Anda di halaman 1dari 31

WRAP UP TUGAS MANDIRI

BLOK ENDOKRIN DAN METABOLISME


SINDROMA METABOLIK

KELOMPOK : B-13
KETUA : SOFNI ROHMANIA 1102014256
SEKRETARIS : NISA NABIILAH 1102014195
ANGGOTA : MUHAMMAD FAISAL INDRASYAH 1102014167
NABILA KURNIATI 1102014181
NABILA SARI ANNISA 1102014183
NORA SAPUTRI 1102014197
SELLA PRATIWI 1102014240
WISNUARTO SARWONO 1102014282
TRI ANDINI AYU LESTARI 1102011284
YUDHA KUSUMA CAHYADI 1102012313

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
JAKARTA
2016/2017
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .......................................................................................................... 2
SKENARIO ........................................................................................................... 3
SASARAN BELAJAR .......................................................................................... 4
Memberikan edukasi kepada pasien tentang sindroma metabolic ....................
Menjelaskan tentang definisi dan etiologi sindrom metabolic......................... 5
Menjelaskan tentang patofisiologi sindrom metabolic .................................... 7
Menjelaskan tentang bahaya yang terjadi akibat sindrom metabolic ............ 13
Menjelaskan tentang penatalaksanaan holistic sindrom metabolic................ 13
Memberikan edukasi cara menghitung kebutuhan kalori pada pasien
sindroma metabolic .................................................................................................
Menjelaskan perhitungan kebutuhan kalori total sesuai jenis kelamin, usia,
berat badan,tinggi badan, aktivitas fisik, dan factor stress, dengan metoda broca
dan Harris Benedict .........................................................................................14
Menjelaskan persentase komposisi makronutiren karbohidrat, protein, lemak,
dan menterjemahkannya dalam bentuk gram..................................................15
Menjelaskan jumlah gram karbohidrat, protein, lemak, dalam bentuk bahan
makanan menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan Penukar
(DKBM) ....................................................................................................... 16
Menjelaskan pembagian frekuensi makan selama satu hari ...........................20
Menjelaskan cara menyusun menu sepanjang hari .........................................22
Memberikan edukasi tentang olahraga pada pasien sindroma metabolik ........
Menjelaskan manfaat olahraga pada pasien sindroma metabolic (berdasarkan
biokimia dan fisiologi tubuh manusia)............................................................23
Menjelaskan jenis dan pengaturan olahraga yang sesuai pada pasien sindroma
metabolik .........................................................................................................24
Memberikan edukasi tentang ajaran Islam perihal makanan yang halal dan
baik ...........................................................................................................................
Menjelaskan tentang makanan yang halal dan haram .................................... 26
Menjelaskan tentang jenis, pengaturan dan cara makan yang baik sesuai ajaran
Islam ................................................................................................................27
Menghitung jumlah kalori bahan makanan yang dimakan 1 hari yang lalu
termasuk makan besar dan selingan ..................................................................30
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 31

2
SINDROMA METABOLIK
Tn. B, 26 tahun, keryawan swasta mengatakan bahwa berat badannya
semakin meningkat sejak 1 tahun terakhir, sehingga mengakibatkan cepat lelah bila
bekerja. Karena pekerjaan yang mengharuskannya sering berpergian, maka ia lebih
sering makan diluar rumah dan hamper tidak pernah berolahraga. Saat ini ia berobat
kedokter keluarga karena mendapat informasi dari internet bahwa gemuk dapat
mengakibatkan gangguan kesehatan.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 120/80 mmHg. Status
antropometri didapatkan berat badan 95 kg, tinggibadan 175 cm, dan indeks massa
tubuh (IMT) 31 kg/m2, lingkar perut 112cm. tidak didapatkan kelainan pada
jantung,paru, ataupun abdomen.dokter menyarankan untuk dilakukan pemeriksaan
laboratorium, karena menduga bahwa pasien tersebut sudah menderita sindroma
metabolic.
Saat kunjungan kedua, Tn. B sudah membawa hasil laboratorium yang
memperlihatkan glukosa darah puasa 116mg/dl,2 jam setelah makan 165mg/dl,
kolesterol total 226 mg/dl, kolesterol LDL 138 mg/dl, kolesterol HDL 36 mg/dl,
trigliserida 180 mg/dl dan asam urat 7,8 mg/dl.
Melihat kondisi tersebut, maka dokter memberikan edukasi tentang
perencanaan makan dan jenis olahraga yang sesuai.

3
SASARAN BELAJAR
LI.1 Memberikan edukasi kepada pasien tentang sindroma metabolic
LO.1.1 Menjelaskan tentang definisi dan etiologi sindrom metabolic
LO.1.2 Menjelaskan tentang patofisiologi sindrom metabolic
LO.1.3 Menjelaskan tentang bahaya yang terjadi akibat sindrom metabolic
LO.1.4 Menjelaskan tentang penatalaksanaan holistic sindrom metabolic
LI.2 Memberikan edukasi cara menghitung kebutuhan kalori pada pasien
sindrom metabolic
LO.2.1 Menjelaskan perhitungan kebutuhan kalori total sesuai jenis
kelamin, usia, berat badan, tinggi badan, aktivitas fisik, dan factor stress,
dengan metoda broca dan Harris Benedict
LO.2.2 Menjelaskan persentase komposisi makronutiren karbohidrat,
protein, lemak, dan menterjemahkannya dalam bentuk gram.
LO.2.3 Menjelaskan jumlah gram karbohidrat, protein, lemak, dalam
bentuk bahan makanan menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan
Penukar (DKBM).
LO.2.4 Menjelaskan pembagian frekuensi makan selama satu hari.
LO.2.5 Menjelaskan cara menyusun menu sepanjang hari.
LI.3 Memberikan edukasi tentang olahraga pada pasien sindroma metabolik
LO.3.1 Menjelaskan manfaat olahraga pada pasien sindroma metabolic
(berdassarkan biokimia dan fisiologi tubuh manusia)
LO.3.2 Menjelaskan jenis dan pengaturan olahraga yang sesuai pada pasien
sindroma metabolik
LI.4 Memberikan edukasi tentang ajaran islam perihal makanan yang halal dan
baik
LO.4.1 Menjelaskan tentang makanan yang halal dan haram
LO.4.2 Menjelaskan tentang jenis,pengaturan cara makan yang baik sesuai
ajaran islam
LI.5 Menghitung jumlah kalori bahan makanan yang dimakan 1 hari yang lalu,
termasuk makan besar dan selingan.

4
SASARAN BELAJAR
LI.1 Memberikan edukasi kepada pasien tentang sindrom metabolic
LO.1.1 Menjelaskan tentang definisi dan etiologi sindrom metabolic
Sindroma metabolik merupakan suatu kumpulan faktor risiko metabolik yang
berkaitan langsung terhadap terjadinya penyakit kardiovaskuler artherosklerotik.
Faktor risiko tersebut antara lain terdiri dari dislipidemia atherogenik, peningkatan
tekanan darah, peningkatan kadar glukosa plasma, keadaan prototrombik, dan
proinflamasi (Semiardji, 2004).

Sindrom metabolik (SM) adalah kondisi dimana seseorang memiliki tekanan darah
tinggi, obesitas sentral dan dislipidemia, dengan atau tanpa hiperglikemik. Ketika
kondisi-kondisi tersebut berada pada waktu yang sama pada satu orang, maka orang
tersebut memiliki risiko yang tinggi terhadap penyakit macrovasculer (WHO,
1999). Berbagai organisasi telah memberikan definisi yang berbeda, namun seluruh
kelompok studi setuju bahwa obesitas, resistensi insulin, dislipidemia dan
hipertensi merupakan komponen utama SM. Jadi meskipun SM memiliki definisi
yang berbeda, namun memiliki tujuan yang sama yaitu mengenali sedini mungkin
gejala gangguan metabolik sebelum seseorang jatuh ke dalam beberapa komplikasi
(Grundy, 2004).

