Anda di halaman 1dari 13

ARTIKEL

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE


NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL
BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X MA NW
KETANGGA TAHUN PELAJARAN 2016/ 2017

Oleh:

SUMIATI
NPM. 12220096

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) HAMZANWADI SELONG
2016
HALAMAN PENGESAHAN
ARTIKEL TUGAS AKHIR/SKRIPSI

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE


NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL
BELAJAR SISWA KELAS X MA NW KETANGGA
TAHUN PELAJARAN 2016/ 2017

RUAN DAN
K EGU ILM
G I
ING

UP
SEKOLAH T

END
IDIKAN

SUMIATI
NPM : 12220096

Pembimbing I Pembimbing II

Hj. Nuraini, M. Pd Nurul Fajri M. Pd


NIDN. 0830067601 NIDN. 0829088301
ABSTRAK

SUMIATI, 12220096. 2016: Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Number


Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X MA
NW Ketangga Suela Tahun Pelajaran 2016/ 2017. Skripsi, Program Studi
Pendidikan Biologi, STKIP Hamzanwadi Selong.
Pembimbing I : Hj Nuraini, M.Pd
Pembimbing II : Nurul Fajri, M.Pd

Pembelajaran biologi di MA NW Ketangga hasil belajarnya rendah


taurtama pada mata pelajaran biologi, ini disebabkan karena pada saat proses
pembelajaran guru masih menggunakan metode ceramah atau metode yang
digunakan oleg guru kurang bervariasi. Pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran Cooperative Learning tipe Number Head Together dapat
menjadi alternatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Tujuan penelitian
ini untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Cooperative Learning tipe
Number Head Together terhadap hasil belajar biologi siswa kelas X NW
Ketangga Suela Tahun Pelajaran 2016/ 2017. Jenis penelitian ini adalah
penelitian Quasi eksperimen semu dengan Rancangn penelitian Pos-Test
Control Group Design. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas
X NW Ketangga Suela Tahun Pelajaran 2016/ 2017, yang berjumlah 96 orang
siswa yang tersebar dalam 3 kelas. Penentuan sampel menggunakan tehnik
Random Sampling yaitu tehnik pengambilan sampel dilakukan secara acak.
Dimana sampel penelitiannya adalah kelas XA sebagai kelompok eksperimen
dan kelas XB sebagai kelompok kontrol. Instrumen penelitian yang digunakan
berupa tes pilihan ganda dengan jumlah 30 soal dan 20 soal yang valid. Untuk
uji prasyarat data dilakukan dengan uji normalitas data dengan chi kuadrat dan
uji homogenitas data dengan uji varians, sedangkan teknik uji hipotesis
menggunakan analisis parametrik uji t-test. Berdasarkan hasil analisis data
diperoleh nilai rata rata kelompok eksperimen 81.87 dan kelompok kontrol
61.87, sedangkan dari hasil uji hipotesis diperoleh thitung ttabel yaitu 6.47 >
1.999 ini menunjukkan Ha diterima dan Ho ditolak.hal ini berarti bahwa
hipotesis yang diajukan diterima yaitu Pembelajaran Model Kooperatif tipe
Number Head Together (NHT) Berpengaruh Terhadap Hasil Belajar Biologi
Siswa Kelas X MA NW Ketangga Suela Tahun Ajaran 2016/ 2017.

Kata kunci: Model Pembelajaran Kooperatif, Metode Number Head


Together, Hasil Belajar.
ABSTRACT

SUMIATI, 12220096. 2016: The Effect of Cooperative Learning Number Head


Together (NHT) Method on the Biology Achievment of the Tenhth Grade
Students of MA NW Ketangga Suela in the School Year 2016/2017.
Undergraduate Thesis. Biology Education Program. STKIP Hamzanwadi
Selong.
Advisors I : Hj Nuraini, M. Pd
Advisor II : Nurul Fajri, M. Pd

This study was aimed at examining the effect of Cooperative Learning


Number Head Together (NHT) Method on the Biology Achievment. The porpuse
of this research to know the effect of Cooperative Learning Number Head
Together method on the biology achievment of the Tenhth Grade Students of MA
NW Ketangga Suela in the School Year 2016/2017. The design of this research
was a Quasi experimental research design. The population of this research was all
of the tenhth grade students of MA NW ketangga Suela in the school year
2016/2017. The number of the population of this research was 96 students in 3
classes. The present researcher took the population by using random sampling
technique. The sample of the research was Xa class as class experiment and Xb
class as class control. The instrument of this research used multiple choise. The
data collection was done by administering normality and homogeneity testing.
The mean score of class experiment was 81.87 and class control was 61.87.
Hypothesis testing was t-test > t-table = 6.47 > 1.999. It means that Ha was accepted
and Ho was rejected. It can be conclude that cooperative learning number head
together (NHT) significanly effect on the biology achievment of the tenhth grade
students of MA NW Ketangga Suela in the school year 2016/2017.

