Anda di halaman 1dari 4

BUDAYA KLAKSON DI THAILAND

Tidak dapat dipungkiri bahwa jumlah penduduk di beberapa kota besar sangat
besar dan terus mengalami peningkatan dari urbanisasi desa ke kota. Ini disebabkan
adanya daya tarik kota yang menjadi tempat perputaran uang paling besar. Hal ini juga
memunculkan masalah yaitu kemacetan di jalanan. Salah satu penyebab kemacetan
adalah adanya peningkatan kendaraan pribadi. Peneliti dari RAND Corporation
menuturkan beberapa faktor yang menjadi daya pendorong peningkatan kendaraan
pribadi, yaitu: (1)
1. Infrastruktur kendaraan bermotor, yaitu jumlah dan kualitas jalan beserta tempat
parkir
2. Harga bahan bakar yang murah
3. Rendahnya pajak kendaraan
4. Tidak adanya alternatif transportasi lain
5. Banyaknya porsi populasi tenaga kerja muda
6. Tersedianya bahan bakar domestik
7. Adanya perusahaan manufaktur domestik untuk kendaraan pribadi
8. Kondisi geografis populasi negara yang tersebar
9. Adanya tren penggunaan kendaraan
Jika berkaca dari Kota Bangkok, hampir semua faktor memenuhi. Untuk faktor nomor 4,
memang telah tersedia alternatif transportasi lain seperti BTS skytrain, MRT subway, dan
BRT busway. Akan tetapi, ini hanya tersedia di bagian pusat keramaian kota.
Transportasi alternatif tersebut belum mengkover semua bagian kota dan pinggiran kota.
Saat ini infrastruktur transportasi tersebut masih dalam tahap pembangunan, seperti
pada gambar berikut.

Gambar 1 Pembangunan Skytrain


Lokasi diambil di Jalan Charasanitwong yang berdekatan dengan Jembatan Rama VII,
dimana merupakan pinggiran Kota Bangkok. Diperkirakan Skytrain ini akan selesai pada
tahun 2020. Oleh karena, transportasi alternatif masih dibangun, daerah-daerah
pinggiran Kota Bangkok mengalami kemacetan.

Gambar 2 Kemacetan di Perbatasan Kota Bangkok

Ada hal yang menarik dari Gambar 2. Transportasi kendaraan bus dan mobil lumpuh.
Diperkirakan mereka berjalan sekitar 1 meter per 5 atau 10 menit. Hanya kendaran roda
dua yang dapat berjalan secara mudah. Namun jumlah kendaran ini sangat rendah. Oleh
sebab itu, banyak siswa dan mahasiswa segera mengambil inisiatif untuk berjalan secara
berjamaah di trotoar supaya tidak terlambat.
Tomtom Travel Index, merupakan sebuah organisasi yang bertujuan untuk
membantu mengurangi kemacetan di kota besar dengan memberikan informasi
kemacetan dan arus lalu lintas secara real time. Mereka mempublikasikan hasil rangking
dunia mengenai kota-kota besar termacet di dunia pada tahun 2016. Kota Bangkok
termasuk sebagai kota termacet nomor dua di dunia. Dengan tingkat kemacetan rata-
rata 61% yang mana meningkat 4% dari tahun 2015. Total kemacetan tertinggi yang
terjadi di pagi hari adalah 91% dan malam hari adalah 118%. Persentase ini adalah
tambahan waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke lokasi tujuan, dibandingkan saat
bebas hambatan. Secara sederhana, jika dalam kondisi tanpa hambatan, dibutuhkan
waktu sekitar 10 menit untuk sampai ke tujuan dari rumah, maka pada pagi hari
dibutuhkan 19,1 menit, malam hari dengan 21,8 menit, dan macet biasa dengan 16,1
menit untuk sampai ke lokasi tujuan. (2)

Gambar 3 Rangking Kota-Kota Termacet di Dunia

Walau kemacetan merupakan masalah di Bangkok, pengendara kendaraan


sangat santun dalam beretika di jalanan. Mereka jarang sekali membunyikan bel klakson.
Membunyikan klakson dianggap sebagai hal yang tercela (3). Selain faktor norma dan
budaya, Thailand memiliki peraturan lalu lintas pada pasal 14 bahwa kendaraan mobil
dan sepeda motor dapat menggunakan bel klakson hanya ketika menghindari bahaya
dan kecelakaan (4). Kalaupun membunyikan bel klakson itu untuk memanggil
penumpang-penumpang kendaran umum bus untuk naik, sebagai kata terima kasih,
dan sarana komunikasi seperti mohon izin untuk jalan dulu (sambil menundukkan
kepala) (4).
Gambar 4 Kendaraan-Kendaran Tidak Membunyikan Klakson (5)

Referensi:
1. Ecola, Lisa, et. al. 2014. The Future of Driving in Developing Countries. Institute
for Mobility Research. RAND Corporation.
2. https://www.tomtom.com/en_gb/trafficindex/list?citySize=LARGE&continent=ALL
&country=ALL
3. https://www.mmtimes.com/special-features/197-travel-2014/11670-bangkok-as-i-
see-it.html
4. http://thailaws.com/law/t_laws/tlaw0140_5.pdf
5. http://theaposition.com/robertfagan/golf/off-course/16212/what-thailand-can-
teach-the-world
6. https://farm7.static.flickr.com/6108/6348012388_670093f1b9_o.jpg

Anda mungkin juga menyukai