substrat terhadap bilangan iod

30
Jurnal Reaksi (Journal of Science and Technology)
Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe
Vol. 8 No.17, Maret 2010 ISSN 1693-248X

Gambar 3 menunjukkan bahwa dihasilkan lebih kecil. Jumlah starter


bilangan iod pada perlakuan jumlah berpengaruh terhadap jumlah ragi yang
ragi 3 g pada perbandingan starter ditambahkan, hal ini diduga karena
dengan substrat 1:2 berbeda nyata pengaruh interaksi perlakuan
terhadap semua perlakuan. Jumlah ragi menyebabkan keaktifan mikroba ragi
3 g pada perbandingan starter dengan yang melakukan fermentasi dalam
substrat 1:4 dan 1:6 tidak berbeda nyata keadaan optimum pertumbuhannya.
terhadap jumlah ragi 5 g pada Jumlah ragi 3 g pada perbandingan
perbandingan starter dengan substrat starter dan substrat 1 : 2 memiliki
1:4 dan 1:6. Sedangkan jumlah ragi 5 g bilangan iod paling rendah yaitu 0,21 g
pada perbandingan starter dengan iod/100 g sampel, bilangan iod VCO
substrat 1:2 tidak berbeda nyata komersil (LA VCO) yang memiliki
terhadap jumlah ragi 7 g pada bilangan iod sebesar 0,253 g iod/100 g
perbandingan starter dengan substrat sampel. Bilangan iod VCO hasil
1:4 dan 1:6. Tetapi pada jumlah ragi 7 g penelitian ini masih dalam standar
pada perbandingan starter dengan CODEX (0,2 0,5).
substrat 1:2 berbeda sangat nyata
terhadap semua perlakuan. Bilangan 5. Bilangan Asam
iod VCO yang rendah diperoleh pada Hasil analisis bilangan asam VCO
perlakuan penambahan ragi 3 g dan yang dihasilkan berkisar antara 0,42
perbandingan starter dengan substrat 0,77 ml KOH/g sampel, dengan rata-
1:2 (0,21 g iod/100 g sampel) dan rata bilangan asam 0,62 ml KOH/g
bilangan iod yang tertinggi diperoleh sampel. Hasil analisis sidik ragam
pada perlakuan penambahan ragi 7 g menunjukkan bahwa jumlah ragi (A),
pada perbandingan starter dengan dan interaksi jumlah ragi roti dan
substrat 1:2 (0,36 g iod/100 g sampel). perbandingan starter dengan substrat
Hal ini disebabkan penambahan ragi (AB) berpengaruh sangat nyata
yang sedikit kemungkinan panas yang terhadap bilangan asam VCO,

Gambar 4. Pengaruh interaksi jumlah ragi roti dan perbandingan starter dengan
substrat terhadap bilangan asam

31
Jurnal Reaksi (Journal of Science and Technology)
Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe
Vol. 8 No.17, Maret 2010 ISSN 1693-248X

sedangkan perbandingan starter dengan lemak bebas yang secara alami terdapat
substrat (B) berpengaruh tidak nyata pada minyak kelapa, dan juga tingginya
terhadap bilangan asam VCO yang kadar air dalam minyak kelapa tersebut.
dihasilkan. Pengaruh interaksi jumlah Asam lemak bebas dihasilkan
ragi roti dan perbandingan starter melalui reaksi hidrolisis yang dapat
dengan substrat terhadap bilangan asam disebabkan oleh sejumlah air, enzim
dapat dilihat pada Gambar 4. ataupun aktivitas mikroorganisme.
Gambar 4 menunjukkan bahwa Semakin tinggi kadar air dalam minyak
bilangan asam VCO hasil fermentasi kemungkinan besar kadar asam lemak
terendah diperoleh pada VCO dengan bebasnya tinggi. Bilangan asam pada
perlakuan jumlah ragi sebanyak 3 g VCO komersil yaitu 0,54 ml KOH/g
pada perbandingan starter dengan sampel. Bilangan asam VCO yang
substrat 1:2 yaitu 0,42 ml KOH/g diperoleh untuk semua perlakuan masih
sampel. Hal ini disebabkan oleh dalam standar CODEX (13).
penurunan aktivitas mikroba yang pada
kondisi ini sebagai mikroba dalam 6. Persen FFA (Asam Lemak Bebas)
keadaan tidak/belum aktif. FFA dari minyak VCO yang
Winarno (1982) menyatakan dihasilkan berkisar antara 0,15 0,26%,
bahwa dengan jumlah mikroba yang dengan rata-rata 0,23%. Hasil analisis
sedikit di dalam media fermentasi sidik ragam menunjukkan bahwa
menyebabkan keaktifan mikroba jumlah ragi (A) dan interaksi jumlah
menurun. Tingginya bilangan asam ragi roti dan perbandingan starter
diperoleh pada VCO dengan jumlah dengan substrat (AB) berpengaruh
ragi 7 g pada perbandingan starter sangat nyata terhadap FFA, sedangkan
dengan substrat 1 : 2 yaitu 0,77 perbandingan jumlah starter dengan
ml/KOH g sampel. Hal ini berkaitan substrat (B) berpengaruh tidak nyata
dengan tingginya kandungan asam terhadap FFA VCO yang dihasilkan.

