Anda di halaman 1dari 38

BAGIAN ILMU KESEHATAN JIWA LAPORAN KASUS,REFERAT

FAKULTAS KEDOKTERAN JULI 2017


UNIVERSITAS HASANUDDIN

LAPORAN KASUS : SKIZOFRENIA HEBEFRENIK (F20.1)


REFERAT : TATALAKSAA GANGGUAN EMOSI DAN PERILAKU PADA
ANAK DAN REMAJA

OLEH :
ANUGRAH WULAN FITRI
C111 13 012

RESIDEN PEMBIMBING:
dr. Alim Jaya

SUPERVISOR :
dr. Rinvil Reinaldi, M. Kes, Sp.KJ (K) A & R

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN ILMU KESEHATAN JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
HALAMAN PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa :

Nama : Anugrah Wulan Fitri

NIM : C111 13 012

Judul Referat : Tatalaksaa Gangguan Emosi dan Perilaku pada Anak dan Remaja
Judul Laporan Kasus : Skizofrenia Hebefrenik (F20.1)

Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian Psikiatri Fakultas
Kedokteran Universitas Hasanuddin.

Makassar, Juli 2017

Mengetahui,

Supervisor Pembimbing Residen Pembimbing

dr. Rinvil Reinaldi, M. Kes, Sp.KJ (K) A & R dr. M. Alim Jaya
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i


HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................... ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................. iii
LAPORAN KASUS GANGGUAN SKIZOFRENIA HEBEFRENIK
1. Identitas Pasien ................................................................................................ 5
2. Riwayat Psikiatri .............................................................................................. 5
3. Status mental .................................................................................................... 6
4. Pemeriksaan Fisik dan Neurologi .................................................................... 6
5. Ikhtisar penemuan bermakna ........................................................................... 6
6. Evaluasi multiaksial ......................................................................................... 8
7. Daftar masalah ................................................................................................. 12
8. Prognosis .......................................................................................................... 12
9. Rencana terapi .................................................................................................. 12
10. Follow up ....................................................................................................... 13
11. Pembahasan dan diskusi ................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 21
LAMPIRAN WAWANCARA .......................................................................... 22
STATUS PASIEN

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. M.H
No. RM :150186
Umur :17 Tahun
Agama : Islam
Suku : Bugis
Status Pernikahan :Belum menikah
Pendidikan Terakhir :SMP
Pekerjaan :Tidak Bekerja
Alamat : LK Panreng Rijang Kelurahan Panreng Kecamatan
Baranti Kabupaten Sidrap
Masuk RSKD Provinsi Sulawesi Selatan untuk ke dua kali pada tanggal 03 Juli 2017,
diantar oleh Ibu kandung pasien.

II. RIWAYAT PSIKIATRI


Diperoleh dari catatan medis, autoanamnesis dan alloanamnesis dari :

Nama : Ny. H
Umur : 40 Tahun
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan Terakhir : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : LK Panreng Rijang Kelurahan Panreng Kecamatan
Baranti Kabupaten Sidrap
Hubungan dengan Pasien : Ibu kandung pasien
A. Keluhan Utama
Gelisah
B. Riwayat Gangguan Sekarang
Dialami sejak 1 minggu sebelum masuk IGD RSKD. Pasien gelisah dengan
mondar mandir keluar rumah. Pasien suka jalan jalan pada malam hari, pasien
mengatakan dia jalan jalan ke Lawoli ke rumah saudara pasien. Pasien selalu
marah marah jika ditegur oleh ayah tirinya dan jika dia dilarang nonton ceramah
di Roja TV. Pasien menjadi cepat emosi jika mendengar ibu dan ayah tirinya
bertengkar. Pasien berbicara sendiri dan tertawa sendiri. Pasien juga memukul
orang dan mengancam adik adiknya. Pasien terus mematikan kemudian
menyalakan kompor di rumah dan terus menerus mandi jika di rumah. Selain itu
pasien terus menerus makan dan mengatakan bahwa dia butuh kasih sayang karena
pasien menganggap bahwa ibu kadungnya tidak menyayanginya semenjak ibunya
menikah lagi dengan ayah tirinya. Pasien tidak bisa tidur saat malam hari. Pasien
suka menonton ceramah di Roja TV dan rajin beribadah serta menghapal doa
doa harian sejak ayah kandungnya meninggal dunia pada tahun 2013 setelah dia
tamat SD, setelah itu dia menganggap bahwa dia akan segera mati sehingga dia
harus mempersiapkan diri. Pasien mengatakan bahwa ayah kandungnya berbicara
kepadanya di dalam hati dan menyuruhnya untuk rajin ibadah. Pasien juga
mengatakan dia belum pernah mengunjungi makam ayah kandungnya sehingga
pasien suka berjalan jauh. Pasien sering mendengar suara bisikan namun saat
diwawancarai lagi pasien menyangkal hal tersebut.
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
1. Riwayat Penyakit Dahulu
Tidak ditemukan adanya penyakit fisik seperti infeksi dan kejang. Namun ada
riwayat trauma yaitu pasien pernah dibentur benturkan kepalanya ke tembok
oleh neneknya saat usianya 2 tahun. Setelah kejadian itu pasien tidak pingsan,
tidak muntah dan tidak kejang dan menurut dokter ahli syaraf tidak ada
kelainan.
2. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif
Pasien tidak pernah mengkonsumsi alkohol, merokok dan obat-obatan
terlarang.
3. Riwayat Gangguan Psikiatri Sebelumnya
Perubahan perilaku pada tahun 2013 saat pasien berumur 13 tahun dan sejak
pasien tamat dari SD dan setelah itu ayah kandung pasien meninggal dunia karena
sakit, kemudian 7 bulan kemudian ibu kandungnya menikah lagi. Sejak itu pasien
menjadi suka menyendiri. Awal perubahan perilaku, pasien mengamuk. Pasien

mengamuk dengan merusak barang barang di rumah, merobek uang, berteriak

teriak di jalan dengan bertelanjang, sering keluar rumah, setelah keluar rumah
pasien kadang kembali lagi kadang tidak kembali. Jika keluar rumah pasien
kemudian menginap di mesjid. Pasien mulai bersikap tidak sopan kepada kedua

orang tuanya. Pasien kemudian mulai suka marah marah jika ditegur dan

dilarang melakukan hal yang dia suka seperti menonton ceramah di TV. Pasien
juga sering bicara dan ketawa sendiri. Selain itu jika makan pasien suka
membagikan makanannya ke orang lain padahal menurut ibunya orang tersebut
tidak ada. Pasien jadi selalu mengaji dan jika di dalam kamar mandi pasien
menghabiskan waktu sangat lama dan suka main air. Pasien menjadi sulit tidur
Kemudian pasien dibawa ke orang pintar untuk diobati namun tidak ada perbaikin.
Oleh karena itu pada tahun 2016 pasien dibawa ke RSKD untuk pertama kalinya
dan dirawat selama 4 hari. Pada saat itu pasien didiagnosis skizofrenia ytt dan
diberikan obat risperidon dan clozapin. Saat di RSKD pasien meminum obatnya
dengan teratur, namun saat di rumah pasien tidak mau meminum obatnya karena
pasien menggap dirinya sudah sembuh dan pasien mengatakan kepalanya pusing
setelah meminum obat tersebut dan menggap bahwa obat yang diberikan
kepadanya adalah obat kadaluarsa.
D. Riwayat Kehidupan Pribadi
1. Riwayat Prenatal dan Perinatal
Pasien lahir normal, ditolong oleh bidan, pada tanggal 3 Mei 2000.Selama
kehamilan, ibu pasien dalam keadaan sehat. Pada saat bayi pasien tidak pernah
mengalami panas tinggi, kejang, dan kelainan bawaan lainnya. Memperoleh
ASI ekslusif sampai usia 1,5 tahun.
2. Riwayat Masa Kanak Awal (Usia 1-3 tahun)
Pasien diasuh oleh kedua orangtuanya. ASI diberikan sampai umur 1,5 tahun.
Pertumbuhan dan perkembangan pasien pada masa anak-anak sesuai dengan
perkembangan anak seusianya. Tidak ada masalah perilaku yang menonjol.
3. Riwayat Masa Kanak Pertengahan (Usia 4-11 tahun)
Pasien tinggal bersama kedua orangtuanya (ibu kandung dan ayah tirinya) dan
2 adik kandung serta 1 adik tirinya. Cukup mendapat perhatian dan kasih
sayang. Pada usia 7 tahun mulai masuk SD di Sidrap, pasien tidak pernah
tertinggal kelas, pasien memiliki prestasi yang cukup. Pasien memiliki cukup
banyak teman. Sebelum sakit kepribadian pasien adalah orang yang pendiam,

