Anda di halaman 1dari 4

SEGI AGAMA

Husnuzan adalah suatu sikap atau perilaku yang memiliki prasangka baik, Berpikiran Positif,
berpandangan mulia terhadap sesuatu yang ada di hadapannya. Maksudnya adalah selalu
berprasangka baik dan berpikiran positif terhadap sesuatu sedang menimpanya, baik itu
masalah yang berat ataupun yang sangat membebani hidupnya. Perilaku husnuzan termasuk
akhlak terpuji atau akhlakul karimah karena hal tersebut dapat mendatangkan manfaat bagi
seseorang. Oleh karena itu, perilaku husnuzan sangat dianjurkan dimiliki bagi setiap pribadi
yang muslim.
Lawan kata dari husnuzan adalah suuzan yang berarti berprasangka buruk terhadap Allah
swt., diri sendiri dan sesama manusia. Bersikap suuzan tidak boleh dimiliki oleh setiap pribadi
orang muslim karena perilaku tersebut tergolong akhlak mazmumah atau akhlak tercela dan
akan mendatangkan kerugian bagi seseorang. Selain itu Allah swt. juga melarang berperilaku
suuzan atau berprasangka buruk, sebagaimana firman Allah swt. dalam surah Al-Hujurat ayat
12 yang berbunyi :

Artinya : "Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya
sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan
janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di
antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik
kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi
Maha Penyayang." (Q.S Surah Al-Hujurat : 12)

Rasulullah Saw bersabda: Jauhkanlah dirimu dari berprasangka buruk, karena


berprasangka buruk itu sedusta-dusta pembicaraan (yakni jauhkan dirimu dari menuduh
seseorang berdasarkan sangkaan saja). (H.R. Bukhari dan Muslim)

Hikmah Berbuat Husnudzan


1. Senantiasa mensyukuri segala sesuatu yang diberikan oleh Allah SWT
2. Bersikap Khaof (takut) dan Raja (berharap) kepada Allah
3. Optimis dan tidak berkeluh kesah serta berputus asa
4. Akal fikiran menjadi jernih dan terjauhkan dari akal fikiran kotor
5. Dicintai dan disayangi Allah SWT, Rasul dan orang lain
6. Terjauh dari permusuhan dan lebih dapat mempererat silaturahmi
7. Terjauhkan dari hal-hal yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain
Huzsnudzan kepada Allah SWT mengandung arti selalu berprasangka baik kepada Allah SWT,
karena Allah SWT terhadap hambanya seperti yang hambanya sangkakan kepadanya.
Perwujudan husniudzan kepada Allah SWT adalah bersyukur atas semua nikmat dan bersabar
atas semua ujian dar Allah. Rasulullah bersabda :

Artinya : Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, ia berkata : Nabi Shalallahu alaihi wa
sallam bersabda : "Allah Ta'ala berfirman : "Aku menurut sangkaan hambaKu kepadaKu, dan
Aku bersamanya apabila ia ingat kepadaKu. Jika ia ingat kepadaKu dalam dirinya maka Aku
mengingatnya dalam diriKu. Jika ia ingat kepadaKu dalam kelompok orang-orang yang lebih
baik dari kelompok mereka. Jika ia mendekat kepadaKu sejengkal maka Aku mendekat
kepadanya sehasta. jika ia mendekat kepadaKu sehasta maka Aku mendekat kepadanya sedepa.
Jika ia datang kepadaKu dengan berjalan maka Aku datang kepadanya dengan berlari-lari
kecil"

Perbuatan-perbuatan husnudzan kepada Allah SWT yang dilakukan oleh seseorang sebagai
hamba-Nya adalah sebagai berikut :
1) Bersabar
Sabar dalam ajaran Islam memiliki pengertian yaitu tahan uji dalam menghadapi suka dan
duka hidup, dengan perasaan ridha dan ikhlas serta berserah diri kepada Allah.
Sikap sabar diperintahkan Allah SWT dalam QS Al Baqarah ayat 153 yang berbunyi :

Artinya: Hai orang-orana yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan
sabar dan (mengerjakan) shalat. (Qs. Al Baqarah : 153)

Ujian dan cobaan pasti kan melintas dalam kehidupan setiap manusia. Ujian dan cobaan
tersebut bentuknya beragam, hal itu bisa berupa kemudahan dan kesulitan, kesenangan dan
kesedihan, sehat dan sakit, serta suka dan duka. Adakalanya hal itu dialami diri sendiri,
keluarga, sahabat dan sebagainya. Ketika semuanya melintas maka yang harus dilakuakan
adalah apabila itu merupakan kebahagiaan maka sukurilah dan apabila hal tersebut
merupakan kesedihan maka bersabarlah. Karena pada hakekatnya Apa yang dialami
manusia itu semua datangnya dari Allah dan merupakan ujian hidup yang justru akan
menambah keimanan kita apabila kita ikhlas menerimanya. Allah SWT berfirman :

