Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan kita tentu tidak lepas dari masalah kesehatan.
Masalah kesehatan yang dihadapi tentunya harus memiliki manajemen
yang baik. Dan dalam hal ini, pemerintah turut campur tangan di
bawahi oleh Kementrian Kesehatan (Kemenkes). Sebagai suatu
lembaga yang mengatur jalannya sistem kesehatan di Indonesia,
Kementrian Kesehatan sangat bertanggung jawab akan hal ini.
Kemenkes selaku pembuat kebijakan kesehatan juga perlu melakukan
analisis terhadap setiap kebijakan kesehatan yang dibuat supaya derajat
kesehatan di Indonesia lebih terarah untuk mencapai Indonesia Sehat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Itu Analisis Kebijakan Kesehatan ?
2. Apa Saja Metode Analisis Kebijakan Kesehatan secara Umum ?
3. Apa Saja Metode Analisis Kebijakan Kesehatan ?
4. Apa Saja Pendekatan Analisis Kebijakan Kesehatan ?
5. Bagaimana Bentuk Analisis Kebijakan Kesehatan ?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Analisis Kebijakan Kesehatan.
2. Untuk Mengetahui Metode Kebijakan Kesehatan Secara Umum.
3. Untuk Mengetahui Metode Analisis Kebijakan Kesehatan.
4. Untuk Mengetahui Pendekatan Analisis Kebijakan Kesehatan.
5. Untuk Mengetahui Bentuk Analisis Kebijakan Kesehatan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Analisis Kebijakan Kesehatan


Analisis kebijakan dipandang sebagai suatu disiplin ilmu sosial terapan
yang menggunakan penalaran dan fakta untuk memperjelas,menaksir dan
menunjukan pemecahan atas masalah publik yang menjadi fokus
utamanya.
Analisis kebijakan kesehatan adalah pengunaan berbagai metode
penelitian dan argumen untuk menghasilkan dan memindahkan informasi
yang relevan dengan kebijakan sehingga dapat dimanfaatkan ditingkat
politik dalam rangka memecahkan masalah kebijakan kesehatan. Sebagai
suatu bidang kajian ilmu yang baru, analisis kebijakan kesehatan memiliki
peran dan fungsi dalam pelaksanaannya.
Menurut Dunn (1988) beberapa karakteristik masalah pokok dari
masalah kebijakan, adalah:
1. Interdepensi (saling tergantung), yaitu kebijakan suatu bidang (energi)
seringkali mempengaruhi masalah kebijakan lainnya (pelayanan
kesehatan). Kondisi ini menunjukkan adanya sistem masalah. Sistem
masalah ini membutuhkan pendekatan Holistik, satu masalah dengan
yang lain tidak dapat di piahkan dan diukur sendirian.
2. Subjektif, yaitu kondisi eksternal yang menimbulkan masalah
diindentifikasi, diklasifikasi dan dievaluasi secara selektif. Contoh:
Populasi udara secara objektif dapat diukur (data). Data ini
menimbulkan penafsiran yang beragam (a.l. gang-guan kesehatan,
lingkungan, iklim, dll). Muncul situasi problematis, bukan problem itu
sendiri.
3. Artifisial, yaitu pada saat diperlukan perubahan situasi problematis,
sehingga dapat menimbulkan masalah kebijakan.
4. Dinamis, yaitu masalah dan pemecahannya berada pada suasana
perubahan yang terus menerus. Pemecahan masalah justru dapat
memunculkan masalah baru, yang membutuhkan pemecahan masalah
lanjutan.Tidak terduga, yaitu masalah yang muncul di luar jangkauan
kebijakan dan sistem masalah kebijakan
2
B. Metode Analisis Kebijakan Secara Umum
Menurut Dunn (1988), dalam Analisis Kebijakan, metode analisis
umum yang dapat digunakan, antara lain:
1. Metode peliputan (deskripsi), memungkinkan analis menghasilkan
informasi mengenai sebab akibat kebijakan di masa lalu.
2. Metode peramalan (prediksi), memungkinkan analis menghasilkan
informasi mengenai akibat kebijakan di masa depan.
3. Metode evaluasi, pembuatan informasi mengenai nilai atau harga di
masa lalu dan masa datang.

C. Metode Analisis Kebijakan Kesehatan


Menurut Dunn (1988), dalam analisis kebijakan, metode analisis
umum yang dapat digunakan antara lain :
1. Perumusan Masalah, adalah Perumusan masalah dapat memasok
pengetahuan yang relevan dengan kebijakan yang mempersoalkan
asumsi-asumsi yang mendasari definisi masalah dan memasuki proses
pembuatan kebijakan melalui penyusunan agenda (Agenda setting).
Perumusan masalah dapat membantu menemukan asumsi-asumsi yang
tersembunyi, mendiagnosis penyebab-penyebabnya, memetakan tujuan
tujuan yang memungkinkan, memadukan pandangan-pandangan yang
bertentangan, dan merancang peluang-peluang kebijakan yang baru.
2. Peliputan (Monitoring), memungkinkan kita menghasilkan informasi
mengenai sebab dan akibat kebijakan dimasa lalu.
3. Peramalan (Forecasting), memungkinkan kita menghasilkan informasi
mengenai akibat kebijakan di masa mendatang .
4. Evaluasi, adalah pembuatan informasi mengenai nilai atau harga dari
kebijakan di masa lalu dan di masa datang.
5. Rekomendasi (Recommendation), memungkinkan kita menghasikan
informasi mengenai kemungkinan bahwa arah tindakan di masa datang
akan menimbulkan akibat-akibat yang bernilai.
6. Penyimpulan Praktis (Practical inference), ditujukan untuk mencapai
kesimpulan yang lebih dekat agar masalah kebijakan dapat dipecahkan.