penurut dan sayang kepada adik adiknya. Pasien jarang keluar rumah. Pasien

adalah orang yang suka menutup diri dengan sering menyendiri dan suka
melamun.
4. Riwayat Masa Kanak Akhir dan Remaja (Usia 12-18 tahun)
Tamat dari SD pasien melanjutkan ke SMP di Sidrap, lalu melanjutkan ke
SMK jurusan otomotif di Sidrap, pasien sementara tidak sekolah karena
penyakitnya. Pasien sekrang duduk di bangku SMK 2 Sidenreng Sidrap
jurusan kemitraan kelas 1 semester 1.
5. Riwayat Masa Dewasa
a. Riwayat Pekerjaan
Pasien belum pernah bekerja.
b. Riwayat Pernikahan
Pasien belum pernah menikah.
c. Riwayat Agama
Pasien memeluk agama Islam, dan menjalankan kewajiban agama dengan
baik. Pasien rajin menjalankan shalat 5 waktu dan shalat sunnah lainnya
dan banyak menghapal doa doa harian.
d. Riwayat Pelanggaran Hukum
Selama ini pasien tidak pernah terlibat dengan masalah hukum.
e. Aktivitas Sosial
Pasien dikenal sebagai anak yang pendiam, penurut dan sayang kepada
adik adiknya. Pasien jarang keluar rumah. Pasien adalah orang yang suka
menutup diri dengan sering menyendiri dan suka melamun. Namun pasien
mempunyai beberapa teman dekat di SMK dan pasien menghapal nama
teman - temannya.
6. Riwayat Keluarga
Pasien adalah anak pertama dari 4 bersaudara (,,,). Jarak pasien dengan
saudara-saudaranya tidak berbeda jauh. Adik adik pasien masih hidup
semua. Adik ke-2 perempuan, berumur 14 tahun dan bernama Hasmah, adik ke
3 perempuan, berumur 11 tahun dan bernama Nurul, dan adik ke-4 adalah
adik tiri, laki laki, berumur 2 tahun, bernama Saki. Ayah kandung pasien
meninggal karena sakit saat pasien berumur 13 tahun setelah pasien tamat SD
kemudian 7 bulan kemudian ibu pasien menikah lagi. Ayah tiri pasien bekerja
sebagai tukang batu dan selalu membelikan mainan ke pasien. Ibu kandung
pasien bekerja wiraswasta dan banyak menghabiskan waktu di rumah.
Hubungan pasien dengan ayah tirinya tidak baik karena pasien tidak menyukai
ayah tirinya yang sering keluar rumah dan bertengkar dengan ibunya dan
kepada ibu kandungnya karena pasien merasa ibu kandungnya sudah tidak
menyayangi dia lagi. Ada riwayat penyakit yang sama dalam keluarga yaitu
om pasien.

Genogram

: Anggota keluarga Laki-laki

: Anggota keluarga perempuan

: Pasien
: Meninggal
7. Situasi Kehidupan Sekarang
Saat ini pasien tinggal bersama ibu kandung dan ayah tirinya serta 2 adik
kandung da 1 adik tirinya di rumahnya di Sidrap.

III. PEMERIKSAAN FISIK DAN NEUROLOGI (09 juli 2017)


1. Status Internus
Keadaan umum tidak tampak sakit, kesadaran kompesmentis, tekanan darah
120/80 mmhg, nadi 88kali/menit, frekuensi pernafasan 20 kali/menit, suhu tubuh
36,9c, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterus, jantung, paru dan abdomen
dalam batas normal, ekstremitas atas dan bawa tidak ada kelainan. Pemeriksaan
laboratorium : Dalam batas normal.
2. Status Neurologi
Gejala rangsang selaput otak : kaku kuduk (-), kernings sign (-)/(-), pupil bulat
dan isokor 2,5 mm/2,5 mm, refleks cahaya (+)/(+), fungsi motorik dan sensorik
keempat ekstremitas dalam batas normal, tidak ditemukan refleks patologis.

IV. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL (11Oktober 2014)


A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Seorang laki laki umur 17 tahun, rambut pendek, lurus, warna hitam,
berantakan, wajah sesuai umur, alis tebal, hidung agak pesek, bibir agak tebal
dagu membulat, tidak memakai anting - anting, postur tubuh cukup berisi,
kulit sawo matang, kuku tangan dan kaki cukup pendek dan cukup bersih,
memakai baju kaos warna abu - abu, celana pendek warna biru, dan memakai
sandal jepit, perawatan diri cukup.
2. Kesadaran
Berubah
3. Perilaku dan Aktivitas psikomotor
Tenang, mannerisme
4. Pembicaraan
Pasien menjawab pertanyaan dengan spontan, cukup, lancar, intonasi biasa.
5. Sikap terhadap pemeriksa
Kooperatif

B. Keadaan Afektif
1. Mood :Sulit dinilai
2. Afek :Inappropriate
3. Keserasian : Tidak serasi
4. Empati : Tidakdapat dirabarasakan

C. Fungsi Intelektual (Kognitif)


1. Taraf pendidikan :
Pengetahuan umum dan kecerdasan pasien sesuai dengan tingkat
pendidikannya.
2. Orientasi
a. Waktu :Baik
b. Tempat :Baik
c. Orang :Baik
3. Daya ingat
a. Jangka Panjang :Baik
b. Jangka Sedang :Baik
c. Jangka Pendek :Baik
d. Jangka Segera :Baik
4. Konsentrasi dan perhatian : Cukup
5. Pikiran Abstrak : terganggu
6. Bakat Kreatif : Tidak ada
7. Kemampuan Menolong Diri sendiri : Cukup

D. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi auditorik : mendengar suara berbisik laki laki atau perempuan
yang tidak jelas.
2. Ilusi : Tidak ada
3. Depersonalisasi : Tidak ada
4. Derealisasi : Tidak ada

E. Proses Berpikir
1. Arus Pikiran : Produktivitas kesan cukup, irelevan, inkoheren dan tidak
didapatkan adanya hendaya berbahasa.
2. Isi Pikiran : Terdapat gangguan isi pikir :
Waham persekutori : pasien menganggap ayah tiri dan ibu kandung pasien
tidak menyayanginya dan selalu membeda bedakan pasien dengan adik
adiknya.
F. Pengendalian Impuls
Terganggu
G. Daya Nilai dan Tilikan
1. Norma Sosial : Terganggu
2. Uji daya Nilai : Terganggu
3. Penilaian Realita : Terganggu
4. Tilikan : Pasien menyangkal dirinya tidak sakit ( tilikan 1)

