OLEH :
ANUGRAH WULAN FITRI
C111 13 012
RESIDEN PEMBIMBING:
dr. Alim Jaya
SUPERVISOR :
dr. Rinvil Reinaldi, M. Kes, Sp.KJ (K) A & R
Judul Referat : Tatalaksaa Gangguan Emosi dan Perilaku pada Anak dan Remaja
Judul Laporan Kasus : Skizofrenia Hebefrenik (F20.1)
Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian Psikiatri Fakultas
Kedokteran Universitas Hasanuddin.
Mengetahui,
dr. Rinvil Reinaldi, M. Kes, Sp.KJ (K) A & R dr. M. Alim Jaya
DAFTAR ISI
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. M.H
No. RM :150186
Umur :17 Tahun
Agama : Islam
Suku : Bugis
Status Pernikahan :Belum menikah
Pendidikan Terakhir :SMP
Pekerjaan :Tidak Bekerja
Alamat : LK Panreng Rijang Kelurahan Panreng Kecamatan
Baranti Kabupaten Sidrap
Masuk RSKD Provinsi Sulawesi Selatan untuk ke dua kali pada tanggal 03 Juli 2017,
diantar oleh Ibu kandung pasien.
Nama : Ny. H
Umur : 40 Tahun
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan Terakhir : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : LK Panreng Rijang Kelurahan Panreng Kecamatan
Baranti Kabupaten Sidrap
Hubungan dengan Pasien : Ibu kandung pasien
A. Keluhan Utama
Gelisah
B. Riwayat Gangguan Sekarang
Dialami sejak 1 minggu sebelum masuk IGD RSKD. Pasien gelisah dengan
mondar mandir keluar rumah. Pasien suka jalan jalan pada malam hari, pasien
mengatakan dia jalan jalan ke Lawoli ke rumah saudara pasien. Pasien selalu
marah marah jika ditegur oleh ayah tirinya dan jika dia dilarang nonton ceramah
di Roja TV. Pasien menjadi cepat emosi jika mendengar ibu dan ayah tirinya
bertengkar. Pasien berbicara sendiri dan tertawa sendiri. Pasien juga memukul
orang dan mengancam adik adiknya. Pasien terus mematikan kemudian
menyalakan kompor di rumah dan terus menerus mandi jika di rumah. Selain itu
pasien terus menerus makan dan mengatakan bahwa dia butuh kasih sayang karena
pasien menganggap bahwa ibu kadungnya tidak menyayanginya semenjak ibunya
menikah lagi dengan ayah tirinya. Pasien tidak bisa tidur saat malam hari. Pasien
suka menonton ceramah di Roja TV dan rajin beribadah serta menghapal doa
doa harian sejak ayah kandungnya meninggal dunia pada tahun 2013 setelah dia
tamat SD, setelah itu dia menganggap bahwa dia akan segera mati sehingga dia
harus mempersiapkan diri. Pasien mengatakan bahwa ayah kandungnya berbicara
kepadanya di dalam hati dan menyuruhnya untuk rajin ibadah. Pasien juga
mengatakan dia belum pernah mengunjungi makam ayah kandungnya sehingga
pasien suka berjalan jauh. Pasien sering mendengar suara bisikan namun saat
diwawancarai lagi pasien menyangkal hal tersebut.
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
1. Riwayat Penyakit Dahulu
Tidak ditemukan adanya penyakit fisik seperti infeksi dan kejang. Namun ada
riwayat trauma yaitu pasien pernah dibentur benturkan kepalanya ke tembok
oleh neneknya saat usianya 2 tahun. Setelah kejadian itu pasien tidak pingsan,
tidak muntah dan tidak kejang dan menurut dokter ahli syaraf tidak ada
kelainan.
2. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif
Pasien tidak pernah mengkonsumsi alkohol, merokok dan obat-obatan
terlarang.
