PENDAHULUAN
1.2 EPIDEMIOLOGI
Vertigo adalah salah satu hal yang menyebabkan pasien
memeriksakan dirinya. Jatuh bisa menjadi konsekuensi akibat vertigo.2
Insiden keseluruhan pusing, vertigo, dan ketidakseimbangan adalah
5-10%, dan mencapai 40% pada pasien yang lebih tua dari 40 tahun.
Insiden jatuh adalah 25% dalam mata pelajaran yang lebih tua dari 65
tahun. Sebuah laporan meninjau presentasi ke bagian US Emergency
Departments (Eds) dari tahun 1995 sampai 2004 menunjukkan bahwa
vertigo dan pusing menyumbang 2,5% dari presentasi. Perkiraan jumlah
2011 kunjungan US ED untuk pusing atau vertigo adalah 3,9 juta. 2
Kehilangan pendengaran ringan adalah yang paling umum terjadi.
Insiden gangguan pendengaran adalah 25% pada orang yang lebih muda
dari 25 tahun, dan mencapai 40% pada orang yang lebih tua dari 40
tahun. Sekitar 25% dari tinnitus laporan penduduk.2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI
Vertigo merupakan suatu sensasi berputar, pasien merasa bahwa
dirinya seakan akan bergerak terhadap lingkungannya (vertigo
subjektif) ataupun lingkungannya seakan akan berputar (vertigo
objektif). Seringkali vertigo terjadi dengan seketika, kadang kadang dan
ketika berat umunya dibarengi dengan mual, muntah dan jalan
terhuyung-huyung. Pasien kadang kadang mendeskripsikan perasaan
seakan akan dia berada di komedi putar, kapal yang oleng atau lift yang
mulai mau bergerak. 2,3,4
2.2 ETIOLOGI
Secara Spesifik, penyebab vertigo terbagi atas 2 yaitu :
2.2.1 VertigoVestibular
Vertigo Vestibular adalah suatu sensasi rasa berputar
yang timbul pada gangguan vestibular.Vertigo vestibular
disebabkan oleh:
A. Benign Paroxismal Positional Vertigo (BPPV)
Merupakan kondisi episodik, sembuh sendiri,
dicetuskan oleh gerakan kepala mendadak atau karena
perubahan posisi duduk seperti berguling di tempat
tidur.2,3
B. Meniere’s Disease
Umunya terjadi pada usia muda dimana episode
penyakit ini biasanya sembuh senidir, namun
seringkali berulang dan pada akhirnya tercapai suatu
fase kronik “burned out” yang ditandai oleh hilangnya
pendengaran yang makin jelas2,3
C. Labirintitis
Adanya inflamasi pada saraf vestibular
D. Neuritis Vestibular
E. Oklusi Arteri Labirhintis
F. Obat Ototoksik
G. Tumor Nervus VIII
H. Microvascular Compression
I. Fistel Perilimfe
2.3 PATOFISIOLOGI
Sebagian besar kasus vertigo dianggap karena adanya
ketidakseimbangan impuls sensorik yang berhubungan dengan
pergerakan yang mencapai otak melalui tiga sistem persepsi yang
berbeda ; visual, vestibular dan somatosensorik (Proprioseptif). Apabila
ada ketidakcocokkan pada ketiga sistem tersebut maka akan
menyebabkan timbulnya vertigo, nistagmus, mual, muntah, dan
lainnya.4
2.5 DIAGNOSIS
2.4.1 Anamnesis
A. Bentuk Serangan vertigo
a. Pusing berputar
b. Rasa goyang atau melayang
B. Sifat serangan vertigo
a. Periodik
b. Kontinyu
c. Ringan atau berat
C. Faktor pencetus dan situasi pencetus dapat berupa
a. Perubahan gerakan kepala atau posisi
b. Situasi : Keramaian dan emosional
c. Suara
D. Gejala otonom yang menyertai keluhan vertigo
a. Mual, muntah, keringat dingin
b. Gejala otonom berat atau ringan
E. Ada atau tidak gejala gangguan pendengaran seperti
tinitus atau tuli
F. Obat-obatan yang menimbulkan gejala vertigo seperti
streptomisin, gentamisin, kemoterapi
G. Penyakit yang disertita diabetes melitus, hipertensi atau
kelainan jantung
H. Defisit neurologis : hemihipestesi, baal wajah satu sisi,
perioral numbness,disfagia, hemiparesis, penglihatan
ganda, ataksia serebellaris
2.6.2 Farmakoterapi
A. Anti Histamin
a. Dimenhidrinat 25-50 mg (1 tablet) 4 kali sehari
b. Difenhidramin HCl 25-50mg 4 kali sehari
c. Senyawa Betahistin
Betahistin Mesylate dengan dosis 12 mg, 3 kali sehari
peroral
Betahistin HCl dengan dosis 8-24 mg, 3 kali sehari
B. Kalsium Antagonis
Cinnarizine mempunyai khasiat menekan fungsi
vestibular dan dapat mengurangi respon terhadap akselerasi
angular dan linier. Dosis biasanya 15-30 mg, 3 kali sehari
atau 1 kali 75 mg sehari
DAFTAR PUSTAKA
1. Sudoyo, Aru; et all. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi V Jilid I.
Jakarta : Interna Publishing Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam.
2009 .
2. Samy, H. M; Egan R. A. Dizziness, Vertigo and Imbalance. 2016.
Online on : [13th, Dec 2016]. Available at :
http://emedicine.medscape.com/article/2149881-overview
3. Departemen Kesehatan RI. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Edisi I. Jakarta 2013.
4. Baehr, M; Frotscher, M. Diagnosis Topik Neurologi DUUS Anatomi,
Fisiologi, Tanda dan Gejala Edisi 4.Jakarta : EGC. 2010