H. Taraf Dapat Dipercaya


Dapat dipercaya
V. IKTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Seorang laki - laki, 17 tahun, masuk rumah sakit kedua kali dengan keluhan
gelisah, sejak 1 minggu ini. Pasien mondar mandir keluar rumah, jalan jalan pada
malam hari ke Lawoli ke rumah saudara pasien. Pasien selalu marah marah jika
ditegur oleh ayah tirinya dan jika dia dilarang nonton ceramah di Roja TV. Pasien
menjadi cepat emosi jika mendengar ibu dan ayah tirinya bertengkar. Pasien berbicara
sendiri dan tertawa sendiri. Pasien juga memukul orang dan mengancam adik
adiknya. Pasien terus mematikan kemudian menyalakan kompor di rumah dan terus
menerus mandi jika di rumah dan suka main air. Selain itu pasien terus menerus
makan dan mengatakan bahwa dia butuh kasih sayang karena pasien menganggap
bahwa ibu kadungnya tidak menyayanginya semenjak ibunya menikah lagi dengan
ayah tirinya. Pasien tidak bisa tidur saat malam hari. Pasien mendengar suara bisikan
laki laki atau perempuan namun tidak jelas.
Awal Perubahan perilaku pada tahun 2013 saat pasien berumur 13 tahun setelah
ayah kandung pasien meninggal dunia karena sakit, kemudian 7 bulan kemudian ibu
kandungnya menikah lagi. Sejak itu pasien menjadi suka menyendiri. Kemudian
mengamuk dengan merusak barang barang di rumah, merobek uang, berteriak
teriak di jalan dengan bertelanjang, sering keluar rumah, setelah keluar rumah pasien
kadang kembali lagi kadang tidak kembali. Jika keluar rumah pasien kemudian
menginap di mesjid. Mulai bersikap tidak sopan kepada kedua orang tuanya dan
marah marah jika ditegur dan dilarang melakukan hal yang dia suka seperti
menonton ceramah di TV. Sering bicara dan ketawa sendiri. Selain itu jika makan
pasien suka membagikan makanannya ke orang lain padahal menurut ibunya orang
tersebut tidak ada. Pasien jadi selalu mengaji dan jika di dalam kamar mandi pasien
menghabiskan waktu sangat lama dan suka main air. Pasien menjadi sulit tidur
Kemudian pasien dibawa ke orang pintar untuk diobati namun tidak ada perbaikan.
Oleh karena itu pada tahun 2016 pasien dibawa ke RSKD untuk pertama kalinya dan
dirawat selama 4 hari. Pada saat itu pasien didiagnosis skizofrenia ytt dan diberikan
obat risperidon dan clozapin. Saat di RSKD pasien meminum obatnya dengan teratur,
namun saat di rumah pasien tidak mau meminum obatnya karena pasien menggap
dirinya sudah sembuh dan pasien mengatakan kepalanya pusing setelah meminum
obat tersebut dan menggap bahwa obat yang diberikan kepadanya adalah obat
kadaluarsa.
Sebelum sakit kepribadian pasien adalah orang yang pendiam, penurut dan
sayang kepada adik adiknya. Pasien jarang keluar rumah. Pasien adalah orang yang
suka menutup diri dengan sering menyendiri dan suka melamun
Pada pemeriksaan status mental didapatkan Penampilan seorang laki - laki,
wajah sesuai umur, postur tubuh cukup berisi, kulit sawo matang, perawatan baik
,memakai baju kaos warna abu - abu , celana pendek warna biru. Kesadaran berubah,
aktivitas psikomotor gelisah dan mannerisme (memati nyalakan kompor dan main air)
, Afek : inappropriate, Empati : tidak dapat dirabarasakan. Taraf pendidikan sesuai
dengan tingkat pendidikan, orientasi waktu, tempat dan orang baik, daya ingat jangka
panjang, sedang, pendek dan segera baik. Konsentrasi dan perhatian cukup, pikiran
abstrak terganggu, kemampuan menolong diri sendiri cukup. Gangguan Persepsi
berupa halusinasi auditorik yaitu mendengar suara berbisik laki laki atau perempuan
namun tidak jelas. Arus pikir produktivitas cukup, kontinuitas irelevan, inkoheren dan
tidak didapatkan adanya hendaya berbahasa.Terdapat gangguan isi pikir berupa
Waham persekutori : pasien menganggap ayah tiri dan ibu kandung pasien tidak
menyayanginya dan selalu membeda bedakan pasien dengan adik adiknya.
Pengendalian implus terganggu, uji daya nilai terganggu, norma sosial dan penilaian
realitas terganggu. Pasien tidak merasa sakit dan secara umum yang diutarakan oleh
pasien dapat dipercaya.

VI. EVALUASI MULTI AKSIAL


Aksis I
Berdasarkan alloanamnesis, autoanamnesis dan pemeriksaan status mental
didapatkan gejala klinis yang bermakna yaitu berupa pola perilaku gelisah, mondar
mandir keluar rumah. Pasien selalu marah marah jika ditegur oleh ayah tirinya dan
jika dia dilarang nonton ceramah di TV. Pasien menjadi cepat emosi jika mendengar
ibu dan ayah tirinya bertengkar. Pasien juga memukul orang dan mengancam adik
adiknya. Pasien berbicara sendiri dan tertawa sendiri. Keadaan ini menimbulkan
penderitaan (distress) pada pasien dan keluarga serta terdapat hendaya (dissability)
pada fungsi psikososial, pekerjaan dan penggunaan waktu senggang sehingga dapat
disimpulkan bahwa pasien menderita gangguan jiwa.
Pada pemeriksaan status mental ditemukan hendaya berat dalam menilai realita
dimana pasien menyangkali keadaannya yang sakit dan membutuhkan pertolongan,
hendaya berat dalam fungsi mental berupa adanya halusinasi auditorik dan waham
persekutori serta hendaya berat dalam fungsi sosial berupa ketidakmampuan membina
relasi dengan orang lain dan pasien tidak mampu lagi menjalankan aktivitas sebagai
siswa, sehingga didiagnosis Gangguan Jiwa Psikotik.
Pada pemeriksaan status internus dan neurologik tidak ditemukan adanya
kelainan, sehingga kemungkinan adanya gangguan mental organik dapat disingkirkan
dan didiagnosa Gangguan Jiwa Psikotik Non Organik.
Dari alloanamnesis,autoanamnesis, dan pemeriksaan status mental didapatkan
adanya perilaku kacau, afek yang terbatas dan inappropriate, hal yang dipikirkan
pasien tidak sesuai apa yang dipikirkan dengan yang dilakukan dan yang nampak,
respon emosional yang tidak wajar, dan menarik diri dari lingkungan sosial, arus
pikiran yang pecah (break) yaitu adanya irelevan, inkoheren, waham persekutori,
halusinasi auditorik yang perlangsungannya lebih dari 1 bulan, sehingga berdasarkan
pedoman penggolongan dan diagnosis gangguan jiwa III (PPDGJ III) diagnosis
memenuhi diagnosis Skizofrenia (F.20) dan menurut Diagnostic and Statistical
Manual of Mental Disorders Five Edition (DSM V) diagnosis diarahkan pada
Schizophrenia (295.90). Pada pasien ini, didapatkan pasien cenderung menyendiri
(solitary), adanya perilaku kekanak kanakan (suka main air, mudah marah jika
ditegur atau dilarang melakukan sesuatu yang dia inginkan), afek yang terbatas dan
inappropriate, sering disertai cekikikan atau tertawa sendiri, adanya ungkapan kata
yang diulang ulang yaitu pasien harus rajin beribadah dan pasien suka nonton
ceramah di TV, adanya mannerisme (suka main air dan memati nyalakan kompor),
arus pikir yang irelevan dan inkoheren, halusinasi auditorik berupa suara bisikan tidak
terlalu menonjol. Keadaan keadaan tersebut telah bertahan sejak tahun 2016. Usia
pasien saat ini adalah 17 tahun (onset biasanya 15 25 tahun), didapatkan juga
kepribadian premorbid pasien sebelum sakit menunjukka sifat yang pemalu dan
senang menyendiri sehingga berdasarkan pedoman penggolongan dan diagnosis
gangguan jiwa III (PPDGJ III) diagnosis diarahkan pada Skizofrenia Hebefrenik
(F20.1). Oleh karena pada pasien ini didapatkan perilaku kacau, afek yang
inappropriate, arus pikiran yang pecah (break), pikiran yang tidak sesuai apa yang
dipikirkan dengan yang dilakukan dan yang nampak, irelevan, inkoheren, respon
emosional yang tidak wajar, dan menarik diri dari lingkungan sosial, waham
persekutori, halusinasi auditorik yang telah berlangsung lebih dari 1 bulan dan tidak
memenuhi kriteria untuk mendiagnosis skizofrenia paranoid, hebefrenik, katatonik,
residual, dan depresi pasca skizofrenia sehingga berdasarkan pedoman penggolongan
dan diagnosis gangguan jiwa III (PPDGJ III) bisa didiagnosis banding dengan
Skizofrenia Tak Terinci
Aksis II
Dari informasi yang didapatkan, pasien adalah orang yang pendiam, penurut
dan sayang kepada adik adiknya. Pasien jarang keluar rumah. Pasien adalah orang
yang suka menutup diri dengan sering menyendiri dan suka melamun Namun belum
cukup data mengarahkan cirri kepribadian pasien ke salah satu ciri kepribadian.
Aksis III
Tidak ada diagnosis
Aksis IV
Stressor psikososial adalah karena ayah kandung meninggal saat usia pasien 13 tahun
dan kemudian ibu kandung pasien menikah lagi.
Aksis V
GAF Scale saat ini : 50-41, Gejala berat, Disabilitas berat.