3
Kata Praktis, lebih ditekankan pada dekatnya hubungan kesimpulan
yang diambil dengan nilai dan norma social.

D. Pendekatan Kebijakan Kesehatan


Upaya untuk menghasilk informasi dan argumen, kebijakan dapat
menggunakan beberapa pendekatan, yaitu: pendekatan Empiris, Evaluatif,
dan Normatif (Dunn, 1988).
1. Pendekatan Empiris, memusatkan perhatian pada masalah pokok, yaitu
apakah sesuatu itu ada (menyangkut fakta). Pendekatan ini lebih
menekankan penjelasan sebab akibat dari kebijakan publik. Contoh,
Analisis dapat menjelaskan atau meramalkan pembelanjaan negara
untuk kesehatan, pendidikan, transportasi. Jenis informasi yang
dihasilkan adalah Penandaan.
2. Pendekatan evaluatif, memusatkan perhatian pada masalah pokok,
yaitu Ketiga pendekatan di atas menghendaki suatu kegiatan penelitian
dan dapat memanfaatkan berbagai pendekatan lintas disiplin ilmu yang
relevan. Adapun model panelitian yang lazim digunakan adalah
penelitian operasional, terapan atau praktis.
3. Pendekatan normatif, memusatkan perhatian pada masalah pokok,
yaitu Tindakan apa yang semestinya di lakukan. Pengusulan arah
tindakan yang dapat memecahkan masalah problem kebijakan,
merupakan inti pendekatan normatif. Jenis informasi bersifat anjuran
atau rekomendasi. Contoh: peningkatan pembayaran pasien puskesmas
(dari Rp.300 menjadi Rp.1000) merupakan jawaban untuk mengatasi
rendahnya kualitas pelayanan di puskesmas. Peningkatan ini cenderung
tidak memberatkan masyarakat.
Bila metode analisis kebijakan dikaitkan dengan Pendekatan
empiris,evaluatif, dan anjuran, maka metode analisis kebijakan dapat
disusun menjadi 3jenjang, yaitu:
1. Pendekatan modus operandi, dapat menghasilkan informasi dan
argumen dengan memanfaatkan 3 jenjang metode analisis, yaitu
perumusan masalah,peliputan, dan peramalan, dan rekomendasi.

4
2. Pendekatan modus evaluatif, dapat menghasilkan informasidan
argumen dengan memanfaatkan 4jenjang metode analisis, yaitu
perumusan masalah, peliputan, peramalan, dan rekomendas.
3. Pendekatan modus anjuran, dapat menghasilkan informasi dan
argumen dengan memanfaatkan seluruh (6) jenjang metode analisis,
yaitu perumusan masalah, peliputan,peramalan, rekomendasi, dan
peyimpulan praktis.

E. Bentuk Analisis Kebijakan


Analisis kebijakan terdiri dari beberapa bentuk, yang dapat dipilih dan
digunakan. Pilihan bentuk analisis yang tepat, menghendaki pemahaman
masalah secara mendalam, sebab kondisi masalah yang cenderung
menentukan bentuk analisis yang digunakan. Berdasarkan pendapat para
ahli (Dunn, 1988; Moekijat, 1995; Wahab, 1991) dapat diuraikan
beberapa bentuk analisis kebijakan yang lazim digunakan.
1. Analisis Kebijakan Prospektif
Bentuk analisis ini berupa penciptaan dan pemindahan informasi
sebelum tindakan kebijakan ditentukan dan dilaksanakan. Menurut
Wiliam (1971), ciri analisis ini adalah:
a. Mengabungkan informasi dari berbagai alternatif yang tersedia,
yang dapat dipilih dan dibandingkan.
b. Di ramalkan secara kuantitatif dan kualitatif untuk pedoman
pembuatan keputusan kebijakan.
c. Secara konseptual tidak termasuk pengumpulan informasi.
2. Analisis Kebijakan Restrospektif (AKR)
Bentuk analisis ini selaras dengan deskripsi penelitian, dengan
tujuannya adalah penciptaan dan pemindahan informasi setelah
tindakan kebijakan diambil. Beberapa analisis kebijakan restropektif,
adalah:
a. Analisis berorientasi Disiplin, lebih terfokus pada pengembangan
dan pengujian teori dasar dalam disiplin keilmuan, dan
menjelaskan sebab akibat kebijakan. Contoh: Upaya pencarian
teori dan konsep kebutuhan serta kepuasan tenaga kesehatan di
Indonesia, dapat memberi kontribusi pada pengembangan