Key Words: Cooperative Learning, Number Head Together Method , Biology


Achievment.
1. PENDAHULUAN
Menurut Undang Undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, keperibadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan Negara (Sanjana, 2006 : 2).
Terdapat beberapa hal yang terkandung dalam Undang- undang
No. 20 Tahun 2003 yaitu pendidikan merupakan usaha sadar yang
terencana, berarti proses pendidikan sudah direncanakan. Proses yang
dilakukan guru dan siswa di arahkan pada pencapaian tujuan. selain
terencana pendidikan juga akan mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran ini berarti selain pendidikan melihat hasil belajar
pendidikan juga melihat proses belajar. Dengan demikian proses dan hasil
belajar harus bejalan bersamaan. dan akhir dari proses pendidikan adalah
kemampuan anak memiliki kemampuan kekuatan spritual keagamaan,
pengendalian diri, keperibadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
kemampuan yang di perlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. ini
berarti proses pendidikan akan berakhir pada pembentukan sikap,
pengembangan kecerdasan, serta pengembangaan keterampilan. Ketiga
aspek inilah afektif, kognitif, dan psikomotrik arah dan tujuan pendidikan
yang harus di capai.
Pembelajaran juga merupakan suatu sistem, yang terdiri dari
berbagai komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain.
Komponen tersebut meliputi: tujuan, materi, metode dan evaluasi.
Keempat komponen pembelajaran tersebut harus diperhatikan oleh guru
dalam memilih dan menentukan media, metode, strategi, dan pendekatan
apa yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran (Rusman, 2012:
93).
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di MA NW Ketangga,
permasalahan yang ditemukan yaitu kurangnya minat dan motivasi siswa
terhadap pelajaran biologi dan siswa masih terlihat kurang aktif dalam
kegiatan proses pembelajaran. Hal lain yang menjadi masalah dalam
proses pembelajaran biologi di MA NW Ketangga yaitu kurangnya sarana
dan prasarana sehingga kegiatan proses pembelajaran kurang maksimal.
Permasalahan lain yang ditemukan yaitu guru mata pelajaran biologi
dalam pembelajaran biologi masih menggunakan metode konvensional.
Guru lebih mendominasi kegiatan pembelajaran dan siswa terlihat pasif.
Siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru, mencatat materi, dan
mengerjakan soal atau pemberian tugas. Proses pembelajaran seperti ini
belum melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan belajar, sehingga
perhatian siswa terhadap mata pelajaran Biologi belum optimal. Metode
pembelajaran seperti ini menyebabkan hasil belajar siswa rendah.
Berdasarkan dari data yang diperoleh banyak siswa yang mendapatkan
nilai dibawah rata-rata atau dapat dikatakan banyak materi yang belum
tuntas, salah satunya adalah pada materi jamur.
Banyak metode pembelajaran yang dapat mengembangkan atau
mengikutsertakan siswa aktif dan kreatif dalam setiap proses pembelajaran
yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu diantaranya
adalah Number Head Together. Metode Number Head Together metode
pembelajaran diskusi kelompok yang dilakukan dengan cara memberi
nomor kepada semua peserta didik dengan kuis/tugas untuk didiskusikan
(Mulyatiningsih, 2012: 247)
Dengan metode ini siswa akan lebih aktif dalam memecahkan
masalah dan guru bertindak sebagai fasilitator dan motivator, serta
membiarkan siswa aktif dalam pembelajaran. Selain itu, minat dan
motivasi dalam pembelajaran sangat penting untuk meningkatkan hasil
belajar siswa. Kurangnya minat dan motivasi dalam kegiatan belajar dapat
mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa. Minat belajar yang telah
dimiliki siswa merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
hasil belajarnya. Apabila siswa memiliki minat yang tinggi dalam belajar
maka siswa tersebut akan terus berusaha dan giat dalam belajar sehingga
dapat meningkatkan hasil belajarnya. Motivasi juga mempunyai peranan
penting dalam proses belajar. Motivasi merupakan salah satu faktor dari
dalam diri yang menentukan berhasil tidaknya dalam proses belajar
mengajar. Motivasi belajar dapat menumbuhkan semangat belajar
sehingga siswa terdorong untuk melakukan belajar. Siswa melakukan
aktivitas belajar dengan senang karena didorong motivasi.
II. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
Eksperimen. yang dimaksud dengan eksperimen adalah suatu metode yang
digunakan apabila gejala yang diteliti sengaja diadakan penelitian atau
penelitian yang melihat dan meneliti adanya akibat setelah subjek dikenai
perlakuan pada variabel bebasnya. Penelitian ini menggunakan quasi
experimental.
Desain Penelitian