3. Riwayat Gangguan Psikiatri Sebelumnya
Perubahan perilaku pada tahun 2013 saat pasien berumur 13 tahun dan sejak
pasien tamat dari SD dan setelah itu ayah kandung pasien meninggal dunia karena
sakit, kemudian 7 bulan kemudian ibu kandungnya menikah lagi. Sejak itu pasien
menjadi suka menyendiri. Awal perubahan perilaku, pasien mengamuk. Pasien
teriak di jalan dengan bertelanjang, sering keluar rumah, setelah keluar rumah
pasien kadang kembali lagi kadang tidak kembali. Jika keluar rumah pasien
kemudian menginap di mesjid. Pasien mulai bersikap tidak sopan kepada kedua
orang tuanya. Pasien kemudian mulai suka marah marah jika ditegur dan
dilarang melakukan hal yang dia suka seperti menonton ceramah di TV. Pasien
juga sering bicara dan ketawa sendiri. Selain itu jika makan pasien suka
membagikan makanannya ke orang lain padahal menurut ibunya orang tersebut
tidak ada. Pasien jadi selalu mengaji dan jika di dalam kamar mandi pasien
menghabiskan waktu sangat lama dan suka main air. Pasien menjadi sulit tidur
Kemudian pasien dibawa ke orang pintar untuk diobati namun tidak ada perbaikin.
Oleh karena itu pada tahun 2016 pasien dibawa ke RSKD untuk pertama kalinya
dan dirawat selama 4 hari. Pada saat itu pasien didiagnosis skizofrenia ytt dan
diberikan obat risperidon dan clozapin. Saat di RSKD pasien meminum obatnya
dengan teratur, namun saat di rumah pasien tidak mau meminum obatnya karena
pasien menggap dirinya sudah sembuh dan pasien mengatakan kepalanya pusing
setelah meminum obat tersebut dan menggap bahwa obat yang diberikan
kepadanya adalah obat kadaluarsa.
D. Riwayat Kehidupan Pribadi
1. Riwayat Prenatal dan Perinatal
Pasien lahir normal, ditolong oleh bidan, pada tanggal 3 Mei 2000.Selama
kehamilan, ibu pasien dalam keadaan sehat. Pada saat bayi pasien tidak pernah
mengalami panas tinggi, kejang, dan kelainan bawaan lainnya. Memperoleh
ASI ekslusif sampai usia 1,5 tahun.
2. Riwayat Masa Kanak Awal (Usia 1-3 tahun)
Pasien diasuh oleh kedua orangtuanya. ASI diberikan sampai umur 1,5 tahun.
Pertumbuhan dan perkembangan pasien pada masa anak-anak sesuai dengan
perkembangan anak seusianya. Tidak ada masalah perilaku yang menonjol.
3. Riwayat Masa Kanak Pertengahan (Usia 4-11 tahun)
Pasien tinggal bersama kedua orangtuanya (ibu kandung dan ayah tirinya) dan
2 adik kandung serta 1 adik tirinya. Cukup mendapat perhatian dan kasih
sayang. Pada usia 7 tahun mulai masuk SD di Sidrap, pasien tidak pernah
tertinggal kelas, pasien memiliki prestasi yang cukup. Pasien memiliki cukup
banyak teman. Sebelum sakit kepribadian pasien adalah orang yang pendiam,
penurut dan sayang kepada adik adiknya. Pasien jarang keluar rumah. Pasien
adalah orang yang suka menutup diri dengan sering menyendiri dan suka
melamun.
4. Riwayat Masa Kanak Akhir dan Remaja (Usia 12-18 tahun)
Tamat dari SD pasien melanjutkan ke SMP di Sidrap, lalu melanjutkan ke
SMK jurusan otomotif di Sidrap, pasien sementara tidak sekolah karena
penyakitnya. Pasien sekrang duduk di bangku SMK 2 Sidenreng Sidrap
jurusan kemitraan kelas 1 semester 1.
