286 - 3-Akuntansi Berbasis Akrual Untuk SKPD - Done PDF
286 - 3-Akuntansi Berbasis Akrual Untuk SKPD - Done PDF
Abstract
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan, pasal 4 ayat (1) Pemerintah menerapkan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)
berbasis Akrual. SAP Berbasis Akrual adalah SAP yang mengakui pendapatan, beban, aset, utang, dan
ekuitas dalam pelaporan finansial berbasis akrual, serta mengakui pendapatan, belanja, dan
pembiayaan dalam pelaporan pelaksanaan anggaran berdasarkan basis yang ditetapkan dalam
APBN/APBD. SAP berbasis akrual tercantum dalam Lampiran I PP 71 Tahun 2010.
Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan berbasis akrual paragraf 60 menyatakan
bahwa Laporan keuangan pemerintah terdiri dari laporan pelaksanaan anggaran (budgetary
reports), laporan finansial, dan Catatan atas Laporan Keuangan. Laporan pelaksanaan anggaran
terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran dan Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih. Laporan
finansial terdiri dari Neraca, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Laporan Arus Kas.
CaLK merupakan laporan yang merinci atau menjelaskan lebih lanjut atas pos-pos laporan
pelaksanaan anggaran maupun laporan finansial dan merupakan laporan yang tidak terpisahkan dari
laporan pelaksanaan anggaran maupun laporan finansial.
Terdapat beberapa usulan konstruksi sistem akuntansi agar dihasilkan laporan tersebut di
atas. Tulisan ini mengusulkan agar dalam Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dibentuk dua unit
akuntansi yaitu unit akuntansi financial dan unit akuntansi pelaksanaan anggaran. Unit akuntansi
financial dalam membuat catatan akuntansi dilandasi oleh konsep aset yang dikuasai oleh SKPD
sama dengan Kewajiban ditambah ekuitas. Unit akuntansi financial bertanggungjawab untuk
menyusun laporan financial. Sementara itu unit akuntansi pelaksanaan anggaran bertanggungjawab
untuk menyusun Laporan realisasi Anggaran dan Laporan Perubahan SAL
1. Pendahuluan
Pemerintah Daerah wajib menyusun laporan keuangan yang terdiri Laporan Pelaksanaan
Anggaran dan Laporan Finansial. Laporan Pelaksanaan Anggaran meliputiLaporan Realisasi
Anggaran (LRA) dan Laporan Perubahan SAL, sementara itu Laporan financial terdiri dariNeraca,
Laporan Operasional (LO), Laporan Perubahan Ekuitas serta Laporan Arus Kas. Disamping itu
SKPD harus menyusun Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).
Karena Laporan Pemda sebagaimana disebutkan di atas dihasilkan dari penggabungan
laporan berbagai SKPD dan BUD maka agar Pemerintah Daerah dapat menghasilkan LRA dan LO
sebagaimana dijelaskan di atas, Satuan Kerja Perangkat Daerah harus menyusun LRA dan LO.
Laporan Realisasi Anggaran Satuan Kerja Perangkat daerah menyajikan informasi mengenai
Pendapatan dan belanja baik anggaran maupun realisasinya yang pengakuannya menggunakan
2
dasar pengakuan sesuai dokumen anggaran. Sementara itu Laporan Operasional menyajikan
Pendapatan dan Beban yang pengakuannya berdasarkan dasar akrual.
Persoalan teknis pencatatannya adalah bagaimana membuat catatan akuntansi yang
dapat dijadikan dasar penyusunan laporan pelaksanaan anggaran dan laporan financial.Mencari
arsitektur akuntansi berbasis akrual sebagaimana dimaksudkan dalam PP 71 Tahun 2010
(Lampiran I ) masih merupakan pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh kita bersama.
Telah banyak ahli akuntansi yang berusaha untuk memberikan solusi.
Tulisan ini berusaha mendiskripsikan salah satu usulan untuk menyusun sistem akuntansi
yang digunakan untuk menyusun laporan keuangan sebagaimana yang dijelaskan di atas. Dalam
uraian berikut ini penulis menggunakan akun RK-PPKD untuk mencatat hubungan keuangan
antara Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dengan Bendahara Umum Daerah (BUD). Uraian ini
juga dibatasi pada transaksi di Satuan Kerja Perangkat Daerah yang tidak melaksanakan
pengelolaan keuangan dengan pola Badan Layanan Umum Daerah. Tulisan ini tidak
mengilustrasikan Laporan Arus Kas. Usulan berikut ini merupakan usulan pribadi penulis.
