Bab I, II, III, IV, V
Bab I, II, III, IV, V
Sebaiknya
sekurang-kurangnya dua sampel tanah diambil dengan jarak kurang lebih 25
sampai 30 kaki dari kuburan, hal ini sangat penting pada kasus keracunan.
Pada kasus keracunan arsenik racun akan ditemukan di tubuh jenazah pada
saat penggalian kubur dan tanah disekitar jenazah akan mengandung arsenik.
Pada jam berapa mencapai papan penutup liang lahat atau peti mayat dan
sebagainya dan pada kedalaman berapa meter jangan lupa selalu dibuat
fotonya.
Jam berapa peti mayat atau papan penutup diangkat, atau bila tidak ada peti,
jenazah diangkat dari liang lahat
Bagaimana keadaan jenazah, posisi mayat, keadaan kain kafan dan lain-lain.
Barang-barang yang ditemukan.
Saat dokter mulai mengadakan pemeriksaan (autopsi) sampai selesai.
e. Seandainya autopsi akan dilakukan di rumah sakit maka mayat atau peti mayat
sebagai barang bukti harus dibungkus, disegel dan sebagainya sebelum dikirim ke
rumah sakit dan harus disertai berita acara dan sebagainya
f. Untuk mengukur dapat disediakan mistar kayu satu meter atau meteran dari pita
logam dua sampai lima meter.
g. Peralatan fotografi dilengkapi flash unit dengan film hitam putih oleh petugas
POLRI sendiri. Tidak diperkenankan wartawan atau wartawan foto berada dilokasi
pengadilan.
3. Penyerahan ke Penyidik
Tahapan teknis yang terakhir dari ekshumasi adalah dilakukan penyerahan kembali
kepenyidik bahwa pemeriksaan terhadap jenazah telah selesai. Dimana selanjutnya akan
dibuat :
Untuk melaksanakan penggalian mayat harus dilakukan hal-hal sebagai berikut (4,5,9) :
BAB V
Dilakukan terhadap mayat seseorang yang menderita penyakit, dirawat di rumah sakit
atapi kemudian meninggal dunia. Adapun tujuan dialkukannnya autopsi klinik adalah:
2. Autopsi forensik
Dilakukan terhadap mayat seseorang berdasarkan peraturan undang-undang,
dengan tujuan :
- Membantu dalam hal penentuan identitas mayat
- Menetukan sebab pasti kematian, memperkirakan cara kematian, serta saat mati
- Mengumpulkan serta mngenali benda bukti untuk penentuan identitas, benda,
penyebab, serta identitas pelaku kejahatan.
- Membuat laporan tertulis yang obyektif berdasarkan fakta dalam bentuk visum et
refertum
- Melidungi orang tidak bersalah dan membantu dalam penentuan identitas serta
penuntutan terhadap orang yang bersalah.