Gambar 5. Pengaruh interaksi antara jumlah ragi roti dan perbandingan starter
dengan substrat terhadap persen FFA

32
Jurnal Reaksi (Journal of Science and Technology)
Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe
Vol. 8 No.17, Maret 2010 ISSN 1693-248X

Pengaruh interaksi antara DAFTAR PUSTAKA


jumlah ragi roti dan perbandingan Purwanto. 1999. Pemanfaatan Proses
starter dengan substrat dapat dilihat Fermentasi Dalam Upaya
pada Gambar 5. Gambar 5 Peningkatan Produktivitas
menunjukkan bahwa perlakuan jumlah Pembuatan Minyak Kelapa. Jurnal
ragi 3 g pada perbandingan starter Makanan Tradisional Indonesia.
dengan substrat 1 : 2 menghasilkan Volume 2. No. 2 Juli 2000.
FFA paling rendah yaitu 0,15%. FFA
Surabaya. Hal.35-42.
untuk VCO komersil 0,21% dan FFA Rindengan, B dan H. Novarianto. 2005.
yang ditetapkan oleh standar CODEX Pembuatan dan Pemanfaatan
0,5%. Asam lemak bebas terbentuk Minyak Kelapa Murni. Penebar
dari hidrolisis dan oksidasi minyak. Swadaya, Jakarta.
Proses hidrolisis terjadi karena adanya Sugandi, E. Dan Sugiarto. 1994.
sejumlah air dalam minyak. Menurut Rancangan Percobaan, Teori dan
Ketaren (1986), asam lemak bebas yang Aplikasi. Andi Offset, Yogyakarta.
disebabkan oleh proses oksidasi terjadi Sukartin, J.K dan M. Sitanggang. 2005.
karena minyak mengalami kontak Gempur Penyakit dengan VCO. PT.
langsung dengan oksigen. Agromedia Pustaka, Jakarta.
Sukmadi, B. 1987. Pengaruh Lama
KESIMPULAN Fermentasi, Pengenceran dan
Dihasilkan rata-rata rendemen VCO Jenis Inokulum terhadap Jumlah
yaitu 13,635%, kadar air 0,173%, Minyak Kelapa. Thesis. Fakultas
bilangan peroksida 2,444 meq O2/g Biologi Universitas Jenderal
sampel, bilangan iod 0,30 g iod/100 Soedirman, Purwokerto.
g sampel, bilangan asam 0,62 ml Sukmadi, B dan N.B Nugroho. 2002.
KOH/g sampel, dan FFA 0,22%. Kajian Pembuatan Inokulum pada
Perlakuan yang memberikan Produksi Minyak Kelapa secara
rendemen tertinggi terdapat pada Fermentasi. Jurnal Biosains dan
jumlah ragi 5 g dan perbandingan Bioteknologi Indonesia. Vol. 2.
starter dengan substrat 1 : 2. Hal. 12-17.
Sedangkan analisis VCO terbaik Syah, A.N.A. 2005. Virgin Coconut Oil
terdapat pada perlakuan jumlah ragi Minyak Penakluk Aneka Penyakit.
3 g dan perbandingan starter dengan Agromedia Pustaka, Jakarta.
substrat 1 : 2, dan analisis untuk
semua perlakuan masuk ke dalam
standar CODEX.

UCAPAN TERIMA KASIH


Ucapan terima kasih kepada saudari
Furi Wulandari, mahasiswa Teknologi
Hasil Pertanian Universitas Syiah
Kuala yang telah membantu
terlaksananya penelitian ini.

33

Anda mungkin juga menyukai