Anda di halaman 1dari 13

Baja ringan adalah baja yang berkualitas tinggi dan ringan, namun kekuatan baja tersebut tidak

kalah dengan baja konvensional. Ketebalan pada baja ringan ditentukan oleh fungsinya. Penggunaan
rangka baja ringan belum polpuler di Indonesia. Sehingga banyak masyarakat Indonesia yang enggan
untuk menggunakan rangka atap baja ringan ini. Padahal sebenarnya, rangka ini sangat cocok untuk
digunakan di wilayah Indonesia yang cenderung rawan terjadinya gempa.

Berikut alasan uitama yang perlu anda ketahui ketika akan menggunakan rangka atap baja ringan.

1. Rangka baja ringan tidak dimakan rayap. Saat ini sangat jarang sekali orang yang menggunakan
kayu jati sebagai rangka atap. Untuk itu, pemilihan rangka baja ringan adalah hal yang mutlak jika
anda ingin rangka atap anda memiliki usia yang lebih awet.

2. Baja ringan akan mempercepat durasi pengerjaan suatu bangunan. Baja ringan yang sudah siap
pasang tentu akan menghemat waktu pengerjaan berbagai proyek bangunan.

3. Struktur baja ringan tentunya akan lebih ringan jika digunakan sebagai rangka atap rumah
dibanding dengan penggunaan kayu. Hal ini akan mempermudah pengerjaan serta keamanan para
pekerja lebih terjamin.

adalah baja berkualitas tinggi yang bersifat ringan dan tipis, akan tetapi kekuatannya tidak kalah dari
baja konvensional. Ada bebarapa macam baja ringan yang dikelompokan berdasarkan nilai tegangan
tariknya (tensile strength). Kemampuan tegangan tarik ini umumnya didasarkan pada fungsi akhir
dari baja ringan tersebut.

Sebagai contoh untuk produk structural seperti rangka atap baja ringan menggunakan baja ringan
dengan tegangan tarik tinggi (G550). Namun untuk berbagai produk home appliances diperlukan
baja ringan dengan tegangan tarik yang lebih rendah (G300, G250) yang lebih lentur dan lunak
sehingga lebih mudah dibentuk sesuai keinginan.

Karena tingkat kualitas dan kuat tarik tinggi, nggak heran baja ringan lebih tipis dan ringan
dibandingkan baja konvensional. Baja G550 bisa diartikan sebagai baja yang mempunyai kuat tarik
550 Mpa (Mega Pascal). Uji kualitas ini hanya dapat dibuktikan di laboratorium.

Meskipun lebih ringan dan tipis dari baja konvensional, dengan kuat tarik sebesar 550 Mpa baja
ringan dapat dijadikan andalan untuk menopang beban struktur bangunan. Untuk fungsi non
structural seperti penutup atap diguanakan baja ringan kualitas G300.
Bagaimana dengan ketebalan baja ringan? Dipasaran umum ketebalannya berkisar antara 0,20
2,00 mm. Variasi ketebalan ini ditentukan oleh fungsi , sebarapa besar beban yang ditopang dan
ukuran bentang baja itu sendiri. Ketebalan yang lebih kecil dibandimg dengan baja konvensional
dengan tujuan untuk mengurangi beban strukutur bangunan.

Kuda-kuda baja ringan mempunyai ketebalan antara 0,45 1,00 mm. Berbeda dengan kolom yang
akan menopang beban yang lebih besar, ketebalannya kisaran antara 1,00 -2,00 mm (profil C).
Sedangkan untuk genteng metal ketebalannya 0,20 mm karena bisa dikatakan tidak memikul beban
dengan ketebalan tersebut sudah cukup memadai.

Baja tersusun dari besi dan karbon (Fe dan C). Apabila unsur tersebut bercampur dengan air dan
udara akan timbul reaksi yang mendorong terjadinya karat. Maka baja ringan perlu dilapisi
antikarat. Pengaplikasian lapisan antikarat sangat penting untuk menjaga agar material awet dan
tahan lama.

