Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG

Indonesia memiliki sumberdaya panas bumi terbesar di dunia, dengan


hampir 40 persen sumberdaya global yang sudah diketahui. Diperkirakan
Indonesia memiliki potensi listrik sebesar 27.000 Megawatt, hampir setara dengan
total pasokan listrik nasional saat ini. Cepatnya pertumbuhan ekonomi membuat
kebutuhan listrik naik pesat, sehingga meningkatkan penggunaan panas bumi
menjadi hal yang penting. Karena itu, pemerintah Indonesia menjadikan
pengembangan energi panas bumi sebagai prioritas. Sektor energi Indonesia
masih mengalami kesulitan memenuhi kebutuhan listrik akibat pertumbuhan
ekonomi yang pesat. Sebagai akibatnya, pemadaman sering terjadi yang
berdampak buruk bagi ekonomi dan konsumen.

Melihat kebutuhan listrik harus cepat dipenuhi, pada tahun 2006


pemerintah Indonesia mulai menjalankan Proyek Listrik 10.000 Megawatt.
Sejumlah pembangkit listrik baru dibangun di berbagai wilayah menggunakan
batu bara yang murah dan banyak tersedia. Pembangkit ini menggantikan
pembangkit listrik bertenaga minyak bumi atau solar sehingga meningkatkan
jumlah listrik dengan harga yang lebih terjangkau.

Namun, proyek listrik 10.000 MW membawa masalah baru. Pembangkit


batu bara memperparah kondisi lingkungan hidup lokal dan global, juga semakin
membuat Indonesia tergantung pada bahan bakar fosil. Saat ini lebih dari 80
persen listrik bersumber dari bahan bakar fosil.

Agar lebih ramah lingkungan, pemerintah meluncurkan proyek listrik


10.000 MW kedua pada tahun 2008 yang didominasi energi terbarukan 4.000
MW yang berasal dari panas bumi. Diharapkan proyek ini akan meningkatkan
penggunaan energi terbarukan Indonesia secara signifikan. Proyek ini juga akan

1
PANAS BUMI KAMOJANG
meningkatkan penggunaan panas bumi global, yang saat ini berjumlah 10.000
MW, naik sebanyak 40 persen.

Saat ini panas bumi merupakan satu-satunya teknologi yang mampu


menggantikan batu bara untuk menghasilkan listrik. Manfaat energi panas bumi
adalah: selalu tersedia sehingga cocok sebagai pengganti batu bara, meningkatkan
ketahanan energi karena panas bumi merupakan energi yang tersedia secara lokal
dan tidak bisa diekspor dan tidak terpengaruh oleh fluktuasi harga bahan bakar
fosil (minyak bumi atau batubara).

Penelitian eksplorasi untuk mengetahui potensi sumber panas bumi


merupakan tahapan yang sangat menentukan dalam rangka tindak lanjut
eksplorasi. Untuk mengetahui sistem panas bumi dan kelaikan tindak lanjut
eksplorasi dilakukan dengan berbagai disiplin ilmu seperti geologi, geofisika, dan
geokimia menjadi satu kesatuan dan saling mendukung dalam penelitian tersebut.

Lapangan panasbumi Kamojang, dengan sumurnya bernama KMJ-3, yang


pernah menghasilkan uap pada tahun 1926, merupakan tonggak pemboran
eksplorasi panasbumi pertama oleh Pemerintah kolonial Belanda. Sampai
sekarang, KMJ-3 masih menghasilkan uap alam kering dengan suhu 140C dan
tekanan 2,5 atmosfer (atm).Sampai tahun 1928 telah dilakukan lima pemboran
eksplorasi panasbumi, tetapi yang berhasil mengeluarkan uap ya itu tadi
hanya sumur KMJ-3 dengan kedalaman 66 meter. Sampai saat ini KMJ-3 masih
menghasilkan uap alam kering dengan suhu 1400 C dan tekanan 2,5 atmosfer

I.2. RUMUSAN MASALAH

1. Membahas masalah pengertian geothermal


2. Membahas masalah sejarah perkembangan geothermal di Indonesia
tepatnya di daerah Kamojang Jawa Barat
3. Membahas kondisi geologi di daerah Kamojang Jawa Barat
4. Membahas sistem panas bumi di Kamojang Jawa Barat
5. Membahas manifestasi sistem panas bumi di Kamojang Jawa Barat

2
PANAS BUMI KAMOJANG
I.3. TUJUAN

1. Mengetahui pengertian geothermal


2. Mengetahui sejarah perkembangan geothermal di Indonesia tepatnya di
daerah Kamojang Jawa Barat
3. Mengetahui kondisi geologi di daerah Kamojang Jawa Barat
4. Mengetahui sistem panas bumi di Kamojang Jawa Barat
5. Mengetahui manifestasi sistem panas bumi di Kamojang Jawa Barat

3
PANAS BUMI KAMOJANG
BAB II
LANDASAN TEORI

II.1. DASAR TEORI

II.1.1. PENGERTIAN GEOTHERMAL

Sistem panas bumi (geothermal system) secara umum dapat diartikan


sebagai sistem penghantaran panas di dalam mantel atas dan kerak bumi dimana
panas dihantarkan dari suatu sumber panas (heat source) menuju suatu tempat
penampungan panas (heat sink). Dalam hal ini, panas merambat dari dalam bumi
(heat source) menuju permukaan bumi (heat sink).

