JURNAL
HASIL PENELITIAN INDUSTRIBuletin Hasil Penelitian Industri adalah publikasi
1
e resmi Balai Riset dan Standardisasi Industri Ban
U Ce In Aceh, terbit dua kali dalam setahun, bersifat il
merupakan wadah penyebaran hasil penelitian d
pengembangan sektor industri
Redaksi_menerima artike-artikel ilmiah sehi
industri bidang teknolo: engineering setts
ekonomi
Artikel-artikel dalam Buletin Hasil Penelitian Industri
dapat dikutip dengan menyebutkan sumbernya
PENANGGUNG JAWAB
Kepala Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda Aceh
KETUA REDAKSI
DR. Mahidi t
Cut Marina, ST
Mahlinda, ST
REDAKSI PELAK:
Fitriana Djafar,
SEKRETARIAT
Dedi Suherman, A.Md
Berdasarkan SK. LIPI No. 6837/V.2/KP/93 tanggal 7 Oktober 1993
Buletin Hasil Penelitian Industri ISSN 0215-4609
Diklasifikasikan sebagai
Majalah fmiah
Gambar cover: Alat Penyulingan Minyak Atsiri Bari 1 Bandit AcehPENGANTAR REDAKSI
Redaksi mengucapkan puji syukur, kehadirat Allah SWT Karena telah dapat
menyelesaikan Jumal HPI (Hfasil Penelitian Industri), Volume: 21 No. 2 Tahun 2008 untuk
pembaca.
Jumal HPI kali ini menyajikan S (lima) judul tulisan yang mencakup 3 artikel
membahas tentang proses, | artikel membahas tentang teknologi hasil pertanian dan ! artikel
membahas tentang minyak atsir.
Pada kesempatan ini, redaksi mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu schingga jurnal ini dapat diterbitkan.
Redaksi sangat mengharapkan kiriman tulisan-tulisan ilmiah dari para peneliti baik
dari kalangan akademis maupun lembaga penelitian ke Jurnal HPI ini. Redaksi juga selalu
mengharapkan ktitikan dan saran dari pembaca dalam rangka memperbaiki kualitas jurnal ini
schingga dapat di akreditasi. Akhimya Redaksi mengucapkan “Selamat SMembaca” Surmal ini,
semoga bermanfaat.
Redaksi
‘Hasil Penelitian Industri i ‘Voliume 21 No.2, ORtober 2008JURNAL
HASIL PENELITIAN INDUSTRI
DAFTAR ISI
PENGANTAR REDAKSL
DAFTAR ISI
PRODUCTION OF ETHYL ACETATE BY REACTIVE DISTILLATION:
CALCULATION OF STEADY STATE TEMPERATURES AND COMPOSITIONS
PROFILES
(PRODUKSI ETIL ASETAT MENGGUNAKAN DISTILASI REAKTIF: PERHITUNGAN PROFIL
TEMPERATUR DAN KOMPOSISI)
Muhammad Deni Supardan
PROSES PEMBUATAN VERNIS DARI MINYAK JARAK,
(PROCESS OF VERNIS FROM CASTOR OIL)
Hidayati dan Cut Marina. :
PENGARUH KECEPATAN UAP DAN WAKTU PELAYUAN TERHADAP KUANTITAS
DAN KUALITAS MINYAK NILAM DENGAN METODE PENYULINGAN UAP
LANGSUNG FULI PALA (MYRISTICA FRAGRANS HOUTT)
(THE EFFECT OF STEAM VELOCITY AND DRYING TIME ON QUANTITY AND QUALITY
OF PATCHOULI OIL BY DIRECT STEAM DISTILLATION METHOD)
Sofyana, Husni Husin, Khairul Akli dan Tia Fittia... conn
PEMBUATAN MINUMAN SERBUK SARI BUAH NENAS DENGAN METODE
PENGERINGAN BEKU: PENGARUH VARIASI NISBAH AIR DENGAN BUAH NENAS
DAN KONSENTPASI DEKSTRIN
(STUDY OF MAKING PINEAPPLE JUICE POWDER BY FREEZE DRYING METHOD:
INFLUENCE OF RATIO WATER TO PINEAPPLES AND DEXTRIN CONCENTRATION
VARIATIONS)
Satriana, Asmawati dan Tajul Iflah......... a 23
PEMBUATAN VIRGIN COCOUNUT OIL (VCO) SECARA ENZIMATIS
(THE MAKING OF VIRGIN COCOUNUT OIL (VCO) BY ENZIMATIS PROCESS)
Sri Mulyati, Medyan Riza dan Yanna Syamsuddin ...coewrwonrnewsnenenr 33
UCAPAN TERIMA KASTH
Hasil Penelitian Indust
: 40
‘Volume 21 No.2, Oktober 2008PEMBUATAN MINUMAN SERBUK SARI BUAH NENAS DENGAN
METODE PENGERINGAN BEKU: PENGARUH VARIASI NISBAH AIR
DENGAN BUAH NENAS DAN KONSENTRASI DEKSTRIN
(STUDY OF MAKING PINEAPPLE JUICE POWDER BY FREEZE DRYING METHOD:
INFLUENCE OF RATIO WATER TO PINEAPPLES AND DEXTRIN
(CONCENTRATION VARIATIONS)
Satriana, Asmawati dan Tajul Iflah
Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala, Banda Acch
Email : satrianaa@ yahoo.com
INTISARI. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari proses pengolahan serbuk dari sari
buah nenas menggunakan proses pengeringan beku sebagai usaha penganekaragaman produk
olahan nenas. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)
‘faktorial pola 3 x 3 dengan dua faktor, yaitu nisbah air dengan buah nenas (Pj = 1:1, P= 1:2,
P, =1:3) dan konsentrasi dekstrin (D; = 15%, D2 = 20%, Ds = 25%). Analisis yang dilakukan