VII. DAFTAR MASALAH


Organobiologik
Tidak ditemukan kelainan fisik yang bermakna, tetapi karena ketidakseimbangan
neurotransmitter maka pasien memerlukan psikofarmakoterapi.
Psikologik
Ditemukan adanya hendaya berat dalam menilai realitas berupa halusinasi
menimbulkan gejala psikis sehingga pasien memerlukan psikoterapi.
Sosiologik
Ditemukan adanya hendaya dalam bidang sosial, pekerjaan dan penggunaan waktu
senggang sehingga perlu dilakukan sosioterapi.

VIII. PROGNOSIS
Dari hasil alloanamnesis, didapatkan keadaan-keadaan berikut in

Prognosis :
- Ad vitam : bonam
- Ad functionam : dubia ad bonam
- Ad sanationam : dubia ad malam
IX. RENCANA TERAPI
A. Psikofarmakoterapi
- Haloperidol 1,5 mg 3 x 1 tablet
- Chlorpromazine 10 mg 0 0 1 tablet
B. Psikoterapi
Suportif
Memberikan dukungan kepada pasien untuk dapat membantu pasien memahami
dan menghadapi penyakitnya. Memberi penjelasan dan pengertian mengenai
penyakitnya, manfaat pengobatan, cara pengobatan, efek samping yang mungkin
timbul selama pengobatan, serta memotivasi pasien supaya mau minum obat
secara teratur.
Sosioterapi
Memberikan penjelasan kepada orang-orang terdekat pasien sehingga bisa
menerima keadaan pasien dan memberikan dukungan moral serta menciptakan
lingkungan yang kondusif untuk membantu proses penyembuhan dan keteraturan
pengobatan.

X. FOLLOW UP
Memantau keadaan umum pasien serta perkembangan penyakitnya, selain itu menilai
efektivitas dan kemungkinan efek samping.

Tgl.4 Juli 2017


S : Pasien masih gelisah
O : Seorang laki - laki, wajah sesuai umur, postur tubuh cukup berisi, kulit sawo matang,
memakai baju kaos warna abu - abu, celana pendek warna biru, perawatan diri baik
Kontak mata ada, verbal ada
Psikomotor : gelisah, mannerisme
Verbal : Spontan, lancar, intonasi sesuai
Afek : Inappropriate
Gangguan persepsi : Halusinasi auditorik (+) : mendengar suara berbisik laki laki
atau perempuan namun tidak jelas
Arus pikir : irelevan, inkoheren
Gangguan isi pikir : Waham persekutori : pasien menganggap ayah tiri dan ibu
kandung pasien tidak menyayanginya dan selalu membeda bedakan
pasien dengan adik adiknya.
A : Skizofrenia hebefrenik (F20.1)
P : Haloperidol 1,5 mg 3 x 1 tablet
Chlorpromazine 10 mg 0 0 1 tablet
THD 2 mg 2 x 1 (Jika ada efek samping Extra Piramidal Sindrom)

Tgl. 5 Juli 2017


S : Pasien tenang
O : Seorang laki - laki, wajah sesuai umur, postur tubuh cukup berisi, kulit sawo matang,
memakai baju kaos warna abu - abu, celana pendek warna biru, perawatan diri baik
Kontak mata ada, verbal ada
Psikomotor : cukup tenang
Verbal : Spontan, lancar, intonasi sesuai
Afek : Inappropriate
Gangguan persepsi : Halusinasi auditorik (+) : mendengar suara berbisik laki laki
atau perempuan namun tidak jelas
Arus pikir : irelevan, inkoheren
Gangguan isi pikir : Waham persekutori : pasien menganggap ayah tiri dan ibu
kandung pasien tidak menyayanginya dan selalu membeda bedakan
pasien dengan adik adiknya.
A : Skizofrenia hebefrenik (F20.1)
P : Haloperidol 1,5 mg 3 x 1 tablet
Chlorpromazine 10 mg 0 0 1 tablet
THD 2 mg 2 x 1 (Jika ada efek samping Extra Piramidal Sindrom)

Tgl. 9 Juli 2017


S : Pasien agak gelisah ingin kembali ke rumah
O : Seorang laki - laki, wajah sesuai umur, postur tubuh cukup berisi, kulit sawo matang,
memakai baju kaos warna abu - abu, celana pendek warna biru, perawatan diri baik
Kontak mata ada, verbal ada
Psikomotor : Tenang
Verbal : Spontan, lancar, intonasi sesuai
Afek : Inappropriate
Gangguan persepsi : Halusinasi auditorik (+) : kadang kadang masih mendengar
suara berbisik laki laki atau perempuan namun tidak jelas
Arus pikir : irelevan, kadang kadang masih didapatkan inkoheren
Gangguan isi pikir : Waham persekutori : pasien menganggap ayah tiri dan ibu
kandung pasien tidak menyayanginya dan selalu membeda bedakan
pasien dengan adik adiknya
A : Skizofrenia hebefrenik (F20.1)
P : Haloperidol 1,5 mg 3 x 1 tablet
Chlorpromazine 10 mg 0 0 1 tablet
THD 2 mg 2 x 1 (Jika ada efek samping Extra Piramidal Sindrom)

XI DISKUSI

Skizofrenia adalah gangguan psikotik dan paling sering ditemukan.Hampir 1%


penduduk didunia menderita skizofrenia selama hidup mereka. Gejala skizofrenia biasanya
muncul pada usia remaja akhir atau dewasa muda. Gejala skizofrenia yang paling menonjol
adalah waham dan halusinasi. Skizofrenia terbagi menjadi beberapa subtipe berdasarkan
variabel kliniknya yaitu skizofrenia paranoid, skizofrenia disorganisasi, skizofrenia
katatonik, skizofrenia tak terinci, skizofrenia residual, skizofrenia simpleks, depresi pasca
skizofrenia, skizofrenia yang tak tergolongkan, dan depresi pasca skizofrenia.1,2
Berdasarkan DSM V, kriteria diagnosis skizofrenia:

2 atau lebih gejala di bawah ini, setiap gejala spesifik dialami selama kurang lebih 1
bulan. Di antaranya:

A. Waham
B. Halusinasi
C. Inkohorensia
D. Tingkah laku katatonik
E. Gejala-gejala negative seperti emosi, dll.
Untuk hasil yang lebih signifikan onset masalah tersebut, akan mengganggu fungsi
level satu atau dua lebih area seperti pekerjaan, hubungan dengan relasi atau diri sendiri.
7. Tanda yang berulang selama kira-kira 6 bulan
1. Gangguan skizoaktif dan depresi atau gangguan bipolar, tetapi tidak sering.
2. Masalah yang menyangkut penggunaan zat ataupun obat-obatan.6

Skizofrenia ditandai adanya distorsi pikiran dan persepsi yang mendasar dan khas, dan
adanya afek yang tidak wajar atau tumpul.Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan
Jiwa di Indonesia edisi ketiga (PPDGJ III) membagi simtom skizofrenia dalam kelompok-
kelompok penting, dan yang sering terdapat secara bersama-sama untuk diagnosis. Cara
diagnosis pasien skizofrenia menrut PPGDJ III antara lain;3
Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua gejala
atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas):3
A. Thought echo: isi pikiran diri sendiri yang berulang atau bergema dalam kepalanya (tidak
keras), dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya sama, namun kualitasnya berbeda; atau
Thought insertion or withdrawal: isi pikiran yang asing dari luar masuk ke dalam
pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari luar dirinya
(withdrawal)
Thought broadcasting: isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain atau
umum mengetahuinya.

