Anda di halaman 1dari 13

PENINGKATAN PENGETAHUAN WANITA UNTUK

SKRINING KANKER SERVIKS MELALUI SPECIAL EVENT


(Studi eksperimen pada wanita pengunjung pusat perbelanjaan Kota Kendari)

NASKAH PUBLIKASI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan


Mencapai Derajat Sarjana S-2

Minat Utama Perilaku dan Promosi Kesehatan


Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat

Diajukan oleh :

ALMAIDAH
13/354329/PKU/13871

Kepada
PROGRAM PASCASARJANA FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2017
ii
1

Peningkatan Pengetahuan Wanita Untuk Skrining


Kanker Serviks Melalui Special Event
(Studi eksperimen pada wanita pengunjung pusat perbelanjaan Kota Kendari)

Almaidah, Yayi Suryo Prabandari, Detty Siti Nurdiati

Latar Belakang : Di negara berkembang, termasuk Indonesia, 80-90% penderita


kanker serviks biasanya sulit disembuhkan, karena lebih dari 70% terlambat
datang ke pelayanan kesehatan dengan kondisi yang sudah dalam stadium lanjut.
Hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan wanita tentang skrining kanker
serviks. Salah satu tindakan skrining kanker serviks adalah melalui pemeriksaan
IVA (visual inspection with acetic acid atau VIA). Untuk memperkenalkan
pentingnya skrining kanker serviks melalui metode IVA dapat dilakukan dengan
pemasaran sosial melalui special event.

Tujuan : Untuk mengetahui pengaruh pemasaran sosial melalui special event


terhadap peningkatan pengetahuan wanita tentang skrining penyakit kanker
serviks dengan metode inspeksi visual asam asetat (IVA) di Kota Kendari.

Metode : Jenis penelitian eksperimen semu (quasi-experiment) dengan rancangan


one group pre-test post-test, yaitu rancangan penelitian yang hanya menggunakan
1 kelompok subjek penelitian. Sebelum melakukan penelitian terlebih dahulu
diberikan pengenalan skrining kanker serviks dengan metode inspeksi visual asam
asetat melalui sebuah event. Pemilihan subjek menggunakan metode accidental
sampling yang memenuhi kriteria inklusi. Pengumpulan data dengan
menggunakan kuisioner tertutup, disusun secara terstruktur. Uji statistik
menggunakan paired sample t-test.

Hasil : Hasil analisis menunjukkan bahwa pemasaran sosial melalui special


event dapat meningkatkan pengetahuan wanita tentang skrining penyakit kanker
serviks dengan metode inspeksi visual asam asetat (IVA) dengan nilai p < 0.05.

Kesimpulan : Pemasaran sosial melalui special event dapat meningkatkan


pengetahuan wanita tentang skrining penyakit kanker serviks dengan metode
inspeksi visual asam asetat (IVA) di Kota Kendari.

Kata Kunci : skrining kanker serviks, pengetahuan, special event, pemasaran


sosial

===========================================================
1
Departemen Perilaku dan promosi Kesehatan, FK UGM Yogyakarta
2
Departemen Perilaku dan promosi Kesehatan, FK UGM Yogyakarta
3
Departemen RSUP Prof.DR.Sardjito Yogyakarta
2