Berdasarkan the National Cholesterol Education Program Third Adult Treatment


Panel (NCEP-ATP III) yang telah banyak diterima secara luas, Sindrom Metabolik
adalah seseorang dengan memiliki sedikitnya 3 kriteria berikut:
1. Obesitas abdominal (lingkar pinggang > 88 cm untuk wanita dan untuk pria >
102 cm);
2. Peningkatan kadar trigliserida darah ( 150 mg/dL, atau 1,69 mmol/ L);
3. Penurunan kadar kolesterol HDL (< 40 mg/dL atau < 1,03 mmol/ L pada pria
dan pada wanita < 50 mg/dL atau <1,29 mmol/ L);
4. Peningkatan tekanan darah (tekanan darah sistolik 130 mmHg, tekanan darah
diastolik 85 mmHg atau sedang memakai obat anti hipertensi);
5. Peningkatan glukosa darah puasa (kadar glukosa puasa 110 mg/dL, atau 6,10
mmol/ L atau sedang memakai obat anti diabetes) (Adult Treatment Panel III,
2001).

Etiologi
Overweight / obesitas
Kelebihan berat badan atau obesitas telah menjadi faktor pemicu untuk
dilakukannya penelitian terhadap sindrom metabolik lebih lanjut lagi. Deposit
lemak menjadi kunci utama pada sindrom metabolik ini, karena adanya hubungan
antara lingkar perut dan peningkatan deposit lemak. Namun, disamping pentingnya
faktor obesitas, pasien dengan berat badan normal juga memiliki kemungkinan
terjadinya resistensi insulin dan akhirnya terjadi sindrom metabolik.

5
Gaya hidup yang salah
Kurangnya aktifitas fisik seseorang dapat dikaitkan dengan kemungkinan
terjadinya cardiovascular dissease dan juga kemungkinan kematian. Banyak
komponen dari metabolik sindrom yang dihubungkan dengan gaya hidup yang
salah, termasuk diantaranya peningkatan deposit lemak (terutama di perut);
penurunan kadar kolesterol HDL; peningkatan kadar trigliserida; peningkatan
tekanan darah; dan juga peningkatan kadar glukosa dalam darah. Bila dibandingkan
antara seseorang yang menonton televisi atau menonton video atau bekerja
menggunakan komputer < 1 jam per hari, dengan seseorang yang menonton televisi
atau menonton video atau bekerja menggunakan komputer > 4 jam per hari maka
orang kebiasaan menonton televisi atau menonton video atau bekerja menggunakan
komputer lebih dari 4 jam per hari memiliki kemungkinan 2x lebih besar untuk
terkena sindrom metabolik.

Usia
Angka kejadian sindrom metabolik pada populasi di Amerika Serikat, 44% terjadi
pada orang-orang dengan usia 50an. Pada rentang usia ini angka kejadian sindrom
metabolik lebih banyak terjadi pada wanita daripada pria.

Diabetes Mellitus
Faktor diabetes mellitus ini terdapat pada kriteria NCEP dan International Diabetes
Foundation (IDF) tentang definisi sindrom metabolik. Diperkirakan mayoritas
besar 75% pasien dengan diabetes mellitus tipe 2 atau impaired glucose tolerance
(IGT) memiliki sindrom metabolik. Pada populasi yang mengidap diabetes melitus
tipe 2 atau impaired glucose tolerance (IGT) yang disertai dengan sindrom
metabolik memiliki angka prevalensi yang tinggi terhadap terjadinya
cardiovascular dissease.

Penyakit Jantung Koroner (PJK)


Angka prevalensi dari pasien metabolik sindrom dengan penyakit jantung koroner
adalah 50%, dengan prevalensi sebesar 37% pasien mengalami penyakit jantung
koroner yang prematur (usia kurang dari 45 tahun), biasanya terdapat pada wanita.

Lipodistrofi
Gangguan lipodistrofi pada umunya dihubungkan dengan metabolik sindrom. Ada
yang secara genetik misalnya Berardinelli-Seip congenital lipodystrophy,
Dunnigan familial partial lipodystrophy atau didapat misalnya lipodistrofi pada
pasien-pasien HIV yang diberikan terapi antiretroviral dapat membentuk
lipodistrofi yang dapat meningkatkan tingkat keparahan resistensi insulin dan
banyak lagi komponen sindrom metabolik.

6
LO.1.2 Menjelaskan tentang patofisiologi sindrom metabolic
Obesitas merupakan komponen utama kejadian SM, namun mekanisme yang jelas
belum diketahui secara pasti. Obesitas yang diikuti dengan meningkatnya
metabolisme lemak akan menyebabkan produksi Reactive Oxygen Species (ROS)
meningkat baik di sirkulasi maupun di sel adiposa. Meningkatnya ROS di dalam
sel adipose dapat menyebabkan keseimbangan reaksi reduksi oksidasi (redoks)
terganggu, sehingga enzim antioksidan menurun di dalam sirkulasi. Keadaan ini
disebut dengan stres oksidatif. Meningkatnya stres oksidatif menyebabkan
disregulasi jaringan adiposa dan merupakan awal patofisiologi terjadinya SM,
hipertensi dan aterosklerosis (Furukawa, et al, 2004).

Stres oksidatif sering dikaitkan dengan berbagai patofisiologi penyakit antara lain
diabetes tipe 2 dan aterosklerosis. Pada pasien diabetes melitus tipe 2, biasanya
terjadi peningkatan stress oksidatif, terutama akibat hiperglikemia. Stress oksidatif
dianggap sebagai salah satu penyebab terjadinya disfungsi endotel-angiopati
diabetic, dan pusat dari semua angiopati diabetik adalah hiperglikemia yang
menginduksi stress oksidatif melalui 3 jalur, yaitu; peningkatan jalur poliol,
peningkatan auto-oksidasi glukosa dan peningkatan protein glikosilat (Majalah
Farmacia, 2007).

Pada keadaan diabetes, stres oksidatif menghambat pengambilan glukosa di sel otot
dan sel lemak serta menurunkan sekresi insulin oleh sel- pankreas. Stres oksidatif
secara langsung mempengaruhi dinding vaskular sehingga berperan penting pada
patofisiologi terjadinya diabetes tipe 2 dan aterosklerosis (Ceriello, 2004). Dari
beberapa penelitian diketahui bahwa akumulasi lemak pada obesitas dapat
menginduksi keadaan stress oksidatif yang disertai dengan peningkatan ekspresi
Nicotinamide Adenine Dinucleotide Phosphatase (NADPH) oksidase dan
penurunan ekspresi enzim antioksidan (Sartika, 2006)

Pada kultur sel adiposa, peningkatan kadar asam lemak meningkatkan stres
oksidatif melalui aktivasi NADPH oksidase sehingga menyebabkan disregulasi
sitokin proinflamasi IL-6 dan MCP-1. Akumulasi peningkatan stres oksidatif pada
sel adiposa dapat menyebabkan disregulasi adipokin dan keadaan SM. Furukawa
dkk (2004) menunjukkan bahwa kadar adiponektin berhubungan terbalik dengan
stres oksidatif secara sistemik.

Patofisiologi SM masih menjadi kontroversi, namun hipotesis yang paling banyak


diterima adalah resistensi insulin. Gambar 2 menunjukkan etiologi patofisiologi
dari resistensi insulin dan sindroma metabolik (Mahan, 2003).