Proses penghantaran panas pada sistem panas bumi melibatkan fluida


termal yang bisa berupa batuan yang meleleh, gas, uap, air panas, dan lain-lain.
Dalam perjalanannya, fluida termal yang berupa uap dan atau air panas dapat
tersimpan dalam suatu formasi batuan yang berada diantara sumber panas dan
daerah tampungan panas. Formasi batuan ini selanjutnya dikatakan sebagai
reservoir.

gambar. Sistem Geothermal

4
PANAS BUMI KAMOJANG
Sistem panas bumi yang terpengaruh kuat oleh adanya uap dan atau air
panas dikatakan sebagai sistem hydrothermal. Sistem ini sering berasosiasi
dengan pusat vulkanisme atau gunung api di sekitarnya. Jika fluida magmatik dari
gunung api lebih mendominasi sistem hidrotermal, maka dikatakan sebagai sistem
vulkanik hidrotermal (volcanic hydrothermal system). Sistem panas bumi dapat
berada pada daerah bermorfologi datar (flat terrain) dan dapat pula berada pada
daerah bermorfologi curam (step terrain). Di Indonesia, sistem panas bumi yang
umum ditemukan adalah sistem hidrotermal yang berasosiasi dengan pusat
vulkanisme pada daerah bermorfologi step terrain.

Selain sistem hidrotermal, terdapat pula jenis lain dari sistem panas bumi,
seperti: hot dry rock system, geopressured system, heat sweep system.

II.1.2. SISTEM RESERVOIR PANAS BUMI

Sistem reservoir panasbumi secara umum terdiri dari empat bagian utama, yaitu
sumber panas alami (hot rock), suplai air yang cukup, reservoir dan batuan
penutup (cap rock).

1. Sumber Panas Alami (Hot Rock)

Sumber panas suatu daerah panasbumi adalah intrusi magma ke dalam


kerak bumi yang memiliki temperatur 600 - 9000 C pada kedalaman sekitar 7 15
km dari permukaan bumi. Panas dari intrusi magma ini dihantarkan secara
konduktif oleh batuan menuju akuifer, untuk selanjutnya dihantarkan secara
konvektif oleh fluida dalam akuifer. Karena itu, daerah panasbumi umumnya
berlokasi disekitar daerah vulkanis (gunung berapi). Di Indonesia, daerah
produktif maupun potensial panasbumi terletak disepanjang zona subduksi dan
gunung berapi.

2. Suplai Air (Fluida)

Pada awalnya, para ahli geologi menduga bahwa sumber air (fluida)
panasbumi berasal dari air magmatik, yaitu air yang dilepaskan dari magma cair

5
PANAS BUMI KAMOJANG
ketika tekanannya berkurang. Namun dengan ditentukannya aplikasi teknik isotop
alam dalam panasbumi telah membuktikan bahwa sumber fluida tersebut adalah
air meteorik (air hujan), hanya sebagian kecil daerah panasbumi yang sumber
fluidanya berasal dari air magmatik. Air meteorik tersebut masuk ke dalam
reservoir melalui patahan dan dipanasi oleh batuan melalui proses konduktif dan
konvektif. Jika suatu reservoir panasbumi dieksploitasi, maka ketersediaan suplai
air harus diperhatikan agar produksidapat berkelamjutan.

3. Reservoir Panasbumi

Akuifer adalah suatu formasi geologis yang dapat menyimpan air. Batuan
permeabel merupakan media yang baik untuk menyimpan air. Reservoir
panasbumi berupa akuifer dengan batuan permeabel yang berbeda-beda. Sistem
reservoir dengan sifat permeabilitas yang tinggi akan menghasilkan uap dari
sumur yang dapat memproduksi paling sedikit 20 ton/jam, bahkan beberapa
sumur panasbumi dapat memproduksi uap hingga ratusan ton/jam. Contoh
berbagai jenis batuan reservoir yang dapat menghasilkan produksi uap yang baik
antara lain batuan greywackei pada lapangan Geyser (Amerika Serikat), batuan
karbonat pada Larderello (Italia), ignimbritte pada Wairakei (Selandia Baru) dan
tufa vulkanik pada Cerro Prieto (Meksiko).