5. Riwayat Masa Dewasa
a. Riwayat Pekerjaan
Pasien belum pernah bekerja.
b. Riwayat Pernikahan
Pasien belum pernah menikah.
c. Riwayat Agama
Pasien memeluk agama Islam, dan menjalankan kewajiban agama dengan
baik. Pasien rajin menjalankan shalat 5 waktu dan shalat sunnah lainnya
dan banyak menghapal doa doa harian.
d. Riwayat Pelanggaran Hukum
Selama ini pasien tidak pernah terlibat dengan masalah hukum.
e. Aktivitas Sosial
Pasien dikenal sebagai anak yang pendiam, penurut dan sayang kepada
adik adiknya. Pasien jarang keluar rumah. Pasien adalah orang yang suka
menutup diri dengan sering menyendiri dan suka melamun. Namun pasien
mempunyai beberapa teman dekat di SMK dan pasien menghapal nama
teman - temannya.
6. Riwayat Keluarga
Pasien adalah anak pertama dari 4 bersaudara (,,,). Jarak pasien dengan
saudara-saudaranya tidak berbeda jauh. Adik adik pasien masih hidup
semua. Adik ke-2 perempuan, berumur 14 tahun dan bernama Hasmah, adik ke
3 perempuan, berumur 11 tahun dan bernama Nurul, dan adik ke-4 adalah
adik tiri, laki laki, berumur 2 tahun, bernama Saki. Ayah kandung pasien
meninggal karena sakit saat pasien berumur 13 tahun setelah pasien tamat SD
kemudian 7 bulan kemudian ibu pasien menikah lagi. Ayah tiri pasien bekerja
sebagai tukang batu dan selalu membelikan mainan ke pasien. Ibu kandung
pasien bekerja wiraswasta dan banyak menghabiskan waktu di rumah.
Hubungan pasien dengan ayah tirinya tidak baik karena pasien tidak menyukai
ayah tirinya yang sering keluar rumah dan bertengkar dengan ibunya dan
kepada ibu kandungnya karena pasien merasa ibu kandungnya sudah tidak
menyayangi dia lagi. Ada riwayat penyakit yang sama dalam keluarga yaitu
om pasien.
Genogram
: Pasien
: Meninggal
7. Situasi Kehidupan Sekarang
Saat ini pasien tinggal bersama ibu kandung dan ayah tirinya serta 2 adik
kandung da 1 adik tirinya di rumahnya di Sidrap.
B. Keadaan Afektif
1. Mood :Sulit dinilai
2. Afek :Inappropriate
3. Keserasian : Tidak serasi
4. Empati : Tidakdapat dirabarasakan
D. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi auditorik : mendengar suara berbisik laki laki atau perempuan
yang tidak jelas.
2. Ilusi : Tidak ada
3. Depersonalisasi : Tidak ada
4. Derealisasi : Tidak ada
E. Proses Berpikir
1. Arus Pikiran : Produktivitas kesan cukup, irelevan, inkoheren dan tidak
didapatkan adanya hendaya berbahasa.
2. Isi Pikiran : Terdapat gangguan isi pikir :
Waham persekutori : pasien menganggap ayah tiri dan ibu kandung pasien
tidak menyayanginya dan selalu membeda bedakan pasien dengan adik
adiknya.
F. Pengendalian Impuls
Terganggu
G. Daya Nilai dan Tilikan
1. Norma Sosial : Terganggu
2. Uji daya Nilai : Terganggu
3. Penilaian Realita : Terganggu
4. Tilikan : Pasien menyangkal dirinya tidak sakit ( tilikan 1)
VIII. PROGNOSIS
Dari hasil alloanamnesis, didapatkan keadaan-keadaan berikut in
Prognosis :
- Ad vitam : bonam
- Ad functionam : dubia ad bonam
- Ad sanationam : dubia ad malam
IX. RENCANA TERAPI
A. Psikofarmakoterapi
- Haloperidol 1,5 mg 3 x 1 tablet
- Chlorpromazine 10 mg 0 0 1 tablet
B. Psikoterapi
Suportif
Memberikan dukungan kepada pasien untuk dapat membantu pasien memahami
dan menghadapi penyakitnya. Memberi penjelasan dan pengertian mengenai
penyakitnya, manfaat pengobatan, cara pengobatan, efek samping yang mungkin
timbul selama pengobatan, serta memotivasi pasien supaya mau minum obat
secara teratur.