Baja ringan ialah salah satu konstruksi nan saat ini paling banyak digemari dalam pembuatan
bangunan baik bangunan gedung bertingkat maupun bangunan perumahan. Kemajuan dan
perkembangan zaman nan semakin maju dalam berbagai aspek kehidupan, membuat berbagai
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga ikut semakin pesat.

Perkembangan dan kemajuan ini juga terjadi dalam global konstruksi. Di dalam global konstruksi
telah banyak melahirkan kemajuan dalam penggunaan bahan bangunan nan melahirkan berbagai
penemuan baru. Salah satunya nan sedang populer pada saat ini ialah teknologi baja ringan.

Baja ringan ini biasanya digunakan buat menggantikan pemakaian bahan standar kayu walau
penggunaan baja ringan ini tak menyeluruh. Setidaknya buat pembuatan rangka atap, baja ringan
bisa menggantikan kedudukan rangka atap kayu. Selain dari segi harga nan lebih ekonomis, baja
ringan juga mempunyai ketahanan material nan nisbi lebih lama dibanding kayu nan rentan akan
kelapukan dan binatang rayap.

Rangka Atap Baja Ringan

Konstruksi kuda-kuda atau rangka bangunan merupakan satu rangkaian dalam pembangunan
sebuah bangunan. Pemakaian rangka atap nan digunakan pada masa sekarang ini ada dua pilihan,
yaitu dapat menggunakan cara tradisional dengan menggunakan rangka atap kayu dan cara lainnya
ialah penggunaan rangka atap cara modern dengan menggunakan baja ringan.

Dalam era sekarang ini juga banyak perumahan-perumahan baru nan menarik konsumennya dengan
cara menggunakan rangka atap baja ringan. Ada banyak laba nan dapat diambil para konsumen nan
hendak membeli rumah baru nan menggunakan rangka atap dari baja ringan sebab rangka atap baja
ringan ini jauh lebih kondusif dari bahaya gempa nan sering terjadi akhir-akhir ini di negeri kita.

Penggunaaan rangka atap baja ringan membutuhkan perhitungan dan tinjauan nan terperinci secara
sistem mekanik. Pada perancangannya suatu struktur tak dapat dibangun dan dirancang asal-asalan
tanpa perhitungan dan desain teknis tertentu. Kegagalan dalam hal ini sering terjadi pada
perancangan bangunan baru.

Konstruksi rangka atap baja ringan memang tak diragukan lagi kualitasnya. Selain umur nan dipakai
baja ringan ini nisbi lebih lama daripada kayu, keringanan dan kekuatan dari baja ringan ini
memunyai nilai positif tersendiri. Seperti halnya pada rangka atap nan berbahan kayu, struktur
rangka atap baja ringan ini mampu dipasang menggunakan jenis genteng apapun buat memberikan
variasi atau penampilan nan lebih baik pada bangunan.

Penggunaan genteng dengan jenis dan bentuk genteng apapun akan mampu ditopang oleh rangka
baja ringan ini, hanya saja nanti akan ditentukan terlebih dahulu struktur rangka atap baja ringannya
agar sinkron dengan variasi genteng nan digunakan.

Contohnya ialah penggunaan genteng metal nan memiliki volume nan jauh lebih ringan
dibandingkan dengan genteng beton, tentu saja struktur dan kebutuhan dari rangka atap baja ringan
nan menggunakan genteng metal ini tak akan setebal bila menggunakan jenis genteng beton.

Kiat Memilih Baja Ringan

Kita tak perlu mengetahui bagaimana mendesain kerangka atap baja ringan ini pada saat kita hendak
membangun rumah atau bangunan lainnya. Serahkan saja urusan mendesain rangka atap baja
ringan ini kepada ahlinya. Kita hanya perlu mengetahui beberapa pengetahuan dasar buat memilih
produk atap baja ringan ini seperti mutu baja ringan nan akan digunakan, merek dan jenis bahan
dasar baja ringan tersebut.
Pemilihan rangka atap baja ringan nan berkualitas dapat dilihat dari mutu baja ringan serta baja
ringan nan bagus haruslah memiliki ketebalan profil nan sangat tipis. Pada peredarannya di
Indonesia profil baja ringan ini berkisar nol koma lima mili meter sampai satu mili meter.