meliputi rendemen, kadar air, kadar vitamin C, total gula, kelarutan, dan uji organoleptik
yang terdiri dari warna, aroma, dan rasa. Minuman serbuk dari sari buah nenas yang
dihasilkan memiliki rendemen yang berkisar antara 36,37 — 64,39%, kadar air 3,93 — 7,53%,
kadar vitamin C 16,13 ~ 38,13 mg/100 gram bahan, total gula 72,00 ~ 84,61%, kelarutan
68,81 — 87,91%, kesukaan panelis terhadap warna minuman serbuk dari sari buah 3,12 — 3,39
(biasa), aroma 3,21 — 3,92 (biasa hingga suka), rasa 3,01 — 3,51 (biasa hingga suka). Produk
terbaik yang dihasilkan secara metode rangking diperoteh dari interaksi perlakuan nisbah air
dengan buah nenas 1:3 dan konsentrasi dekstrin 20% dengan karakteristik: rendemen 50,89%,
kadar air 5,20%, kadar vitamin C 32,37 mg/100 g bahan, total gula 82,47%, kelarutan
87,91%, nilai organoleptik warna 3,31 (biasa), aroma 3,65 (suka), dan rasa 3,51 (biasa-suka).
Kata Kunci: Dekstrin, pengeringan beku, serbuk nenas
ABSTRACT. This research aim to study processing of pineapple juice powder by freeze
drying process as the effort from diversification of pineapple product. This research was
conducted by using Complete Random Device (Factorial RAL) of pattern 3 x 3 by two factors,
that are ratio water to pineapples (P1 = 1:1, P2 = 1:2, P3 = 1:3) and concentration of dextrin
(D1 = 15%, D2 = 20%,D3 = 25%). Analysis are yield, water content, vitamin C content, total
of sugar, miscible degree, and test of organoleptic which consists of color, aroma, and taste.
The beverage of powder of pineapple juice have yields 36.37 — 64.39%, water contents 3.93 —
7.53%, vitamin C contents 16.13 — 38.13 mg/100 g, total of sugars 72.00 — 84.61%, miscible
degree 68.81 — 87.91%, value of color organoleptic are 3.12 — 3.39, aroma 3.21 — 3.92, taste
3.01 ~ 3.51. The best product by ranking method is obtained from interaction treatment of ratio
water to pineapples 1:3 and concentration of dextrin 20%. The best characteristics are yield
50.89%, water content 5.20%, vitamin C content 32.37 mg/100 g, total of sugar 82.47%,
miscible degree 87.91%, value of color organoleptic is 3.31, aroma is 3.65 and taste is 3.51.
Keywords: Dextrin, freeze drying, pineapple powder
Has @eneltian Industri B ‘Volume 24 No.2, Oktober 20081, PENDAHULUAN
Nenas (Ananas comosus Merr.)
merupakan salah satu jenis buah-buahan
yang cukup besar produksinya akan tetapi
pemanfaatannya masih terbatas. Selain
untuk dikonsumsi dalam skala rumah
tanga, biasanya nenas juga dimanfaatkan
untuk bahan baku industri pangan seperti
industri selai, manisan, jelly, sirup, produk-
produk kalengan dan beberapa produk
lainnya. Pengolahan nenas menjadi berbagai
produk olahan ini merupakan altematif
pemasaran pada saat panen raya.
Salah satu jenis produk olahan dari
nenas adalah minuman serbuk. Pengolahan
nenas menjadi minuman serbuk _selain
dianggap lebih praktis, ckonomis, dan
efisien juga memiliki daya simpan yang
lebih lama berkisar 6-12 bulan pada
penyimpanan kondisi atmosfirik (Prasad, et
al., 2000). Teknik pengeringan yang dilaku-
kan untuk produk-produk farmasi dan
produk pangan yang memiliki_sifat-sifat
organoleptik penting untuk dipertahankan
seperti aroma dan wama, adalah teknik
pengeringan beku (freeze drying) (Boss, et
al., 2004; Gan, et al, 2005). Teknik ini
memungkinkan untuk meminimalkan reaksi
degradasi seperti kehilangan wama dan
aroma, denaturasi protein dan reaksi
pencoklatan enzimatis maupun nonenzimatis
(Gan, et al., 2005).
Dua faktor penting yang diduga dapat
mempengaruhi karakteristik dari minuman
serbuk yang dihasilkan adalah nisbah air
dengan buah nenas dan konseatrasi bahan
pengisi yang some Pada pembuatan
berbentuk serbuk,
terlalu encer sehingga aroma khas pala hilang
(Susanti, 2004).
Baban pengisi yang digunakan pada
penelitian ini adalah dekstrin. Pemilihan
dekstrin sebagai bahan pengisi pada penelitian
ini karena dekstrin mempunyai viskositas
yang rendah, memiliki daya larut yang tinggi,
mengurangi terbentuknya gel, dan diduga
dapat menghasilkan minuman serbuk dengan
karakteristik yang baik pada konsentrasi
dekstrin yang optimum (Lindsay, 1996).