Sosioterapi
Memberikan penjelasan kepada orang-orang terdekat pasien sehingga bisa
menerima keadaan pasien dan memberikan dukungan moral serta menciptakan
lingkungan yang kondusif untuk membantu proses penyembuhan dan keteraturan
pengobatan.
X. FOLLOW UP
Memantau keadaan umum pasien serta perkembangan penyakitnya, selain itu menilai
efektivitas dan kemungkinan efek samping.
XI DISKUSI
2 atau lebih gejala di bawah ini, setiap gejala spesifik dialami selama kurang lebih 1
bulan. Di antaranya:
A. Waham
B. Halusinasi
C. Inkohorensia
D. Tingkah laku katatonik
E. Gejala-gejala negative seperti emosi, dll.
Untuk hasil yang lebih signifikan onset masalah tersebut, akan mengganggu fungsi
level satu atau dua lebih area seperti pekerjaan, hubungan dengan relasi atau diri sendiri.
7. Tanda yang berulang selama kira-kira 6 bulan
1. Gangguan skizoaktif dan depresi atau gangguan bipolar, tetapi tidak sering.
2. Masalah yang menyangkut penggunaan zat ataupun obat-obatan.6
Skizofrenia ditandai adanya distorsi pikiran dan persepsi yang mendasar dan khas, dan
adanya afek yang tidak wajar atau tumpul.Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan
Jiwa di Indonesia edisi ketiga (PPDGJ III) membagi simtom skizofrenia dalam kelompok-
kelompok penting, dan yang sering terdapat secara bersama-sama untuk diagnosis. Cara
diagnosis pasien skizofrenia menrut PPGDJ III antara lain;3
Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua gejala
atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas):3
A. Thought echo: isi pikiran diri sendiri yang berulang atau bergema dalam kepalanya (tidak
keras), dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya sama, namun kualitasnya berbeda; atau
Thought insertion or withdrawal: isi pikiran yang asing dari luar masuk ke dalam
pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari luar dirinya
(withdrawal)
Thought broadcasting: isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain atau
umum mengetahuinya.
C. Suara halusinasi yang berkomentar secara terus-menerus terhadap perilaku pasien, atau
mendiskusikan perihal pasien di antara mereka sendiri. atau jenis suara halusinasi lain
yang berasal dari salah satu bagian rubuh;
D. Waham-waham menetap jenis lain yang menurut budayanya dianggap tidak wajar serta
sama sekali mustahil, seperti misalnya mengenai identitas keagamaan atau pulitik, atau
kekuatan dan kemampuan "manusia super" (misalnya mampu mengendalikan cuaca, atau
berkomunikasi dengan makhluk asing dari dunia lain);
Atau paling sedikit gejala di bawah ini yang harus selalu ada secara jelas dalam
kurun waktu satu bulan atau lebih;
a. Halusinasi yang menetap dalam setiap modalitas. apabila disenai baik oleh waham yang
mengambang/melayang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang
jelas, ataupun oleh ide-ide berlebihan (over valued ideas) yang menetap, atau apabila
terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus-menerus;
b. Arus pikiran yang terputus atau yang mengalami sisipan (interpolasi) yang berakibat
inkoherensi atau pembicaraan yang tidakrelevan, atau neologisme;
c. Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh-gelisah (excitement), sikap tubuh tertentu
(posturing), atau fleksibilitas serea, negativisme, mutisme dan stupor;
d. Gejala-gejala negatif seperti sikap sangat masa bodo (apatis), pembicaraan yang terhenti,
dan respons emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan
penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial, tetapi harus jelas
bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi neuroleptika;
e. Suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan dari beberapa
aspek perilaku perorangan, bermanifestasi sebagai hilangnya minat, tak bertujuan, sikap
malas, sikap berdiam diri (self-absorbed attitude) dan penarikan diri secara sosial.3
Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun waktu
satu bulan atau lebih. Kondisi-kondisi yang memenuhi persyaratan gejala tersebut tetapi
yang lamanya kurang dari satu bulan (baik diobati atau tidak) harus didiagnosis pertama kali
sebagai gangguan psikosis fungsional.