4. Batuan Penutup

Batuan penutup merupakan batuan dengan permeabilitas yang rendah yang


menyebabkan fluida tidak dapat menembusnya, kecuali melalui patahan yang ada.
Contoh jenis batuan penutup pada berbagai lapangan panasbumi seperti formasi
flysc di Larderello, formasi lucustrine huka di Wairakei dan deltaic clay di Cerro
Prieto. Secara singkat sirkulasi fluida dalam sistem panasbumi dapat dijelaskan
sebagai berikut. Air hujan yang memiliki temperatur relatif rendah dan densitas
relatif tinggi masuk ke dalam bumi melalui patahan-patahan dan mencapai akuifer
yang berupa batuan permeabel, dimana dalam akuifer tersebut fluida menerima
transfer panas yang berasal dari intrusi magma secara konduktif. Air yang panas
atau dapat juga berupa uap memiliki densitas yang lebih rendah sehingga bergerak
ke atas melalui patahan yang terdapat dalam batuan penutup dengan permeabilitas

6
PANAS BUMI KAMOJANG
rendah, mengalir menuju permukaan bumi dan keluar berupa manifestasi
panasbumi seperti fumarol, heated pool dan mata air panas.

II.2. PROSPEK GEOTHERMAL DI INDONESIA

Terjadinya sumber energi panasbumi di Indonesia serta karakteristiknya


dijelaskan oleh Budihardi (1998) sebagaiberikut. Ada tiga lempengan yang
berinteraksi di Indonesia, yaitu lempeng Pasifik, lempeng IndiaAustralia dan
lempeng Eurasia. Tumbukan yang terjadi antara ketiga lempeng tektonik tersebut
telah memberikan peranan yang sangat penting bagi terbentuknya sumber energy
panas bumi di Indonesia.

gambar. Peta tataan tektonik Indonesia

Tumbukan antara lempeng IndiaAustralia di sebelah selatan dan lempeng


Eurasia di sebelah utara mengasilkan zona penunjaman (subduksi) di kedalaman
160 210 km di bawah Pulau Jawa Nusatenggara dan di kedalaman sekitar 100
km (Rocks et. al, 1982) di bawah Pulau Sumatera. Hal ini menyebabkan proses
magmatisasi di bawah Pulau Sumatera lebih dangkal dibandingkan dengan di
bawah Pulau Jawa atau Nusatenggara. Karena perbedaan kedalaman jenis magma

7
PANAS BUMI KAMOJANG
yang dihasilkannya berbeda. Pada kedalaman yang lebih besar jenis magma yang
dihasilkan akan lebih bersifat basa dan lebih cair dengan kandungan gas magmatic
yang lebih tinggi sehingga menghasilkan erupsi gunung api yang lebih kuat yang
pada akhirnya akan menghasilkan endapan vulkanik yang lebih tebal dan
terhampar luas. Oleh karena itu, reservoir panas bumi di Pulau Jawa umumnya
lebih dalam dan menempati batuan volkanik, sedangkan reservoir panas bumi di
Sumatera terdapat di dalam batuan sedimen dan ditemukan pada kedalaman yang
lebih dangkal. Sistim panas bumi di Pulau Sumatera umumnya berkaitan dengan
kegiatan gunung api andesitisriolitis yang disebabkan oleh sumber magma yang
bersifat lebih asam dan lebih kental, sedangkan di Pulau Jawa, Nusatenggara dan
Sulawesi umumnya berasosiasi dengan kegiatan vulkanik bersifat
andesitisbasaltis dengan sumber magma yang lebih cair. Karakteristik geologi
untuk daerah panas bumi di ujung utara Pulau Sulawesi memperlihatkan
kesamaan karakteristik dengan di Pulau Jawa.

gambar. Proses lempeng tektonik

Akibat dari sistim penunjaman yang berbeda, tekanan atau kompresi yang
dihasilkan oleh tumbukan miring (oblique) antara lempeng IndiaAustralia dan
lempeng Eurasia menghasilkan sesar regional yang memanjang sepanjang Pulau

8
PANAS BUMI KAMOJANG
Sumatera yang merupakan sarana bagi kemunculan sumbersumber panas bumi
yang berkaitan dengan gununggunung api muda. Lebih lanjut dapat disimpulkan
bahwa sistim panas bumi di Pulau Sumatera umumnya lebih dikontrol oleh sistim
patahan regional yang terkait dengan sistim sesar Sumatera, sedangkan di Jawa
sampai Sulawesi, sistim panas buminya lebih dikontrol oleh sistim pensesaran
yang bersifat lokal dan oleh sistim depresi kaldera yang terbentuk karena
pemindahan masa batuan bawah permukaan pada saat letusan gunung api yang
intensif dan ekstensif. Reservoir panas bumi di Sumatera umumnya menempati
batuan sedimen yang telah mengalami beberapa kali deformasi tektonik atau
pensesaran setidaktidaknya sejak Tersier sampai Resen. Hal ini menyebabkan
terbentuknya porositas atau permeabilitas sekunder pada batuan sedimen yang
dominan yang pada akhirnya menghasilkan permeabilitas reservoir panas bumi
yang besar, lebih besar dibandingkan dengan permeabilitas reservoir pada
lapanganlapangan panas bumi di Pulau Jawa ataupun di Sulawesi.