Gabas ef ail.(2007) menggunakan bahan
pengisi maltodekstrin dan gum arab dengan
konsentrasi 18% pada pembuatan produk
serbuk buah nenas. Susanti (2004) menyata-
kan bahwa kisaran konsentrasi dekstrin yang
digunakan dalam pembuatan minuman instan
pala berbentuk serbuk adalah 5%, 10%, dan
15%. Penggunaan dekstrin yang terbaik pada
pembuatan minuman instan pala berbentuk
serbuk adalah 15%.
2. METODOLOGI
2.1, Bahan, Alat dan Rancangan Percobaan
Bahan yang digunakan adalah nenas
jenis Queen yang diperoleh dari Kabupaten
Bener Meriah, aquades, gula pasir, dekstrin,
putih telur, asam sitrat, dan bahan-bahan
analisis. Alat yang digunakan adalah tim-
bangan, pisau stainless steel, talenan, blender,
kain saring, sendok, wadah plastik, mixer,
ayakan ukuran 60 mesh, freeze dryer dan alat-
alat analisis.
Penelitian dilakukan dengan menggu-
nakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola
faktorial. Faktor yang diteliti yaitu nisbah air
dengan buah nenas yang terdiri atas tiga (3)
taraf yaitu: P)= 1:1; P2 = 1:2; Py = 1:3; serta
konsentrasi dekstrin yang terdiri atas tiga (3)
itu: Dy = 15%; Dz = 20%; Ds = 25%.
Kombinasi perlakuan adalah 3 x 3= 9 dengan
Hasil Penefitian Industri
Volume 21 No.2, Otober 2008menggunakan 3 kali pengulangan, sehingga
diperoleh 27 satuan percobaan. Penentuan
perlakuan terbaik dilakukan dengan metode
ranking.
2.1. Prosedur Penelitian
Nenas dikupas kulitnya dan dibuang
mata buahnya. Buah nenas dicuci hingga
bersih untuk menghilangkan getah yang
terdapat pada buah yang dapat menimbulkan
rasa gatal. Kemudian nenas dipotong kecil-
kecil untuk memudahkan penghancuran.
Selanjutnya buah nenas tersebut dihancur-
kan dengan menggunakan blender. Untuk
mempermudah penghancuran —dilakukan
penambahan air. Perbandingan air dengan
buah nenas yang digunakan adalah 1:1, 1:2,
dan 1:3. Bubur buah disaring hingga
terpisah antara sari buh muri dan
ampasnya. Sari buah muri yang diperoleh
ditambahkan dekstrin dengan konsentrasi
sesuai perlakuan (15%, 20%,dan 25%),
asam sitrat sebanyak 0,1%, dan putih telur
sebanyak 1%, Campuran ini kemudian
dihomogenisasi dengan menggunakan mixer
selama 5 menit hingga terbentuk busa.
Campuran sari buah, dekstrin, asam
sitrat, dan putih telur tersebut dituang ke
wadah plastik yang tertutup untuk dibeku-
kan di dalam freezer selama 12 jam sebelum
dikeringkan. Bahan yang telah beku
kemudian dikeringkan dengan menggunakan
freeze dryer selama + 10 jam pada suhu
10°C sehingga terbentuk ekstrak kering sari
bua nenas.
Ekstrak kering hasil__pengeringan
diblender kering dengan penambahan gula
pasir sebanyak 50% dari berat ekstrak kering
sari buah yang dihasilkan, Serbuk sari buah
nenas diayak dengan menggunakan ayakan
ukuran 60 mesh. Serbuk sari buah nenas
dikemas dalam plastik tertutup dan disimpan
pada suhu kamar. Serbuk sari buah nenas
siap untuk dianalisis.
Analisis yang dilakukan terhadap
serbuk sari buah nenas adalah rendemen dan
juga dilakukan uji kimia meliputi kadar air,
kadar vitamin C, dan total gula (Apriyantono
dkk., 1989), uji fisik yaitu kelarutan (AOAC,
1971), dan uji organoleptik (Soekarto,1990)
‘meliputi wama, rasa, dan aroma dengan
menggunakan 5 skala (skor | = sangat tidak
suka, skor 2 = tidak suka, skor 3 = biasa, skor
4= suka, dan skor 5 = sangat suka).
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Rendemen
Rendemen minuman serbuk dari sari
buah nenas yang dihasilkan berkisar antara
36,37 ~ 64,39% dengan rerata 49,57%. Dari
hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa
perlakuan nisbah air dengan buah nenas (P),
konsentrasi dekstrin (D), dan interaksi antara
kedua faktor berpengaruh sangat_nyata
(P<0,01) tethadap nilai rendemen minuman
serbuk dari sari buah nenas yang dihasilkan.
Hasil uji lanjut (BNToo:) rendemen akibat
pengaruh interaksi antara perlakuan nisbah air
dengan buah nenas dan konsentrasi dekstrin
dapat dilihat pada Gambar 1.
z 30
|" 2
Gambar |. Pengaruh interaksi antara perlakuan nisbah
‘ir dengan buah nenas (P) dan konsentrasi
dekstrin (D) terhadap rendemen minuman
serbuk dari sari buah nenas (nilai_ yang
dijkuti huruf yang sama _menunjukkan
perbedaan tidak nyata (P>0,05), BNToo1 ~
0,76, KK = 0,65%
Hasil Penelitian Industri 25
‘Volume 21 No.2, ORtober 2008Rendemen yang tinggi diperoleh dari
interaksi perlakuan nisbah air dengan buah
1:3 dan konsentrasi dekstrin 25% (PsDs)
(64,39%). Sedangkan rendemen yang rendah
diperoleh pada perlakuan nisbah air dengan
buah 1:2 dan 1:3 dengan konsentrasi
dekstrin 15%, Hal ini dapat disebabkan pada
pembuatan sari buah nenas dengan nisbah
air dengan buah nenas 1:3 menghasilkan sari
buah yang lebih banyak dibandingkan
dengan sari buah yang dibuat dengan nisbah
air dengan buah nenas 1:1 dan 1:2.