B. Waham dikendalikan (delusion of control). waham dipengaruhi (delusion of influence),


atau "passivity", yang jelas merujuk pada pergerakan tubuh atau pergerakan anggota
gerak, atau pikiran, perbuatan atau perasaan (sensations) khusus; persepsi delusional;

C. Suara halusinasi yang berkomentar secara terus-menerus terhadap perilaku pasien, atau
mendiskusikan perihal pasien di antara mereka sendiri. atau jenis suara halusinasi lain
yang berasal dari salah satu bagian rubuh;
D. Waham-waham menetap jenis lain yang menurut budayanya dianggap tidak wajar serta
sama sekali mustahil, seperti misalnya mengenai identitas keagamaan atau pulitik, atau
kekuatan dan kemampuan "manusia super" (misalnya mampu mengendalikan cuaca, atau
berkomunikasi dengan makhluk asing dari dunia lain);

Atau paling sedikit gejala di bawah ini yang harus selalu ada secara jelas dalam
kurun waktu satu bulan atau lebih;
a. Halusinasi yang menetap dalam setiap modalitas. apabila disenai baik oleh waham yang
mengambang/melayang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang
jelas, ataupun oleh ide-ide berlebihan (over valued ideas) yang menetap, atau apabila
terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus-menerus;
b. Arus pikiran yang terputus atau yang mengalami sisipan (interpolasi) yang berakibat
inkoherensi atau pembicaraan yang tidakrelevan, atau neologisme;
c. Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh-gelisah (excitement), sikap tubuh tertentu
(posturing), atau fleksibilitas serea, negativisme, mutisme dan stupor;
d. Gejala-gejala negatif seperti sikap sangat masa bodo (apatis), pembicaraan yang terhenti,
dan respons emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan
penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial, tetapi harus jelas
bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi neuroleptika;
e. Suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan dari beberapa
aspek perilaku perorangan, bermanifestasi sebagai hilangnya minat, tak bertujuan, sikap
malas, sikap berdiam diri (self-absorbed attitude) dan penarikan diri secara sosial.3
Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun waktu
satu bulan atau lebih. Kondisi-kondisi yang memenuhi persyaratan gejala tersebut tetapi
yang lamanya kurang dari satu bulan (baik diobati atau tidak) harus didiagnosis pertama kali
sebagai gangguan psikosis fungsional.
Klasifikasi skizofrenia khususnya skizofrenia hebefrenik dan pedoman diagnosisnya
berdasarkan PPDGJ III
Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia.
Diagnosis herbefrenia untuk pertama kali hanya ditegakkan pada usia remaja atau
dewasa muda (onset biasanya mulai 15-25 tahun)
Kepribadian premorbid menunjukkan ciri khas : pemalu dan senang menyendiri
(solitary), namun tidak harus demikian untuk menegakkan diagnosis.
Untuk diagnosis herbefrenia yang meyakinkan umumnya diperlukan pengamatan
kontinyu selama 2 atau 3 bulan lamanya, untuk memasyikan bahwa gambaan yang
khas berikut ini memang benar bertahan :
d. Perilaku yang tidak bertanggung jawab dan tak dapat diramalkan, serta
mannerisme; ada kecenderungan untuk selalu menyendiri (solitay), dan
perilaku menunjukkan hampa tujuan dan hampa perasaan;
e. Afek pasien dangkal (shallow) dan tidak wajar (inappropriate), sering
disertai oleh cekikikan (giggling) atau perasaan puas diri (self-satisfied),
senyum sendiri (self-absorbed smiling), atau oleh sikap tinggi hati (lofty
manner), tertawa menyeringai (grimaces), mannerisme, mengibuli secara
bersenda gurau (pranks), keluhan hipokondrial, dan ungkapan kata yang
diulang-ulang (reiterated phrases)
f. Proses pikir mengalami disorganisasi dan pembicaraan tak menentu
(rambling) serta inkoheren.
Gangguan afektif dan dorongan kehendak, serta gangguan proses pikir umunya
menonjol. Halusinasi dan waham mungkin ada tetapi biasanya tidak menonjol (fleeting and
fragmentary delusions and hallucinations). Dorongan kehendak (drive) dan yang bertujuan
(determination) hilang serta sasaran ditinggalkan, sehingga perilaku penderita memiliki ciri
khas, yaitu perilaku tanpa tujuan (aimless) dan tanpa maksud (empty of purpose). Adanya
suatu preokupasi yang dangkal dan bersifat dibuat-buat terhadap agama, filsafat dan tema
abstrak lainnya, makin mempersukar orang memahami jalan pikiran pasien.3
Dari alloanamnesis,autoanamnesis, dan pemeriksaan status mental didapatkan adanya
perilaku kacau, afek yang terbatas dan inappropriate, arus pikiran yang pecah (break)
sehingga tidak sesuai apa yang dipikirkan dengan yang dilakukan dan yang nampak, respon
emosional yang tidak wajar, dan menarik diri dari lingkungan sosial, waham persekutori,
halusinasi auditorik yang perlangsungannya lebih dari 1 bulan, sehingga berdasarkan
pedoman penggolongan dan diagnosis gangguan jiwa III (PPDGJ III) diagnosis memenuhi
diagnosis Skizofrenia (F.20) dan menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental
Disorders Five Edition (DSM V) diagnosis diarahkan pada Schizophrenia (295.90). Pada
pasien ini, didapatkan pasien cenderung menyendiri (solitary), adanya perilaku kekanak
kanakan (suka main air, mudah marah jika ditegur atau dilarang melakukan sesuatu yang dia
inginkan), afek yang terbatas dan inappropriate, sering disertai cekikikan atau tertawa
sendiri, adanya ungkapan kata yang diulang ulang yaitu pasien harus rajin beribadah dan
pasien suka nonton ceramah di TV, adanya mannerisme (suka main air dan memati
nyalakan kompor), arus pikir yang inkoheren dan asosiasi longgar, halusinasi auditorik
berupa suara bisikan tidak terlalu menonjol. Keadaan keadaan tersebut telah bertahan
sejak tahun 2016. Usia pasien saat ini adalah 17 tahun (onset biasanya 15 25 tahun),
didapatkan juga kepribadian premorbid pasien sebelum sakit menunjukka sifat yang pemalu
dan senang menyendiri sehingga berdasarkan pedoman penggolongan dan diagnosis
gangguan jiwa III (PPDGJ III) diagnosis diarahkan pada Skizofrenia Hebefrenik (F20.1).
Psikofarmakoterapi bermanfaat untuk mengurangi atau menghilangkan keluhan-keluhan
dan mencegah kambuhnya pola perilaku maladaptif atau gangguan psikologik.
Psikofarmakoterapi dapat diberikan secara individual, kelompok, atau pasangan sesuai
dengan gangguan psikologis yang dialaminya.Efek obat anti-psikosis secara relatinf
berlangsung lama, sampai beberapa hari setelah dosis terakhir masih mempunyai efek
klinis.sehingga tidak langsung menimbulkan kekambuhan setelah obat dihentikan, biasanya
1 bulan kemudian baru gejala sindrom psikosis kambuh kembali.4
Skizofrenia diobati dengan antipsikotika (AP).Obat ini dibagi dalam dua kelompok,
berdasarkan mekanisme kerjanya, yaitu dopamine receptor antagonist (DRA) atau
antipsikotika generasi I (APG-I) dan serotonin-dopamine antagonist (SDA) atau
antipsikotika generasi II (APG-II).Obat APG-I berguna terutama untuk mengontrol gejala-
gejala positif sedangkan gejala negatif hampir tidak bermanfaat.Obat APG-II bermanfaat
baik untuk gejala positif dan negatif. Standar emas baru adalah APG-II.2
Obat anti-psikosis yang digunakan dalam mengatasi sindrom psikosis anti-psikosis
tipikal dan atipikal. Tipikal mencakup golongan phenothiazine, butyrophenon, diphenyl
butyl piperidine dan atipikal mencakup golongan benzamide, dibenzodiazepine,
benzisoxazole.mekanisme kerja obat anti-psikosis tipikal adalah memblokade dopamine
pada reseptor pasca-sinaptik neuron di otak, khususnya di system limbik dan system
ekstrapiramidal (dopamine D2 receptor antagonist) sehingga efektif untuk gejala positif
sedangkan anti-psikosi atipikal untuk gejala positif dan negative.4
Pada pasien ini gejala positif lebih menonjol sehingga digunakan obat anti-psikosis
tipikal yaitu Haloperidol merupakan obat golongan butyrophenon dan klorpromazin obat
golongan phenothiazine.kedua obat ini sama kuat menurunkan ambang rangsang konvulsi,
memperlambat dan menghambat jumlah gelombang teta dan sama-sama memiliki efek
sedatif dimana klorpromazin efek sedasinya lebih kuat dibandingkan Haloperidol.
haloperidol selain menghambat efek dopamine juga bisa meningkatkan turn over ratenya,
efek sampingnya dapat menimbulkan reaksi ekstrapiramidal dengan insidens yang tinggi,
klorpromazin menimbulkan efek sedasi atau menenangkan, batas keamanan obat ini cukup
lebar sehingga obat ini cukup aman, efek samping berupa gejala seperti icterus, dermatitis,
dan leukopenia mungkin timbul.5
Terapi psikososial mencakup berbagai metode untuk meningkatkan kemampuan sosial,
kecukupan diri, keterampilan praktis, dan komunikasi interpersonal pada pasien
skizofrenik.Tujuannya adalah memungkinkan seseorang yang sakit parah untuk membangun
keterampilan sosial dan keterampilan pekerjaan untuk hidup yang mandiri. Penanganan
semacam ini dilaksanakan diberbagai tempat; rumah sakit, klinik rawat jalan, pusat
kesehatan jiwa, rumah sakit sehari, dan rumah atau klub sosial.1
Prognosis pada pasien ini adalah dubia bergantung pada kepatuhan pasien meminum
obat dan dukungan dari keluarga dan orang disekitarnya. Namun skizofrenia hebefrenik ini
bersifat kambuh kambuhan.
DAFTAR PUSTAKA