Walaupun tulisan ini sudah dilengkapi dengan simulasi akuntansi untuk SKPD, namun tulisan ini
masih perlu dikaji dari berbagai aspek.
2. Pembahasan
a. Asitertur sistem akuntansi untuk menerapkan akuntansi berbasis akrual
Agar suatu SKPD dapat menyusun laporan keuangan berupa LRA, Laporan Operasional,
Laporan Perubahan Ekuitas serta neraca, ada penulis yang mengusulkan untuk membuat sistem
akuntansi yang berbasis LO. Jurnal yang dibuat dirancang untuk menyusun LO dan Laporan
Perubahan Ekuitas serta neraca sementara itu untuk menyusun LRA dilakukan pencatatan single
entry. Dengan sistem ini jika ada pembayaran dari kas Negara/kas daerah yang mengakibatkan
timbulnya belanja (yang dilaporkan di LRA) dan beban (yang dilaporkan di LO) akan dicatat dalam
jurnal dan dalamCatatan Lain, sehingga pengusul gagasan ini menyebutnya dengan system triple
entry.
Ada usulan kedua yaitu sistem akuntansi dibangun dengan dasar kas. Transaksi selama
satu periode diakui (dicatat) dengan dasar kas. Kemudian disusun LRA dan Laporan Perubahan
Saldo Anggaran Lebih. Setelah itu saldo pendapatan dan belanja yang sudah dilaporkan di LRA
disesuaikan melalui jurnal penyesuaian sehingga menjadi saldo pendapatan dan beban yang
diakui berdasarkan dasar akrual. Saldo pendapatan dan beban tersebut dilaporkan di Laporan
Operasional. Pada awal tahun berikutnya jurnal penyesuaian tersebut dibalik dengan jurnal
pembalik sehingga catatan akuntansi akan kembali menjadi dasar kas.
Sementara itu ada pemikir lain bahwa setiap SKPD dapat membentuk 2 unit akuntansi.
Satu unit akuntansi bertanggungjawab untuk penyusunan LO, Laporan perubahan ekuitas serta
neraca sementara unit akuntansi kedua akan bertanggungjawab menyusun LRA. Kedua unit
akuntansi menggunakan sistem double entry dalam membangun konstruksi sistem akuntansinya.
Unit akuntansi yang bertanggungjawab menyusun laporan pelaksanaan anggaran
dalammenerapkan sistem double entry tersebut, konstruksi persamaan akuntansi dapat diawali
dengan posisi saat SKPD menerima uang persediaan dan diakhiri dengan penyetoran sisa Uang
Persediaan dan sisa uang di Bendahara Pengeluaran ke Kas Daerah, sehingga menurut penulis,
persamaan akuntansi yang dapat dibangun adalah Kas di bendahara Pengeluaran sama dengan
RK-PPKD.
3
Sementara itu bagi unit akuntansi yang bertanggungjawab menyusun laporan finansial,
konstruksi sistem akuntansinya menggunakan konsep aset sama dengan Kewajiban ditambah
dengan Ekuitas. Tulisan berikut ini mengilustrasikan akuntansi di SKPD jika dalam SKPD dibentuk
2 unit akuntansi.
Untuk mempermudah pembahasan pada tulisan ini, penulis mengusulkan unit akuntansi
yang bertanggungjawab menyusun Laporan Realisasi Anggaran dan Laporan Perubahan Saldo
Anggaran Lebih disebut Unit Akuntansi Pelaksanaan Anggaran, sementara itu unit akuntansi yang
bertanggung jawab menyusun Neraca, Laporan Operasional serta Laporan Perubahan Ekuitas
serta Laporan Arus Kas disebut Unit Akuntansi Finansial. Penyusunan laporan arus kas secara
teknis dapat diserahkan ke Unit Akuntansi Pelaksanaan Anggaran atau dapat juga diserahkan ke
Unit Akuntansi Finansial. Catatan atas Laporan Keuangan tentunya harus disajikan oleh kedua
unit akuntansi yang dibentuk.
disebut Unit Akuntansi Finansial Unit akuntansi kedua bertanggung jawab menyusun Laporan
Realisasi Anggaran yang menurut penulis dapat disebut Unit Akuntansi Pelaksanaan
Anggaran.Kedua unit akuntansi dapat menggunakan sistem pembukuan ganda (double entry)
dalam membangun sistem akuntansinya.
Jika jurnal tersebut diposting ke buku besar dan selanjutnya disusun neraca saldo maka
neraca saldo tersebut akan tampak pada Tabel 3 berikut.