Banyaknya sari buah yang diperoleh berasal
dari besarnya jumlah buah nenas yang
digunakan. ;
‘Akan tetapi, perlakuan nisbah air dengan
buah nenas 1:2 menghasilkan rendemen
minuman serbuk dari sari buah nenas yang
lebih rendah dibandingkan dengan nisbah air
dengan buah nenas 1:1. Hal ini diduga dapat
disebabkan karena pada saat pemisahan sari
buah dengan ampasnya dilakukan secara
manual, yaitu dengan menggunakan tenaga
manusia, schingga kekuatan pada waktu
pemisahan tersebut tidak dapat dikontrol.
Oleh Karena perbedaan kekuatan yang
diberikan pada saat pemisahan sari buah
dengan ampasnya, sari buah yang dihasilkan
lebih sedikit pada nisbah air dengan buah
nenas 1:2 dibandingkan dengan nisbah air
dengan bush nenas 1:1.
Semakin tinggi konsentrasi dekstrin
yang digunakan maka rendemen minuman
serbuk dari sari buah nenas yang dihasilkan
cenderung semakin tinggi. Hal ini disebab-
kan karena semakin banyak dekstrin yang
ditambahkan sebagai bahan pengisi, maka
semakin meningkat total padatan dari
minuman serbuk dari sari buah nenes yang
dihasilkan. Penggunaan dekstrin sebagai
bahan pengisi memberikan kelebihan seperti
melapisi Komponen flavor, meningkatkan
jumlah total padatan, memperbesar volume,
mempercepat proses pengeringan, serta
mencegah kerusakan bahan akibat panas
(Lindsay, 1996).
3.2. Kadar Air
Hasil analisis pengaruh nisbah air
dengan buah nenas dan konsentrasi dekstrin
terhadap kadar air yang dihasilkan berkisar
antara 3,93 — 7,53% dengan rerata 6,25%.
Dari hasil analisis sidik ragam menunjukkan
bahwa perlakuan nisbah air dengan buah
nenas (P), konsentrasi dekstrin (D) dan
interaksi antara _kedua faktor berpengaruh
sangat nyata (P<0,01) terhadap nilai kadar air
‘minuman serbuk dari sari buah nenas yang
dihasilkan. Hasil uji lanjut (BNTo.o1) pengaruh
interaksi antara perlakuan nisbah air dengan
buah nenas dan konsentrasi dekstrin terhadap
kadar air dari minuman serbuk dari sari buah
nenas dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Pengaruh interaksi antara perlakuan nisbah
air dengan buah neaas (P) dan konsentrasi
dekstrin (D) terhadap kadar air minuman
serbuk dari sari buah nenas (nilai yang
diikuti huruf yang sama menunjukkan
pperbedaan tidak nyata (P>0,05), BNTyo(~
0,39, KK = 2,68%)
Secara kuantitatiaf, pada _masing-
masing perlakuan konsentrasi dekstrin, nisbah
air dengan buah nenas 1:1 cenderung mengha-
silkan kadar air tertinggi dibandingkan dengan
nisbah 1:2 dan 1:3. Hal ini disebabkan karena
minuman serbuk dari sari buah nenas yang
diperoleh dari perlakuan nisbah air dengan
buah nenas 1:3. menghasilkan sari buah
dengan padatan lebih banyak serta kandungan
air yang lebih sedikit dibandingkan dengan
Hasil Penefitian Industri
‘Volume 21 No.2, ORtober 2008sari buah nenas yang diperoleh dari
perlakuan nisbah air dengan buah nenas 1:1
dan 1:2 sehingga air dari bahan akan lebih
mudah dihilangkan pada saat pengeringan.
Penggunaan dekstrin dengan konsen-
trasi yang semakin tinggi juga menghasilkan
minuman serbuk dari sari bush nenas
dengan kadar air yang cenderung menurun,
‘meskipun ada yang berbeda tidak nyata. Hal
ini disebabkan Karena pada konsentrasi
dekstrin tinggi akan diperoleh total padatan
pada sari buah yang lebih banyak. Susanti
(2004) mengatakan bahwa semakin tinggi
konsentrasi pemakaian dekstrin sebagai
bahan pengisi maka semakin banyak ‘air
yang terserap oleh dekstrin dan pada saat
pengeringan, air pada sari buah akan lebih
mudah teruapkan sehingga akan diperoleh
minuman serbuk dengan kadar air yang
lebih rendah.
Berdasarkan Standar Nasional
Indonesia (SNI 01-3722-1995), kadar air
untuk serbuk minuman rasa jeruk yang
dijadikan sebagai acuan pada penelitian ini
memiliki kadar air maksimal 0,5% bb.