Sistim panas bumi di Indonesia umumnya merupakan sistim hidrothermal


yang mempunyai temperatur tinggi (>225oC), hanya beberapa diantaranya yang
mempunyai temperature sedang (150225oC). Pada dasarnya sistim panas bumi
jenis hidrothermal terbentuk sebagai hasil perpindahan panas dari suatu sumber
panas ke sekelilingnya yang terjadi secara konduksi dan secara konveksi.
Perpindahan panas secara konduksi terjadi melalui batuan, sedangkan perpindahan
panas secara konveksi terjadi karena adanya kontak antara air dengan suatu
sumber panas. Perpindahan panas secara konveksi pada dasarnya terjadi karena
gaya apung (bouyancy). Air karena gaya gravitasi selalu mempunyai
kecenderungan untuk bergerak kebawah, akan tetapi apabila air tersebut kontak
dengan suatu sumber panas maka akan terjadi perpindahan panas sehingga
temperatur air menjadi lebih tinggi dan air menjadi lebih ringan. Keadaan ini
menyebabkan air yang lebih panas bergerak ke atas dan air yang lebih dingin
bergerak turun ke bawah, sehingga terjadi sirkulasi air atau arus konveksi.

9
PANAS BUMI KAMOJANG
gambar. Sistem hidrothermal

Adanya suatu sistim hidrothermal di bawah permukaan sering kali


ditunjukkan oleh adanya manifestasi panasbumi di permukaan (geothermal
surface manifestation), seperti mata air panas, kubangan lumpur panas (mud
pools), geyser dan manifestasi panasbumi lainnya, dimana beberapa diantaranya,
yaitu mata air panas, kolam air panas sering dimanfaatkan oleh masyarakat
setempat untuk mandi, berendam, mencuci, masak dll. Manifestasi panasbumi di
permukaan diperkirakan terjadi karena adanya perambatan panas dari bawah
permukaan atau karena adanya rekahanrekahan yang memungkinkan fluida
panasbumi (uap dan air panas) mengalir ke permukaan.

Berdasarkan pada jenis fluida produksi dan jenis kandungan fluida


utamanya, sistim hidrotermal dibedakan menjadi dua, yaitu sistim satu fasa atau
sistim dua fasa. Sistim dua fasa dapat merupakan sistem dominasi air atau sistem
dominasi uap. Sistim dominasi uap merupakan sistim yang sangat jarang dijumpai
dimana reservoir panas buminya mempunyai kandungan fasa uap yang lebih
dominan dibandingkan dengan fasa airnya. Rekahan umumnya terisi oleh uap dan
poripori batuan masih menyimpan air. Reservoir air panasnya umumnya terletak
jauh di kedalaman di bawah reservoir dominasi uapnya. Sistim dominasi air
merupakan sistim panas bumi yang umum terdapat di dunia dimana reservoirnya
mempunyai kandungan air yang sangat dominan walaupun boiling sering terjadi

10
PANAS BUMI KAMOJANG
pada bagian atas reservoir membentuk lapisan penudung uap yang mempunyai
temperatur dan tekanan tinggi.

gambar. Contoh lapangan panas bumi

Dibandingkan dengan temperatur reservoir minyak, temperatur reservoir


panasbumi relatif sangat tinggi, bisa mencapai 3500C. Berdasarkan pada besarnya
temperatur, Hochstein (1990) membedakan sistim panasbumi menjadi tiga, yaitu:

1. Sistim panasbumi bertemperatur rendah, yaitu suatu sistim yang reservoirnya


mengandung fluida dengan temperatur lebih kecil dari 1250C.

2. Sistim/reservoir bertemperatur sedang, yaitu suatu sistim yang reservoirnya


mengandung fluida bertemperatur antara 1250C dan 2250C.

3. Sistim/reservoir bertemperatur tinggi, yaitu suatu sistim yang reservoirnya


mengandung fluida bertemperatur diatas 2250C.

11
PANAS BUMI KAMOJANG
BAB III
PEMBAHASAN

III.1. DAERAH PENELITIAN

Area panasbumi Kamojang terletak 40 Km dari Kota Bandung ke arah


Tenggara, didalam wilayah pemerintahan Kabupaten Bandung dan Garut. Area
panasbumi Kamojang meliputi luas kurang lebih sebesar 31,68 km2 dan luas
daerah prospek sekitar 21 Km2. Secara geografis daerah ini berada pada posisi 7
8' 2" LS - 107 48' 0,01 BT dengan ketinggian sekitar 1500 m di atas muka air
laut. Kamojang beriklim sejuk, dengan suhu 150 - 200C dengan curah hujan
setiap tahunnya mencapai 2885 mm.

Gambar . Lokasi area panasbumi Kamojang, Jawa Barat Indonesia

12
PANAS BUMI KAMOJANG
III.2. GEOLOGI REGIONAL

III.2.1.FISIOGRAFI

Secara fisiografi, bagian utara Lembar ini termasuk ke dalam zona


Bandung yang gunungapi Kuarter, dan bagian selatan termasuk ke dalam zona
Pegunungan Selatan Jawa Barat bagian tengah (Bemmelen, 1949). Dan Kamojang
sendiri masuk di zona Bandung

III.2.2. MORFOLOGI

Secara morfologi, daerah ini dapat dibagi menjadi 4 satuan, yakni Kerucut
Gunungapi, Perbukitan Bertimbulan Kasar, Pebukitan menggelombang dan
Pedataran.