7
Pengaruh lingkungan
Defisiensi zat-zat gizi
Pengaruh genetik Resistensi Insulin Intake kalori yang
berlebihan
Aktivitas fisik rendah
Hyperinsulinemia

Peningkatan Penurunan
Peningkatan Peningkatan Intoleransi Peningkatan Peningkatan
kolesterol kolesterol glukosa
Trygliserida asam urat lipogenesis tekanan darah
LDL HDL

Aterosklerosis Gout Diabetes Obesitas Hipertensi

Gambar 2. Etiologi patofisiologi resistensi insulin dan sindroma metabolik

Obesitas sental
Obesitas sentral ditujukan dengan ukuran lingkar perut karena ini lebih sensitif
dalam memprediksi gangguan metabolik dan resiko kardiovaskular dibandingkan
dengan nilai indeks massa tubuh. Lingkar perut menggambarkan baik jaringan
adiposa subkutan dan visceral.
Jaringan adiposa dapat mensekresi berbagai faktor pro dan anti inflamasi seperti
leptin, adiponektin, TNF-, IL-6 dan resistin. Konsentrasi adiponektin plasma
menurun pada kondisi DM tipe 2 dan obesitas. Adiponektin memiliki efek
antiaterogenik, sehingga jika adiponektin turun maka efek antiaterogenik akan
menjadi turun. Sebaliknya, konsentrasi leptin meningkat pada kondisi resistensi
insulin dan obesitas yang berhubungan dengan resiko cardiovasular.
Resistensi Insulin
Perkembangan resistensi insulin pada sindrom metabolik disebabkan oleh
banyaknya asam lemak bebas yang beredar di plasma pada orang dengan obesitas sentral.
Resistensi insulin ini akan semakin meningkatkan pemecahan asam lemak bebas
(lipolisis) di jaringan adiposa yang menyebabkan terjadinya beberapa gangguan pada
sistem organ antara lain:
- Jaringan otot
Terjadi penurunan ambilan glukosa (Glucose uptake)
- Hati
Terjadi peningkatan pemecahan glukosa di hati (glukoneogenesis)
- Pankreas
Terjadi peningkatan sekresi insulin oleh sel- pancreas
- Pembuluh darah
Terjadinya vasokonstriksi dan penurunan relaksasi pembuluh darah akibat
penurunan Nitrit oxide.

8
Resistensi insulin dapat menyebabkan dislipidemia melalui peningkatan asam
lemak bebas yang dapat meningkatkan sintesis dan sekresi apoB100 sebagai faktor
dari trigliserid dan VLDL. Pada hipertrigliseridemia terjadi penurunan isi ester
kolesterol dari inti lipoprotein menyebabkan penurunan isi kolesterol HDL dengan
peningkatan beragam trigliserida menjadikan partikel kecil dan padat. Hal ini
menyebabkan peningkatan bersihan HDL di sirkulasi.

Dislipidemia
Dislipidemia yang khas pada sindrom metabolik ditandai dengan peningkatan
trigliserida dan penurunan HDL. Kolesterol LDL biasanya normal, namun
mengalami perubahan struktur berupa peningkatan small dense LDL. Peningkatan
konsentrasi trigliserida plasma akibat peningkatan masukan asam lemak bebas ke
hati sehingga terjadi peningkatan produksi trigliserida.
Penurunan kolesterol HDL disebabkan peningkatan trigliserida sehingga terjadi
transfer trigliserida ke HDL. Penyebab penurunan HDL selain peningkatan
trigliserida yaitu gangguan post prandial pada kondisi resistensi insulin sehingga
terjadi gangguan produksi apolipoprotein A-1 oleh hati.

Peran Sistem Imunitas pada resistensi insulin


Peran sistem imun pada resistensi insulin berpengaruh pada perubahan profil lipid.
Aktivitas sistem imun akan menyebabkan gangguan pada lipoprotein, protein
transport, resptor dan enzim yang berkaitan sehingga terjadi perubahan profil lipid.
Inflamasi subklinis kronik juga bagian dari sindrom metabolik. Marker inflamasi
berperan pada progesifitas DM dan komplikasi kardiovaskular. C raective protein
menjadi data prognosis tambahan tentang keparahan inflamasi pada subyek wanita
sehat dengan sindrom metabolik. Terjadi peningkatan C reactive protein.

9
Hipertensi
Adanya resistensi insulin akan mengganggu produksi endothelial Nitric
OxideSynthase (eNOS) sehingga menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah.

Penyakit-penyakit yang menyertai sindrom metabolik


Penyakit kardiovaskular
Risiko relatif untuk onset baru CVD pada pasien dengan sindrom metabolik, pada
pasien tanpa diabetes, rata-rata antara 1,5 dan tiga kali lipat. Dalam studi dari laki-
laki setengah baya dan wanita di Framingham Offspring Study (FOS), risiko
penduduk yang timbul pada pasien dengan sindrom metabolik untuk
mengembangkan CVD adalah 34% pada pria dan 16% pada wanita. Dalam studi
yang sama, baik sindrom metabolik dan diabetes stroke iskemik diprediksi dengan
risiko lebih besar untuk pasien dengan sindrom metabolik daripada untuk diabetes
sendiri (19% vs 7%), khususnya pada wanita (27% vs 5%). Pasien dengan sindrom
metabolik juga pada peningkatan risiko untuk penyakit pembuluh darah perifer.
Diabetes mellitus type 2
Secara keseluruhan, resiko diabetes tipe 2 pada pasien dengan sindrom metabolik
adalah meningkat tiga sampai lima kali lipat. Dalam FOS's 8-tahun tindak-lanjut
dari laki-laki setengah baya dan wanita, resiko populasi yang timbul untuk
mengembangkan diabetes tipe 2 62% pada pria dan 47% pada wanita.

Keadaan-keadaan lain yang menyertai sindrom metabolik


Peningkatan apoB dan C III, asam urat, faktor protrombotik (fibrinogen,
plasminogen activator inhibitor 1), viskositas serum, dimethylarginine asimetris,
homosistein, jumlah sel darah putih, sitokin pro-inflamasi, CRP, mikroalbuminuria,
penyakit hati berlemak nonalkohol ( NAFLD) dan / atau steatohepatitis alkohol
(NASH), penyakit ovarium polikistik (PCOS), dan apnea tidur obstruktif (OSA).

10
Nonalkoholik fatty liver disease
Fatty liver adalah relatif umum. Namun, dalam NASH, akumulasi trigliserida baik
dan hidup berdampingan peradangan. NASH kini hadir di 2-3% dari populasi di
Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya. Sebagai prevalensi kelebihan
berat badan / obesitas dan peningkatan sindrom metabolik, NASH dapat menjadi
salah satu penyebab lebih sering dari penyakit hati stadium akhir dan karsinoma
hepatoseluler.
Hiperurisemia
Hyperuricemia mencerminkan defek dalam aksi insulin pada reabsorpsi tubular
ginjal asam urat, sedangkan peningkatan dimethylarginine asimetris, penghambat
endogen oksida nitrat sintase, berhubungan dengan disfungsi endotel.
Mikroalbuminuria juga bisa disebabkan oleh patofisiologi endotel diubah pada
keadaan resisten insulin.
Sindrom ovarium polikistik
PCOS sangat berhubungan dengan sindrom metabolik, dengan prevalensi antara 40
dan 50%. Wanita dengan PCOS yang 2-4 kali lebih mungkin untuk memiliki
sindrom metabolik dibandingkan dengan wanita tanpa PCOS.
Obstructive Sleep Apnea
OSA umumnya terkait dengan obesitas, hipertensi, meningkatkan sirkulasi sitokin,
IGT, dan resistensi insulin. Dengan asosiasi, maka tidak mengherankan bahwa
sindrom metabolik sering hadir. Apalagi bila biomarker resistensi insulin
dibandingkan antara pasien dengan OSA dan-berat kontrol cocok, resistensi insulin
lebih parah pada pasien dengan OSA. tekanan udara Continuous positif (CPAP)
pengobatan pada pasien OSA meningkatkan sensitivitas insulin.

11
Diagnosis Sindroma Metabolik
Anamnesis
Riwayat keluarga dan penyakit sebelumnya.
Riwayat adanya perubahan berat badan.
Aktifitas fisik sehari-hari.
Asupan makanan sehari-hari

Pemeriksaan Fisik
Pengukuran tinggi badan, berat badan dan tekanan darah
Pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT)
Pengukuran lingkaran pinggang merupakan prediktor yang lebih baik terhadap
risiko kardiovaskular daripada pengukuran waist-to-hip ratio.