Lapisan anti zat oksidasi baja ringan nan baik ialah menggunakan lapisan anti zat oksidasi zinc atau
lebih sering disebut galvanis. Menjadi pelanggaran nan serius bagi pihak produsen apabila
standarisasi baja ringan tersebut berada di bawah baku dan menjadi sebuah kerugian bagi pihak
konsumen apabila memeroleh baja ringan di bawah standarisasi, sebab bahan nan tak baik
memunyai ketahanan dan kualitas nan sangat buruk.

Kelebihan dan Kekurangan Atap Baja Ringan

Kelebihan dan kekurangan dari pemakaian rangka atap dari baja ringan pada sebuah bangunan baik
bangunan rumah maupun gedung, antara lain

1. Kelebihan Menggunakan Atap Baja Ringan

Apabila terjadi kebakaran maka rangka baja ringan bersifat tak membesarkan api. Hal ini sangat
berbeda jika dibanding dengan rangka kayu. Saat terjadi kebakaran, maka kayu akan membuat barah
semakin membesar sehingga kerusakan pada bangunan nan mengalami musibah kebakaran akan
semakin parah.

Beban atap rangka baja ringan jauh lebih ringan daripada atap nan menggunakan rangka nan terbuat
dari kayu. Hal ini sangat berguna bagi bangunan nan berada dalam wilayah gempa. Pada saat gempa
terjadi, rangka atap nan ringan tak akan membuat bangunan hancur sebab menahan beban atap nan
berat pada saat terjadi guncangan gempa.

Rangka atap baja ringan bebas dari hewan rayap sehingga tahan lama dan tak perlu melakukan
renovasi terlalu sering pada bagian atap.
Rangka atap baja ringan nisbi tak mengalami perubahan penyusutan sebab cuaca nan biasanya
sering dialami oleh rangka atap nan terbuat dari kayu.

Rangka atap baja ringan nisbi lebih ramah lingkungan sehingga penggunaannya akan ikut
melestarikan alam dan mengurangi terjadinya penggundulan hutan.

2. Kekurangan Menggunakan Atap Baja Ringan

Rangka atap baja ringan akan menjadi kurang menarik apabila diekspos seperti kerangka kayu.
Namun jika designnya mampu menyusun kerangka atap itu dengan baik, maka rangka atap dengan
bahan baja ringan nan dibiarkan terbuka dan kelihatan ini akan bisa memberikan kesan eksotik pada
sebuah bangunan. Contohnya saja ialah Bandara Udara Incheon Korea nan tampilan rangka atapnya
menggunakan baja ringan nan dibiarkan terbuka.

Rangka atap baja ringan tak lebih fleksibel daripada rangka kayu dalam hal pemotongan, sehingga
tak dapat dibuat berbagai macam bentuk pada profil-profil tertentu. Selain itu, rangka baja ringan
juga tak dapat diukir seperti pada rangka nan berbahan dasar kayu buat menimbulkan seni
tersendiri. Biasanya masyarakat di daerah eksklusif seperti Bali lebih menyukai rangka dari kayu
sebab dapat diberi ukiran-ukiran nan mengandung nilai dan filosofi eksklusif buat bangunan rumah
tinggal mereka.

Sedikit kesalahan struktur pada rangka atap baja ringan akan memberikan dampak holistik pada
kerangka atapnya.