Kerucut gunungapi menempati bagian utara dan tengah Lembar, yang


tersusun oleh batuan gunungapi Kuarter. Puncak-puncaknya antara lain G.
Malabar (2321 m), G. Papandayan (2622 m), G. Cikuray (2820 m) dan G.Kracak
(1838 m). Pada tubuh gunungapi tersebut, sungai-sungai umumnya menampakkan
pola aliran memencar yang sebagian mengalir kea rah utara sebagai hulu sungai S.
Cisangkuy, S. Citarum, dan S. Cimanuk; dan sebagian ke arah selatan sebagai
hulu sungai S. Ciwulan, S. Cihideung, S. Cikandang, dan S. Cilaki. Daerah ini
merupakan pegunungan pemisah air dari sungai-sungai yang mengalir ke arah
berlawanan tersebut.

Pebukitan Bertimbulan Kasar menempati daerah sebelah selatan daerah


Kerucut Gunungapi, merupakan bagian dari pegunungan Selatan. Satuan ini
tersusun terutam oleh batuan gunungapi berumur Tersier Akhir (Pliosen) hingga
Kuarter Tua. Puncak-puncaknya antara lain G. Sorok (1416m), G. Sembung (1230
m), G. Puncakgede (1801 m), G. Mandalagiri (1813 m) dan G. Cupu (1457 m).
Didaerah ini, sungai-sungai mengalir dengan pola meranting (dendritic) dengan
aliran yang cukup deras. Lembah-lembahnya sempit berbentuk huruf V dengan
tebing agak terjal dan banyak jeram. Permukaan yang bertimbulan kasar
menunjukkan tingkat erosi lebih dewasa dari pada di daerah Kerucut Gunungapi.

13
PANAS BUMI KAMOJANG
Pebukitan menggelombang menempati daerah selatan Lembar yang
dibentuk oleh batuan-batuan sediment berumur Tersier. Bukit-bukit umumnya
rendah dengan lereng yag tidak terjal. Sungai-sungainya mengalir ke selatan
dengan pola agak sejajar. Daerah pebukitan tersebut terletak pada ketinggian
kurang dari 1000 m di atas permukaan laut.

Daerah Pedataran menempati daerah sempit terutama di daerah pantai


selatan dan di antara Kerucut Gunungapi di bagian tengah daerah penelitian.
Sebarannya yang agak luas terdapat di bagian utara daerah penelitian yakni antara
sungai Citarum dan sungai Cisangkuy. Satuan pedataran tersusun sebagian oleh
endapan pantai dan sungai, sebagian lagi oleh endapan rempah lepas gunungapi
muda.

Gambar 2. Kenampakan morfologi lapangan Kamojang

III.2.3. STRUKTUR GEOLOGI

Struktur geologi yang terdapat di daerah ini adalah lipatan, sesar dan
kekar. Lipatan yang terjadi mempunyai arah sumbu barat-barat laut-timur
tenggara pada Formasi Bentang dan utara barat lautselatan tenggara pada
Formasi Jampang. Perbedaan arah sumbu tersebut disebabkan oleh perbedaan
tahapan dan intensitas tektonika pada kedua satuan batuan tersebut. Sesar yang

14
PANAS BUMI KAMOJANG
dijumpai adalah sesar normal dan sesar geser. Sesar normal yang utama
merupakan bagian unsur pembentukkan depresi (Zona Bandung) yang dicirikan
sebagai sesar Pegunungan Selatan, berarah barat-timur. Arah jurus sesar geser
umumnya baratdaya-timurlaut, beberapa ada yang hampir barat-timur dan
baratlauttenggara. Sesar-sesar itu melibatkan satuan batuan Tersier dan Kuarter,
sehingga dapat ditafsirkan sebagai sesar yang muda. Melihat pola arahnya
diperkirakan gaya tektonika berasal dari selatan ke utara yang diduga telah
berlangsung sejak Oligosen Akhir Miosen Awal. Dengan demikian dapat diduga
bahwa mungkin sebagian dari sesar tersebut merupakan penggiatan sesar lama.
Sesar yang berkembang dalam Kuarter umumnya sebagai pengontrol tumbuhnya
gunungapi muda, terutama sistem sesar berarah baratdaya-timurlaut yang
memotong bagian tengah daerah ini. Pada jajaran gunungapi tersebut, dua
gunungapi di antaranya masih giat yaitu G. Papandayan (2622 m) dan G. Guntur
(2249 m).

Kekar terjadi terutama pada batuan yang berumur tua, antara lain pada
Formasi Jampang dan terobosan diorit kuarsa, pada batuan gunungapi Neogen
seperti Formasi Beser dan Batuan Gunungapi Plio-Plistosen.