Pemeriksaan Penunjang Sindroma Metabolik


Laboratorium
Kadar glukosa plasma dan profil lipid puasa.
Pemeriksaan klem euglikemik atau HOMA (homeostasis modelassessment)
untuk menilai resistensi insulin secara akurat biasanyahanya dilakukan dalam
penelitian dan tidak praktis diterapkandalam penilaian klinis.
Highly sensitive C-reactive protein
Kadar asam urat dan tes faal hati dapat menilai adanya NASH.
USG abdomen diperlukan untuk mendiagnosis adanya fatty liverkarena kelainan
ini dapat dijumpai walaupun tanpa adanya gangguanfaal hati.

12
LO.1.3 Menjelaskan tentang bahaya yang terjadi akibat sindrom metabolic
Suatu hipotesis menyatakan bahwa penyebab primer dari Sindrom Metabolik
adalah resistensi insulin Patofisiologi SM masihmenjadi kontroversi,
namunhipotesis yang paling banyakditerima adalah Resistensi insulin. Obesitas
merupakankomponen utamakejadian SM, namun mekanisme yang jelas belum
diketahui secara pasti. Obesitas yang diikutidenganmeningkatnyametabolisme
lemak akan menyebabkan produksi ROS meningkatbaik di sirkulasi maupun di sel
adiposa. Meningkatnya ROS di dalam sel adipose dapat menyebabkan
keseimbanganmreaksi reduksi oksidasi (redoks) terganggu, sehingga enzim
antioksidan menurun di dalamsirkulasi. Keadaan ini disebut dengan stress
oksidatif. Meningkatnya stress oksidatif menyebabkan disregulasi jaringan adiposa
dan merupakan awal patofisiologi terjadinya SM, hipertensi dan aterosklerosis.

Beberapa komplikasi sindroma metabolik meliputi penyakit jantung koroner, gagal


jantung, stroke, dan komplikasi lain meliputi peningkatan terjadinya risiko fibrilasi
atrium, thromboembolism vena, dan kematian mendadak serta penurunan fungsi
kognitif

LO.1.4 Menjelaskan tentang penatalaksanaan holistic sindrom metabolic


Terhadap pasien2 yang mempunyai faktor risiko dan tidak dapat ditatalaksana
hanya dengan perubahan gaya hidup, intervensi farmakologik diperlukan untuk
mengontrol tekanan darah dan dislipidemia. Penggunaan aspirin dan statin dapat
menurunkan kadar C-reactive protein dan memperbaiki profil lipid sehingga
diharapkan dapat menurunkan risiko penyakit kardiovaskular. Intervensi
farmakologik yang agresif terhadap faktor2 risiko telah terbukti dapat mencegah
penyulit kardiovaskular pada penderita DM tipe 2.
Farmakologis
Sulfonilurea
- Menurunkan sekresi glukagon.
- Menutup potassium channel.
- Dapat menyebabkan hipoglikemia.
Biguanid
- Gol. biguanid yang sering digunakan metformin
- Menurunkan glukoneogenesis
- Memperlambat absorbsi glukosa dari GI tract
- Stimulasi langsung glikolisis di jaringan
- Menurunkan plasma glucagon
- Meningkatkan pemakaian glukosa di usus
Glitazone
- Agonis PPAR
- Merangsang ekspresi beberapa protein yang dapat memperbaiki sensitivitas
insulin dan memperbaiki glikemia.
- Mempengaruhi pelepasan mediator resistensi insulin .

13
Inhibitor -glukooksidase
- termasuk dlm acarbose (Precose,Glucobay) & miglitol(Glyset) memiliki cara
kerja mengurangi kadar glukosa dgn menginterfensi penyerapan sari pati dlm
usus.
- Acarbose cenderung menurunkan kadar insulin stlh makan
- Alpha glucosidase inhibitor ini tdk seefektif obat lain bila diguna sbg terapi
tunggal.Bila dikombinasi dgn metformin,insulin atau sulfonylurea,bisa
meningkatkan efektivitasnya.
- Efek samping:produksi gas dlm perut & diare.Mungkin mempengaruhi
penyerapan zat besi.

Penatalaksanaan Non Farmakologi :


Latihan fisik
Dengan meningkatkan aktivitas fisik terbukti dapat menurunkan kadar lipid dan
resistensi insulin didalam otot rangka.
Diet
Sasaran utama dari diet terhadap sindrom metabolik adalah dapat menurunkan
risiko penyakit kardiovaskular dan diabetes mellitus.
Edukasi
Dengan pengetahuan yang memadai tentang bahaya dan penatalaksanaan sindrom
metabolik, maka akan membantu menurunkan risiko penyulit dari sindrom
metabolik.

LI.2 Memberikan edukasi cara menghitung kebutuhan kalori pada pasien


sindrom metabolik
LO.2.1 Menjelaskan perhitungan kebutuhan kalori total sesuai jenis kelamin,
usia, berat badan,tinggi badan,aktivitas fisik, dan factor stress, dengan
metoda broca dan Harris Benedict
Cara Menghitung Kebutuhan kalori Sehari
CARA BROCA
1. Mengetahui Tinggi Badan (TB) anda
Pada skenario TB = 175cm
2. Mendetahui Berat Badan (BB) anda
BB = 95kg
3. Mengetahui Berat Badan Idaman (BBI) anda
BBI = (TB 100) 10%
Bila pendek : Pria TB < 160cm, wanita < 150cm tak perlu dikurangi 10%
Sehingga BBI = (TB 100)
Pada skenario : BBI = (175 100) 10% = 67,5 kg dibulatkan 68 kg
4. Mengetahui Berat Badan Normal (BBN) anda
BBN = BBI 10%
Bila BBI 67,5 kg, maka BBN = 67,5 kg 10%, jadi antara 60,75 kg 83,25 kg

14
5. Mengetahui status gizi anda
BB Normal = BBI 10%
Kurus bila < BB normal
Gemuk bila > BB normal
Bila BB 95 kg dan BBN antara 60,75 kg 83,25 kg, berarti GEMUK
6. Mengetahui berapa kebutuhan kalori per kg BB Idaman
Dengan mengetahui status gizi anda (normal, kurus, atau gemuk) dan aktivitas
anda, dari tabel berikut ini dapat dikeetahui kebutuhan kalori per kg BBI

Jenis aktivitas
Ringan Sedang Berat
Pegawai kantor Mahasiswa Pelaut
Pegawai toko Pegawai industri Buruh
Guru ringan Penari
Sopir Ibu rumah tangga Atlit
Sekertaris

Kebutuhan kalori per kg BB Idaman


Aktivitas Ringan Sedang Berat
Gemuk 25 30 35
Normal 30 35 40
Kurus 35 40 40-50

7. Kebutuhan kalori sehari = BBI x kebutuhan kalori per kg BBI


Pada skenario aktivitas pengusaha. Jadi ringan dan gemuk, maka kebutuhan
kalori per kg BB Idaman = 25 kalori. Jadi kebutuhan kalorinya adalah = 68 x 25
kalori = 1700 kalori

CARA HARRIS BENEDICT


Laki-laki = 66 + (13,7 x BB) + (5 x TB) (6,8 x U)
Perempuan = 655 + (9,6 x BB) + (1,8 x TB) (4,7 x U)

Pada skenario:
Laki-laki = 66 + (13,7 x 68) + (5 x 175) (6,8 x 26)
= 66 + 931,6 + 875 176,8
= 1695,8 kalori dibulatkan jadi 1700 kalori

LO.2.2 Menjelaskan persentase komposisi makronutiren karbohidrat,


protein, lemak, dan menterjemahkannya dalam bentuk gram.
1. Karbohidrat 60% = 60% x 1700kalori = 1020/4 gram = 255 gram
2. Protein 15% = 15% x 1700kalori = 255/4 gram = 63,75 gram
3. Lemak 25% = 25% x 1700kalori = 425/9 gram = 47, 22 gram