Sedangkan kadar air terendah dari minuman
serbuk dari sari buah nenas yang diperoleh
adalah 3,80%, schingga kadar air minuman
serbuk dari sari buah nenas yang diperoleh
belum memenuhi syarat apabila yang
menjedi acuan adalah kadar air dari serbuk
minuman rasa jeruk. Hal ini diduga
dikarenakan adanya perbedaan pemakaian
jenis bahan pengisi, cara pengolahan,
formula dari bahan-bahan yang digunakan
dan jenis alat pengering yang digunakan.
3.3. Kadar Vitamin C
Kadar vitamin C dari minuman
serbuk dari sari buah nenas yang dihasilkan
berkisar antara 16,13 — 38,13 mg/100 gram
bahan dengan rerata 25,75 mg/100 gram
bahan. Dari hasil analisis sidik ragam
menunjukkan bahwa perlakuan nisbah air
dengan buah nenas (P) berpengaruh sangat
nyata (P<0,01) terhadap kadar vitamin C,
perlakuan konsentrasi dekstrin. (D)
berpengaruh tidak nyata terhadap kadar
vitamin C, dan interaksi antara kedua
perlakuan tersebut berpengaruh nyata terhadap
kadar vitamin C (P<0,05). Hasil uji lanjut
(BNToo1) pengaruh interaksi perlakuan nisbah
air dengan buah nenas dan konsentrasi
dekstrin terhadap kadar vitamin C dapat
dilihat pada Gambar 3.
Minuman serbuk dari sari buah nenas
yang diperoleh menghasilkan kadar vitamin C
cenderung meningkat dengan meningkatnya
nisbah air dengan buah nenas, meskipun
saling berbeda tidak nyata. Hal ini disebabkan
karena semakin tinggi nisbah air dengan buah
nenas berarti menggunakan lebih banyak buah
nenasnya dibandingkan dengan air pada saat
pembuatan sari buah nenas, sehingga kadar
vitamin C yang diperoleh setclah menjadi
minuman serbuk dari sari buah nenas juga
[commu
| 2 ss00 3227 32276
| 5m 238
234706
E 2500
o 7508 if
| 20.00 1 1
15,00
10.00
5.00,
3
s 922204 08-25%
era
p22
eps13
Gambar 3. Pengaruh interaksi antara perlakuan nisbah
air dengan buah nenas (P) dan konsentrasi
dekstrin (D) tethadap kadar vitamin C
‘minuman serbuk dari sari buab nenas (nilai
‘yang diikuti huruf yang sama menunjukkan
Perbedaan tidak nyata (P>0,05), BNTyas=
9,64, KK =21,81%)
KonsentasDetstrn
Penggunaan dekstrin yang semakin
tinggi juga cenderung menghasilkan kadar
vitamin C yang semakin sedikit, meskipun
saling berbeda tidak nyata (P>0,05). Hal ini
diduga bahwa dengan penambahan dekstrin
dengan konsentrasi yang terus meningkat,
Hasil Penelitian Industri
‘Volume 21 No.2, ORtober 2008maka kadar vitamin C menurun, dan
penurunan kadar vitamin C ini adalah semu,
artinya hanya konsentrasi vitamin C yang
menurun sedangkan jumlahnya tidak
‘menurun,
Kadar vitamin C minuman serbuk
dari sari buah nenas yang diperoleh belum
memenuhi syarat apabila yang menjadi
acuan adalah kadar vitamin C dari serbuk
minuman rasa jeruk. Hal ini diduga dapat
disebabkan arena bahan baku yang
digunakan yaitu jeruk yang memiliki kadar
vitamin C lebih tinggi dibandingkan dengan
nenas schingga menghasilkan minuman
serbuk dengan kadar vitamin C yang
berbeda. Hal lainnya diduga dapat disebab-
kan pada pembuatan minuman serbuk rasa
jeruk dilakukan penambshan vitamin C
(fortifikasi) untuk memenuhi nilai gizi.
3.4. Total Gula
Total gula minuman serbuk dari sari
buah nenas yang dihasilkan berkisar antara
72,00 ~ 84,61% dengan rerata 78,71%. Dari
hasil analisis sidik ragam menunjukkan
bahwa perlakuan nisbah air dengan buah
nenas (P), konsentrasi dekstrin (D) dan
interaksi antara kedua faktor berpengaruh
sangat nyata (P<0,01) terhadap nilai total
gula minuman serbuk dari sari buah nenas
yang dihasilkan, Hasil uji lanjut (BNTo1)
total gula akibat pengaruh interaksi antara
perlakuan nisbah air dengan buah nenas dan
konsentrasi dekstrin dapat dilihat pada
Gambar 4,
Dari masing-masing _konsentrasi
dekstrin, minuman serbuk dari sari buah
nenas yang diperoleh dari _penggunaan
nisbah air dengan buah nenas 1:1 menghasil-
kan total gula yang lebih sedikit dibanding-
kan dengan minuman scrbuk dari sari buah
nenas yang menggunakan nisbah air dengan
buah nenas 1:2 dan 1:3 meskipun saling
berbeda tidak nyata. Hal ini diduga berkait-
an erat dengan banyaknya perbandingan
buah nenas yang digunakan dibandingkan air
pada saat pembuatan sari buah nenas. Semakin
banyak nisbah buah nenas yang digunakan
daripada air, maka semakin tinggi sari buah
nenas yang dihasilkan daripada air sehingga
nilai total gula yang dihasilkan cenderung
semakin tinggi.