PENDAHULUAN
Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang
abnormal atau berlebihan, sehingga dapat merusak jaringan sekitarnya(1). Kanker
serviks menyerang uterus, yaitu pada bagian serviks uterus (leher rahim), suatu
daerah pada organ reproduksi perempuan yang merupakan pintu masuk ke arah
rahim (uterus) yang terletak antara rahim dengan liang senggama (vagina) atau
(2).
rahim bagian bawah Di Indonesia sendiri, penderita kanker serviks jumlahnya
terus meningkat. Diperkirakan, jumlah penderita kanker serviks di Indonesia
adalah 1 :10.000 penduduk per tahun, dan diperkirakan setiap hari 20 orang
perempuan meninggal dunia karena kanker serviks(3).
Infeksi human papiloma virus (HPV) diyakini sebagai penyebab kanker
serviks(4). Infeksi HPV umumnya terjadi setelah wanita melakukan hubungan
seksual pada usia sekitar 25 tahun. Setiap wanita yang pernah melakukan
hubungan seksual, secara praktis berisiko untuk menderita kanker serviks, karena
dengan hubungan seksual tersebut dapat terjadi infeksi HPV(5). Menjalani skrining
kanker serviks dianjurkan bagi semua wanita berusia 25 sampai 50 tahun. Kanker
serviks paling sering dijumpai pada wanita usia 40 sampai dengan 50 tahun,
sehingga skrining harus dilakukan pada usia ketika lesi pra-kanker lebih mungkin
terdeteksi, yakni 10 sampai 20 tahun lebih awal(6).
Di negara berkembang, termasuk Indonesia, sebanyak 80-90% penderita
kanker serviks biasanya sulit disembuhkan, karena lebih dari 70% terlambat
datang ke pelayanan kesehatan dan dengan kondisi yang sudah dalam stadium
lanjut. Sementara di negara maju, diprediksi insidensi kanker serviks akan
semakin menurun karena pemanfaatan program skrining kanker serviks telah
banyak dilakukan(7).
Inspeksi visual dengan asam asetat, disingkat IVA (visual inspection with
acetic acid atau VIA) adalah pemeriksaan skrining kanker serviks dengan cara
inspeksi visual pada serviks setelah aplikasi asam asetat atau asam cuka (3-5%).
Kelebihan penggunaan metode IVA ialah tidak membutuhkan sumber daya
kesehatan yang jumlahnya besar, IVA memiliki nilai prediksi positif sebanding
dengan pap smear konvensional, kemungkinan lebih cepat untuk melakukan
3

diagnosis, tindak lanjut, dan pengobatan dibandingkan dengan skrining yang


berbasis sitologi(8).
Menurut Emilia(9), kendala sosial masyarakat berkaitan dengan konsep
tabu merupakan salah satu hambatan tes skrining kanker serviks. Beberapa
faktor yang menyebabkan perempuan tidak bersedia melakukan deteksi dini
kanker serviks antara lain adalah rasa takut bila hasilnya menyatakan bahwa
mereka menderita kanker, sehingga mereka lebih memilih untuk menghindari
melakukan deteksi dini yang justru dapat berakibat lebih fatal. Hal ini dapat
disebabkan karena kurangnya pengetahuan akan bahaya kanker dan karena
pendidikan atau informasi yang kurang tentang penyakit kanker serviks(10).
Pada tahap pemberian pengetahuan tentang produk kesehatan, diperlukan
program komunikasi yang menyampaikan isi secara rinci dan jelas dengan
frekuensi penampilan pesan yang cukup tinggi agar eskpos cukup kuat untuk
memberikan pengetahuan. Oleh karena itu, diperlukan program pemasaran sosial
untuk memperkenalkan upaya pencegahan deteksi dini kanker serviks yang belum
banyak diketahui oleh wanita. Pemasaran sosial mengkombinasikan unsur-unsur
pendekatan tradisional untuk mengubah sosial dalam satu kerangka aksi dan
perencanaan yang integral serta menggunakan keterampilan teknologi komunikasi
dan keahlian pemasaran. Bauran pemasaran sosial meliputi : promotion mix, yakni
(11).
personal selling, sales promotiom, advertising, dan public relation Salah satu
channel yang bisa digunakan dalam public relation yakni melalui special event.
Special event adalah event yang dilaksanakan dengan tujuan tertentu dari
pelaksanaan event(12). Salah satu cara yang ampuh dalam menyampaikan pesan
sebuah brand adalah dengan mengajak customer dan potential customer untuk
terlibat dalam sebuah event yang diselenggarakan perusahaan. Tom duncan
menyatakan bahwa event yang diselenggarakan harus memiliki pengaruh (impact)
serta memberikan kesan mendalam kepada setiap orang yang hadir, sehingga
customer maupun potential customer bisa cukup lama mengingat pengalaman
yang menyenangkan tersebut. Event memiliki pengaruh yang besar karena
keterlibatan customer di dalamnya. Dengan demikian, tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui pengaruh pemasaran sosial melalui special event
4

terhadap peningkatan pengetahuan wanita tentang skrining penyakit kanker


serviks dengan metode inspeksi visual asam asetat (IVA) di Kota Kendari.