15
LO.2.3 Menjelaskan jumlah gram karbohidrat, protein, lemak, dalam
bentuk bahan makanan menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan
Penukar (DKBM).
GOLONGAN 1 (Sumber Karbohidrat)
Satu satuan penukar mengandung: 40 g karbohidrat, 4 g protein, 175 kKalori
Bahan Makan URT Gram
Bengkuang 2 bj bsr 320 S+++
Bihun gls 50
Biskuit 4 bh bsr 40 Na+
Gadung 1 ptg 175 S++
Ganyong 1 ptg 185 S++
Gembili 1 ptg 185 S++
Havermout 5 sdm 45 S++
Jagung segar 3 bj sdg 125 S++
Kentang 2 bh sdg 210 K+
Kentang Hitam 12 bj 125 P-
Maizena 10 sdm 50 P-
Makaroni gls 50 P-
Mi basah 2 gls 200 Na+P-
Mi Kering 1 gls 50 Na+
Nasi Beras giling 3/4 gls 100
Nasi beras giling 3/4 gls 100
Nasir Ketan Hitam 3/4 gls 100
Nasi ketan putih 3/4 gls 100
Roti Putih 3 iris 70 Na+
Roti warna coklat 3 iris 70
Singkong 1 ptg 120 K+,P-,S+
Sukun 3 ptg sdg 150 S++
Talas bj sdg 125 S+
Tape beras ketan 5 sdm 100
Tape singkong 1 ptg sdg 100 S++,P-
Tepung Tapioka 8 sdm 50 K+,P-
Tepung beras 8 sdm 50
Tepung Hunkwee 10 sdm 50

16
Tepung sagu 8 sdm 50 P-

Keterangan:
Na+ = Natrium 200-400 mg
P- = Rendah Protein
S++ = Serat >6 g
K+ = Tinggi Kalium
S+ = Serat 3-6 g

GOLONGAN II (SUMBER PROTEIN HEWANI)


1. Rendah Lemak
Satuan penukar mengandung : 7 g Protein, 2 g Lemak, 50 kKalori
Bahan Makanan URT Gram
Babat 1 ptg sdg 40 Ko+ Pr+
Cumi-cumi 1 ekor kcl 45
Daging asap 1 lembar 20
Daging ayam tanpa kulit 1 ptg sdg 40
Daging kerbau 1 ptg sdg 35
Dendeng daging sapi 1 ptg sdg 15
Dideh sapi 1 ptg sdg 35
Gabus Kering 1 ptg sdg 10
Ikan asin kering 1/3 ekor bsr 15 Na+
Ikan kakap 1/3 ekor sdg 35
Ikan kembung 1/3 ekor sdg 30
Ikan lele ekor sdg 40
Ikan Mas 1/3 ekor sdg 45
Ikan Mujair 1/3 ekor kcl 30
Ikan Peda 1 ekor kcl 35
Ikan Pindang ekor sdg 35
Ikan segar 1 ptg sdg 40
Kepiting 1/3 gls 50
Kerang gls 90 Na+ Pr+
Lemuru 1 ptg 35
Putih Telur ayam 2 btr 65
Rebon kering 2 sdm 10
Rebon segar 2 sdm 45
Selar kering 1 ekor 20
Sepat kering 1 ptg sdg 20
Teri kering 1 sdm 15
Teri nasi 1/3 gls 20
Udang segar 5 ekor sdg 35 KO+
Keterangan:
Na+ = Natrium 200-400 mg
Ko+ = Tinggi Kolesterol
Pr+ = Tinggi Purin
17
2. Lemak Sedang
Satu satuan penukar mengandung : 7 g Protein, 5 g Lemak, 75 kKalori
Bahan Makanan URT Gram
Bakso 10 bj sdg 170
Daging anak sapi 1 ptg sdg 35
Daging domba 1 ptg sdg 40
Daging kambing 1 ptg sdg 40
Daging sapi 1 ptg sdg 35 Ko+
Ginjal sapi 1 ptg bsr 45 Ko+Pr+
Hati ayam 1 bh sdg 30 Pr+
Hati babi 1 ptg sdg 35 Ko+ Pr+
Hti sapi 1 ptg sdg 35 Ko+ Pr+
Otak 1 ptg bsr 60 Ko+ Pr+
Telur ayam 1 btr 55 Ko+
Telur Bebek asin 1 btr 50 Ko+
Telur penyu 2 btr 60
Telur puyuh 5 btr 55
Usus Sapi 1 ptg bsr 50 Ko+ Pr+

Keterangan:
Ko+ = Tinggi Protein
Pr+ = Tinggi Purin

3. Tinggi Lemak
Satu satuan penukar mengandung : 7 g Protein, 13 g Lemak, 150 kKalori
Bahan Makanan URT Gram
Bebek 1 ptg sdg 45 Pr-
Belut 3 ekor kcl 50 -
Corned Beef 3 sdm 45 Na+
Daging ayam dengan kulit 1 ptg sdg 55 Ko+
Daging babi 1 ptg sdg 50 Ko+
Ham 1 ptg kcl 40 Na++, Ko+, Pr+
Sardencis ptg sdg 35 Pr +
Sosis ptg 50 Na++
Kuning telur ayam 4 btr 45 Ko+
Telur bebek 1 btr 55 Ko+
Telur Ikan 1 ptg sdg 40 -
Keterangan:
Na+ = Natrium 200-400 mg
Na++ = Natrium >400 mg

18
GOLOGNGAN III (Sumber Protein Nabati)
Satu satuan penukar mengandung : 7 g Karbohidrat, 5 g Protein, 3 g Lemak, 75
kKalori
Bahan Makanan URT Gram

Kacang Hijau 2 sdm 20 S++


Kacang kedele 2 sdm 25 S+
Kacang merah 2 sdm 20 S+
Kacang mente 1 sdm 15 Tj+
Kacang tanah 2 sdm 15 S+, Tj+
Kacang tanah kupas 2 sdm 15 S+, Tj+
Kacang tolo 2 sdm 20
Keju kacang tanah 1 sdm 15 Tj+
Kembang tahu 1 lembar 20
Oncom 2 ptg kcl 40 S++
Pete segar gls 55
Tahu 1 bj bsr 110
Tempe 2 ptg sdg 50 S+
Sari dele bubuk 2 sdm 25
Keterangan:
S+ = Serat 3-6 g
S++ = Serat >6 g
Tj+ = Sumber Lemak Tidak Jenuh Tunggal
K+ = Tinggi Kalium

Golongan IV: SAYURAN


Hendaknya digunakan campuran dari daun-daunan seperti: bayam, kangkung, daun
singkong dengan kacang panjang, buncis, wortel, dsb. 100 gr sayuran campur
adalah lebih kurang 1 gelas (setelah dimasak dan ditiriskan) mengandung 50
kkalori, 3 gr protein, dan 10 gr karbohidrat.
- Bayam - Daun pakis - Kecipir - Seledri
- Biet - Daun pepaya - Ketimun - Taoge
- Buncis - Daun singkong - Kool - Tebu terubuk
- Bunga kol
- Daun talas - Kucai
- Cabe hijau - Tekokak
- Daun ubi - Labu siam
- Daun bawang - Terong
- Daun bluntas - Daun waluh - Labu waluh
- Tomat
- Daun kecipir - Genjer - Lobak
- Daun koro
- Wortel
- Jagung muda - Nangka muda
- Daun labu
- Jantung pisang - Oyong (gambas)
siam
- Daun leunca - Jamur segar - Pare

- Daun lobak - Kacang - Pecay


- Daun panjang
- Pepaya muda 19
mangkokan - Kacang kapri
- Rebung
- Daun melinjo - Kangkung
- Sawi
Golongan V: BUAH-BUAHAN
Satu satuan penukar mengandung: 40 kkalori dan 10 gr hidrat arang

LO.2.4 Menjelaskan pembagian frekuensi makan selama satu hari.


