Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN AKHIR

FEASIBILITY STUDY PEMBENTUKAN TRADING HOUSE IKM UNGGULAN PROVINSI KEPRI

Bab 5
Kesimpulan
Bab ini berisi kesimpulan pembentukan
Trading House IKM Unggulan di wilayah
Provinsi Kepulauan Riau.

Beberapa kesimpulan dari yang bisa ditarik dari kajian ini adalah sebagai berikut :

1. Dari aspek kelayakan kebijakan dan hukum, Trading House merupakan


impelementasi dari Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, Perpres No.2 Tahun 2015 Tentang RPJMN
2015-2019, dan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1999
Tentang Pemberdayaan Usaha Menengah Presiden Republik Indonesia. Dimana
implementasi kebijakannya adalah integrasi fasilitasi pemasaran dan sistem
distribusi baik domestik maupun ekspor yang didukung pengembangan trading
house untuk produk-produk UMKM dan Koperasi. Dengan sasaran meningkatnya
peran dalam pengembangan pemasaran terpadu KUKM (Trading House) sebagai
upaya mendukung pemasaran dan promosi produk dalam negeri secara terpadu.

2. Dari aspek kelayakan lokasi, Kota Batam merupakan lokasi yang optimal
membangun trading house dibandingkan dengan kota lain dan kabupaten di wilayah
Kepulauan Riau.

3. Dari aspek kelembagaan, alternatif bentuk Trading House yang diusulkan untuk
jangka pendek-menengah: BUMD, sedangkan untuk jangka panjang adalah swasta.
Model operasional Trading House sudah berhasil dibangun dengan 5 peran utama
Trading House yaitu fasilitasi pemberdayaan UKM, pengembangan produk,
koordinasi produksi, networking dan pemasaran.

4. Dari aspek kelayakan produk, prioritas produk yang dapat di-trading house-kan
antara lain adalah :
Perhiasan dan aksesoris;
Furniture;
Makanan olahan;

Halaman | V - 1
LAPORAN AKHIR
FEASIBILITY STUDY PEMBENTUKAN TRADING HOUSE IKM UNGGULAN PROVINSI KEPRI

Produk tekstil dan garmen;


Minyak atsiri (produk spa aromaterapi);
Sandal, sepatu, tas, dompet, kerajinan lain dari batik dan kulit;
Olahan rumput laut;
Olahan jambu mete, kopi, cokelat dan jahe;
Produk turunan kelapa, seperti VCO dan sabut kelapa;
Kerajinan gerabah, keramik, logam dan produk dekoratif lainnya.

Produk unggulan IKM Provinsi Kepulauan Riau saat ini lebih didominasi oleh jenis
produk pangan.

5. Dari aspek kelayakan bangunan, perlu memperhatikan :


Persyaratan tata bangunan dan lingkungan, yaitu :
Peruntukan lokasi harus diselenggarakan sesuai dengan peruntukan lokasi
yang diatur dalam RTRW Kabupaten/Kota dan/atau RTBL yang bersangkutan.
Ketentuan besarnya koefisien dasar bangunan mengikuti ketentuan yang
diatur dalam peraturan daerah setempat tentang bangunan gedung untuk
lokasi yang bersangkutan.
Ketentuan besarnya koefisien lantai bangunan mengikuti ketentuan yang
diatur dalam peraturan daerah setempat tentang bangunan gedung untuk
lokasi yang bersangkutan.
Ketinggian bangunan gedung, sepanjang tidak bertentangan dengan
peraturan daerah setempat tentang ketinggian maksimum bangunan pada
lokasi, maksimum adalah 8 lantai.
Ketinggian langit-langit bangunan gedung kantor minimum adalah 2,80 meter
dihitung dari permukaan lantai.
Sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan daerah setempat tentang
bangunan gedung, maka jarak antar blok/massa bangunan harus
mempertimbangkan hal-hal seperti:
Keselamatan terhadap bahaya kebakaran;
Kesehatan termasuk sirkulasi udara dan pencahayaan;
Kenyamanan;
Keselarasan dan keseimbangan dengan lingkungan.

Untuk bangunan gedung yang mempunyai KDB kurang dari 40%, harus
mempunyai KDH minimum sebesar 15%.
Ketentuan besarnya garis sempadan, baik garis sempadan bangunan
maupun garis sempadan pagar harus mengikuti ketentuan yang diatur dalam

Halaman | V - 2
LAPORAN AKHIR
FEASIBILITY STUDY PEMBENTUKAN TRADING HOUSE IKM UNGGULAN PROVINSI KEPRI

RTBL, peraturan daerah tentang bangunan gedung, atau peraturan daerah


tentang garis sempadan bangunan untuk lokasi yang bersangkutan.
Wujud arsitektur bangunan gedung harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
mencerminkan fungsi sebagai bangunan gedung;
seimbang, serasi, dan selaras dengan lingkungannya;
indah namun tidak berlebihan;
efisien dalam penggunaan sumber daya baik dalam pemanfaatan
maupun dalam pemeliharaannya;
mempertimbangkan nilai sosial budaya setempat dalam menerapkan
perkembangan arsitektur dan rekayasa; dan
mempertimbangkan kaidah pelestarian bangunan baik dari segi
sejarah maupun langgam arsitekturnya.

Kelengkapan Sarana dan Prasarana Bangunan


Sarana parkir kendaraan;
Sarana untuk penyandang cacat dan lansia;
Sarana penyediaan air minum;
Sarana drainase, limbah, dan sampah;
Sarana ruang terbuka hijau;
Sarana hidran kebakaran halaman;
Sarana pencahayaan halaman;
Sarana jalan masuk dan keluar;
Penyediaan fasilitas ruang ibadah, ruang ganti, toilet, dan fasilitas
komunikasi dan informasi.

Persyaratan Utilitas bangunan

Utilitas yang berada di dalam dan di luar bangunan gedung harus memenuhi SNI
yang dipersyaratkan.

6. Hasil Studi Banding


Trading House dapat berdiri dibawah bidang pemasaran seksi Trading House di
dinas terkait.
Lokasi trading house dapat memanfaatkan gedung yang sudah ada.
Trading house dikelola oleh pihak ketiga atau swasta.
Organisasi Trading House meliputi :
Departemen Pemasaran
Internasional
Nasional
Regional

Departemen E-Comerce
Departemen Logistik
Departemen Layanan Offline

Halaman | V - 3
LAPORAN AKHIR
FEASIBILITY STUDY PEMBENTUKAN TRADING HOUSE IKM UNGGULAN PROVINSI KEPRI

Halaman | V - 4

Anda mungkin juga menyukai