BAHAN DAN METODE

Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian yang berjudul peningkatan


pengetahuan, sikap dan niat untuk skrining kanker serviks melalui special event
(studi eksperimen pada wanita pengunjung pusat perbelanjaan kota kendari) yang
dilakukan untuk memenuhi persyaratan mencapai derajat sarjana S-2 pada prodi
S-2 IKM(13). Penelitian merupakan penelitian eksperimen semu (quasi-
experiment) dengan rancangan one group pre-test post-test, yaitu rancangan
penelitian yang hanya menggunakan 1 kelompok subjek penelitian yang
dilakukan pengukuran sebelum dan sesudah pemberian perlakuan pada subjek
penelitian. Dalam disain ini, observasi yang dilakukan sebanyak 2 kali, yaitu
sebelum dan sesudah eksperimen (01) disebut pre-test dan observasi sesudah
perlakuan (02) disebut post-test. Penelitian ini dilaksanakan di Pusat Perbelanjaan
Kota Kendari, yakni di Lippo Plaza Kendari, dengan pertimbangan Lippo Plaza
Kendari adalah tempat umum yang sangat ramai dikunjungi wanita di Kota
Kendari serta Lippo Plaza Kendari selalui ramai pengunjung jika diadakan event
marketing suatu perusahaan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober
2016. Responden yang mengikuti special event ini sebanyak 38 orang. Dalam
penelitian ini, teknik pengambilan sampel dilakukan dengan accidental sampling
yang memenuhi kriteria inklusi sebagai berikut : a) Wanita usia 25-50, b) Status
menikah.
Alat ukur dalam penelitian ini dengan menggunakan kuesioner yang dibuat
oleh peneliti dan memodifikasi kuesioner dari penelitian Yuliasti (2011).
Kuesioner terdiri dari beberapa kelompok pertanyaan yang meliputi karakteristik
responden. Pengetahuan tentang skrining kanker serviks dengan menggunakan
metode IVA. Data pengetahuan diperoleh dari kemampuan wanita untuk
menjawab pertanyaan dengan benar tentang skrining kanker serviks dengan
metode IVA. Kemampuan diukur dengan menjawab kuesioner yang terdiri atas 16
5

pertanyaan. Jika jawaban benar diberi nilai 1 dan jika salah diberi nilai 0. Jawaban
yang benar dijumlahkan untuk memperoleh skor total setiap responden.
Dalam penelitian ini, analisis deskriptif digunakan untuk menilai
karakteristik dasar responden seperti umur, pendidikan, pekerjaan dan riwayat
skrining kanker serviks. Uji statistik untuk mengetahui perbedaan pengetahuan
wanita terhadap skrining kanker serviks dengan metode inspeksi visual asam
asetat sebelum dan sesudah mengikuti special event digunakan uji paired sampel
t-test.
Penelitian ini sudah mendapatkan persetujuan dari Komisi EtikFakultas
Kedokteran Universitas Gadjah Mada dengan nomor KE/FK/077/EC/2016.
Penelitian ini dilakukan dengan subjek manusia. Sebelum dilakukan penelitian
terlebih dahulu peneliti menjelaskan bahwa penelitian ini untuk memenuhi
kebutuhan ilmiah dan meminta persetujuan dari responden menggunakan
informed consent.