1. Puri B.K, Laking P.J, Treasaden. Skizofrenia dan Gangguan Waham


(Paranoid) dalam Buku Ajar Psikiatri Edisi 2, Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta, Indonesia, 2012.
2. Departemen Kesehatan RI, Skizofrenia, Gangguan Shzotipal, dan Waham
dalam Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia
IH/PPDGJ III, Jakarta, Departemen Kesehatan RI, 1993.
3. First, MB, et al, Schizophrenia and Other Psychotic Disorder in Diagnostic
Criteria From DSM V, American Psychiatric Association, USA, 2013.
4. Kaplan HI, BJ Sadock, JA Grebb, Skizofrenia dalam Sinopsis Psikiatri, Jilid
Satu, Binarup* Aksara, Jakarta, 2010.
5. Sylvia D. Elvira, Gitayanti Hadisukanto, Skizofrenia dalam Buku Ajar Psikiatri,
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2010.
LAMPIRAN

AUTOANAMNESIS (tanggal 9 Juli 2017)

Jam 17.30 WITA, Pasien berada di Bangsal Sawit

Seorang laki - laki, wajah sesuai umur, postur tubuh cukup berisi, kulit sawo
matang, memakai baju kaos warna abu - abu, celana pendek warna biru,
perawatan diri cukup baik.
D : Assalammualaikum, selamat sore

P : Waalaikumsalaam

D : Bagaimana kabar anda hari ini ?

P : Baik baik ji dok

D : adek H, dengan siapa anda datang ke rumah sakit ini?

P : Ibu ku sama tante ku

D : Apakah anda tahu alasan anda berada disini ?

P : ndak ku tau i dok, pergi ka jalan jalan kalo tengah malam

D : Kemana adek H pergi ketika berjalan jalan pada malam hari?

P : hmm, jalan jalan ka ke aspal, dekat rumah ku, ke rumah keluarga ku


dok, jalan kaki ka ke lawoloi karena tidak mau na pinjamkan ka motor

D : Jam berapa anda berjalan - jalan ?

P : jam 12

D : Apakah anda hanya berjalan jalan sendiri pada malam hari?

P : iye sendiri ka pergi

D : Di daerah mana rumah saudara anda yang anda datangi?

P : ada itu SD, SD 5 Lawoloi. Itu ada TK

D : dimana anda tinggal?

P : hmm, di Sidrap, di Malisa dekatnya Muhammadiyah

D : Dengan siapa anda tinggal disana ?

P : banyak, ada bapak tiriku, adek ku 3, mamak ku


D : Apakah adik adik anda itu adik kandung anda?

P : 1 adek tiri ku, Saki namanya

D : Dimana ayah kandung anda sekarang ini?

P : Meninggal mi

D : Innalillahi wainna ilahi rojiun, kapan ayah anda meninggal?

P : waktunya kelas 6 SD ka

D : kelas berapa anda sekarang?

P : kelas 1 SMK ka sekarang

D : Dimana SMK anda tersebut?

P : SMK 2 Sidenreng

D : Di daerah mana SMK tersebut ?

P : Di Sidrap, itu mi mau meka pulang karena mauka sekolah di SMK 2


Sidenreng

D : Apakah anda memiliki teman disana?

P : Ada ji, banyak.

D : Siapa nama teman anda tersebut?

P : Daniel, Tati, Syahrul

D : Apakah anda pernah berkelahi dengan teman teman anda di sekolah?

P : Ndak pernah ji

D : Adek H, apakah anda pernah mendengar orang berbicara namun orang


lain tidak mendengar, hanya anda yang mendengar suara tersebut?

P : Ada, ceramah ji. Kalo nonton ka ceramah di TV. Ku hapal ceramahnya


itu.

D : Bukan adek H, saat anda sendiri atau ketika anda hanya berdiam diri
saja, apakah anda mendengar suara - suara?

P : Menggosip ji, marah ka kalo menggosip orang.

D : Siapa itu yang adek dengar menggosip?


P : Di situ, di rumah saudara ku.

D : Apakah anda yakin tidak mendengar suara suara aneh?

P : ada ji suara anjing, disini ku dengar suara anjing kalo malam. Tapi tidak
ada mi itu.

D : Saat di rumah anda, apakah anda tidak mendengar suara suara yang
hanya anda sendiri yang mendengarnya?

P : Ndak ada ji

D : Adakah anda juga pernah melihat sesuatu yang aneh, sedangkan ibu atau
adik adik anda tidak melihat hal tersebut?

P : Bekerja terus mamak ku (Irelevan)

D : Apakah anda pernah tiba tiba tertawa ketika anda hanya seorang diri?

P : Pernah, kalo nonton ji. Kalo ada lucu lucu, sinetron, film kartun.

D : Adek H, apakah anda merasa mempunyai suatu kelebihan yang orang lain
tidak punyai?

P : ada, mengaji. Ku hapal mi surah Al. Araf ayat 40 dan 41, itu juga Asmaul
Husna ku hapal.

D : Apakah anda rajin bersekolah?

P : tidak, mau meka je sebenarnya berhenti sekolah. Tapi bilang mamak ku


sekolah meko dulu

D : kenapa anda berpikir ingin berhenti sekolah?

P : cari pekerjaan, karena saudara ku banyak bekerja.

D : jadi apa alasan anda ingin berhenti sekolah?

P : ndak tau (pikiran kacau)

D : Sesaat tadi mengapa anda mengatakan ingin berhenti sekolah?

P : ndak jadi ka (pikiran kacau)

D : adek H, sudah berapa lama anda berada di rumah sakit ini?

P : 9 hari mi nanti

D : kapan anda pertama kali masuk ke rumah sakit ini?


P : hari senin, mau meka pulang sebentar. Bisa ditelpon ibu ku sebentar?