Akun Debit Kredit
111-Kas di Bendahara Penerimaan 0 0
111-Kas di Bendahara Pengeluaran 0 0
115-Piutang Retribusi 30.000.000 0
117-Persediaan 600.000 0
131-Tanah Kantor 1.000.000.000 0
133-Bangunan Kantor 2.000.000.000 0
132-Peralatan dan mesin 575.000.000 0
137- Akumulasi Penyusutan Aset Tetap 0 50.000.000
219- Utang Beban Barang dan Jasa 0 5.300.000
311-Ekuitas Dana-Diinvestasikan Dalam Aset Tetap 0 3.300.000.000
0.0.0-RK-PPKD 0 129.300.000
811.09-Pendapatan Retribusi Pelayanan Kesehatan 0 230.000.000
911-Beban Gaji dan Tunjangan 20.500.000 0
921-1-Beban Barang-ATK 20.200.000 0
921-2-Belanja Barang dan Jasa-Obat obatan 13.000.000 0
922-1-Beban jasa 5.300.000 0
991-Beban Penyusutan Aset Tetap 50.000.000 0
- 3.714.600.000 3.714.600.000
Tabel 3 : Neraca Saldo Unit Akuntansi FinansialEkuitas
Dari neraca saldo di atas akan disusun Laporan Operasional, Laporan Perubahan serta
Neraca Satuan Kerja Perangkat Daerah. Laporan Operasional yang disusun berdasarkan neraca
saldo tersebutdalam Tabel 4 di bawah ini.
PEMERINTAH DAERAH XYZ
SKPD X
LAPORAN OPERASIONAL
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012
(DALAM RUPIAH)
Pendapatan Retribusi Pelayanan Kesehatan 230.000.000
Beban Operasional :
Beban Gaji dan Tunjangan 20.500.000
Beban Barang-ATK 20.200.000
Belanja Barang dan Jasa-Obat obatan 13.000.000
Beban jasa 5.300.000
Beban Penyusutan 50.000.000
6
Perlakuan di atas juga sesuai dengan SE-BAKD-316 bahwa saldo akun RK-PPKD dilaporkan
sebagai bagian dari Ekuitas Dana. Menurut penulis akun RK-PPKD merupakan akun pembantu
ekuitas yang terkait dengan pelaksanaan anggaran. Dengan demikian jika pertanggungjawaban
pelaksanaan anggaran telah disetujui oleh Bendahara Umum Daerah, jumlah pendapatan dan
belanja serta UP dan TUP sudah dipertanggungjawabkan makasaldo akun RK-PPKD harus
dikoreksi terhadap akun ekuitas. Untuk mengetahui jumlah yang sudah dipertanggungjawabkan
dan untuk keandalan informasi yang dihasilkan, maka perlu dilakukan rekonsiliasi antara Unit
Akuntansi Finansial dengan Unit Akuntansi Pelaksanaan Anggaran bahkan dengan Bendahara
Umum Daerah.
Dipindahkannya jumlah yang sudah dipertanggungjawabkan ke ekuitas juga agar neraca
SKPD menggambarkan adanya hubungan antara jumlah aset yang dikuasai oleh suatu SKPD
dengan kewajiban dan ekuitas SKPD yang bersangkutan. Hal ini sesuai dengan PSAP 01 berbasis
akrual Lampiran I PP 71 tahun 2010, paragraph 84Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah
yang merupakan selisih antara aset dan kewajiban pemerintah pada tanggal laporan.
8
RK-PPKD 129.300.000
Ekuitas Dana 129.300.000
Jumlah 359.300.000 359.300.000
Tabel 7 : Jurnal Penutup Unit Akuntansi Finansial
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa mestinya uang yang ada di
Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran harus disetorkan ke Kas Daerah. Kondisi
ideal ini yang melandasi usulan penulis dalam menyusun arsitektur akuntansi di Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD). Selanjutnya dalam tulisan ini penulis menggunakan pendekatan yang
menggunakan akun RK-PPKD dan RK-SKPD untuk mencatat transaksi keuangan antara SKPD
dengan BUD terkait dengan realisasi anggaran SKPD. RK-PPKD dipandang rekening ekuitas.
Pada awal tahunn anggaran SKPD dapat diberikan Uang Persediaan. Pengaruh dari
transaksi ini adalah uang yang ada di Bendahara Pengeluaran bertambah dan RK-PPKD
bertambah. Kondisi ini dapat dituangkan dalam persamaan akuntansi sebagai berikut :
Kas di Bendahara Pengeluaran = RK-PPKD.