Seperti halnya di daerah lain pada bagian selatan P. Jawa, tektonika daerah
ini pada Zaman Tersier sangat dipengaruhi oleh penunjaman Lempeng Samudra
Hindia ke bawah Lempeng Asia Tenggara.

Penunjaman yang terjadi pada Oligosen Akhir-Miosen Awal/Tengah


menghasilkan kegiatan gunungapi yang bersusun andesit yang diikuti dengan
sedimentasi karbonat pada laut dangkal. Di beberapa tempat, seperti di Lembar
Pangandaran, sedimentasi berlangsung pada lereng bawah laut (submarine slope).
Kegiatan magmatik waktu itu diakhiri dengan penerobosan diorit kuarsa pada
akhir Miosen Tengah yang mengakibatkan pempropilitan pada Formasi Jampang
di beberapa tempat dan menghasilkan pemineralan yang penting. Setelah terjadi
perlipatan, pengangkatan dan erosi, terjadi sedimentasi Formasi Bentang di bagian
selatan Lembar dan kegiatan gunungapi di utara pada Miosen Akhir-Pliosen
Awal. Setelah perlipatan, pengangkatan dan erosi, terjadi kegiatan magmatik yang

15
PANAS BUMI KAMOJANG
menghasilkan ke-gunungapian dan diakhiri oleh penerobosan retas-retas andesit
pada Pliosen.

Pada Plio-Plistosen kegiatan gunungapi kembali terjadi disusul oleh


serangkaian kegiatan Kuarter Awal hingga sekarang di bagian tengah dan utara
Lembar yang tersebar pada lajur barat-timur.

III.2.4. STRATIGRAFI REGIONAL

Daerah peneitian yang termasuk kedalam area panasbumi Kamojang secara


fisiografis berada pada kelompoj Garut yang terdiri dari endapan vulkanik
berumur kuarter. Secara regional, tatanan stratigrafi daerah penelitian mengacu
pada peta geologi lembar garut, Pameungpeuk dan Jawa oleh Alzwar, dkk. Tahun
1922. Perincian urutan dari tua ke muda bervariasi litologinya adalah sebagai
berikut :

1. Diorite Kuarsa (Tmi(d))


Satuan Diorit kuarsa merupakan satuan batuan terobosan tertua yang
tersingkap berumur tersier kala miosen. Satuan ini memiliki komposisi
litologi berupa diori kuarsa berwarna abu kehijauan porfiritik
2. Formasi Jampang (Tomj)
Formasi Jampang merupakan batuan gunung api tertua yang tersingkap,
berumur Tersier, kala Miosen. Formasi disusun oleh lava andesit
terkekarkan, breksi andesit hornblende, sisipan tuff halus dan setempat
terpropilitka. Satuan ini tertindih tidak selaras oleh formasi Bentang
3. Formasi Bentang (Tmpb)
Formasi Bentang merupakan satuan batuan sedimen berumur Tersier kala
Miosen yang disusun oleh batupasir tufaan, tuff apung, batulempung,
konglomerat dan lignit. Formasi bentang mempunyai anggota
Sukaraja(Tmbs) yang mempunyai hubungan menjemari dengan Formasi
Bentang. Variasi litologi disusun oleh batugamping pasiran dan terumbu
4. Formasi Beser (Tmb)
Formasi beser merupakan satuan batuan gunung api berumur Tersier (kala
Miosen) yang terletak selaras diatas batuan gunung api Formasi Jampang.

16
PANAS BUMI KAMOJANG
Formasi ini terdiri dari breksi tufaan dan lava yang bersusunan andesit
sampai basalt
5. Breksi Tufaan (Tpv)
Satuan ini merupakan satuan batuan gunung api yang berumur Tersier
yang disuse oleh breksi, tuff dan batupasir. Satuan ini menindih tidak
selaras formasi Bentang
6. Andesit (Tpi(a))
Satuan Andesit merupakan batuan terobosan berumur Tersier kala Pliosen
yang berumur lebih muda dari batuanterobosan Diorit kuarsa. Satuan ini
memiliki komposisi litologi berupa andesit
7. Satuan Batuan Gunungapi Kuarter Tua
Satuan ini terdiri dari produk gunungapi umur kuarter tua, produj gunung
api kuarter tua terdiri dai lava andesit sampai basalt, breksi tuf, tuff dan
produk sekunder berypa breksi lahar yang mengandung fragmen
batuapung dan lava andesit sampai basalt)
8. Satuan Batuan Gunungapi Muda
Satuan ini terdiri dari produk gunungapi umur kuarter muda, satuan ini
terdiri dari produk primer berupa lava andesit-basalt, tuff dan piroklastik
tak terkonsolidasi berupa abu gunungapi, lapili eflata. Sedangkan produk
sekunder terdiri dari breksi lahar dengan fragmen andesit-basalt
9. Satuan Endapan Permukaan
Satuan beumur paling muda yaitu holosen terdiri dari endapan
kolovium(talus, rayapan, dan runtuhan baguan tubuh kerucut gunubg api
tuaberupa bongkah, batuan beku ,breksi tuff dan pasir tuff), endapan
danau(lempung, lanau, pasir dan bersifat tuffan), dan endapan alluvium
(lempung, lanau, pasir kasar-kerikil serta bongkah batuan beku dan batuan
sedimen)