Adapun bentuk desain dari quasi experimental yang digunakan
dalam penelitian ini adalah pre test - post test control group design.
Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok yang lain tidak.
Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random.
(Sugiyono, 2012: 112)
Populasi dan Sampel Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah semua siswa
kelas X MA NW Ketangga Tahun Pelajaran 2016/ 2017 yang berjumlah 3
kelas dengan jumah siswa sebanyak 97 orang siswa dimana kelas X A
sebanyak 32 orang siswa, kelas XB sebanyak 33 dan kelas XC sebanyak
32 orang siswa. Cara menentukan pengambilan sampel menggunakan
simple random sampling, yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam
populasi (Sugiyono, 2010: 118). Adapun sampel penelitiannya terdiri dari
kelas XA sebagai kelas eksperimen dan kelas XC sebagai kelas kontrol.
Instrumen Pengumpulan data
Instrumen penelitian merupakan sesuatu yang amat penting dan
strategi kedudukannya di dalam keseluruhan kegiatan penelitian.
instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur
fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2012: 148).
Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data tentang hasil belajar
adalah tes hasil belajar. Tes hasil belajar diberikan berisi soal-soal yang
berkaitan dengan materi yang diajarkan. Tes yang yang digunakan berupa
pilihan ganda (multiple choice) dengan jumlah soal 30 butir, Pemberian
tes kepada siswa dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa terhadap
materi pelajaran yang telah disampaikan. Skor yang dihasilkan oleh tes ini
adalah skor 1 bagi item yang dijawab benar dan skor 0 bagi item yang
dijawab salah.
Sebelum memberikan tes, maka terlebih dahulu dilaksanakan uji
instrumen. Uji coba instrumen dilaksanakan untuk mengetahui validitas
tes, reabilitas tes, daya pembeda, dan tingkat kesukaran tes. Uji coba
instrumen telah dilaksanakan di MA NW Ketangga di kelas X1, Kelas X A
di MA NW Ketangga terdiri atas 2 kelas, namun uji coba dilakukan pada
kelas X1A yang terdiri dari 32 orang siswa yang mengikuti tes.
III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Data hasil penelitian ini diperoleh dengan memberikan tes kepada
siswa dalam bentuk pilihan ganda yang berjumlah 20 soal. Tes diberikan
sesudah proses pembelajaran, dimana pada kelas kontrol model
pembelajaran yang diterapkan yaitu ceramah sedangkan pada kelas
eksperimen menggunakan Model Pembelajaran Koopertif tipe Number
Head Together.
Berdasarkan hasil pengumpulan data pada kelas eksperimen
diperoleh nilai tertinggi 95 dan nilai terendahnya 55, Sedangkan pada
kelas kontrol nilai tertinggi 75 dan terendahnya 40, dan dari hasil nilai rata
rata kelas eksperimen nilai postes yaitu 81.87 dan rata rata kelas
kontrol adalah 61.87.
Selanjutnya uji prasyarat, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.
Pengujian normalitas data dimaksudkan untuk mengetahui apakah skor
pada masing-masing variabel yang diteliti berdistribusi normal atau tidak,
Untuk menganalisis data tersebut digunakan rumus Chi-Kuadrat (X2).
Dari hasil uji normalitas, pada kelas eksperimen diperoleh nilai
2
X hitung = 9.98 dengan X2tabel = 11,070 dengan taraf signifikan 5% dan
derajat kebebasan (dk) = k-1 = 6-1 = 5, sedangkan pada kelas kontrol
diperoleh X2hitung = 4,74 (lampiran 14) dengan X2tabel = 11.070 dengan
taraf signifikan 5 % dan derajat kebebasan (dk) = 6 1 = 5. hal ini
menunjukkan bahwa data kedua kelas berdistribusi normal. Sedangkan
untuk uji homogenitas data dimaksudkan untuk menguji apakah data dari
variabel yang diteliti seragam (homogen) atau tidak. untuk menguji
homogenitas peneliti menggunakan uji F. Berdasarkan uji homogenitas
data yang telah dilakukan diperoleh Fhitung = 1,53 dengan dk pembilang n-
1 (32-1=31) dan dk penyebut n-1 (32-1=31). Jadi Ftabel yang digunakan
adalah 4.16, kriteria homogen apabila Fhitung < Ftabel dan tidak homogen
apabila Fhitung > Ftabel dengan hasil tersebut data dinyatakan homogen
Karena harga Fhitung < Ftabel 1.53<4.16 maka data tersebut homogen.
Persyaratan analisis telah selesai diuji maka selanjutnya dilakukan
uji analisis untuk keperluan uji hipotesis. Pengujian hipotesis dimaksudkan
untuk menentukan hasil dari hipotesis yang telah diajukan sebelumnya.
Berdasarkan hasil dari uji prasyarat analisis bahwa untuk sampel yang
berdistribusi normal dan homogen serta jumlah sampel yang sama maka
uji hipotesisnya dapat menggunakan uji-t polled varians.
Berdasarkan pengujian hipotesis yang dilakukan diperoleh thitung
sebesar 6.47 dan ttabel sebesar 1.999 dengan dk = (n1+ n22) = ( 32+322)
= 62 dan taraf signifikan 5%. Dengan demikian thitung >ttabel, sehingga
dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak, maka ada Pengaruh