Kebutuhan energi selama satu hari 1700 kalori
Pagi : 20% x 1700 kalori = 340 kalori
Cemilan Siang: 15% x 1700 kalori = 255 kalori
Siang : 30% x 1700 kalori = 510 kalori
Cemilan Sore : 15% x 1700 kalori = 255 kalori
Malam : 20% x 1700 kalori = 340 kalori

20
Golongan VI: SUSU
Satu satuan penukar mengandung: 110 kkalori, 7 gr protein, 9 gr hidrat
arang, dan 7 gr lemak

Golongan VII: MINYAK


Satu satuan penukar mengandung: 45 kkalori dan 5 gr lemak

Golongan VIII: Gula


Satu satuan penukar mengandung: 30 kkalori dan 7,5 gr karbohidrat

21
LO.2.5 Menjelaskan cara menyusun menu sepanjang hari.
1. Hitung kebutuhan kalori sehari anda
2. Lihat kebutuhan bahan makanan sehari sesuai kebutuhan kalori anda
3. Buat tabel seperti berikut

Contoh Menu Sehari ...... Kalori


1 2 3 4 5 6
Waktu Bahan Makanan Penukar Gram URT Contoh Menu
Pagi ............... .. P karbohidrat ...... ...... - ..........
............... .. P hewani ...... ...... - ..........
............... .. P nabati ...... ...... - ..........
............... .. P sayuran ...... ...... - ..........
Selingan ............... .. P buah ...... ...... - ..........
Siang ............... .. P karbohidrat ...... ...... - ..........
............... .. P hewani ...... ...... - ..........
............... .. P nabati ...... ...... - ..........
............... .. P sayuran ...... ...... - ..........
............... .. P buah ...... ...... - ..........
Selingan ............... .. 1P buah ...... ...... - ..........
Malam ............... .. P karbohidrat ...... ...... - ..........
............... .. P hewani ...... ...... - ..........
............... .. P nabati ...... ...... - ..........
............... .. P sayuran ...... ...... - ..........
............... .. P buah ...... ...... - ..........

4. Pada tabel
Kolom 2: jenis bahan makanan
Kolom 3: jumlah penukar
Kolom 4 : berat bahan makanan dalam garam
Kolom 5 : banyaknya bahan makanan dalam ukuran rumah tangga (URT)
5. Menu dirulis pada kolom 6
Menu sebaiknya:
- Dalam satu hidangan satu saja yang berkuah
- Dalam satu hidangan tidak lebih dari satu macam lauk yang digoreng atau
dengan santan sehingga penggunaan minyak tidak berlebihan, lauk selebihnya
dimasak dengan sedikit minyak seperti sup, tumis, kukus, panggang, bakar, dll
- Sebaiknya penggunaan bahan makanan bervariasi sesuai dengan bahan
makanan penukar
6. Makanan keluarga
Menu makanan disesuaikan dengan kesukaan keluarga. Jumlah makanan yang
dimasak tentunya sesuai dengan banyaknya anggota keluarga yang kebutuhan
kalorinya berbeda-beda. Untuk memudahkan perkiraan kebutuhan gizi setiap
anggota keluarga sebaiknya potongan bahan makanan dibuat sesuai besar porsi
makanan penukar.

22
LI.3 Memberikan edukasi tentang olahraga pada pasien sindroma
metabolik
LO.3.1 Menjelaskan manfaat olahraga pada pasien sindroma metabolic
(berdasarkan biokimia dan fisiologi tubuh manusia)
Olahraga Dapat Meningkatkan HDL
Banyak penelitian yang menganjurkan bahwa endurance exercise memiliki
hubungan positif dengan peningkatan kadar kolesterol HDL pada pria.
Akan tetapi, pada wanita hubungan antara endurance exercise dengan kolesterol
HDL masih belum jelas. Respon terhadap kadar kolesterol HDL akan berbeda tiap
individu tergantung pada intensitas, durasi dan frekuensi latihan, kadar kolesterol
awal, dan lamanya periode latihan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Couillard et al, 2001 endurance


exercise yang dilakukan secara reguler dapat sangat membantu terhadap pria
dengan kadar kolesterol HDL yang rendah, kadar trigliserid yang meningkat, dan
obesitas tipe abdominal. Akan tetapi, pada beberapa subjek penelitian yang
diketahui memiliki kadar HDL yang rendah akibat dari isolates
hipoalfalipoproteinemia menunjukkan respon yang kurang.

Jenis aktifitas fisik yang dapat meningkatkan kadar kolesterol HDL yaitu aktifitas
fisik dengan intensitas sedang-berat yang dilakukan selama minimal 30 menit dan
3 kali dalam seminggu. Aktifitas fisik yang aerobik terbukti dapat meningkatkan
kadar HDL 2.53 mg/dl dan dengan kata lain dapat menurunkan risiko penyakit
jantung sekitar 5.1% pada pria dan 7.6% pada wanita. Akan tetapi pada penelitian
ini menunjukkan bahwa peningkatan kadar HDL pada subjek yang obesitas sangat
sulit jika hanya mengandalkan aktifitas fisik. Menurunkan berat badan yang
dikombinasi dengan pembatasan kalori dan aktifitas fisik merupakan cara yang
lebih efektif.

Mekanisme bagaimana olahraga dapat meningkatkan kadar kolesterol HDL belum


sepenuhnya diketahui tetapi diyakini terdapat hubungan setidaknya dalam
meningkatkan ekspresi dari Lipoprotein Lipase (LPL). Aktifitas LPL sudah dikenal
memiliki hubungan positif dengan kadar kolesterol, dan olahraga juga diketahui
dapat meningkatkan aktifitas LPL trigliserid (Thompson and Rader, 2001).

LPL adalah suatu enzim yang memiliki peranan penting dalam metabolisme
lipoprotein dimana enzim ini dapat masuk ke dalam endothelium melalui heparin
sulphate proteoglikan, kemudian mengkatalisis proses hidrolisis dari trigliserida
pokok (TGs) yang berasal dari Triglyceride-rich Lipoportein (TGRL), seperti
kilomikron dan VLDL, dan menghasilkan asam lemak bebas. Setelah proses
hidrolisis TGRL oleh LPL, kemudian kolesterol bebas, fosfolipid, dan
apolipoprotein pun dihasilkan, yang akhirnya akan beperan dalam proses maturasi
HDL (Glades et al, 1993).
Peningkatan kadar HDL kolesterol melalui olahraga diketahui menurunkan
katabolisme apolipoprotein HDL, tapi tidak terlalu rendah. Walaupun mekanisme

23
penurunan katabolisme HDL dengan olahraga juga mungkin berhubungan dengan
aktifitas LPL mengingat LPL juga memiliki peranan penting dalam mengatur
fractional catabolic rate (FCR) apolipoprotein HDL. Selain itu juga mungkin
dikarenakan olahraga memiliki efek fisiologis lain yang dapat mempengaruhi
turnover dari HDL dan efek tersebut mungkin berbeda tergantung dari faktor-faktor
metabolic, seperti adipositas visceral, resistensi insulin, dan kadar trigliserid
(Thompson and Rader, 2001).

