Anda di halaman 1dari 4

dimasukkan kedalam gelas kaca, yang ditempel label identitas.

Sebaiknya
sekurang-kurangnya dua sampel tanah diambil dengan jarak kurang lebih 25
sampai 30 kaki dari kuburan, hal ini sangat penting pada kasus keracunan.
Pada kasus keracunan arsenik racun akan ditemukan di tubuh jenazah pada
saat penggalian kubur dan tanah disekitar jenazah akan mengandung arsenik.
Pada jam berapa mencapai papan penutup liang lahat atau peti mayat dan
sebagainya dan pada kedalaman berapa meter jangan lupa selalu dibuat
fotonya.
Jam berapa peti mayat atau papan penutup diangkat, atau bila tidak ada peti,
jenazah diangkat dari liang lahat
Bagaimana keadaan jenazah, posisi mayat, keadaan kain kafan dan lain-lain.
Barang-barang yang ditemukan.
Saat dokter mulai mengadakan pemeriksaan (autopsi) sampai selesai.

e. Seandainya autopsi akan dilakukan di rumah sakit maka mayat atau peti mayat
sebagai barang bukti harus dibungkus, disegel dan sebagainya sebelum dikirim ke
rumah sakit dan harus disertai berita acara dan sebagainya

Pertimbangan melakukan pemeriksaan ditempat atau TPU :

Transportasi yang sulit atau tidak memungkinkan.


Penghematan waktu.
Mendapatkan hasil pemeriksaan lebih cepat.
Menghindari kesalahpahaman pandangan masyarakat.
Mempermudah penguburan kembali.

Pertimbangan melakukan pemeriksaan di rumah sakit :

Pemeriksaan dapat dilakukan dengan tenang.


Diharapkan lebih teliti.
Mendaqpat hasil lebih baik karena dapat dilakukan pemeriksaan yang lebih
lengkap seperti pemeriksaan histopatologi dan toksikologi.

f. Untuk mengukur dapat disediakan mistar kayu satu meter atau meteran dari pita
logam dua sampai lima meter.

g. Peralatan fotografi dilengkapi flash unit dengan film hitam putih oleh petugas
POLRI sendiri. Tidak diperkenankan wartawan atau wartawan foto berada dilokasi
pengadilan.

3. Penyerahan ke Penyidik

Tahapan teknis yang terakhir dari ekshumasi adalah dilakukan penyerahan kembali
kepenyidik bahwa pemeriksaan terhadap jenazah telah selesai. Dimana selanjutnya akan
dibuat :

Berita acara pemakaman kembali


Berita acara penyerahan kembali kuburan kepada keluarga
Dan selanjutnya jenazah yang telah diotopsi dimakamkan kembali(5).

Untuk melaksanakan penggalian mayat harus dilakukan hal-hal sebagai berikut (4,5,9) :