D : Adek H, apakah anda tahu alasan ibu anda membawa anda kesini?

P : ndak ku tau na bawa ka kesini. Ndak sakit jeka na. Menonton ja ceraham

D : Apakah anda pernah mengamuk ketika di rumah?

P : ndak pernah ji

D : Apakah anda tidak pernah menggangu orang lain ketika anda berjalan
jalan di malam hari?

P : mengganggu suara TV nya, keras sekali. (Irelevan)

D : Sudah berapa kali anda masuk ke rumah sakit ini?

P : pernah ka kesini, 4 hari ka tinggal. Tinggal ka di Flamboyan. Terus masuk


ka lagi, 9 hari meka disini.

D : Pernahkah anda mendengar ibu anda mengatakan bahwa dia pernah


melihat anda tertawa tiba tiba saat anda sendirian?

P : hmm, ndak na suka ka saya mamak ku (Irelevan)

D : Mengapa anda berpikir demikian?

P : karena anak pertama ka. Na pukul ka apa biasa kalo ku suruh mengaji na
tidak mau mengaji. Bilang i urus sendiri ko.

D : Kapan ibu anda memukuli anda? Apakasah saat anda masih kecil?

P : Bukan. Pas sekarang, umur 17 ka. Tapi tidak mempan na pukul ka.

D : Dengan menggunakan apa ibu anda memukuli anda?

P : pake sapu. Biar diikat ka tidak sakit ji.

D : Adek H, apakah ayah tiri dan ibu anda sering berkelahi jika di rumah?

P : iye selalu, na bilangi mamak ku anjing

D : Jadi apakah anda merasa marah jika anda mendengar kedua orang tua
anda berkelahi?

P : iye marah ka

D : Pernahkah anda memukul adik anda?


P : ndak pernah ji, itu ji ku pukul adek ku kalo pergi i naik motor terus ndak
na kasih tau mamak ku, bohong ki. Baru na bilang mau pergi belajar
padahal pergi ki mandi mandi.

D : Siapa yang berbuat demikian?

P : adek ke-2 ku, Hasma

D : lantas apa yang kemudian anda lakukan kepada adik anda? Apakah anda
memukulnya?

P : ndak ji

D : Apakah anda tidak sering marah jika berada di rumah?

P : Tidak ji

D : Apakah anda sering memerahi adik atau ibu anda?

P : Tidak pernah ji

D : Adek H, apakah anda tau karena apa ayah kandung anda meninggal ?

P : sakit ki, karena banyak na makan tape, terus pergi ki lagi makan coto.
Sudahnya mandi terus pergi ke belakang rumah. Terus meninggal mi.
Sudahnya Isya meninggal.

D : Lantas bagaimana sikap ibu anda?

P : Menyanyi mamak ku. (Irelevan)

D : Apakah anda merasa sedih atas meninggalnya ayah kandung anda?

P : sedih ka, kalo ku ingat sih lagi, sedih ka.

D : Pernahkah anda merasa ayah kandung anda mendatangi anda?

P : Biasa ji ada dalam hati ku, bilang i Shalat ko, mengaji ko

D : Apakah ayah tiri dan ibu kandung anda masih sering bertengkar?

P : selalu, kalo datang ke rumah ambil ji uang 1 juta baru pergi lagi. Kalo ada
maunya ada si di ruma, kalo tidak ada pergi ki lagi. Pergi ki ke kilo 1.

D : Sekarang, dimana keberadaan ayah tiri anda?

P : ada ji di rumah.

D : Kapan ayah tiri anda dan ibu kandung ada menikah?


P : waktu kelas 6 SD ka.

D : Apakah anda mendengar ayah kandung anda berbicara ?

P : Ndak ada ji. Belum pi ku sirami kuburannya, mau ka juga bacakan ki


surah Yasin.(Asosiasi longgar)

D : Adek H, apakah anda rajin mengerjakan shalat?

P : Iye rajin ka, shalat dhuha

D : Berapa kali sehari anda mengerjakan shalat wajib?

P : 4 waktu ji shalat ku.

D : kenapa anda hanya mengerjakan 4 kali shalat wajib? Berapa kali biasanya
orang mengerjakan shalat wajib?

P : Karena sakit kaki ku, 5 kali orang kalo shalat wajib. Ku hapal mi juga
doanya surah Dhuha. (Kemudian pasien membacakan doa shalat shuha
yang dihapalnya)

D : Wah, anda cukup pintar. Jurusan apa yang anda ambil di SMK?

P : jurusan kemitraan

D : Apakah jurusan kemitraan itu?

P : ada itu yang kayak memperbaiki televisi.

D : Jadi sudah berapa hari anda tidak masuk sekolah?

P : Lama mi.

D : Apakah anda sulit tidur?

P : susah. Kalo malam biasa jam 1 atau jam 2 bangun ka shalat tahajud, terus
tidur ka lagi dan bangun ka lagi jam 5 untuk shalat subuh. (Asosiasi
longgar)

D : Bagaimana dengan makan anda? Apakah anda makan dengan teratur?

P : bagus ji, rajin jeka makan.

D : Apakah anda tahu alasan anda dibawa kesini oleh ibu anda pada tahun
2016?

P : hmm, yang pertama? Aihh ku lihat ji ceramah di roja TV, baru dimarahi
ka. Terus langsung ka dibawa kesini. Ndak ada salah ku.
D : Apakah anda sering melempar barang barang di rumah?

P : ndak pernah ji.

D : Apa yang anda tonton di Roja TV?

P : misalnya tentang berjilbab, 1 hari di dunia 1000 tahun di Akhirat.

D : Adek H, Apakah anda merasa sakit atau tidak?

P : Ndak merasa ka sakit. (Tilikan 1)

D : jika anda diberikan obat, akankah ada meminumnya?

P : Mau ka minum.

D : Apa perbedaan yang anda rasakan ketika meminum obat atau tidak
meminum obat?

P : ada ji bedanya, kalo sudah ka minum obat bisa jeka tidur.

D : Apakah biasanya anda sulit tidur?

P : ndak bisa ka tidur.

D : lantas apa yang anda lakukan jika anda sulit tidur?

P : pergi ka shalat.

D : menurut anda, kenapa anda sulit tidur?

P : Gelisah ka, ku pikir sih lagi ibu ku. Menangis ka lagi karena rindu ta.

D : Apakah anda tetap merindukan ibu anda meskipun ibu anda selalu
memarahi dan memukul anda?

P : Iye, tetap ji ku rindu ibu ku.

D : Bagaimana dengan ayah tiri anda? Apakah anda tidak merindukannya?

P : Ndak ku rindu ji ayah tiri ku. Ndak ku suka ki ayah tiri ku.

D : Apakah anda yakin anda tidak merindukan ayah tiri anda?

P : Mau ma mati rasanya.

D : Mengapa anda berpikir demikian?

P : Ndak tau mi, selalu ja berdoa ya Allah ampunika. (Asosiasi longgar)

D : Apa yang anda rasakan sampai anda berpikir anda akan mati?
P : Ndak tau mi. Karena mau ka pergi sama ayah kandung ku.

D : Mengapa anda ingin bersama dengan ayah kandung anda? Jika demikian
anda tidak akan bertemu dengan ibu kandung anda.

P : mati pi, di akhirat pi lagi ketemu ka sama ibu ku.

D : Apakah nanti anda tidak akan merasa sedih?

P : Ndak ji

D : Apakah pernah anda merasa ayah kandung anda ingin mengajak anda
pergi?

P : Pernah

D : Apakah anda mendengar langsung ayah kandung anda berbicara


demikian? Apakah anda melihatnya langsung? Atau hal itu hanya dalam
mimpi anda?

P : dalam suara hati ku ji. Karena belum peka pergi ziarah ke kuburunnya.

D : Apakah hubungan anda dengan ayah kandung anda cukup dekat?

P : Ndak ku tau ki

D : Apakah ayah tiri anda menyayangi anda?

P : Na sayang ja, na belikan ka PS3 (pikiran kacau)

D : Bagaimana dengan ayah kandung anda?