HASIL

Responden dari penelitian ini melibatkan pengunjung wanita di Lippo


Plaza Kendari yang bersedia mengikuti event, yaitu berjumlah 38 orang. Pada
penelitian ini, karakteristik peserta event yang menjadi kriteria adalah umur, jenis
kelamin dan status pernikahan. Analisis statistika deskriptif dilakukan pada data
yang diperoleh untuk menggambarkan data mentah menjadi mudah dipahami,
Deskripsi karakteristik peserta event pada penelitian dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 1. Karakteristik responden peserta event peduli skrining kanker serviks
di Lippo Plaza Kendari
N = 38
Karakteristik
N %
Usia
21-30 tahun 21 55,26
31-40 tahun 11 28,95
41-50 tahun 6 15,79
Status pekerjaan
Tidak 21 55,26
Ya 17 44,74
Tingkat pendidikan
6

SD 0 0
SMP 3 7,89
SMA 23 60,53
Perguruan tinggi 12 31,58
Kepesertaan skrining
Pernah 0 0
Tidak 38 100

Berdasarkan tabel karakteristik di atas, terlihat bahwa kelompok umur


persentase tertinggi pada responden yaitu umur 21-30 tahun sebesar 55,26%.
Mayoritas pendidikan pada responden adalah tingkat SMA sebanyak 60,53%.
Mayoritas pekerjaan pada responden adalah bekerja sebesar 55,26%. Kesertaan
skrining responden selama 3 tahun terakhir adalah 100% tidak pernah mengikuti
skrining kanker serviks metode IVA.
Pengukuran pengetahuan responden tentang skrining kanker serviks
dilakukan sebanyak 3 kali , meliputi : pre-test, post test 1, post test 2. Pengukuran
ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya perubahan pengetahuan sebelum dan
sesudah perlakuan diberikan.
Hasil pengukuran pengetahuan responden sebelum dan sesudah perlakuan
dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini :
Tabel 2. Hasil pengukuran pengetahuan responden sebelum dan sesudah
event peduli skrining kanker serviks di Lippo Plaza Kendari
Skoring (Mean SD)
Variabel Delta1) Sig (p) 2)
Pre-intervensi Post intervensi
Pengetahuan 7.651.45 12.841.88 5.181.57 0.0000*
Keterangan :
1) Selisih antara data posttest dan pretest
2) Hasil analisis paired t-test pretest dan posttest dalam baris yang sama

Berdasarkan Tabel 2 di atas, diketahui bahwa rata-rata pengetahuan


peserta event terjadi peningkatan sebelum dan sesudah perlakuan. Pengetahuan
responden pada pre-test yaitu 7.65, kemudian setelah mengikuti event terjadi
peningkatan nilai mean menjadi 12,84, secara statistik pada CI:95% diketahui
nilai p-value, yaitu 0.0000. Hal ini menunjukkan bahwa pemasaran sosial melalui
special event dapat meningkatkan pengetahuan wanita terhadap skrining kanker
7

serviks metode IVA. Selanjutnya, pengetahuan wanita peserta event juga


dilakukan kembali post-test 2. Hasil uji disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Hasil pengukuran pengetahuan responden sesudah event dan 2
minggu sesudah event peduli skrining kanker serviks
di Lippo Plaza Kendari
Skoring (Mean SD)
Variabel Delta1) Sig (p) 2)
Post 1 Post 2
Pengetahuan 12.841.88 12.102.01 0.731.5 0.1033
Keterangan :
1) Hasil analisis selisih antara data post-test dan pre-test.
2) Hasil analisis independent t-test dalam baris yang sama.

Hasil uji independent t-test yang dilakukan sesudah event dan 2 minggu
setelah event menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap nilai
pengetahuan yaitu 12.10 (p > 0.05).