1. Persiapan penggalian kuburan


Dokter harus mendapatkan keterangan yang lengkap tentang peristiwa kematian atau
modus operandi kejahatan, supaya dokter dapat memusatkan perhatian dan
pemeriksaan kepada hal yang dicurigai. Begitupula sebelum penggalian dillakukan,
identitas mayat harus telah diberikan kepada dokter, terutama mengenai : jenis
kelamin, umur, panjang badan, warna dan panjang rambut, keadaan gigi-geligi, tato
kalau ada, cacat didapat atau bawaan dan lain-lain. Biasanya jenazah tidak bisa
dibawa kerumah sakit, akan lebih praktis kalau pemeriksaan dilakukan ditempat.
Hanya pada keadaan sangat tertentu, mayat harus dibawa kerumah sakit untuk
pemeriksaan. Oleh karena itu, perlengkapan otopsi harus dibawa, termasuk ember,
toples bersih yang belum dipakai, alkohol 95% dua liter atau lebih, formalin 10%,
kantong plastik untuk membawa sampel tanah, sabun, kampas dan kain kassa.
2. Waktu yang baik
Pelaksanaan penggalian kuburan sebaiknya dilakukan pada pagi hari karena pada pagi
hari daerah kuburan masih sunyi dan masyarakat belum banyak yang berdatangan
untuk menyaksikan penggalian tersebut karena penggalian mayat masih sangat asing,
sehingga kemungkinan mreka akan datang untuk menyaksikannya bila tidak
memungkinkan pagi hari pemeriksaan dapat dilakukan siang hari dalam cuaca yang
baik.
3. Kehadiran petugas
Pada saat pelaksanaan penggalian mayat haruslah hadir : penyidik atau polisi beserta
pihak keamanan, pemerintah setempat atau pemuka masyarakat, dokter beserta
pembantunya, keluarga korban atau ahli waris korban, petugas pemakaman atau
penjaga kuburan, penggali kuburan.
4. Keamanan
Daerah disekitar dilakukannya penggalian haruslah dipasang tirai yang tidak tembus
pandang untuk menghindari tatapan langsung oleh masyarakat dan dijaga oleh
petugas kepolisian. Oleh karena nantinya dapat menimbulkan gangguan pada waktu
penggalian dan pemeriksaan.
5. Proses penggalian kubur
Dilakukan secara praktis dengan tindakan pencegahan jangan timbul gangguan dari
masyarakat. Pertama dilakukan pengenalan dan pemastian dimana korban dikubur.
peranan petugas pemakaman dan keluarga korban sangat penting agar tidak salah
dalam melakukan pemeriksaan dan pembongkaran kuburan. setelah identifikasi
kuburan sudah jelas dan tepat maka kuburan digali oleh petugas penggali kubur.
Setelah peti tampak lalu diukur jaraknya dari atas kuburan sampai kepeti dan
sebaiknya di foto. Kemudian peti mati dikeluarkan dan setelah dibersihkan dari tanah
permukaannya barulah panjang, lebar, tinggi peti tersebut diukur dan diidentifikasi
oleh keluarga korban. Setelah peti dibuka, mayat dikeluarkan dan diletakkan diatas
meja saksi yang telah disediakan dipinggir kuburan sebaiknya pemeriksaan dilakukan
dengan memakai masker penutup hidung untuk menghindari bau gas yang menusuk
hidung. Bila kematian korban diduga karena keracunan maka tanah disekeliling mayat
diambil sebanyak 500 gram dari keempat sisi mayat dan tanah yang setentang dengan
lambung mayat (dibawah lambung) diambil juga. Tanah yang disekitar diambil
sebagai kontrol dan dimasukkan kedalam botol yang kering untuk pemeriksaan kimia.
Bila mayat telah mengalami pembusukan dan mengeluarkan cairan, maka kain
pembungkus mayat harus diambil untuk pemeriksaan kimia terutama kain yang
setentang daerah punggung mayat.
6. Pemeriksaan mayat
Sebaiknya dilakukan di temapat penggalan tersebut. Hal ini mengingat masalah
transportasi, waktu yang terbuang untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan
yang timbul dari masayarakat oleh karena tidak terbiasa melihat tersebut, atau
menurut anggapannya bertentangan dengan kepercayaan dan agamanya. Pemeriksaan
mayat yang dialkukan ditempat penggalian juga memermudah petugas suntuk
melaksanakanpenguburan kembali, dan hal ini sangat diharapkan oleh pihak keluarga
atau ahli waris korban. Pemeriksaan di kamar mayat memang lebih baik dalam arti
pemeriksaan dapat di lakukan dengan tenang tanpa harus di tonton masyarakat banyak
sebgaiamana bila dilakukan di tempat penggalian mayat. Dengan demikian
pemeriksaan dikamar mayat diharapkan dapat dialakukan denganteliti. Walupun hal
ini sangat tergantug nkeahlian serta pengalaman dokter yang melakukan pemeriksaan.
Petugas pemeriksa mayat haruslah memakai masker yang telah dicelupkan kedlam
larutan potasium permanganas dan memakai arung tangan yang tebal. Bila mayat
suadah hancur semuanya, maka setiap organ yang masih tinggal harus diambil untuk
pemeriksaan kimia. jika organ dalam tidak ditemui lagi maka diambil rambu, gigi,
kuku, tulang dan kulit korban yang kemudian dikumpulkan untuk pemeriksaan lebih
lanjut. Pda kasusu keracunan arsen, selain tanah harus mjuga diambil rambut, kuku,
dan tulang-tulang panjang untuk pemeirksaan laboratorium. Perlu diingat, dalam
pemeriksaan tubuh mayat tidak boleh disirai desinfektan meskipun resiko penularan
dari bakteri patogen besar sekali. Tindakan ini dapat merusak bahan-bahan
pemeriksaan, terutama pada kasus keracunan, sehingga racun menjadi sukar dideteksi.
Mayat yang baru dikubur lebi berbahaya dari pada mayat sudah mengalami
pembusukan lanjut, begitupun desinfektan dapat dipercikan disekitar kuburan unutk
menghindari terhirupnya gas-gas yang berbau merangsang. Sebelum meninggalkan
temapt penggalian setelah semua diperiksa, terlebih dahulu pastikan bahan-bahan
yang dipelukan sudak cukup, untuk menghidari proses enggalian ulangan. Karena
lebih baik mengambil bahan yang lebih dari ada kekurangan. Hasil pemeriksaaan
harulah disiapkan hari itu juga dan visum et repertum hendaknya disipakan
secepatnya.

BAB V

AUTOPSI PADA EKSHUMATION


Autopsi berasal dari kata auto = sendiri, dan opsis= melihat. Yang dimaksud
dengan autopsi pemeriksaan terhadap tubuh mayat, meliputi pemeriksaan pada bagian
dalam dan luar, dengan tujuan menemukan proses penyakit dan/ adanya cedera,
melakukan interpretasi atas penemuan tersebut, menerangkan penyebabnya serta
mencari hubungan sebab akibat antara kelainan-kelainan yang ditemukan dengan
penyebab kematian.

Untuk diketahui, ada 3 jenis autopsi :


1. Autopsi klinik

Dilakukan terhadap mayat seseorang yang menderita penyakit, dirawat di rumah sakit
atapi kemudian meninggal dunia. Adapun tujuan dialkukannnya autopsi klinik adalah:

- Menentukan sebab kematian yang pasti


- Menentukan apakah diagnosis klinik yang dibuat selama perawatan sesuai dengan
diagnosis post mortem
- Mengetahui korelasi proses penyakit yang ditemukan dengan diagnosi klinik dan
gejala-gejala klinik
- Menentukan efektifitas pengobatan
- Mempelajari perjalanan lazim suatu proses penyakit

2. Autopsi forensik
Dilakukan terhadap mayat seseorang berdasarkan peraturan undang-undang,
dengan tujuan :
- Membantu dalam hal penentuan identitas mayat
- Menetukan sebab pasti kematian, memperkirakan cara kematian, serta saat mati
- Mengumpulkan serta mngenali benda bukti untuk penentuan identitas, benda,
penyebab, serta identitas pelaku kejahatan.
- Membuat laporan tertulis yang obyektif berdasarkan fakta dalam bentuk visum et
refertum
- Melidungi orang tidak bersalah dan membantu dalam penentuan identitas serta
penuntutan terhadap orang yang bersalah.

Anda mungkin juga menyukai