5
manajemen SDM original berciri Indonesia (kultural). Orientasi
pada tujuan dan sasaran kebijakan tidak terlalu dominan. Dengan
demikian, jika ditetapkan untuk dasar kebijakan memerlukan
kajian tambahan agar lebih operasional.
b. Analisis berorientasi masalah, menitikberatkan pada aspek
hubungan sebab akibat dari kebijakan, bersifat terapan, namun
masih bersifat umum. Contoh: Pendidikan dapat meningkatkan
cakupan layanan kesehatan. Orientasi tujuan bersifat umum,
namun dapat memberi variabel kebijakan yang mungkin dapat
dimanipulasikan untuk mencapai tujuan dan sasaran khusus,
seperti meningkatnya kualitas kesehatan gigi anak sekolah melalui
peningkatan program UKS oleh puskesmas.
c. Analisis beriorientasi penerapan, menjelaskan hubungan
kausalitas, lebih tajam untuk mengidentifikasi tujuan dan sasaran
dari kebijakan dan para pelakunya. Informasi yang dihasilkan
dapat digunakan untuk mengevaluasi hasil kebijakan khusus,
merumuskan masalah kebijakan, membangun alternatif kebijakan
yang baru, dan mengarah pada pemecahan masalah praktis.
Contoh: analis dapat memperhitungkan berbagai faktor yang
mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan pelayanan KIA di
Puskesmas. Informasi yang diperoleh dapat digunakan sebagai
dasar pemecahan masalah kebijakan KIA di puskesmas.
3. Analisis Kebijakan Terpadu
Bentuk analisis ini bersifat konprehensif dan kontinyu,
menghasilkan dan memindahkan informasi gabungan baik sebelum
maupun sesudah tindakan kebijakan dilakukan. Menggabungkan
bentuk prospektif dan restropektif, serta secara ajeg menghasilkan
informasi dari waktu ke waktu dan bersifat multidispliner. Bentuk
analisis kebijakan di atas, menghasilkan jenis keputusan yang relatif
berbeda yang, bila ditinjau dari pendekatan teori keputusan (teori
keputusan deksriptif dan normatif), yang dapat diuraikan sebagai
berikut:
a. Teori Keputusan Deskriptif, bagian dari analisis retrospektif,
mendeskripsikan tindakan dengan fokus menjelaskan hubungan
6
kausal tindakan kebijakan, setelah kebijakan terjadi. Tujuan utama
keputusan adalah memahami problem kebijakan, diarahkan pada
pemecahan masalah, namun kurang pada usaha pemecahan
masalah.
b. Teori Keputusan Normatif, memberi dasar untuk memperbaiki
akibat tindakan, menjadi bagian dari metode prospektif
(peramalan atau rekomendasi), lebih ditujukan pada usaha
pemecahan masalah yang bersifat praktis dan langsung.

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Analisis kebijakan kesehatan adalah pengunaan berbagai metode
penelitian dan argumen untuk menghasilkan dan memindahkan informasi yang
relevan dengan kebijakan sehingga dapat dimanfaatkan ditingkat politik
dalam rangka memecahkan masalah kebijakan kesehatan. Sebagai suatu
bidang kajian ilmu yang baru, analisis kebijakan kesehatan memiliki peran dan
fungsi dalam pelaksanaannya.
Menurut Dunn (1988) beberapa karakteristik masalah pokok dari
masalah kebijakan, adalah Interdepensi (saling tergantung), Subjektif,
Artifisial, Dinamis dan Tidak terduga. Upaya untuk menghasilk informasi dan
argumen, analis kebijakan dapat menggunakan beberapa pendekatan, yaitu:
pendekatan Empiris, Evaluatif, dan Normatif (Dunn, 1988). Metode analisis
kebijakan, yaitu Metode peliputan (deskripsi), Metode peramalan (prediksi)
dan Metode evaluasi. 3 jenjang Metode analisis kebijakan, yaitu Pendekatan
modus operandi, Pendekatan modus evaluative dan Pendekatan modus
anjuran. Analisis kebijakan tidak hanya sekedar menghimpun data dan
menghasilkan informasi. Analisis kebijakan juga harus memanfaatkan atau
memindahkan informasi sebagai bagian dari argumen yang bernalar mengenai
kebijakan publik untuk mencari solusi masalah kebijakan publik. Bentuk
analisis kebijakan yang lazim digunakan, yaitu Analisis Kebijakan Prospektif,
Analisis Kebijakan Restropektif (AKR) dan Analisis Kebijakan Terpadu.

B. Saran
Setelah mempelajari dan memahami secara lebih dalam tentang analisi
kebijakan kesehatan, diharapkan mahasiswa mampu menerapkannya.

8
DAFTAR PUSTAKA

Dunn WN, Analisa Kebijaksanaan Publik, Penerbit PT.Hanindita, Yogyakarta,


1988.
Dunn WN. 2003. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta : Gadjah

Mada University Press

Anda mungkin juga menyukai