Artinya: 155. Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit
ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita
gembira kepada orang-orang yang sabar. 156. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa
musibah, mereka mengucapkan: Inna lillaahi wa innaa ilaihi raajiuun. (Qs. Al-
Baqarah : 155-156)
2) Mengendalikan Emosi
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk melatih mengendalikan nafsu atau emosi
agar bisa bersikap sabar yaitu:
1. Melatih serta mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan membaca ayat-ayat suci Al
Quran, shalat, puasa, dan ibadah lainnya. Seseorang tidak akan terus melampiaskan
berang atau kemarahannya apabila ayat suci Al Quran dibaca. Oleh karena itu, bukan
hal yang aneh apabila ayat suci Al Quran bisa digunakan untuk melerai orang yang
bertikai. Demikian pula Rasulullah SAW memberikan resep bagaimana caranya
meredam amarah. Berwudulah! Demikian anjuran Rasulullah SAW.
2. Menghindari kebiasaan-kebiasaan yang dilarang agama. Orang yang mampu
menghindarkan diri dari kebiasaan yang dilarang agama, akan membuat hidupnya
terbiasa dengan hal-hal yang baik dan tidak mudah melakukan perbuatan-perbuatan keji.
Orang yang tidak sabar, pada umumnya adalah orang yang tidak perduli, bersikap kasar,
berbuat keji misalnya berjudi, minum-minuman keras, berkelahi, mengeluarkan kata-
kata kotor, menyebarkan fitnah dan masih banyak lagi.
3. Memilih lingkungan pergaulan yang baik. Agar bisa menjadi manusia yang memiliki
sifat sabar, maka bisa diperoleh dengan memasuki lingkungan pergaulan yang baik, yang
cinta akan kebenaran, kebaikan, dan keadilan.
3) Bersyukur
Syukur menurut pengertian bahasa yaitu berasal dari bahasa Arab, yang berarti terimakasih.
Syukur secara istilah yaitu berterimakasih kepada Allah SWT dan pengakuan secara tulus
hati atas nikmat dan karunua-Nya, malalui ucapan, sikap dan perbuatan.
Yang dilakukan dengan cara menyadari dan mengakui dengan tulus hati bahwa segala
nikmat dan karunia adalah merupakan pemberian dari Allah SWT dan tak ada selain Allah
SWT yang dapat memberikan nikmat dan karunia tersebut.
Dengan lisan.
Yaitu dengan cara mengucapkan Alhamdulillah, mengucapkan lafal-lafal dzikir
lainnya, membaca al-quran, membaca buku ilmu pengetahuan dan amal maruf nahi
munkar dan senantiasa nasehat menasehati dalam kebenaran dan kesabaran.
Dengan perbuatan.
Yaitu dengan cara melaksanakan segala ibadah yang diperintahkan Allah SWT kepada
kita dan menjauhi segala perbuatan yang dilarang Allah. Syukur dengan perbuatan seperti
sholat, belajar, membantu orang tua, berbuat baik terhadap sesama manusia dan
makhluk-makhluk Allah, dan menghormati guru
Dengan harta benda.
Yaitu dengan cara menafkahkan dan membelanjakan harta benda yang telah Allah
rizkikan kepada kita untuk hal-hal yang baik dan bermanfaat bagi kehidupan dunia dan
akhirat.
Hal-hal yang harus disyukuri :
Nikmat jasmani
Kita harus mensyukuri karena Allah SWT telah menciptakan kita dalam bentuk yang
paling sempurna, anatomi tubuh yang sempurna seperti bentuk hidung yang memiliki
libang di bawah, telinga yang elastis, bulu alis yang diletakkan di atas mata, tangan yang
memiliki jari-jari, kuku yang bisa mamanjang dan tidak terasa sakit ketika dipotong,
panca indra yang menjadikan segalanya menjadi terasa.
Nikmat rohani
Karunia dan anugrah Allah SWT atas nikmat rohani yang patut disukuri adalah Allah
telah mehirkan kita, diberikannya jasad kita ruh, kalbu/hati, nafsu dan akal sehingga kita
bisa hidup, berfikir, merasakan senang, bahagia, sedih, marah dan perasaan perasaan
yang melengkapi segala kehidupan kita.
Nikmat dunia dan Seisinya

Artinya : Dan Dia telah memberikan kepadamu segala apa yang kamu mohonkan kepada-
Nya. Jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu
menghitungnya. Sungguh, manusia itu sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat
Allah). (Qs. Ibrahim : 34)
Nikmat Allah tersebar di darat, laut, udara. Segala yang Allah ciptakan, air, bebatuan,
hamparan tanah, gunung, hutan, api, salju, hembusan angina, sinar matahari, hujan,
tumbuh-tumbuhan, hewan, dingin, panas dan seluruh isi semesta merupakan nikmat dari
Allah yang harus hita syukuri.

Artinya : Maka igatlah kepada-Ku, niscaya Aku akan ingat kepadamu, bersyukurlah
kepada-Ku, dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku. ( Qs. Al Baqarah : 152)

Anda mungkin juga menyukai