Klasifikasi skizofrenia khususnya skizofrenia hebefrenik dan pedoman diagnosisnya
berdasarkan PPDGJ III
Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia.
Diagnosis herbefrenia untuk pertama kali hanya ditegakkan pada usia remaja atau
dewasa muda (onset biasanya mulai 15-25 tahun)
Kepribadian premorbid menunjukkan ciri khas : pemalu dan senang menyendiri
(solitary), namun tidak harus demikian untuk menegakkan diagnosis.
Untuk diagnosis herbefrenia yang meyakinkan umumnya diperlukan pengamatan
kontinyu selama 2 atau 3 bulan lamanya, untuk memasyikan bahwa gambaan yang
khas berikut ini memang benar bertahan :
d. Perilaku yang tidak bertanggung jawab dan tak dapat diramalkan, serta
mannerisme; ada kecenderungan untuk selalu menyendiri (solitay), dan
perilaku menunjukkan hampa tujuan dan hampa perasaan;
e. Afek pasien dangkal (shallow) dan tidak wajar (inappropriate), sering
disertai oleh cekikikan (giggling) atau perasaan puas diri (self-satisfied),
senyum sendiri (self-absorbed smiling), atau oleh sikap tinggi hati (lofty
manner), tertawa menyeringai (grimaces), mannerisme, mengibuli secara
bersenda gurau (pranks), keluhan hipokondrial, dan ungkapan kata yang
diulang-ulang (reiterated phrases)
f. Proses pikir mengalami disorganisasi dan pembicaraan tak menentu
(rambling) serta inkoheren.
Gangguan afektif dan dorongan kehendak, serta gangguan proses pikir umunya
menonjol. Halusinasi dan waham mungkin ada tetapi biasanya tidak menonjol (fleeting and
fragmentary delusions and hallucinations). Dorongan kehendak (drive) dan yang bertujuan
(determination) hilang serta sasaran ditinggalkan, sehingga perilaku penderita memiliki ciri
khas, yaitu perilaku tanpa tujuan (aimless) dan tanpa maksud (empty of purpose). Adanya
suatu preokupasi yang dangkal dan bersifat dibuat-buat terhadap agama, filsafat dan tema
abstrak lainnya, makin mempersukar orang memahami jalan pikiran pasien.3
Dari alloanamnesis,autoanamnesis, dan pemeriksaan status mental didapatkan adanya
perilaku kacau, afek yang terbatas dan inappropriate, arus pikiran yang pecah (break)
sehingga tidak sesuai apa yang dipikirkan dengan yang dilakukan dan yang nampak, respon
emosional yang tidak wajar, dan menarik diri dari lingkungan sosial, waham persekutori,
halusinasi auditorik yang perlangsungannya lebih dari 1 bulan, sehingga berdasarkan
pedoman penggolongan dan diagnosis gangguan jiwa III (PPDGJ III) diagnosis memenuhi
diagnosis Skizofrenia (F.20) dan menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental
Disorders Five Edition (DSM V) diagnosis diarahkan pada Schizophrenia (295.90). Pada
pasien ini, didapatkan pasien cenderung menyendiri (solitary), adanya perilaku kekanak
kanakan (suka main air, mudah marah jika ditegur atau dilarang melakukan sesuatu yang dia
inginkan), afek yang terbatas dan inappropriate, sering disertai cekikikan atau tertawa
sendiri, adanya ungkapan kata yang diulang ulang yaitu pasien harus rajin beribadah dan
pasien suka nonton ceramah di TV, adanya mannerisme (suka main air dan memati
nyalakan kompor), arus pikir yang inkoheren dan asosiasi longgar, halusinasi auditorik
berupa suara bisikan tidak terlalu menonjol. Keadaan keadaan tersebut telah bertahan
sejak tahun 2016. Usia pasien saat ini adalah 17 tahun (onset biasanya 15 25 tahun),
didapatkan juga kepribadian premorbid pasien sebelum sakit menunjukka sifat yang pemalu
dan senang menyendiri sehingga berdasarkan pedoman penggolongan dan diagnosis
gangguan jiwa III (PPDGJ III) diagnosis diarahkan pada Skizofrenia Hebefrenik (F20.1).