17
PANAS BUMI KAMOJANG
18
PANAS BUMI KAMOJANG
III.3 PROSPEKTIF DAN MANIFESTASI PANAS BUMI
KAMOJANG

III.3.1 HIDROGEOLOGI KAMOJANG

Dari studi geologi dan geofisika lapangan panasbumi Kamojang


(Sudarman, 1983) menguraikan hidrogeologi lapangan panasbumi Kamojang
seperti terlihat pada Gambar di bawah ini. Pada lapangan panasbumi Kamojang
terdapat komplek Guntur dan formasi Gandapura Atas (Q1) yang dicirikan oleh
batuan padat dengan porositas moderat, permeabilitas relatif tinggi dan resistivitas
menengah hingga tinggi.

Gambar Penampang geologi (W-E) area Kamojang (Sudarman, 1983)

Terdapat air tanah dengan permukaan yang dangkal pada kedalaman 5


hingga 60 m. Airtanah ini diperkirakan merupakan percampuran antara airtanah
yang dingin dan airtanah thermal yang naik pada akuifer yang kedalamannya
diperkirakan kurang dari 100 m di bawah permukaan. Di bawah akuifer yang 14
dangkal ini terdapat akuifer yang lebih dalam (lapisan kondensat) yang
diperkirakan berada pada kedalaman antara 100 hingga 200 meter. Hal ini dapat

19
PANAS BUMI KAMOJANG
diamati pada sumur KMJ-8, 9 dan 10. Temperatur puncak lapisan kondensat ini
antara 50 70 0C yang berada diantara formasi Q1 dan QGP. Formasi komplek
Gandapura (QGP) terdiri dari batuan andesit yang teralterasi moderat hingga
tinggi. Ketebalan lapisan kondensat ini antara 350-550 meter. Bagian bawah
lapisan kondensat ini diperkirakan memliliki temperatur antara 220 2300C.
Formasi komplek Gandapura ini merupakan lapisan yang produktif dan
merupakan reservoir 2-fase berada pada kedalaman 700 1200 m.

III.3.2. RESERVOIR KAMOJANG

Evaluasi hasil pemboran sumur-sumur yang telah dibor di area Panasbumi


Kamojang menunjukan bahwa reservoir panasbumi Kamojang terdiri dari 2 (dua)
feed zones utamanya yaitu pada elevasi 700-800 m asl untuk feed zone Pertama
(FZ I) dan pada elevasi 100-600 m asl untuk feed zone Kedua (FZ II), seperti
diperlihatkan pada Gambar 3. Produksi masing-masing feed zone 12 65 ton/jam
@WHP 15 Ksc untuk FZ I dan 30 87 ton/jam @WHP 15 Ksc untuk FZ II
(Kamah, 2003).

Reservoir Kamojang dikontrol oleh kontak formasi dan struktur geologi.


Kontak formasi dan ketidakselarasan secara lateral lebih dominan mengontrol
reservoir bagian tengah (Central Block) walaupun tidak dapat dikesampingkan
pengaruh setting rim structures yang stepnya memisahkan Block tengah dengan
Block Barat Kamojang. Sementara struktur geologi 15 berupa rangkaian patahan
(step of fault) lebih dominan mengontrol di Blok Timur Kamojang (Kamah,
2003).

20
PANAS BUMI KAMOJANG
Gambar . Profil zona produktif reservoir area Kamojang

III.3.3 MANIFESTASI PANASBUMI DI LAPANGAN KAMOJANG

Manifestasi panas bumi di lapangan Kamojang terdiri dari pemunculan


mata air panas, fumarol, lumpur panas dan tanah panas terdapat di Kawah Manuk,
Kawah Berecek, Kawah Kamojang dan Kawah Saat. Temperatur fumarol tertinggi
adalah 141C terdapat di Kawah Cibereum kira-kira 700 m sebelah utara-
timurlaut (NNE) dari daerah manifestasi yang di sebut sebelumnya. Hampir
seluruh manifestasi di daerah ini mempunyai debit dan pH yang rendah. Terdapat
5 sumur bor dengan kedalaman maksimum 128 meter dibor 16 pada zaman
Belanda (Stehn, 1929) dan salah satu diantara sumur itu adalah sumur KMJ-3
masih mengeluarkan uap dengan temperatur 140C.

Di lapangan Kamojang telah terjadi aktivitas hidrotermal pada beberapa


litologi seperti lava andesit, debu vulkanik, tuf dan lain-lain. Pengamatan
petrografi dari contoh inti dan serpihan beberapa sumur menunjukkan adanya
proses-proses hidrotermal dengan munculnya mineral-mineral hidrotermal secara
melimpah.

