Anda di halaman 1dari 8

TUGAS

TEORI DASAR ESTETIKA


( 6 PRINSIP PENATAAN )
Semester 4 (genap)
Prodi S1 Arsitektur

NAMA : SRI WAHYUNI

NIM : 1521040017

PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2016/2017
PRINSIP-PRINSIP PENATAAN DALAM ARSITEKTUR

Tatanan tanpa ragam dapat menghasilkan monotoni atau kebosonan, ragam tanpa
tatanan dapat menghasilkan kekacauan, rasa kesatuan dengan keanekaragamannya
merupakan ideal. prinsip-prinsip penataan berikut ini dipandang sebagai perangkat visual
yang memungkinkan bentuk dan ruang suatu bangunan yang berbeda dan bervariasi untuk
bersama-sama hadir secara konseptual di dalam suatu kesatuan yang tertata, dipersatukan
dan harmonis.

1. SUMBU

Suatu sumbu merupakan garis yang terbentuk oleh dua buah titik di dalam ruang dan
terhadap bentuk-bentuk dan ruang-ruang dapat disusun menurut cara yang teratur atau
tidak teratur.

Sumbu harus berbentuk linear dimana iya memiliki kualitas panjang dan arah yang
menimbulkan adanya gerak dan pandangan sepanjang lintasannya. Suatu sumbu harus
diakhiri pada kedua ujungnya.

Suatu sumbu dapat diperkuat oleh sisi-sisi yang membatasi searah panjangnya. Unsur-
unsur yang mengakhiri suatu sumbu saling berhubungan satu sama lain dan mendapatkan
perhatian (fokus) visual. Unsur-unsur pengakhiran suatu sumbu dapat berupa :
a. Titik dalam ruang yang terbentuk dari unsur
vertikal, linear, atau bentuk-bentuk bangunan
terpusat.

b. Bidang-bidang vertikal seperti fasade atau muka


bangunan yang simetris, menghadapi suatu
halaman yang luas atau ruang terbuka.

c. Ruang-ruang yang terbentuk dengan baik, yang


pada umumnya berbentuk terpusat atau teratur.

d. Pintu gerbang yang terbuka keluar menghadap


pemandangan atau viesta.

2. SIMETRIS

Distribusi dan tatanan seimbang antara bentuk dan ruang yang setara pada sisi-sisi
berlawanan di suatu garis atau bidang pembagi, atau terhadap sebuah sumbu atau titik
pusat. simetris terbagi dua yaitu:
Simetris radial terdiri dari unsur-unsur yang sama terhadap suatu sumbu yang
sama.
Simetris bilateral yang berpedoman pada susunan yang seimbang dari unsur-unsur
yang sama terhadap suatu sumbu yang sama.

3. HIRARKI

Hirarki adalah suatu perbedaan dalam bentuk dan ruang untuk menunjukkan
derajat kepentingan, peran-peran, fungsional, format dan simbolis.

Aktualisasi kepentingan suatu bentuk atau ruang melalui ukuran, bentuk dasar,
atau penempatan relatif terhadap bentuk dan ruang lain dari organisasi tersebut.
visualisasi yang membentuk hirarki:
a. hirarki oleh ukuran

Keadaan domisasi terlihat dari perbedaan ukuran (lebih


besar atau lebih kecil.

b. hirarki oleh bentuk dasar

Perbedaan dalam komposisi dapat terlihat dari perubahan


dalam bentuk geometri atau keteraturan.

c. hirarki oleh penempatan

Penempatan secara strategis pada komposisi untuk menarik


perhatian dapat dilakukan pada lokasi:

Pengakhiran urutan linear / sumbu


Titik fokus dari organisasi simetris
Titik fokus dari organisasi terpusat atau radial
Adanya jarak tertentu dari suatu komposisi

4. IRAMA

Suatu gerakan penyatuan yang diceritakan dengan adanya suatu pengulangan


berpola atau perubahan elemen-elemen, bentuk atau motif di dalam suatu bentuk yang
berubah ataupun tetap. Bentuk-bentuk ruang dapat ditata dengan cara pengulangan
berdasarkan :
Ukuran

bentuk- bentuk dasar

sifat- sifat detail

5. DATUM

Sebuah garis, bidang atau volume yang oleh kemenerusan dan keteraturannya,
berfungsi mengumpulkan, mengukur, dan mengatur suatu pola dan bentuk ruang.
Sebuah datum dapat mengorganisir unsur-unsurnya dengan cara:
Garis
- Garis dapat memotong atau
membentuk sisi-sisi bersama suatu
susunannya.
- Garis dapat membentuk suatu bidang
penyatu yang netral

bidang
Bidang dapat mengumpulkan unsur-unsur
di bawahnya atau berfungsi sebagai latar
belakang yang membatasi unsur-unsur
tersebut.

Ruang

Ruang dapat mengumpulkan unsur-unsur


dalam batas-batasnya atau
mengorganisirnya sepanjang sisinya.

6. TRANSFORMASI

Prinsip yag menjelaskan bahwa suatu konsep, struktur, atau organisasi arsitektur
dapat diubah melalui serangkaian manipulasi dan permentasi terpisah dalam upaya
menanggapi sebuah lingkungan khusus atau serangkaian kondisi, tanpa kehilangan
identitas atau konsepnya.

Prinsip transformasi memungkinkan seorang arsitek untuk memilih model


arsitektur prototype, di mana struktur formal dan penyusunan unsur-unsurnya cocok
dan sesuai, lalu merubahnya melalui suatu rangkaian manipulasi abstrak.

Transformasi sistem penyusunan model atau prototype yang dapat menerima


atau dimengerti sehingga melalui suatu rangkaian perubahan terbatas dan pertukaran,
konsep perencanaan yang asli dapat dijelaskan, diperkuat dan dikembangkan bukan
dihancurkan.

Anda mungkin juga menyukai