Olahraga dapat menjaga kadar gula darah


Latihan olahraga dapat membantu meningkatkan sensitivitas tubuh terhadap
insulin, yang membantu menjaga kadar gula darah dalam kisaran normal. Menurut
sebuah penelitian yang dilakukan pada pria yang diikuti selama 10 tahun, untuk
setiap 500 kkal yang dibakar per minggu melalui latihan, ada penurunan 6% risiko
relatif untuk pengembangan diabetes. Penelitian itu juga mencatat manfaat yang
lebih besar pada pria yang lebih gemuk.
Dengan meningkatkan olahraga, tubuh menggunakan insulin lebih efisien sampai
70 jam setelah latihan. Jadi, berolahraga 3-4 kali seminggu akan bermanfaat pada
kebanyakan orang. Penelitian menunjukkan bahwa baik latihan aerobik dan latihan
ketahanan dapat membantu mengendalikan diabetes, tapi manfaat terbesar berasal
dari program fitness yang meliputi keduanya. Perlu dicatat bahwa banyak manfaat
olahraga yang independen terhadap penurunan berat badan. Namun, bila
dikombinasikan dengan penurunan berat badan, keuntungannya meningkat secara
substansial

LO.3.2 Menjelaskan jenis dan pengaturan olahraga yang sesuai pada pasien
sindroma metabolic
Olahraga yang cocok untuk penderita sindroma metabolik adalah olahraga yang
ber-ritme, maksudnya gerakan dilakukan berulang- ulang seperti lari, jalan kaki,
bersepeda, berenang, dll. Selain itu olahraga harus dilakukan secara continue,
maksudnya jika anda memutuskan untuk olahraga lari selama 30 menit, maka
dalam waktu 30 menit tersebut anda disarankan untuk tidak beristirahat.
Agar anda bisa melakukan olahraga secara continue lakukan dengan selang seling
misalnya jalan cepat diselingi dengan jalan lamban, hal ini untuk mengatur stamina
anda agar anda bisa melakukan olahraga tersebut selama 30 menit.
Pengguna insulin akan lebih efisien sampai 70 jam setelah olahraga, sehingga untuk
penderita sindrom metabolik dianjurkan untuk berolahraga 3-4 kali seminggu.

24
Latihan jasmani
Latihan jasmani pada diabetes menimbulkan perubahan metabolic yang
dipengaruhi oleh lama, berat latihan dan tingkat kebugaran > kadar insulin plasma,
KGD, kadar benda keton.

Jika seorang DM ingin latihan jasmani, maka KGD 250 mg/dl


- Ambilan glukosa oleh jaringan otot pada keadaan istirahat membutuhkan insulin
disebut jaringan insulin dependent
- Pada jaringan otot yang sedang aktif meningkatkan kepekaan reseptor insulin
pada otot dan pertambahan reseptor insulin otot.
Saat latihan jasmani kadar insulin tidak meningkat jaringan non insulin
dependent

Prinsip latihan jasmani bagi DM :


- Frekuensi : jumlah olahraga 3-5x/mggu
- Intensitas : ringan-sedang (60-70% max heart rate)
- Durasi : 30-60 mnt
- Jenis : jalan, jogging, berenang, dan bersepeda aerobic
- Menentukan intensitas latihan dengan rumus :
Max heart rate (MHR) :220 umur
Contoh : pria 50 th, DM, sasaran latihan sebesar 75%
Jawab : THR : 75% (220-50) = 127/mnt (Denyut nadi)

Urutan olahraga :
- Pemanasan : 5-10 mnt untuk menaikan suhu tubuh, meningkatkan denyut nadi
hingga mendekati intensitas latihan.
- Latihan inti : denyut nadi mencapai THR. Jangan lebih
- Pendinginan : 5-10 mnt, untuk mencegah penimbunan asam laktat yg
menimbulkan rasa nyeri pada otot setelah latihan jasmani.
- Peregangan : untuk melemaskan dan melenturkan otot.

25
LI.4 Memberikan edukasi tentang ajaran islam perihal makanan yang
halal dan baik
LO.4.1 Menjelaskan tentang makanan yang halal dan haram
Halal artinya boleh, jadi makanan yang halal ialah makanan yang dibolehkan untuk
dimakan menurut ketentuan syariat Islam. segala sesuatu baik berupa tumbuhan,
buah-buahan ataupun binatang pada dasarnya adalah hahal dimakan, kecuali
apabila ada nash Al-Quran atau Al-Hadits yang menghatamkannya. Ada
kemungkinan sesuatu itu menjadi haram karena memberi mudharat bagi kehidupan
manusia seperti racun, barang-barang yang menjijikan dan sebagainya.
Allah berfirman :
Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang
Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya
kepada-Nya kamu menyembah. (QS. Al-Baqarah : 17)
Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di
bumi. (QS. Al-Baqarah : 168).
Menyuruh mereka mengerjakan yang makruf dan melarang mereka dari
mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan
mengharamkan bagi mereka segala yang buruk. (QS. Al-Araf : 157)
Dari Abu Hurairah RA. ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : Sesungguhnya
Allah SWT adalah Zat Yang Maha Baik, tidak mau menerima kecuali yang baik,
dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan orang-orang mumin sesuai dengan
apa yang diperintahkan kepada para Rasul. Allah Taala berfirman : Hai para Rasul,
makanlah dari makanan yang baik-baik dan kerjakanlah amal yang sholeh. Allah
Taala berfirman : Hai orang-orang yang beriman, makanlah dari rizki yang baik-
baik yang Kami berikan kepada kamu sekalian. (HR. Muslim)
Rasulullah SAW, ditanya tentang minyak sanin, keju dan kulit binatang yang
dipergunakan untuk perhiasan atau tempat duduk. Rasulullah SAW bersabda : Apa
yang dihalalkan oleh Allah dalam Kitab-Nya adalah halal dan apa yang diharamkan
Allah di dalam Kitab-Nya adalah haram, dan apa yang didiamkan (tidak
diterangkan), maka barang itu termasuk yang dimaafkan. (HR. Ibnu Majah dan
Turmudzi).
Berdasarkan firman Allah dan hadits Nabi SAW, dapat disimpulkan bahwa jenis-
jenis makanan yang halal ialah :
1. Semua makanan yang baik, tidak kotor dan tidak menjijikan.
2. Semua makanan yang tidak diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya.
3. semua makanan yang tidak memberi mudharat, tidak membahayakan kesehatan
jasmani dan tidak merusak akal, moral, dan aqidah.
4. Binatang yang hidup di dalam air, baik air laut maupun air tawar.

26
Makanan yang Haram
Haram artinya dilarang, jadi makanan yang haram adalah makanan yang dilarang
oleh syara untuk dimakan. Setiap makanan yang dilarang oleh syara pasti ada
bahayanya dan meninggalkan yang dilarang syara pasti ada faidahnya dan
mendapat pahala.

Yang termasuk makanan yang diharamkan adalah :


Semua makanan yang disebutkan dalam firman Allah surat Al-Maidah ayat 3
dan Al-Anam ayat 145 :
Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan)
yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh,
yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu
menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. (QS.
Al-Maidah : 3)

LO.4.2 Menjelaskan tentang jenis,pengaturan cara makan yang baik sesuai


ajaran islam
1. Larangan Menggunakan Piring/Gelas Dari Emas Dan Perak
Islam melarang keras penggunaan piring atau gelas dari emas dan perak untuk
makan dan minum. Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- bersabda :

Artinya : "Dan janganlah kalian minum dari gelas emas atau perak, dan jangan
(pula) makan menggunakannya. bahwa itu (piring/gelas dari emas dan perak) untuk
mereka (non-muslim) didunia dan untuk kita diakherat." (HR Bukhori, Muslim,
Ahmad, At-tirmidzi, An-Nasai, Abu Daud dan Ibnu Majah)
2. Larangan Makan dan Minum Dengan Posisi Bersandar
Diriwayatkan dari Abu Juhaifah berkata :
- - :

Artinya : "Aku pernah bersama Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- ketika
beliau berkata kepada seseorang yang bersamanya juga : Aku tidak makan dalam
posisi bersandar." (HR Bukhori, Ahmad, At-tirmidzi, Abu Daud dan Ibnu Majah)
Ibnu Hajar menjelaskan maksud bersandar dalam hadist diatas : Macam-macam
maksud bersandar seperti dalam hadist diatas diantaranya adalah bersandar
ditangan dengan posisi badan miring. juga duduk dengan bersandarkan tangan kiri.
3. Mendahulukan Makan Dari Pada Sholat Ketika Makanan Telah Siap
Ketika hidangan makanan telah siap dan iqomah sholat telah dikumandangkan,
maka dahulukan makan dari pada sholatnya sesuai dengan sabda Rosulullah -
sholallahu 'alaihi wasallam- :
Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- bersabda :