Persamaan ini nanti akan berkembang manakala ada setoran pendapatan daerah yang
diterima oleh bendahara penerimaan sehingga persamaan itu akan menjadi :
Kas di Bendahara Penerimaan + Kas di Bendahara Pengeluaran = RK-PPKD + Pendapatan
Tentunya SKPD tidak akan menggunakan persamaan akuntansi tersebut. Sebagai
gantinya SKPD akan menyusun akun buku besar yang banyak dan nama akunnya disesuaikan
kebutuhan. Untuk tujuan konsolidasi laporan keuangan mestinya pemerintah daerah sudah
menetapkan peraturan kepala daerah terkait dengan penggunakan akun buku besar.
Berdasarkan data di atas unit akuntansi Pelaksanaan Anggaran yang bertanggungjawab
untuk menyusun Laporan realisasi Anggaran akan membuat jurnal yang nampak pada Tabel 8
sebagai berikut :
Tanggal Akun Debit Kredit
a. 1.1.1.03.01-Kas di Bendahara Pengeluaran 5000.000 0
0.0.0.0.0-RK-PPKD 0 5.000.000
c. 0.0.0.0.0-RK-PPKD 120.000.000 0
4.1.2.01.01-Pendapatan Retribusi Pelayanan Kesehatan 0 120.000.000
e. 0.0.0.0.0-RK-PPKD 80.000.000 0
1.1.1.02.01-Kas di Bendahara Penerimaan 0 80.000.000
k. 0.0.0.0.0-RK-PPKD 4.200.000 0
1.1.1.03.01-Kas di Bendahara Pengeluaran 0 4.200.000
493.500.000 493.500.000
Tabel : 8 Jurnal Unit Akuntansi Pelaksanaan Anggaran
Dalam ilustrasi di atas, pencatatan atas penerimaan uang oleh Bendahara Penerimaan
menggunakan pendekatan pendapatan yaitu yang dikredit akun Pendapatan.Jika menggunakan
pendekatan Pendapatan dan pada akhir tahun terdapat kas di Bendahara Penerimaan yang
belum disetor, maka dilakukan penyesuaian dengan mendebit akun Pendapatan dan mengkredit
akun Pendapatan yang ditangguhkan.
Terdapat pendekatan lainyaitu transaksi penerimaan pendapatan oleh bendahara
pengeluaran dicatat dengan mendebit akun Kas di Bendahara Penerimaan dan mengkredit akun
Pendapatan yang ditangguhkan. Jika digunakan pendekatan ini, maka setiap terjadi penyetoran
uang dari Bendahara Penerimaan ke KasDaerah perlu dua jurnal yaitu jurnal pertama mendebit
akun RK-PPKD dan mengkredit akun Kas di Bendahara Penerimaan. Jurnal kedua adalah mendebit
akun Pendapatan yang ditangguhkan dan mengkredit akun Pendapatan.
Selanjutnya jurnal tersebut di atas diposting ke akun buku besar yang sesuai dan dari
buku besar tersebut akan disusun neraca saldo sebagaimana terlihat pada Tabel 8 berikut ini.
PEMERINTAH DAERAH XYZ
SKPD X
NERACA SALDO
PER 31 DESEMBER 2012
Nomor dan nama akun Debit Kredit
1.1.1.03.01-Kas di Bendahara Pengeluaran 0 0
1.1.1.02.01-Kas di Bendahara Penerimaan 0 0
0.0.0.0.0-RK-PPKD 0 129.300.000
4.1.2.01.01-Pendapatan Retribusi Pelayanan Kesehatan 0 200.000.000
5.1.1.01.01-Belanja Gaji 20.500.000 0
5.2.2.01.01-Belanja Barang dan jasa-ATK 20.800.000 0
5.2.2.02.04-Belanja Barang dan Jasa-Obat obatan 13.000.000 0
5.2.3.03.10-Belanja Modal Ambulance 275.000.000 0
- 329.300.000 329.300.000
Tabel 9 : Neraca Saldo Unit Akuntansi Pelaksanaan Anggaran
Berdasarkan neraca saldo di atas disusun Laporan Realisasi Anggaran yang tampak
berikut ini:
PEMERINTAH DAERAH XYZ
DINAS KESEHATAN
LAPORAN REALISASI ANGGARAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012
(DALAM RUPIAH)
Keterangan Anggaran Realisasi Selisih
Pendapatan Retribusi Kesehatan 190.000.000 200.000.000 10,000,000
Belanja :
Belanja Gaji 21.000.000 20.500.000 -500,000
11
Untuk menyusun Laporan Realisasi Anggaran, kolom realisasi diisi dari neraca saldo di
atas. Sementara itu, data anggaran dapat diperoleh dari DPA setelah perubahan. Data anggaran
ini sebenarnya dapat juga dijurnal atau menurut SE.900/743/BAKD tahun 2007, tentang Modul
Akuntansi Pemerintah Daerah, data anggaran dapat ditulis di header dari masing-masing akun
pendapatan dan belanja.