Psikofarmakoterapi bermanfaat untuk mengurangi atau menghilangkan keluhan-keluhan
dan mencegah kambuhnya pola perilaku maladaptif atau gangguan psikologik.
Psikofarmakoterapi dapat diberikan secara individual, kelompok, atau pasangan sesuai
dengan gangguan psikologis yang dialaminya.Efek obat anti-psikosis secara relatinf
berlangsung lama, sampai beberapa hari setelah dosis terakhir masih mempunyai efek
klinis.sehingga tidak langsung menimbulkan kekambuhan setelah obat dihentikan, biasanya
1 bulan kemudian baru gejala sindrom psikosis kambuh kembali.4
Skizofrenia diobati dengan antipsikotika (AP).Obat ini dibagi dalam dua kelompok,
berdasarkan mekanisme kerjanya, yaitu dopamine receptor antagonist (DRA) atau
antipsikotika generasi I (APG-I) dan serotonin-dopamine antagonist (SDA) atau
antipsikotika generasi II (APG-II).Obat APG-I berguna terutama untuk mengontrol gejala-
gejala positif sedangkan gejala negatif hampir tidak bermanfaat.Obat APG-II bermanfaat
baik untuk gejala positif dan negatif. Standar emas baru adalah APG-II.2
Obat anti-psikosis yang digunakan dalam mengatasi sindrom psikosis anti-psikosis
tipikal dan atipikal. Tipikal mencakup golongan phenothiazine, butyrophenon, diphenyl
butyl piperidine dan atipikal mencakup golongan benzamide, dibenzodiazepine,
benzisoxazole.mekanisme kerja obat anti-psikosis tipikal adalah memblokade dopamine
pada reseptor pasca-sinaptik neuron di otak, khususnya di system limbik dan system
ekstrapiramidal (dopamine D2 receptor antagonist) sehingga efektif untuk gejala positif
sedangkan anti-psikosi atipikal untuk gejala positif dan negative.4
Pada pasien ini gejala positif lebih menonjol sehingga digunakan obat anti-psikosis
tipikal yaitu Haloperidol merupakan obat golongan butyrophenon dan klorpromazin obat
golongan phenothiazine.kedua obat ini sama kuat menurunkan ambang rangsang konvulsi,
memperlambat dan menghambat jumlah gelombang teta dan sama-sama memiliki efek
sedatif dimana klorpromazin efek sedasinya lebih kuat dibandingkan Haloperidol.
haloperidol selain menghambat efek dopamine juga bisa meningkatkan turn over ratenya,
efek sampingnya dapat menimbulkan reaksi ekstrapiramidal dengan insidens yang tinggi,
klorpromazin menimbulkan efek sedasi atau menenangkan, batas keamanan obat ini cukup
lebar sehingga obat ini cukup aman, efek samping berupa gejala seperti icterus, dermatitis,
dan leukopenia mungkin timbul.5
Terapi psikososial mencakup berbagai metode untuk meningkatkan kemampuan sosial,
kecukupan diri, keterampilan praktis, dan komunikasi interpersonal pada pasien
skizofrenik.Tujuannya adalah memungkinkan seseorang yang sakit parah untuk membangun
keterampilan sosial dan keterampilan pekerjaan untuk hidup yang mandiri. Penanganan
semacam ini dilaksanakan diberbagai tempat; rumah sakit, klinik rawat jalan, pusat
kesehatan jiwa, rumah sakit sehari, dan rumah atau klub sosial.1
Prognosis pada pasien ini adalah dubia bergantung pada kepatuhan pasien meminum
obat dan dukungan dari keluarga dan orang disekitarnya. Namun skizofrenia hebefrenik ini
bersifat kambuh kambuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Seorang laki - laki, wajah sesuai umur, postur tubuh cukup berisi, kulit sawo
matang, memakai baju kaos warna abu - abu, celana pendek warna biru,
perawatan diri cukup baik.