P : aihh, uang ji 10 ribu biasa na belikan ka.

D : Apakah ayah kandung anda pernah memarahi anda?

P : Itu ji biasa kalo salah ka, na marahi meka.

D : Apakah anda selalu dimanja sewaktu kecil?

P : ndak pernah ka dimanja kalo di rumah.

D : Apakah anda merasa bahwa anda diperlakukan berbeda dibandingkan


dengan adik anda?

P : na beda bedakan, kalo di rumah ndak disuka ka saya. Jadi pergi ka ke


rumah saudara ku. (waham persekutori)

D : siapa yang tidak menyukai diri anda?


P : Ayah tiri ku sama ibu ku. (waham persekutori)

D : Apa kerjanya ayah tiri anda?

P : Tukang batu

D : Bagaimana dengan ibu anda?

P : Pergi ke rumahnya orang orang, menagih uang TV kabel.

D : Berapa adik yang anda miliki?

P : 3 adek ku.

D : Bisa anda ceritakan mengenai adik adik anda?

P : Anak ke- 2 namanya Hasma, perempuan, umurnya 14 tahun. Anak ke-3


Nurul Husna, perempuan, umurnya 11 tahun. Anak ke- 4 Saki, laki
laki, umurnya 2 tahun.

D : Sebenarnya apakah anda menyayangi ayah tiri anda?

P : saya sayang ji, yang penting ndak na marahi ka. Ndak pernah ji na
pukulka. (pikiran kacau)

D : Pernah kah ibu anda memukul anda?

P : Ndak pernah ji, na marahi ji. (pikiran kacau)

D : Jika berada di rumah, apakah benar anda tidak ingin meminum obat yang
diberikan kepada anda?

P : Mau jeka minum obat. Tapi kalo ku minum obat aihh pusing sekali kepala
ku.

D : karena hal itu, apakah anda tidak ingin meminum obat anda?

P : Iye, ndak mau ka karena pusing sekali kepala ku kalo sudah minum obat
itu. Kadaluwarsa mungkin obatnya.

D : Tadi ada mengatakan bahwa jika anda meminum obat anda maka anda
bisa tidur?

P : Bagus obatnya disini, kalo di rumah ndak bagus obatnya karena lama mi.
1 tahun lebih mi obatnya

D : Obat yang diberikan kepada anda adalah obat yang sama adik H,obat
tersebut adalah obat yang sering diambilkan oleh ibu anda.
P : Tapi ndak ada dibilang yang warna orange atau pink

D : Warna apa obat yang ada disini yang diberikan kepada anda?

P : Warna orange, pink, putih. Kalo orange untuk mengatasi suara, kalo putih
mengatasi kaku dan gemetaran. Kalo yang pink mengatasi kecemasan.

D : lantas jika di rumah, warna obatnya apa?

P : Warna putih sama kuning.

D : Jadi, sekarang jika di rumah apakah anda ingin meminum obat anda?

P : iye, mau ji.

D : Adek H, apakah anda sudah mengerjakan shalat?

P : belum peka shalat

D : Adek H, tadi anda mengtakan bahwa anda senang mendengar ceramah.


Bisakah anda mempraktikan ceramah yang ada tonton?

P : (Kemudian pasien membacakan lagi doa doa yang dia hapal, seperti doa
masuk WC, doa bangun tidur, doa makan, doa sesudah makan, doa tidur)

D : Jadi jika anda akan ceramah, topik apa yang ingin anda bawakan?

P : Ndak ku tau i.

D : Siapa nama penceramah yang ada sering tonton di TV

P : Ustadz Abu Yahya.

D : Sejak kapan anda mulai menyukai menonton ceramah di Roja TV

P : Sejak sadar ka, bahwa ada kematian itu

D : kapan anda sadar bahwa kematian semakin dekat?

P : Allah kasih sadar ki

D : Jika demikian, mengapa ibu anda tidak senang jika anda menonton
ceramah di Roja TV ?

P : Na larang ka nonton, karena ndak boleh ki berpikir sembarang to. Tapi


lebih baik berpikir dari pada ndak berpikir.

D : ketika ibu anda melarang anda untuk menonton acara tersebut, apakah
anda kemudian melawan ibu anda?
P : Ndak ji.

D : Adek H, apakah ibu anda tahu ketika anda berjalan jalan di malam hari
yang menurut anda, anda ingin pergi ke rumah saudara anda di Lawoloi?

P : Na tau ji.

D : Selain ke tempat saudara anda, kemana lagi anda pergi saat anda berjalan
jalan di malam hari?

P : Pergi ka ke mesjid, lebih baik shalat di mesjid daripada tidak, karena


banyak pahalanya.

D : Apakah anda rajin shalat di mesjid?

P : Shalat di rumah jeka. (sikap berbeda dengan hal yang dia katakan)

D : Selama disini apakah ibu anda pernah menjenguk anda?

P : Ndak pernah, 9 hari mi ini. Bisa ki telpon mamak ku?

D : Seandainya saya menelponkan ibu anda, apa yang ingin anda sampaikan?

P : Bilang, pergi meki jemput ka mamak. Sudah baik mi sakit ku ini.

D : Akankah ibu anda percaya jika anda mengatakan bahwa diri anda telah
sembuh?

P : Iye, percaya ji. Karena janjinya 3 hari jeka disini, tapi lebih mi 3 hari ini.

D : Apakah anda tidak betah berada disini?

P : Ndak betah ka, karena bau disini. (Pasien tanpa senyum senyum)

D : Iya adek H, terima kasih anda sudah ingin bercerita kepada kami. Jadi,
janga lupa untuk rajin meminum obat anda agar anda bisa keluar dari
tempat ini.

P : Iye.

IKHTISAR PERJALANAN PENYAKIT

- Awal perubahan perilaku pasien


2013 - Pasien suka menyendiri, mengamuk. dengan
merusak barang barang di rumah, merobek uang,
berteriak teriak di jalan dengan bertelanjang,
sering keluar rumah dan meginap di mesjid. Mulai
bersikap tidak sopan kepada kedua orang tuanya.
Mudah marah dan sering bicara dan tertawa sendiri.
Suka main air, mematinyalakan kompor, terus
menonton ceramah di Roja TV dan sulit tidur,
menganggap orang tuanya tidak menyayanginya,
mendengar suara berbisik namun tidak jelas.
- Kemudian hanya berobat ke orang pintar namun
tidak ada perubahan
- Dibawa ke RSKD untuk pertama kalinya
2016 - Keluhan gelisah dan mengamuk makin memberat
- Didiagnosis Skizofrenia YTT dan diberikan obat
resperidon dan Clozapin, pasien dirawat selama 4
hari.
- Ada perubahan setelah mengkonsumsi obat
tersebut, gelisah dan mengamuk berkurang.

Juni 2017 - Dibawa ke RSKD untuk kedua kalinya


- Pasien kembali gelisah dengan mondar mandir
keluar rumah, jalan jalan pada malam hari ke
Lawoli ke rumah saudara pasien. Mudah marah jika
ditegur oleh ayah tirinya dan jika dia dilarang
nonton ceramah di Roja TV. Berbicara sendiri dan
tertawa sendiri. Memukul orang dan mengancam
adik adiknya. Terus mematikan kemudian
menyalakan kompor di rumah dan suka main air.
Selain itu terus menerus makan dan mengatakan
bahwa dia butuh kasih sayang karena pasien
menganggap bahwa ibu kandungnya tidak
menyayanginya semenjak ibunya menikah lagi
dengan ayah tirinya. Tidak bisa tidur saat malam
hari. Dia menganggap bahwa dia akan segera mati
sehingga dia harus mempersiapkan diri. Pasien
mengatakan bahwa ayah kandungnya berbicara
kepadanya di dalam hati dan menyuruhnya untuk
rajin ibadah. Pasien sering mendengar suara
bisikan.
- Didiagnosis Skizofrenia hebefrenik dan diberikan
haloperidol dan chlorpromazine.
- Ada perubahan setelah mengkonsumsi obat
tersebut, gelisah dan mengamuk berkurang.

Anda mungkin juga menyukai