Saldo akun pendapatan, belanja tidak akan menjadi saldo awal tahun berikutnya,
sehingga menurut penulis akun-akun tersebut pada akhir tahun harus ditutup yaitu dengan
mendebit akun Pendapatan dan mengkredit akun berbagai belanja. Sementara itu selisihnya akan
dimasukkan di sisi debit atau kredit akun RK-PPKD.
Jurnal penutup yang dibuat pada akhir Tahun 2012 oleh unit akuntansi pelaksanaan
anggaran adalah sebagai berikut :
Akun Debit Kredit
RK-PPKD 129.300.000
Pendapatan Retribusi Kesehatan 200.000.000
Belanja Gaji 20.500.000
Belanja Barang dan jasa-ATK 20.800.000
Belanja Barang dan Jasa-Obat obatan 13.000.000
Belanja Modal Ambulance 275.000.000
Jumlah 329.300.000 329.300.000
Tabel 11 : Jurnal Penutup Unit Akuntansi Pelaksanaan Anggaran
Jika jurnal penutup ini diposting ke buku besar, maka semua akun pendapatan, belanja
akan bersaldo nol, sehingga akun-akun tersebut sudah siap untuk menampung transaksi
pelaksanaan anggaran tahun berikutnya. Namun Akun RK-PPKD belum tentu bersaldo nol
manakala ada saldo Uang Persediaan pada akhir tahun belum dipertanggungjawabkan
sebagaimana mestinya.
e. Rekonsiliasi antara Unit Akuntansi Financial dengan Unit Akuntansi Pelaksanaan Anggaran
Untuk menghasilkan informasi yang handal dapat dilakukan rekonsiliasi antara akun RK-
PPKD yang ada di Unit Akuntansi Financial derngan akun RK-PPKD yang ada di Unit Akuntansi
Pelaksanaan Anggaran. Pada tulisan ini tidak mengilustrasikan rekonsiliasi tersebut.
3. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa dilihat dari aspek teknis akuntansi,
penerapan akuntansi pemerintahan berbasis akrual di tingkat SKPD dapat dilakukan dengan
sederhana dengan membentuk dua unit akuntansi yaitu Unit Akuntansi Financial dan Unit
Akuntansi Pelaksanaan Anggaran. Penggunaan akun RKPPKD yang sudah digunakan selama ini
oleh pemerintah daerah dapat digunakan dalam menyusun rancangan sistem akuntansi berbasis
akrual.
Akun Pendapatan dan belanja ditutup saldonya keakun RK-PPKD, sehingga akun
Pendapatan dan Belanja akan bersaldo nol, sementara itu akun RK-PPKD belum tentu bersaldo
12
nol. Jika masih ada uang persediaan yang belum dipertanggungjawabkan sebagaimana mestinya,
akun RK-PPKD masih ada saldo kredit.
DAFTAR PUSTAKA
Pemerintah Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara.
Pemerintah Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara
Pemerintah Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan
Pemerintah Republik Indonesia,Peratuan Pemerintah 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah
Pemerintah Republik Indonesia, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
Pemerintah Republik Indonesia, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah
Pemerintah Republik Indonesia, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 55 Tahun 2008 tentang
Tatacara Penatausahaan dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara
serta Penyampaiannya
Pemerintah Republik Indonesia, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 13 tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
Pemerintah Republik Indonesia, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 238/PMK.05/2011 tentang
Pedoman Umum Sistem Akuntansi Pemerintahan
Kementerian Dalam Negeri,Surat Edaran Nomor 900/316/BAKD Tahun 2007 tentang Pedoman
Sistem dan Prosedur Penatausahaan dan Akuntansi, Pelaporan dan Pertanggunjawaban
Keuangan Daerah
Kementerian Dalam Negeri, SE.900/743/BAKD Tahun 2007 tentang Modul Akuntansi Pemerintah
Daerah