21
PANAS BUMI KAMOJANG
Mineral hidrotermal seperti illit, monmorillonit, kalsit, khlorit, pirit dan
kuarsa muncul dengan melimpah. Mineral-mineral anhidrit dan walrakit muncul
dengan jumlah menengah. Sedang mineral-mineral leukoxen, serisit, siderite,
sphene, adularia, epidot dan pirhotit muncul dengan jumlah sedikit.

Pemunculan melimpah dapat terlihat pada 150 meter sampai kedalaman


suatu sumur. Sedang yang pemunculannya menengah dan jarang pada kedalaman
lebih dari 600 meter. Khusus untuk anhidrit muncul pada kedalaman relative
dangkal, maksimum 400 meter. Hadirnya mineral anhidrit menyatakan bahwa air
di lapangan Kamojang kaya akan sulfat.

Mineral-mineral lain hasil proses hidrotermal seperti lempung, silika,


kalsit dan pirit mempengaruhi batuan piroklastik terubah, lava andesit terubah
serta breksi berubah, dan menjadikannya sebagai batuan tudung yang baik.

Kehadiran mineral hidrotermal seperti albit dan epidot pada beberapa


lapisan berpengaruh terhadap permeabilitas, sehingga membentuk zona berpori.
17 Satuan batuan yang mempengaruhinya adalah lava andesit terubah, tuf berubah
dan breksi terubah yang bertindak sebagai batuan reservoir.

Dari paragenesa mineral-mineral hidrotermal, temperatur reservoir dapat


dihitung, yang dapat mencapai 250 oC, bahkan lebih besar. Browne dengan cara
yang sama telah mengukur temperatur reservoir lapangan Kamojang, hasilnya
berkisar antara 230-300 oC.

Studi inklusi cairan pada contoh inti di lapangan Kamojang, mendapatkan


harga temperatur 210-268 oC. Hasil pengukuran temperatur di lapangan
menunjukkan harga maksimum 240 oC, sehingga dapat disimpulkan bahwa
lapangan Kamojang saat ini dalam proses pendinginan.

22
PANAS BUMI KAMOJANG
III.3.4 STUDI KANDUNGAN DAN TEMPERATUR GAS PANAS
BUMI DENGAN DIAGRAM GRID

Studi kandungan dan temperatur gas panas bumi kamojang dengan


diagram grid dilakukan studi, gas dalam panas bumi ada yang dapat larut
(condensable gas) dan tidak dapat larut (non condensable gas) dalam naoh. Gas-
gas yang dapat larut seperti co2 dan h2s dianalisis dengan metode titrasi,
sedangkan gas-gas yang tidak dapat larut seperti he, h2, n2, o2, ar dan ch4
dianalisis dengan metode kromatografi gas. Hasil analisis gas menunjukkan
bahwa gas yang dominan pada lapangan panas bumi kamojang adalah gas co2 dan
h2s. selanjutnya hasil analisis gas tersebut dapat diaplikasikan untuk penentuan
temperatur reservoir panas bumi (geothermometer gas) dengan menggunakan
diagram grid, hasil perhitungan temperatur menunjukkan bahwa temperatur
reservoir panasbumi kamojang mendekati temperatur pada sistem dominasi uap
yaitu sekitar 177- 253,4 oc dan secara statistik tidak ada beda signifikan antara
temperatur perhitungan dan temperatur faktual.

Gambar 2. Plot temperatur reservoir panas bumi Kamojang

23
PANAS BUMI KAMOJANG
Jadi, dapat disimpulkan

1. Gas co2 dan h2s merupakan gas yang dominan dalam reservoir panas bumi
kamojang.

2. Temperatur pada lapangan panas bumi kamojang berkisar antara 177-253,4 oc,
hasil ini sesuai dengan tipikal temperatur pada sistem dominasi uap.

3. Secara statistik tidak ada beda siginifikan antara temperatur hitung dan
temperatur factual

24
PANAS BUMI KAMOJANG
BAB IV
PENUTUP

IV.1 PENUTUP

Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan


menambah pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan
ejaan dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas, dimengerti, dan
lugas.Karena kami hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan .Sekian
penutup dari kami semoga dapat diterima di hati dan kami ucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya.

IV.2 SARAN

Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan


makalah ini tetapi kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis
perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan yang penulis miliki.
Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat
penulis harapkan untuk perbaikan ke depannya.

25
PANAS BUMI KAMOJANG
DAFTAR PUSTAKA

Geologi dan studi aspek panas bumi daerah Kamojang JawaBarat

www.google.com/wikipedia

http://www.bandgis.com/2016/08/peta-geologi-garut-pamengpeuk-lembar.html

Studi kandungan dan temperatur gas panas bumi Kamojang dengan diagram grid

www.greenpeace.org/seasia/id/campaigns/perubahan-iklim-
global/Energi.../geothermal/

https://jurnalbumi.com Sains

geothermal.itb.ac.id/

26
PANAS BUMI KAMOJANG

Anda mungkin juga menyukai