Hal nan Harus Diperhatikan Ketika Akan Menggunakan Atap Baja Ringan

Hal-hal nan perlu diperhatikan pada pemilihan jenis rangka atap baja ringan ini, yakni dari segi aspek
hemat dan aspek berat struktur kuda-kuda rangka atap baja ringan . Dalam segi ekonomis, bentang
kecil dari rangka atap baja ringan bisa lebih murah ketimbang bentang kecil kuda-kuda kayu bila
meminimalisasikan tiap-tiap struktur nan dipasang.

Namun pada bentang besar, hal ini akan menimbulkan biaya nan sangat besar dibandingkan
penggunaan rangka kayu, sebab sine qua non banyak struktur tambahan buat mengantisipasi
kelenturan material.
Pada aspek berat strukturnya, rangka atap baja ringan bisa mengalami penambahan volume atau
berat nan jauh lebih besar daripada pertambahan berat struktur atap kayu sebab banyaknya
material pada rangka atap baja ringan. Tetapi apabila dikalkulasi secara umum, rangka atap dari kayu
nisbi lebih berat ketimbang rangka atap baja ringan.

Pengendalian perencanaan struktur dari bagian bawahnya juga perlu direncanakan dengan baik. Di
era nan masa datang diharapkan lahir inovasi-inovasi baru pada teknologi rangka atap baja ringan
ini, ataupun pengganti dari rangka atap baja ringan nan mungkin lebih nyaman, baik dan fleksibel.
Sehingga bisa memberikan kontrubusi nan berarti dalam global konstruksi di Indonesia.

2. Memastikan bahwa rangkaian ring balok telah mengikat semua bagian bangunan dan
tersambung secara benar (monolith) dengan kolom yang ada di bawahnya.

3. Memberi tanda posisi perletakan kuda-kuda (truss), sesuai dengan gambar rencana atap.

4. Mengukur jarak antar kuda-kuda

c. Langkah 3: Pengangkatan dan pemasangan kuda-kuda

1. Mengangkat kuda-kuda secara hati-hati, agar tidak meng akibatkan kerusakan pada rangkaian
kuda-kuda yang telah selesai dirakit .

2. Memastikan posisi kiri dan kanan (L-R) kuda-kuda tidak terbalik. Sisi kanan dan kiri kuda-kuda
dapat ditentukan dengan acuan posisi saat pekerja melihat kuda-kuda, dengan mulut web dapat
dilihat oleh pekerja. Bagian di sebelah kiri pekerja disebut sisi kiri, sedangkan yang berada di sebelah
kanannya adalah sisi kanan.

3. Mengontrol posisi berdirinya kuda-kuda agar tegak lurus

dengan ringbalok menggunakan benang dan lot (unting-unting)

4. Mengencangkan kuda-kuda dengan plat L (L bracket), dengan menggunakan 4 buah screw 12 14


x 20 HEX.

5. Mengencangkan plat L dengan ring balok menggunakan dynabolt, dan menambahkan balok
penopang sementara, agar posisi kuda-kuda tidak berubah.
6. Mengulangi langkah ke-1 sampai ke-6 untuk mendirikan semua kuda-kuda, sesuai dengan
posisinya dalam gambar kerja.

7. Memeriksa ulang jarak antar kuda-kuda dari as ke as

(maksimum 1,2 meter).

8. Memeriksa kedataran (leveling) semua puncak kuda-kuda

(Apex), dan memastikan garis nok memiliki ketinggian yang

sama (datar)

9. Memasang balok nok.

10. Memasang bracing (pengikat) sebagai perkuatan, jika bekerja beban angin. Bracing

dipasang di atas top-chord dan di bawah reng.

11. Bila menggunakan aluminium foil, lapisan ini dipasang terlebih dahulu di atas truss,

jurai dan rafter

12. Memasang reng (roof battens) dengan jarak menyesuaikan jenis penutup atap yang digunakan.
Setiap pertemuan reng dengan kuda-kuda diikat memakai screw ukuran 10-1616 sebanyak 2 (dua)
buah

13. Memasang outrigger (gording tambahan setelah kuda-kuda terakhir yang menumpu ringbalk).
Pada atap jenis pelana, outrigger dapat dipasang sebagai overhang dengan panjang maksimal 120
cm dari kuda- kuda terluar, dan jarak antar outrigger 120 cm. outrigger harus diletakkan dan di-
screw dengan dua buah kuda-kuda yang terdekat.