Total Gul)
220%
03-25%
[see
| “pecaz
| epsa3
Gambar 4. Peogaruh interaksi antara perlakuan nisbah
air dengan buah nenas (P) dan konsentrasi
0,05), BNTooi=
3,08, KK = 1,66%)
Konsenteas Dekstrin
Untuk konsentrasidekstrin pada
masing-masing nisbah air dengan buah nenas
cenderung mengalami kenaikan nilai total gula
seiring peningkatan konsentrasi desktrin yang
digunakan. Hal ini diduga disebabkan pada
saat analisis, semua bentuk karbohidrat akan
dihidrolisis menjadi monosakarida. Jadi
monomer-monomer pembentuk dekstrin di-
hidrolisis menjadi D-Glukosa, sehingga
semakin besar konsentrasi dekstrin yang
digunakan maka akan semakin banyak
monomer-monomer dekstrin yang akan
dihidrolisis oleh asam sulfat (Sudarmadji dkk.,
1996).
Dengan menggunakan —_metode
anthrone, total gula yang dihasilkan relatif
lebih besor bila dibandingkun dengan SNI
untuk serbuk minuman rasa jeruk. Jadi dapat
dikatakan bahwa analisis total gula metode
anthrone yang diperolch merupakan semua
Hasil Penelitian Industri
‘Volume 21 No.2, ORtober 2008jenis gula yang terdapat pada minuman
serbuk sari buah nenas, baik gula dari nenas,
gula dari penambahan gula pasir dan gula
dari dekstrin
3.5. Kelarutan
Nilai kelarutan yang —diperoleh
berkisar dari 68,81 — 87,91% dengan rerata
80,59%. Hasil analisis sidik ragam nila
kelarutan minuman serbuk dari sari buah
nenas menunjukkan bahwa perlakuan nisbah
air dengan bush nenas (P) dan konsentrasi
dekstrin (D) memberikan pengaruh sangat
nyata (P<0,01) tethadap nilai kelarutan
minuman serbuk dari sari buah nenas. Tetapi
interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata
(P>0,05) terhadap nilai kelarutan minuman
serbuk dari sari buah nenas. Hasil uji lanjut
(BNToo) perlakuan nisbah air dengan buah
nenas dan konsentrasi dekstrin dapat dilihat
pada Gambar 5 dan Gambar 6.
Nilai kelarutan nisbah air dengan
buah nenas 1:2 (81,34%) dan 1:3 (86,05%)
lebih tinggi dibandingkan dengan nilai
kelarutan dari nisbah air dengan buah nenas
1:1 (74.38%). Hal ini diduga karena
berkaitan erat dengan kadar air dari
minuman serbuk dari sari buah nenas yang
diperoleh.
now
Gambar 5. Pengaruh nisbah air dengan bul tes
terhadap nilai Kelarutan minuman serbuk
dari sari buah nenas (nilsi yang dtikuti
thuruf yang cama menunjukkan perbedaan
Masters (1983) mengatakan bahwa
semakin tinggi kadar air produk yang berupa
bubuk, maka produk tersebut akan semakin
sulit dilarutkan dalam air Karena produk
cenderung membentuk butiran yang lebih
besar tapi tidak porous. Semakin porous suatu
partikel maka kelarutan akan semakin tinggi
karena pada saat kontak dengan air, air dapat
dengan cepat masuk ke dalam rongga untuk
membasahi partikel, kemudian partikel men-
jadi terdispersi dan akhimnya larut dalam air.
Sari buah nenas dengan nisbah air dengan
buah nenas 1:3 menggunakan air yang lebih
sedikit dibandingkan dengan sari buah dengan
nisbah air dengan buah nenas 1:1 dan 1:2.
Oleh karena itu, kadar air yang dihasilkan
pada nisbah air dengan buah nenas 1:3 adalah
lebih rendah sehingga serbuk minuman dari
sari buah nenas dapat lebih mudah larut dalam
air.
Minuman serbuk dari sari buah nenas
yang dibuat dengan menggunakan konsentrasi
dekstrin 25% (83,35%) cenderung menghasil-
kan nilai kelarutan yang lebih tinggi diban-
dingkan dengan minuman serbuk dari sari
buah nenas yang dibuat dengan konsentrasi
dekstrin 15% (77,15%) dan 20% (81,27%),
meskipun peningkatan tersebut berbeda tidak
nyata antara masing-masing konsentrasi
dekstrin.
8
Gambar 6, Pengaruh konsentrasi dekstrin terhadap nilai
elarutan minuman serbuk dari sari buah
nenas (nilsi yang diikuti huruf yang sama
tidak nyata (P>0.05), BNTso= S41, KK menunjukkan perbedaan tidak —nyata
=2,86%) (0,03), BNTooi= 5,41, KK = 2,86%)
Hasil Penelitian Industri 29 Volume 21 No.2, Oktober 2008Semakin banyak konsentrasi dekstrin
yang ditambahkan maka daya larut minum-
an serbuk dari sari buah nenas cenderung
semakin besar sehingga nilai kelarutan
minuman serbuk dari sari buah nenas
tersebut semakin besar. Hal ini disebabkan
karena sifat bahan pengisi (dekstrin) yang
mudah larut atau terdispersi dalam air.
Sesuai dengan pernyataan Burdock (1997)
bahwa dekstrin tidak hanya mengurangi
viskositas, karena viskositas dari dekstrin
yang rendah, tetapi juga dapat larut dalam
air dingin dan mengurangi kemungkinan
terbentuk gel. Kelarutan dekstrin dalam air
bisa sebagian larut sampai dengan latut
sempuma.