Artinya : "Jika telah siap hidangan makan malam untuk kalian dan (juga) telah
dikumandangkan iqomah sholat, maka mulailah dengan makan malam dan jangan
terburu-buru sampai selesai (dari makan malam)." (HR Bukhori, Muslim, Ahmad,
At-thirmidzi, Abu Daud, Ad-Darimi dan An-Nasai)

4. Membaca Basmalah Sebelum Makan Dan Minum, Hamdalah Setelahnya

27
Termasuk dari adab makan dan minum adalah membaca basmalah sebelum makan
dan minum, dan membaca hamdalah setelahnya. diriwayatkan dari Umar bin Abi
Salamah berkata :
- -
- - :

Artinya : "Ketika aku masih kecil dalam didikan Rosulullah -sholallahu 'alaihi
wasallam-. dan tanganku mengambil makanan dari segala sisi piring. maka berkata
kepadaku Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- : wahai anak. bacalah basmalah,
dan makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah apa yang dekat darimu." (HR
Bukhori, Muslim, Ahmad, Abu Daud dan Ibnu Majah)
Dan membaca hamdalah setelah makan atau minum, sesuai dengan sabda
Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- :

Artinya : "Barang siapa yang setelah makan membaca Alhamdulillahil ladzi
ad'amani hadza wa rozaqanihi min ghoiri haulin minni wala quwwah maka
diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR At-Tirmidzi. Al-Albani berkata :
hadist hasan)
5. Makan Dan Minum Dengan Tangan Kanan
Menggunakan tangan kanan untuk makan dan minum, dan Islam melarang untuk
menggunakan tangan kanan. Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- bersabda :

Artinya : "Janganlah kalian makan dengan tangan kiri, karena setan makan
menggunakan tangan kiri." (HR Muslim, Ahmad dan Ibnu Majah)
6. Memakan Makanan Dari Yang Terdekat
Termasuk adab makan dan minum yang diajarkan Rosulullah -sholallahu 'alaihi
wasallam- adalah memakan makanan dari yang terdekat. sebagaimana sabda beliau
kepada Umar bin Abi Salamah diatas.
7. Disunahkan Memakan Makanan Setelah Panasnya Berkurang
Ketika hidangan itu masih panas, disunahkan untuk menunggunya sejenak sampai
berkurang panasnya. berdasarkan hadist yang diriwayatkan dari Asma' binti Abi
Bakar -radhiallahu 'anhuma- :
) ( :
" "
Artinya : "Bahwa ketika dia (Asma' binti Abi Bakar) menyiapkan bubur, kemudian
dia menutupnya sampai berkurang panasnya. dia berkata : aku pernah mendengar
dari Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- berkata : Begitu adalah lebih besar
berkahnya." (HR Ad-Darimi dan Ahmad)
An-Nawawi menjelaskan : bahwa yang demikian itu lebih besar berkahnya karena
ketika panasnya telah berkurang, seseorang akan terhindar dari bahaya memakan
makanan yang panas. sehingga tidak sakit dan kuat untuk mengamalkan ketaatan
kepada Allah.

8. Tidak Mencela Makanan

28
Memakan makanan yang disukai dan tidak mencela makanan ketika makanan itu
tidak kita sukai. sebagaimana yang dipraktekkan Nabi -sholallahu 'alaihi wasallam-
dalam hadist berikut :

Artinya : "Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- tidak pernah mencela makanan
sama sekali. jika beliau mau maka beliau memakannya, dan jika tidak makan beliau
meninggalkannya." (HR Bukhori, Muslim, Ahmad dan At-Tirmidzi)
9. Tidak Meniup Pada Air Minum
Pada saat air minum masih panas, dibenci untuk meniupnya agar cepat dingin.
disarankan untuk menunggunya sampai dingin dengan sendirinya. berdasarkan
larangan dalam sabda Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- berikut :

Artinya : "Jika salah seorang dari kalian hendak minum, maka jangan meniup ke
(air) dalam bejana." (HR Bukhori, Muslim dan Ahmad)
10. Tidak Minum Langsung Dari Mulut Teko
Jika hendak minum, hendaklah menuangkan air ke gelas terlebih dahulu. dan tidak
minum langsung dari mulut teko. Karena Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam-
melarang akan hal demikian.

Artinya : "Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- melarang minum langsung dari
mulut ceret atau teko." (HR Bukhori dan Ahmad)
11. Disunahkan Untuk Makan Bersama
Disunahkan berkumpul ketika ingin makan. makan bersama akan menambah
berkah. lebih banyak yang kumpul, maka lebih banyak berkahnya juga. Rosulullah
-sholallahu 'alaihi wasallah bersabda :

Artinya : "Makanan satu orang cukup untuk dua orang, dan makanan dua orang
cukup untuk empat orang, dan makanan empat orang cukup untuk delapan orang."
(HR Muslim, Ahmad dan At-Tirmidzi)
Beliau juga bersabda :

Artinya : "Berkumpulkan ketika makan dan bacalah nama Allah maka Allah akan
memberkati kalian dalam makanan itu." (HR Abu Daud dan Ahmad)
12. Tidak Berlebihan Dalam Makan Dan Tidak Juga Kekurangan
Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- menasehati untuk bijak dalam segala hal,
termasuk dalam makanan. setiap orang harus mengkira-kira seberapa banyak yang
dia butuhkan agar tidak berlebihan dan juga tidak kekurangan. Dalam hadist,
Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- bersabda :

Artinya : "Sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga untuk
nafas." (HR At-Tirmidzi, Ahmad dan Ibnu Majah)

LI.5 Menghitung jumlah kalori bahan makanan yang dimakan 1 hari yang
lalu, termasuk makan besar dan selingan.

29
Menu Sehari 1700 Kalori
1 2 3 4 5 6
Waktu Bahan Makanan Penukar Gram URT Contoh Menu
Pagi Roti 1 karbohidrat 70 2ptng - Roti Putih
Telur Ayam 1 hewani 55 1 Butir - Telur Rebus
Susu Skim Cair 1 susu 200 1 gls - Susu Skim Cair

Selingan Jeruk 1 buah 100 1gls - Jus Jeruk


Melon 1 buah 190 1ptg bsr - Melon potong
Kacang Tanah - Kacang Tanah
1 nabati 159 2sdm Rebus

Siang Nasi 1 karbohidrat 100 gls - Nasi putih


Ikan 1 hewani 40 1 ptng sdg - Ikan Kembung
Goreng
Tahu 1 nabati 100 1 bj bsr - Pepes Tahu
Sayuran 1 sayuran 100 1 mangkuk- Sayur Bening
Bayam dan
Jangung
Tempe 1 nabati -
50
2 ptng sdng- Tempe goreng

Selingan Krekers 1 karbohidrat 50 1 ptng - Krekers


Teh Makanan 1 gls - Teh manis
gula tanpa kalori 1sdt
13
Malam Nasi 1 karbohidrat 100 gls - Nasi Putih
Ayam 1 hewani 40 1 ptg sdng - Ayam panggang
tanpa Kulit
Sayuran 1 sayuran 100 1 mangkuk- Tumis Buncis
Yoghurt 1 susu 200 2/3gls - Yoghurt susu
penuh
Minyak Jagung 1 lemak tidak 5 1sdt
jenuh

DAFTAR PUSTAKA

30
Adrianjah, H dan Adam, J., 2006. Sindroma Metabolik:Pengertian, Epidemiologi,
dan Criteria Diagnosis. Informasi laboratorium prodia No.4/2006.
WHO. 2000. Obesity: Preventing and Managing the Global Epidemic. Geneva.
Bray, GE., Ryan, DH. 2006. Overweight and The Methabolic Sindrome: from
Bench to Bedside. Springer Science
Suryono, S. 2004. Daftar Bahan Makanan Penukar. Jakarta: Balai Penerbit
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

31

Anda mungkin juga menyukai