14.Memasang ceilling battens dengan jarak antar masing-masing

ceilling battens adalah 120 cm. Komponen ini dipasang pada

permukaan bagian atas bottom chord kuda-kuda dan di-screw.

Untuk pertemuan ceilling battens dengan ring balok di beri

bantalan bracket yang diikat memakai 2 (dua) buah dynabolt.

Fungsi ceilling battens adalah untuk memperkuat ikatan antar

kuda-kuda. Jika diperlukan, sambungan memanjang ceilling

battens sebaiknya tepat diatas bottom chord. Setiap

sambungan harus overlap 40 cm, dan setiap pertemuan

dengan bottom chord harus di-screw. Ceiling battens

selanjutnya dapat difungsikan untuk menahan plafond dan


penggantungnya

Pemasangan ceiling battens

Sambungan ceilling battens atau top span overlap

sepanjang 40 cm dengan perkuatan 4 buah screw

d. Pemasangan penutup atap

1. Memeriksa ulang pemasangan kuda-kuda sesuai dengan nomor, kedataran nok maupun sisi
atap, dan memastikan support overhang terpasang dengan benar .

2. Bila menggunakan Aluminium Foil, maka lapisan ini dipasang terlebih dahulu di atas jurai dan
rafter,

3. Menentukan jarak reng sesuai dengan jenis penutup atap

yang digunakan, kemudian dilanjutkan dengan

pemasangan reng (roof battens) dengan screw 10 16 x 16

HEX.

4. Memasang satu jalur penutup terlebih dahulu dari bawah

ke atas. Pemasangan penutup atap harus lurus dan rapi

agar polanya menjadi rapi dan tidak berbelok belok

2. Memastikan bahwa rangkaian ring balok telah mengikat


semua bagian bangunan dan tersambung secara benar
(monolith) dengan kolom yang ada di bawahnya.
3. Memberi tanda posisi perletakan kuda-kuda (truss),
sesuai dengan gambar rencana atap.
4. Mengukur jarak antar kuda-kuda
c. Langkah 3: Pengangkatan dan pemasangan kuda-kuda

1. Mengangkat kuda-kuda secara hati-hati, agar tidak


meng akibatkan kerusakan pada rangkaian kuda-kuda yang
telah selesai dirakit .

2. Memastikan posisi kiri dan kanan (L-R) kuda-kuda tidak


terbalik. Sisi kanan dan kiri kuda-kuda dapat ditentukan
dengan acuan posisi saat pekerja melihat kuda-kuda, dengan
mulut web dapat dilihat oleh pekerja. Bagian di sebelah kiri
pekerja disebut sisi kiri, sedangkan yang berada di sebelah
kanannya adalah sisi kanan.
3. Mengontrol posisi berdirinya kuda-kuda agar tegak lurus
dengan ringbalok menggunakan benang dan lot (unting-unting)
4. Mengencangkan kuda-kuda dengan plat L (L bracket),
dengan menggunakan 4 buah screw 12 14 x 20 HEX.