D : Assalammualaikum, selamat sore
P : Waalaikumsalaam
P : jam 12
P : Meninggal mi
P : waktunya kelas 6 SD ka
P : SMK 2 Sidenreng
P : Ndak pernah ji
D : Bukan adek H, saat anda sendiri atau ketika anda hanya berdiam diri
saja, apakah anda mendengar suara - suara?
P : ada ji suara anjing, disini ku dengar suara anjing kalo malam. Tapi tidak
ada mi itu.
D : Saat di rumah anda, apakah anda tidak mendengar suara suara yang
hanya anda sendiri yang mendengarnya?
P : Ndak ada ji
D : Adakah anda juga pernah melihat sesuatu yang aneh, sedangkan ibu atau
adik adik anda tidak melihat hal tersebut?
D : Apakah anda pernah tiba tiba tertawa ketika anda hanya seorang diri?
P : Pernah, kalo nonton ji. Kalo ada lucu lucu, sinetron, film kartun.
D : Adek H, apakah anda merasa mempunyai suatu kelebihan yang orang lain
tidak punyai?
P : ada, mengaji. Ku hapal mi surah Al. Araf ayat 40 dan 41, itu juga Asmaul
Husna ku hapal.
P : 9 hari mi nanti
D : Adek H, apakah anda tahu alasan ibu anda membawa anda kesini?
P : ndak ku tau na bawa ka kesini. Ndak sakit jeka na. Menonton ja ceraham
P : ndak pernah ji
D : Apakah anda tidak pernah menggangu orang lain ketika anda berjalan
jalan di malam hari?
P : karena anak pertama ka. Na pukul ka apa biasa kalo ku suruh mengaji na
tidak mau mengaji. Bilang i urus sendiri ko.
D : Kapan ibu anda memukuli anda? Apakasah saat anda masih kecil?
P : Bukan. Pas sekarang, umur 17 ka. Tapi tidak mempan na pukul ka.
D : Adek H, apakah ayah tiri dan ibu anda sering berkelahi jika di rumah?
D : Jadi apakah anda merasa marah jika anda mendengar kedua orang tua
anda berkelahi?
P : iye marah ka
D : lantas apa yang kemudian anda lakukan kepada adik anda? Apakah anda
memukulnya?
P : ndak ji
P : Tidak ji
P : Tidak pernah ji
D : Adek H, apakah anda tau karena apa ayah kandung anda meninggal ?
P : sakit ki, karena banyak na makan tape, terus pergi ki lagi makan coto.
Sudahnya mandi terus pergi ke belakang rumah. Terus meninggal mi.
Sudahnya Isya meninggal.
D : Apakah ayah tiri dan ibu kandung anda masih sering bertengkar?
P : selalu, kalo datang ke rumah ambil ji uang 1 juta baru pergi lagi. Kalo ada
maunya ada si di ruma, kalo tidak ada pergi ki lagi. Pergi ki ke kilo 1.
P : ada ji di rumah.
D : kenapa anda hanya mengerjakan 4 kali shalat wajib? Berapa kali biasanya
orang mengerjakan shalat wajib?
P : Karena sakit kaki ku, 5 kali orang kalo shalat wajib. Ku hapal mi juga
doanya surah Dhuha. (Kemudian pasien membacakan doa shalat shuha
yang dihapalnya)
D : Wah, anda cukup pintar. Jurusan apa yang anda ambil di SMK?
P : jurusan kemitraan
P : Lama mi.
P : susah. Kalo malam biasa jam 1 atau jam 2 bangun ka shalat tahajud, terus
tidur ka lagi dan bangun ka lagi jam 5 untuk shalat subuh. (Asosiasi
longgar)
D : Apakah anda tahu alasan anda dibawa kesini oleh ibu anda pada tahun
2016?
P : hmm, yang pertama? Aihh ku lihat ji ceramah di roja TV, baru dimarahi
ka. Terus langsung ka dibawa kesini. Ndak ada salah ku.
D : Apakah anda sering melempar barang barang di rumah?