Penggunaan Model Pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head
Together terhadap hasil belajar biologi siswa kelas X MA NW Ketangga
Suela Tahun Pelajaran 2016/ 2017.
Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh hasil belajar
siswa yang dibelajarkan dengan metode Number Head Together.
penggunaan metode Number Head Together lebih efektif dibandingkan
dengan metode ceramah, dimana kelas eksperimen adalah siswa yang
dibelajarkan dengan menggunakan metode pembelajaran Number Head
Together, siswa lebih aktif untuk berdiskusi dan Guru hanya berperan
sebagai fasilitator untuk mengarahkan siswa, Sedangkan pada kelas
kontrol adalah siswa yang menggunakan metode pembelajaran
konvensional (ceramah), siswa cenderung pasif dan guru berperan aktif di
dalam kelas.
Hal ini dapat dilihat dari hasil tes akhir yang diberikan kepada
siswa, pada kelas eksperimen memiliki rata-rata 81.87 lebih tinggi
dibandingkan dengan nilai dan nilai rata-rata kelas kontrol 61.87 d Hal ini
menunjukkan adanya pengaruh dari penggunaan metode Number Head
Together terhadap hasil belajar siswa.
Berdasarkan situasi pada saat pembelajaran di kelas, terlihat bahwa
pembelajaran menggunakan metode Numbered Head Together
menunjukkan keaktifan siswa yang lebih tinggi dibandingkan dengan
pembelajaran menggunakan metode ceramah. Keaktifan ini terlihat pada
saat guru menerapkan sintak metode Numbered Head Together. Pertama,
guru menjelaskan pada siswa tentang materi jamur secara umum, siswa
mendengarkan penjelasan dari guru. Kedua penonomoran, dalam
penomoran ini guru membagi siswa ke dalam 6 kelompok dan kepada
setiap kelompok diberi nomor 1-6. Ketiga mengajukan pertanyaan, guru
mengajukan pertanyaan kepada siswa. Keempat berpikir bersama, pada
tahap ini siswa diberikan kesempatan untuk menyatukan pendapatnya
terhadap jawaban pertanyaan yang telah diberikan oleh guru, dan
menyakinkan tiap anggota dalam kelompoknya mengetahui jawaban
kelompok.
Melalui berpikir bersama ini melatih siswa untuk bekerjasama,
bertukar pikiran dan bagaimana siswa mampu menerima berbagai
pendapat yang disampaikan oleh teman kelompoknya, kemudian
menganalisisnya bersama, sehingga memunculkan pendapat yang paling
tepat atas pertanyaan yang telah diberikan oleh guru. kelima yaitu
Menjawab, guru memanggil satu nomor tertentu, dan memanggil nomer
secara acak untuk mempersentasikan hasil diskusinya di depan kelas.
Pemilihan nomor secara acak sangat penting untuk memastikan bahwa
siswa secara individual bertanggung jawab untuk berpartisipasi.
Kemampuan siswa dalam mempersentasikan hasil diskusinya
menunjukkan respon positif. Karena siswa sangat antusias pada saat
persentasi dilaksanakan. Setelah siswa selesai persentasi siswa dari
kelompok lain memberi tanggapan kepada siswa yang persentasi.
Selanjutnya persentasi kemudian dilanjutkan dengan nomor siswa dari
kelompok yang lain. Setelah semua kelompok selesai persentasi, guru
memberikan kesimpulan terhadap jalannya pembahasan materi tersebut,
oleh sebab itu siswa akan menjadi lebih mengingat materi yang dipelajari.
Setelah diterapkannya metode pembelajaran Number Head Together ini
siswa kelihatan lebih aktif dan sangat termotivasi belajarnya. Sedangkan
pada kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah respon dari siswa
itu kurang aktif dikarenakan pada metode ini guru yang lebih banyak
berperan aktif dalam proses belajar mengajar sedangkan siswa hanya
mendengar penjelasan dari guru, jika ada pertanyaan yang disampaikan
oleh guru siswa hanya menjawabnya saja tanpa berdiskusi bersama
temannya tentang pertanyaan yang diberikan guru.
Hasil penelitian ini juga didukung oleh hasil penelitian pertama,
oleh Reza Ar Rahman (2012) dengan judul Efektivitas Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Biologi SMP Negeri 5 Bandar Lampung
Tahun Pelajaran 2011/ 2012. Dengan hasil penelitian menunjukkan
bahwa Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Head Together
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Kedua, Eka Nur Azizah (2013)
dengan judul Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Numbered Head Together ( NHT ) dengan Open Ended pada Pelajaran
Biologi Di Tinjau dari Adversity Quotients ( AQ ) Siswa SMA Negeri
Mataram. Dengan hasil penelitian yaitu prestasi belajar siswa yang
semakin meningkat. ketiga, Abdul Rasyid (2012) dengan judul Pengaruh
Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT)
dan kemampuan awal Terhadap hasil belajar siswa pada Mata Pelajaran
Fisika di SMP Negeri 2 Poso Tahun 2011/ 2012. Penelitian ini
menyimpulkan adanya peningkatan hasil belajar siswa.
Hasil dari uji hipotesis dengan menggunakan uji-t diperoleh hitung