Dalam AOAC (1971) dikatakan
babwa kelarutan suatu produk dipengaruhi
oleh komposisi kimiawi yang ada dalam
serbuk dan keadaan fisik serbuk. Ukuran
partikel, porositas, dan densitas dari produk
mempengarubi kelarutan produk tersebut.
3.6. Uji Organoleptik
3.6.1. Warna
Uji organoleptik wama terhadap
minuman serbuk dari sari buah nenas oleh
25 orang panelis berkisar antara 3,12 — 3,39
(biasa) dengan rerata 3,27 (biasa). Hasil
‘analisis sidik ragam nilai organoleptik warna
minuman serbuk dari sari buah nenas me-
nunjukkan bahwa perlakuan nisbah air
dengan buah nenas (P), konsentrasi dekstrin
(D), dan interaksi antara keduanya memberi-
kan pengaruh yang tidak nyata (P>0,05)
serbuk dari sari buah nenas, Wama
minuman serbuk dari sari buah nenas yang
dihasilkan memiliki wama yang hampir
seragam untuk tiap perlakuan yaitu putih
kekuningan, sehingea wama tersebut tidak
teste mempengaruhi tingkat kesukaan
a" tetapi secara kuantitatif, pada
masing-masing perlakuan nisbah air dengan
Hasil Penelitian Industri
wama yang lebih tinggi. Hal ini diduga karena
wama dari minuman serbuk dari sari buah
nenas yang dihasilkan merupakan waa yang
berasal dari pencampuran antara nisbah air
dengan buah nenas dan konsentrasi dekstrin
yang dianggap sesuai schingga lebih disukai
oleh panelis.
Sedangkan pada konsentrasi 15%,
wama minuman serbuk dari sari buah nenas
yang dihasilkan kurang menarik karena terlalu
banyak endapan dibagian bawah larutan.
Begitu pula dengan warna minuman serbuk
dari sari buah nenas yang dihasitkan pada
konsentrasi 25% yang terlalu. pudar seiring
meningkatnya penambahan —_konsentrasi
dekstrin.
3.6.2, Aroma
Tingkat kesukaan panelis tethadap
aroma minuman serbuk dari sari buah nenas
berdasarkan uji organoleptik oleh 25 orang
panelis berkisar antara 3,21 — 3,92 (bi
hingga suka) dengan rerata 3,63 (suka). Hasil
analisis sidik ragam nilai organoleptik aroma
menunjukkan bahwa perlakuan nisbah air
dengan buah nenas (P), konsentrasi dekstrin
(D), dan interaksi antara keduanya memberi-
kan pengaruh yang tidak nyata (P>0,05)
tethadap nilai organoleptik aroma minuman
serbuk dari sari buah nenas. Minuman serbuk
dari sari buah nenas yang dihasilkan memiliki
aroma yang Khas yaitu aroma nenas yang
seragam untuk tiap perlakuan. Dari hasil ji
organoleptik, tidak ada pengaruh terhadap
tingkat kesukaan panelis dengan adanya
peningkatan nisbah air dengan buah nenas dan
juga peningkatan konsentrasi dekstrin.
3.63. Rasa
berdasarkan uji organoleptik oleh 25 orang
‘Volume 21 No.2, Oktober 2008panelis berkisar antara 3,01 — 3,51 (biasa
hhingga suka) dengan rerata 3,32 (biasa).
Hasil analisis sidik ragam nilai organoleptik
rasa minuman serbuk dari sari buah nenas
menunjukkan bahwa perlakuan nisbah air
dengan buah nenas (P), konsentrasi dekstrin
(D), dan interaksi antara keduanya memberi-
kan pengaruh yang tidak nyata (P>0,05)
techadap nilai organoleptik aroma minuman
serbuk dari sari buah nenas. Minuman
serbuk dari sari buah nenas yang dihasilkan
nenas.
4, KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
1. Nisbah air dengan buah nenas berpe-
ngaruh sangat nysta (P<0,01) terhadap
rendemen, kadar air, kadar vitamin C,
tal pas gula, kelarutan, dan berpengaruh
tidak nyata (P>0,05) terhadap nilai
organoleptik wama, aroma, dan rasa.
Konsentrasi dekstrin berpengaruh sangat
nyaia (P0,01) terhadap rendemen, kadar
air, total gula, Keli, dan bepengaah
5) terhadap kadar
Interaksi antara perlakuan nisbah air
dengan buah nenas dan konsentrasi
sangat nyata
berpengaruh _nyata
(P<0,05) terhadap kadar vitamin C, dan
berpengaruh tidak nyata(P>0,05)
tethadap kelarutan dan nilai organoleptik
warna, aroma, dan rasa.
Dari hasil penelitian, rendemen, total gula
dan kelarutan minuman serbuk dari sari
buah nenas cenderung meningkat dengan
peningkatan nisbah air dengan buah nenas
dan konsentrasi dekstrin, meskipun pening-
katan tersebut saling berbeda tidak nyata.
Vitamin C minuman serbuk dari sari buah
nenas cenderung meningkat dengan
peningkatan nisbah air dengan buah nenas,
meskipun peningkatan tersebut saling
berbeda tidak nyata, dan vitamin C
cenderung menurun dengan peningkatan
Konsentrasi dekstrin, meskipun penurunan
tersebut saling berbeda tidak nyata.
