Adanya perasaan erotik maka saraf parasimpatis terpacu dan menyebabkan relaksasi otot polos
pada arteri dan korpus kavernosum, akibatnya darah mengalir ke arteri dan teregang, ruang
kaverna terisi darah arterial dan ruangan membesar. Pembesaran ruangan ini menyebabkan
vena besar yang berdinding tipis tergencet hingga darah sulit meninggalkan melalui vena. Darah
yang mengumpul di korpus kavernosum dengan tekanan yang makin meninggi dan
menyebabkan organ mengeras. Pada saat ini a.helisina yang jalannya bekelok-kelok, secara
pasif teregang dan menjadi lurus ( Yatim, 1990).
Setelah ejakulasi pengaruh saraf simpatis lebih dominan dan otot polos kembali pada tonusnya,
aliran darah normal kembali, darah yang tertinggal dalam korpus kavernosum tertekan masuk
kedalam vena karena kontraksi otot polos trabekula dan kerutan kembali jaringan elastis. Penis
kembali kebentuk yang normal ( Yatim, 1990).
Ereksi merupakan peningkatan turgiditas organ yang disebabkan pemasukan darah lebih besar
daripada pengeluaarn yang menghasilkan penambahan tekanan dalam penis. Faktor-faktor yang
menyebabkan ereksi antara lain vasodilatasi pada arteri (disebabkan oleh ransangan saraf pelvis
yang disebut saraf erigentes dari pleksus pelvis) dan pengurangan aliran vena dari pelvis. Pada
kuda dan anjing saat berereksi terjadi penambahan diameter maupun panjang penis sebab
spesies ini mempunyai jaringan erektil lebih banyak daripada jaringan pengikat lainnya. Ereksi
pada ruminansia dan babi terjadi dengan meluruskan fleksura sigmoid (R.D. Frandson, 1992).
Ejakulasi
Ejakulasi adalah suatu gerak refleks yang mengosongkan epididimis, uretra dan kelenjar-
kelenjar kelamin aksesori pada jantan. Dapat terjadi karena ransangan pada glans penis. Dapat
juga ditimbulkan dengan cara masase kelenjar kelamin aksesori melalui rectum atau dengan
menggunakan electric ejaculator (R.D. Frandson, 1992).
Ejakulasi
Medula spinalis
Pusat lumbalis
Simpatetik motorik parasimpatik motorik
Pemancaran
Ejakulasi
Proses ejakulasi berada di bawah pengaruh saraf otonom. Asetilkolin berperan sepagai
neurotransmiter ketika saraf simpatis mengaktivasi kontraksi dari leher kandung kemih, vesikula
seminalis, dan vas deferens. Refleks ejakulasi berasal dari kontraksi otot bulbokavernosus dan
ischiokavernosus serta dikontrol oleh saraf pudendus. Singkatnya, ejakulasi terjadi karena
mekanisme refleks yang dicetuskan oleh rangsangan pada penis melalui saraf sensorik pudendus
yang terhubung dengan persarafan tulang belakang (T12-L2) dan korteks sensorik (salah satu
bagian otak).