Anda di halaman 1dari 3

PEMANFAATAN LIMBAH CAIR DOMESTIK (GREYWATER) UNTUK IRIGASI

DENGAN METODE WETLAND

BAB I

1.1 LATAR BELAKANG

Kebutuhan akan air bersih semakin meningkat akibat pertambahan penduduk yang
terus meningkat, sedangkan kualitas air bersih yang memenuhi standar semakin sedikit karena
sudah banyak tercemar oleh limbah limbah yang dihasilkan dari aktivitas manusia. Sebagian
limbah rumah tangga berbentuk suspensi, lainnya dalam bentuk bahan terlarut. Komposisi
limbah cair rata-rata mengandung bahan organik dan senyawa mineral yang berasal dari sisa
makanan, urin, dan sabun. Di kota besar misalnya, beban organik (organic load) limbah cair
domestik dapat mencapai sekitar 70% dari beban organik total limbah cair yang ada dikota
tersebut. Limbah cair rumah tangga memiliki karakteristik yaitu TSS 25-183 mg/l, COD 100-
700 mg/l, BOD 47- 466 mg/l, Total Coliforms 56-8,03x107CFU/100 ml (Li, 2009).
Menurut Keputusan Lingkungan Hidup No. 112 Tahun 2003 yang dimaksud dengan
air limbah domestik yaitu, air limbah yang berasal dari usaha atau kegiatan pemukiman ( real
estate ), rumah makan ( restaurant ), perkantoran , perniagaan, apartemen, dan asrama. Air
limbah domestk dibedakan menjadi dua, yaitu greywater dan black water. Greywater atau
disebut juga dengan air kelabu adalah limbah non kakaus, seperti limbah yang dihasilkan sehari
hari, seperti mandi dan cuci ( Ubaya.ac.id, 2013). Grey water adalah air limbah diantara air
bersih dan black water, sehingga greywater ini berpotensi untuk digunakan kembali dengan
diolah terlebih dahulu. Salah satu potensi pemanfaatan greywater ini adalah sebagai irigasi.
Grey water yang dapat dimanfaatkan sebagai irigasi ini termasuk greywater golongan D.
Pengolahan pada Grey Water ini menggunakan metode Wetland.

1.2 METODOLOGI

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan wetland (lahan basah).
Lahan basah adalah istilah kolektif tentang ekosistem yang pembentukannya dikuasai air, dan
proses serta cirinya terutama dikendalikan air (Tejoyuwono Notohadiprawiro).

Greywater mengalir ke tingkat kerikil dari lahan basah. Greywater melewati lahan
basah yang perlahan-lahan, dan air bersih keluar sistem pada tingkat yang sama seperti ketika
air bersih masuk. Pipa menurunkan air ke tanah dengan bantuan gravitasi bumi, dan air
mengalir melalui jalur bervegetasi. Di bawah permukaan aliran lahan basah, greywater yang
mengalir melalui sistem di bawah permukaan tanah. Sistem ini terdiri dari lapisan tipis (5cm)
pasir atasnya oleh lapisan tebal (45-75cm) dari kerikil berukuran kecil-menengah, dengan
lapisan tipis (5cm) mulsa atau tanah organik yang kaya di atas. Tanaman untuk sistem lahan
basah ini seperti alang-alang, ditanam di tanah lapisan atas, akar akan tumbuh ke dalam substrat
kerikil. Alternatif tanaman untuk wetland lainnya adalah tanaman hias.
Greywater yang melalui lahan basah biofiltrasi akan disaring melalui proses mekanis
dan biologis. Pertama, greywater disaring oleh proses mekanis. Kerapatan tumbuhan
memperlambat aliran air yang masuk ke perairan sehingga akan memacu proses pengendapan
partikel bahan pencemar yang terkandung di dalam air (Hammer, 1997). Kedua, greywater
mengalami proses bilogis. Tanaman lahan basah mentransfer oksigen ke zona akar terendam,
yang memungkinkan untuk penguraian polutan dan bahan organik secara biologis oleh
mikroba.
Ukuran lahan basah yang dibangun tergantung pada jumlah limbah yang masuk dan
jumlah BOD yang perlu dikurangi. Sebagai aturan umum, 1 meter kubik lahan basah dapat
memproses sekitar 135 liter air keruh (Jenkins 2005). Untuk menentukan lebih tepat ukuran
untuk sistem yang lebih besar, Crites dan Tchobanoglous mengusulkan menyelesaikan
serangkaian perhitungan untuk menentukan ukuran lahan basah, yang dijelaskan di bawah
(Crites dan Tchobanoglous 1998). Air bersih yang telah dihasilkan oleh sistem akan digunakan
untuk

1.3 TUJUAN PENULISAN

Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penulisan ilmiah ini adalah :

1. Untuk mengetahui pemanfaatan limbah cair domestik (greywater) sebagai pengganti


air irigasi.
2. Untuk menurunkan kadar BOD dan COD dalam greywater agar menjadi air kelas dua
yang aman untuk dijadikan irigasi.
1.4 HIPOTESIS
Hipotesis sementara pada penelitian kali ini adalah :
1. Limbah cair domestik (greywater) dapat dimanfaatkan sebagai pengganti air irigasi.
2. Metode wetland dapat menurunkan kadar BOD dan COD dalam Greywater.

Anda mungkin juga menyukai