5. Mengencangkan plat L dengan ring balok menggunakan


dynabolt, dan menambahkan balok penopang sementara, agar
posisi kuda-kuda tidak berubah.
6. Mengulangi langkah ke-1 sampai ke-6 untuk mendirikan
semua kuda-kuda, sesuai dengan posisinya dalam gambar
kerja.
7. Memeriksa ulang jarak antar kuda-kuda dari as ke as
(maksimum 1,2 meter).
8. Memeriksa kedataran (leveling) semua puncak kuda-kuda
(Apex), dan memastikan garis nok memiliki ketinggian yang
sama (datar)
9. Memasang balok nok.
10. Memasang bracing (pengikat) sebagai perkuatan, jika
bekerja beban angin. Bracing
dipasang di atas top-chord dan di bawah reng.
11. Bila menggunakan aluminium foil, lapisan ini dipasang
terlebih dahulu di atas truss,
jurai dan rafter
12. Memasang reng (roof battens) dengan jarak menyesuaikan
jenis penutup atap yang digunakan. Setiap pertemuan reng
dengan kuda-kuda diikat memakai screw ukuran 10-1616
sebanyak 2 (dua) buah
13. Memasang outrigger (gording tambahan setelah kuda-
kuda terakhir yang menumpu ringbalk). Pada atap jenis
pelana, outrigger dapat dipasang sebagai overhang dengan
panjang maksimal 120 cm dari kuda- kuda terluar, dan jarak
antar outrigger 120 cm. outrigger harus diletakkan dan di-
screw dengan dua buah kuda-kuda yang terdekat.
14.Memasang ceilling battens dengan jarak antar masing-
masing
ceilling battens adalah 120 cm. Komponen ini dipasang pada
permukaan bagian atas bottom chord kuda-kuda dan di-screw.
Untuk pertemuan ceilling battens dengan ring balok di beri
bantalan bracket yang diikat memakai 2 (dua) buah dynabolt.
Fungsi ceilling battens adalah untuk memperkuat ikatan antar
kuda-kuda. Jika diperlukan, sambungan memanjang ceilling
battens sebaiknya tepat diatas bottom chord. Setiap
sambungan harus overlap 40 cm, dan setiap pertemuan
dengan bottom chord harus di-screw. Ceiling battens
selanjutnya dapat difungsikan untuk menahan plafond dan
penggantungnya
Pemasangan ceiling battens
Sambungan ceilling battens atau top span overlap
sepanjang 40 cm dengan perkuatan 4 buah screw
d. Pemasangan penutup atap
1. Memeriksa ulang pemasangan kuda-kuda sesuai
dengan nomor, kedataran nok maupun sisi atap, dan
memastikan support overhang terpasang dengan benar .
2. Bila menggunakan Aluminium Foil, maka lapisan ini
dipasang terlebih dahulu di atas jurai dan rafter,
3. Menentukan jarak reng sesuai dengan jenis penutup atap
yang digunakan, kemudian dilanjutkan dengan
pemasangan reng (roof battens) dengan screw 10 16 x 16
HEX.
4. Memasang satu jalur penutup terlebih dahulu dari bawah
ke atas. Pemasangan penutup atap harus lurus dan rapi
agar polanya menjadi rapi dan tidak berbelok belok

Inspeksi Akhir
Karat dapat disebabkan oleh penempelan kotoran (serpihan-
serpihan akibat proses pemotongan baja ringan) atau
penggunaan bahan logam lain pada struktur baja ringan,
seperti: pengikatan dengan kawat bendrat, pemasangan
sekrup yang tidak standar, atau karena goresan benda tajam.
Jika terjadi korosi pada suatu logam yang menempel pada baja
ringan, maka resiko penjalaran korosi sangat besar
Oleh karenaitu harus dilakukan inspeksi akhir untuk
memastikan tidak ada kotoran maupunlogam-logam lain yang
masih menempel ataupun berada di sekitar struktur
bajaringan.
Inspeksi Akhir

Karat dapat disebabkan oleh penempelan kotoran (serpihan- serpihan akibat proses pemotongan
baja ringan) atau penggunaan bahan logam lain pada struktur baja ringan, seperti: pengikatan
dengan kawat bendrat, pemasangan sekrup yang tidak standar, atau karena goresan benda tajam.
Jika terjadi korosi pada suatu logam yang menempel pada baja ringan, maka resiko penjalaran korosi
sangat besar

Oleh karenaitu harus dilakukan inspeksi akhir untuk memastikan tidak ada kotoran maupunlogam-
logam lain yang masih menempel ataupun berada di sekitar struktur bajaringan.

Anda mungkin juga menyukai