tabel yaitu . Hal ini menunjukkan diterima dan


ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran koopertif tife
Number Head Together (NHT) berpengaruh terhadap hasil belajar biologi
siswa kelas X MA NW Ketangga Tahun Pelajaran 2016/ 2017.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan,
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Ada Pengaruh Metode Number
Head Together (NHT) terhadap Hasil belajar Siswa Kelas X MA NW
Ketangga Tahun Pelajaran 2016/ 2017. Hal ini dapat dilihat dan
dibuktikan dari perolehan nilai rata-rata, dimana hasil rata-rata kelompok
eksperimen yaitu 81,87 dan kelompok kontrol yaitu 61,87 dan dari hasil
uji hipotesis yang telah dilakukan dengan taraf signifikan 5% diperoleh
yaitu thitung > ttabel yaitu 6.47> 1.999, ini menunjukkan bahwa Ha
diterima dan Ho ditolak. Maka, berdasarkan hasil uji hipotesis tersebut
dapat disimpulkan bahwa terdapat Pengaruh Model Pembelajaran
Kooperatif tipe Number Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar
Biologi Siswa Kelas X MA NW Ketangga Tahun Pelajaran 2016/ 2017.
SARAN
Pemilihan model pembelajaran yang kurang tepat untuk suatu
kompetensi dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Oleh karena itu, perlu
mengetahui metode metode pembelajaran yang baru, seperti Number
Head Together. Sebelum kegiatan pembelajaran hendaknya guru
menyesuaikan materi pembelajaran dengan metode yang digunakan selain
itu guru juga perlu melihat kelebihan dan kekurangan metode-metode
pembelajaran, sehingga dapat memilih metode yang sesuai untuk
kompetensi tertentu.
Kepada kepala sekolah tempat mengadakan penelitian hendaknya
memperbanyak jumlah buku pelajaran Biologi dan melengkapi sarana
prasarana yang kurang, supaya lebih banyak referensi yang dimililki oleh
siswa dalam mengetahui perkembangan pengetahuan dan memperoleh
pengetahuan yang lebih banyak dari pelajaran yang sudah diberikan oleh
guru.
DAFTAR PUSTAKA
Aunurrahman. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Endang, Mulyatiningsih. 2012. Metode Penelitian Terapan. Bandung : Alfabeta
Hariyanto, Suyono. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Ridwan, 2005. Dasar- Dasar Statistik. Bandung: Alfabeta
Rusman. 2012. Belajar dan pembelajaran . Bandung: Alfabeta
Sanjana, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Pranada media..
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
------------. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Trianto. 2010. Mendesain model pembelajaran inovatif progresif. Jakarta :
Prenada Media.

Anda mungkin juga menyukai