BAHASAN

Hasil analisis penelitian dengan menggunakan uji t-paired test pada


variabel pengetahuan responden peserta event tentang skrining kanker serviks
metode IVA menunjukkan adanya tren peningkatan pengetahuan wanita tentang
skrining kanker serviks metode IVA sebelum mengikuti event dengan sesudah
mengikuti event. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penelitian ini
berhasil membuktikan bahwa pemasaran sosial melalui special event berhasil
meningkatkan pengetahuan responden terhadap suatu produk kesehatan. Hal ini
sejalan dengan penelitian Rodney et al(14) yang menyatakan bahwa special event
sebagai kegiatan pemasaran yang sangat komunikatif karena melibatkan langsung
peserta event untuk berpartisipasi. Bojanic et al(15) menyebutkan bahwa suatu
special event harus memberikan konsumen sebuah pengalaman menarik yang
berhubungan dengan suatu produk tertentu. Event marketing yang
diselenggarakan harus memiliki pengaruh (impact) serta memberikan kesan
mendalam kepada setiap orang yang hadir, sehingga customer bisa cukup lama
mengingat pengalaman yang menyenangkan tersebut. Perusahaan lebih
mengunggulkan event marketing, karena diyakini dapat membangkitkan emosi
8

target audience dan memberikan kesan yang lebih mendalam kepada mereka,
sehingga dapat menciptakan brand loyalty.
Special event merupakan suatu komunikasi pemasaran dengan 3
pendekatan yang berbeda yaitu : 1) Emotional communication method, dimana
event marketing mencoba untuk lebih dekat lagi dengan penekanan dalam
menawarkan produknya kepada konsumen, melainkan dengan cara menyentuh
perasaan dan emosi dari konsumen, 2) Touches the customer by involiving them in
activities, ketika konsumen telah cita rasa terhadap suatu produk, maka mereka
akan senantiasa menyampaikan suatu informasi nilai suatu produknya kepada
orang- orang terdekat lainnya. 3) Intellectual dimension, dimana dimensi
kepandaian dari perusahaan tersebut dalam menyusun suatu acara untuk
konsumen.
Dalam penelitian Timoty et al.(16) menyatakan bahwa sebagai bagian dari
bentuk pemasaran sosial, special event penekanannya bukan pada selling seperti
pada kegiatan periklanan, namun pada peran pemberian informasi, pendidikan dan
upaya peningkatan pengertian lewat penambahan pengetahuan mengenai suatu
produk atau jasa akan lebih kuat dampaknya dan agar lebih lama diingat oleh
konsumen.
Pada peneltian ini dilakukan pengukuran kedua terhadap variabel
pengetahuan 2 minggu setelah event berlangsung. Hasil post test kedua
memperlihatkan bahwa resistensi pengetahuan sebagai hasil dari intervensi
pemasaran sosial melalui special event dapat bertahan lama. Meskipun dari hasil
uji statistik terlihat penurunan skors pengetahuan dari post 1 ke post 2, namun
secara statistik penurunan tersebut tidak signifikan. Artinya perubahan penurunan
pengetahuan dapat diabaikan atau dengan kata lain resistensi pengetahuan masih
tetap baik dalam waktu 2 minggu setelah event. Penurunan skor pengetahuan
terjadi karena adanya penurunan daya ingat dari responden. Menurut teori
Ebbinghaus, lupa sebagai fungsi waktu semakin jauh dari jarak pemberian
promosi yang dilakukan, semakin tinggi kelupaan yang dimiliki. Terjadinya
penurunan tingkat pengetahuan dapat juga dipengaruhi oleh daya ingat,
9

kesibukan, kelelahan dari masing-masing responden karena adanya keterbatasan


dari individu(17).
Secara umum, hasil penelitian menunjukkan penurunan tingkat
pengetahuan 2 minggu setelah event dilaksanakan. Hal ini menunjukkan bahwa
jika intervensi melalui special event tidak dilakukan secara berulang-ulang atau
dikombinasikan dengan metode lain maka degradasi tersebut akan menjadi
signifikan setelah melewati masa 2 minggu setelah intervensi. Oleh karena itu,
pemasaran sosial melalui special event juga dapat dikombinasikan dengan metode
pemasaran lain dengan tujuan untuk memperkuat pengaruh pemasaran sosial
suatu produk kesehatan dalam jangka waktu yang panjang. Pemasaran special
event dapat dikombinasikan dengan personal selling, advertising, maupun sales
promotion.

SIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan hasil penelitian ini disimpulkan bahwa special event dapat
meningkatan pengetahuan wanita tentang skrining kanker serviks metode IVA.
pemasaran sosial melalui special event juga dapat dikombinasikan dengan metode
pemasaran lain dengan tujuan untuk memperkuat pengaruh pemasaran sosial
suatu produk kesehatan dalam jangka waktu yang panjang. Pemasaran special
event dapat dikombinasikan denngan personal selling, advertising, maupun sales
promotion. Special event dapat dijadikan sebagai acuan atau pilihan dalam
pelaksanaan program promosi kesehatan bagi dinas terkait, khususnya Dinas
Kesehatan. Dalam pelaksanaan program ini, Dinas Kesehatan dapat mengajak
pihak swasta untuk bekerja sama dalam menyukseskan program special event.
Bagi pihak Lippo Plaza Kendari, dapat dijadikan sebagai bahan referensi dalam
menyelenggrakan event-event kesehatan.

RUJUKAN
1. Rasjidi. 2007. Vaksin Human Papiloma Virus dan Eradikasi Kanker Mulut
Rahim. Jakarta : Seagung Seto.

2. Jong, W.D. (2005) Kanker, Apakah itu? Jakarta.Arcan


10

3. Tjindarbumi, D & Mangunkusumo, R. (2002). Kanker di Indonesia


Sekarang dan Masa Depan.J.JPN Clin Oncol 32 (Suppl) : S17-S21.

4. WHO (2002) Cervical cancer skrining in developing countries: Report of a


WHO consultation.

5. Shih, T. Y. & Halpern, M. (2008) Economic evaluations of medical care


interventions for cancer patients: How, why, and what does it mean?
CACancer J Clin, 58231-244.

6. Samadi, H. P. (2011). Yes, I Know Everything about Kanker Serviks.


Metagraf, Creative Imprint of Tiga Serangkai. Solo.

7. Jeronimo, J., Morales, O., Horna, J., Pariona, J., Manrique ,J., Rubinos,. J &
Takahashi, R.(2005) Visual inspection with acetic acid for cervical cancer
skrining outside of low resource settings. Am J Pulic Health 17 (1)

8. Kusuma, R. (2009). Derajat Differensiasi Histopatologik Pada Kejadian


Rekurensi Kanker Serviks. Fak. Sukaca, Bertiani E. 2009. Cara Cerdas
Menghadapi Kanker Servis. Genius Printika. Yogyakarta.

9. Emilia, O. (2008). Promosi kesehatan dalam lingkup kesehatan reproduksi.


Yogyakarta : Pustaka Cendekia Press.

10. Manuaba ,I.B.G .2001. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana untuk Penelitian Bidan : Jakarta.EGC.

11. Kotler, P. (2005). Up and Out Of Poverty the social marketing solution.
New Jersey : Pearson education ,Inc

12. Noor, A. (2009) . Manajemen Event . Bandung: Alfabeta.

13. Almaidah. Peningkatan pengetahuan wanita untuk Skrining kanker serviks


melalui special event (studi eksperimen pada wanita pengunjung pusat
perbelanjaan kota kendari). 2017. Tesis. Yogyakarta : Universitas Gadjah
Mada.

14. Rodney B. W., David C. B, and Feng Xu (2015). Using a Trade Market
Analysis Technique to Refine Measurements for Economic Impact Analysis
of Special Events. Journal of Travel Research. Vol. 54(1) 5265.

15. Bojanic, D.C., & Rodney B. Warnick (2012). The Role of Purchase
Decision Involvement in a Special Event. Journal of Travel Research
51(3) 357366.
11

16. Edgar, T., Huhman Marian., & Gregory A. Miller (2015). Understanding
Place in Social Marketing: A Systematic Review. Jurnal of Social
Marketing Quarterly. Vol. 21(4) 230-248.

17. Atkinson, R., Edward, S., Bem, D. (1998) Pengantar Psikologi . Batam:
Interaksara.

Anda mungkin juga menyukai