Minuman serbuk dari sari buah nenas
kualitas terbaik yang dihasilkan secara
metode rangking diperolch pada kombinasi
perlakuan nisbah air dengan buah nenas 1:3
dan_konsentrasi dekstrin 20% dengan
karakteristik: rendemen 50,89%, kadar air
5,20%, kadar vitamin C 32,27 mg/100 g
bahan, total gula 82,47%, kelarutan
87,91%, nilai organoleptik wama 3,31
(biasa), aroma 3,65 (suka), dan rasa 3,51
(biasa-suka).
=
42. Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
tentang pembuatan minuman serbuk dari
sari buah nenas dengan melakukan
penambahan zat wama, zat penegas rasa
dan aroma seperti essense nenas ataupun
penambahan Konsentrasi asam sitrat.
. Perlu dilakuken penelitian lebih lanjut
tentang pembuatan minuman serbuk dari
sari buah nenas agar memenuhi syarat
standarisasi mutu untuk minuman serbuk,
misal dengan menggunakan bahan pengisi,
formula dan alat pengering yang berbeda,
seperti spray dryer.
} Pein diskukan peneliian tj untuk
Hasil @enelitian Industri 31
‘Volume 21 No.2, ORfober 2008DAFTAR PUSTAKA.
AOAC, Officials Methods of Analysis, The
Association Official Analytical
‘Chemist, Washington, 1971.
Apriyantono, A, _D.
Puspitasari, Sedamawati, dan S.
Budiyanto, Analisis Pangan, PAU
Pangan dan Gizi, IPB, Bogor, 1989.
Boss, E.A., E.C.V. Toledo, and RM. Filho,
Real Time Optimization for Freeze
Drying Process, Computer Aided
Chemical Engineering, Vol. 18,
pages 595-600, 2004.
Gabas, A.L., V.R.N.Telis, PJ.A. Sobral, and
J.T.Romero, Effect of Maltodextrin
and Arabic Gum in Water Vapor
Sorption Thermodynamic Properties
of Vacuum Dried Pineapple Pulp
Powder, Journal of _~— Food
Engineering, Vol. 82, pages 246-
252, 2007.
Gan, K.H., RBruttini, O.K. Crosser and A.1.
Liapis, Freeze-drying of Pharma-
ceuticals in Vials on trays: Effect of
Drying Chamber Wall Temperature
and Tray Side on Lyophilization
Performance, International Journal
of Heat and Mass transfer, Vol. 48,
pages 1675-1687, 2005.
Lindsay, RL, Food Additives, Marcell
Dekker, Inc., New York, 1996.
Masters, K., Spray Drying Handbook, John
Wiley and Sons Co., New York,
1983.
Prasad, N.N., M. Siddalingaswamy, P.M.
Porameswariah, K. Radhakrishna,
R.V. Rao, K.R. Viswanathan, K.
Santhanam, Proximate and Mineral
Composition of some Processed
‘Traditional and Popular Indian Dishes,
Food Chemistry, Vol. 68, pages 87-94,
2000.
SNI_ 01-3722-1995, Serbuk Minuman Rasa
Jeruk, Dewan Standar Nasional,
Jakarta, 1995,
Sockarto, 8.T., Penilaian Organoleptik untuk
Industri Pangan dan Hasil Pertanian,
Penerbit Bhatara karya Aksara,
Jakarta, 1990.
Sudarmadji, S., B. Haryono, dan Suhardi,
Analisa’ Bahan Makanan — dan
Pertanian, Liberty, Yogyakarta, 1996.
Susanti, L., Pembuatan Minuman Instan Pala
(Myristica fragrans Hout) dengan
Menggunakan —Alat__—_-Pengering
Semprot, Fateta — IPB, Bogor, 2004.
Hasil @enelitian Industri 32
‘Volume 21 No.2, Oktober 2008UCAPAN TERIMA KASIH
Pada volume 21 Tahun 2008, Jurnal Hasil Penelitian Industri (HPI) mengundang Mitra Bestari
untuk berpartisipasi dalam penelaahan naskah yang masuk. Partisipasi dari luar Dewan Editor
‘Tetap ini diperlukan untuk menjamin bahwa naskah yang masuk benar-benar ditelaah oleh para
ahli dalam bidang yang bersangkutan sehingga dapat meningkatkan mutu Jumal HPI ini.
Mitra Bestari yang turut berpartisipasi adalah:
No. Nama Jabatan dan Instansi
1. | Dr Ir. Marlina, MSt Lektor Kepala
‘ |, FMIPA Kimia Unsyiah Banda Aceh
2. | Dr. Ir. Yunardi, M.Si Lektor Kepala
FT Jurusan Teknik Kimia Unsyiah Banda Aceh
3. | Dr. Mahidin, ST. MT Lektor Kepala
FT Jurusan Teknik Kimia Unsyiah Banda Aceh
4. | Dr. Ir. Mariana, M.Si Lektor
FT Jurusan Teknik Kimia Unsyiah Banda Acch
5. | Dr. Dani Supardan, ST. MT Lektor
FT Jurusan Teknik Kimia Unsyiah Banda Aceh
Untuk itu, redaksi Jumal HPI mengucapkan terima kasih yang scbesar-besamya dan kami
berharap bahwa kerja sama dan partisipasinya dapat terus berlanjut di masa yang akan datang.
Hasil enelitian Industri 40 ‘Volume 21 No.2, Oktober 2008