P : Mau ka minum.
D : Apa perbedaan yang anda rasakan ketika meminum obat atau tidak
meminum obat?
P : pergi ka shalat.
P : Gelisah ka, ku pikir sih lagi ibu ku. Menangis ka lagi karena rindu ta.
D : Apakah anda tetap merindukan ibu anda meskipun ibu anda selalu
memarahi dan memukul anda?
P : Ndak ku rindu ji ayah tiri ku. Ndak ku suka ki ayah tiri ku.
D : Apa yang anda rasakan sampai anda berpikir anda akan mati?
P : Ndak tau mi. Karena mau ka pergi sama ayah kandung ku.
D : Mengapa anda ingin bersama dengan ayah kandung anda? Jika demikian
anda tidak akan bertemu dengan ibu kandung anda.
P : Ndak ji
D : Apakah pernah anda merasa ayah kandung anda ingin mengajak anda
pergi?
P : Pernah
P : dalam suara hati ku ji. Karena belum peka pergi ziarah ke kuburunnya.
P : Ndak ku tau ki
P : Tukang batu
P : 3 adek ku.
P : saya sayang ji, yang penting ndak na marahi ka. Ndak pernah ji na
pukulka. (pikiran kacau)
D : Jika berada di rumah, apakah benar anda tidak ingin meminum obat yang
diberikan kepada anda?
P : Mau jeka minum obat. Tapi kalo ku minum obat aihh pusing sekali kepala
ku.
D : karena hal itu, apakah anda tidak ingin meminum obat anda?
P : Iye, ndak mau ka karena pusing sekali kepala ku kalo sudah minum obat
itu. Kadaluwarsa mungkin obatnya.
D : Tadi ada mengatakan bahwa jika anda meminum obat anda maka anda
bisa tidur?
P : Bagus obatnya disini, kalo di rumah ndak bagus obatnya karena lama mi.
1 tahun lebih mi obatnya
D : Obat yang diberikan kepada anda adalah obat yang sama adik H,obat
tersebut adalah obat yang sering diambilkan oleh ibu anda.
P : Tapi ndak ada dibilang yang warna orange atau pink
D : Warna apa obat yang ada disini yang diberikan kepada anda?
P : Warna orange, pink, putih. Kalo orange untuk mengatasi suara, kalo putih
mengatasi kaku dan gemetaran. Kalo yang pink mengatasi kecemasan.
D : Jadi, sekarang jika di rumah apakah anda ingin meminum obat anda?
P : (Kemudian pasien membacakan lagi doa doa yang dia hapal, seperti doa
masuk WC, doa bangun tidur, doa makan, doa sesudah makan, doa tidur)
D : Jadi jika anda akan ceramah, topik apa yang ingin anda bawakan?
P : Ndak ku tau i.
D : Jika demikian, mengapa ibu anda tidak senang jika anda menonton
ceramah di Roja TV ?
D : ketika ibu anda melarang anda untuk menonton acara tersebut, apakah
anda kemudian melawan ibu anda?
P : Ndak ji.
D : Adek H, apakah ibu anda tahu ketika anda berjalan jalan di malam hari
yang menurut anda, anda ingin pergi ke rumah saudara anda di Lawoloi?
P : Na tau ji.
D : Selain ke tempat saudara anda, kemana lagi anda pergi saat anda berjalan
jalan di malam hari?
P : Shalat di rumah jeka. (sikap berbeda dengan hal yang dia katakan)
D : Seandainya saya menelponkan ibu anda, apa yang ingin anda sampaikan?
D : Akankah ibu anda percaya jika anda mengatakan bahwa diri anda telah
sembuh?
P : Iye, percaya ji. Karena janjinya 3 hari jeka disini, tapi lebih mi 3 hari ini.
P : Ndak betah ka, karena bau disini. (Pasien tanpa senyum senyum)
D : Iya adek H, terima kasih anda sudah ingin bercerita kepada kami. Jadi,
janga lupa untuk rajin meminum obat anda agar anda bisa keluar dari
tempat ini.
P : Iye.