1 Juni 2013
PERLAKUAN PEMANGKASAN
TANAMAN
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Pemangkasan adalah suatu tindakan pembuangan sebagian dari bagian tanaman dengan maksud
untuk menumbuhkan atau merangsang pembungaan dan pembuahan kearah yang dikehendaki.
Di dalam pola pertumbuhan tanaman, pertumbuhan ujung batang yang dilengkapi dengan daun
muda apabila mengalami hambatan, maka pertumbuhan tunas akan tumbuh ke arah samping
yang dikenal dengan tunas lateral misalnya saja terjadi pemotongan pada ujung batang
(pucuk), maka akan tumbuh tunas pada ketiak daun. Fenomena ini kita namakan apical
dominance.
Hubungan antara auksin dengan apical dominance pada suatu tanaman telah dibuktikan oleh
Skoog dan Thimann. Dalam eksperimennya, pucuk tanaman kacang dibuang, sebagai akibat
treatment tersebut menyebabkan tumbuhnya tunas di ketiak daun. Dari ujung tanaman yang
terpotong itu diletakan blok agar yang mengandung auksin. Dari perlakuan tersebut ternyata
bahwa tidak terjadi pertumbuhan tunas pada ketiak daun. Hal ini membuktikan bahwa auksin
yang ada di apical bud menghambat tumbuhnya tunas lateral (Wawan, 2009).
Pertumbuhan tunas lateral menimbulkan terbentuknya cabang batang yang cukup banyak pada
ketiak batang utama. Di lain pihak pemangkasan pucuk batang menyebabkan pertumbuhan tunas
apikal terhambat sehingga tanaman tidak terlalu tinggi dan mempunyai cabang yang banyak
sehingga pembentukan bunga banyak. Bunga yang banyak tersebut dapat diartikan sebagai
adanya hasil tanaman yang baik.
Praktikum pemangkasan ini dilakukan pada tanaman tomat (Licopersicum esculantum) dan Zat
Pengatur Tumbuh yang terdapat pada tanaman tomat adalah Thyamin piridoksin yang dibentuk
di daun. Hal serupa juga untuk pertumbuhan dan perkembangan buah, embrio, dan kuncup yang
berhubungan dengan zat pertumbuhan yang dibentuk oleh tanaman. Dalam melakukan
pemangkasan adanya faktor-faktor lingkungan, faktor perlakuan, faktor tanaman.
2. Tujuan
Tujuan dari praktikum Perlakuan Pemangkasan Tanaman yaitu untuk mengetahui pengaruh
pemangkasan tanaman terhadap pertumbuhaan dan hasil tanaman.
B. Metode
a. Alat
Polybag
Penggaris/ Meteran
Pisau / gunting
b. Bahan
1. Hasil
Tabel 3.1 Tinggi Tunas Lateral Tanaman Tomat
Tinggi Tunas (cm)
Perlakuan
Minggu
ke- Kontrol Bawah-Tunas Bawah-Pangkal Pangkal-Tunas
1 15 0 0 0
2 20 1 0,25 0,75
3 31 9 3 6
4 38 20 8 12
5 53 28 10 18
6 94 76,5 24 52,5
1 0 0
4 0 3
5 1 4
6 2 5
1 0 0
2 0 0
3 0 0
4 0 0
5 0 0
Jumlah Bunga 6 0 0
1 0 0
2 0 0
Jumlah Buah 3 0 0
4 0 0
5 0 0
6 0 0
1 0 0
2 0 0
3 0 0
4 0 0
5 0 0
Berat Buah 6 0 0
2. Pembahasan
Tomat di Indonesia adalah komoditas holtikultura yang penting, tetapi produksinya baik kualitas
dan kuantitas masih rendah. Hal ini disebabkan antara lain tanah yang keras, kurang unsure hara
mikro serta hormon, pemupukan tidak berimbang, serangan hama dan penyakit, pengaruh cuaca,
dan iklim, serta teknis budidaya petani.
Tomat adalah salah satu jenis sayuran yang banyak digemari masyarakat karena rasanya yang
enak dan segar serta sebagai sumber vitamin. Hal ini penting untuk kebutuhan rumahtangga.
Selain untuk konsumsi segar sebagai buah meja, juga dapat dijadikan sari buah tomat untuk
minuman segar dan sauce tomat untuk bumbu masak. Dengan laju pertumbuhan penduduk yang
pesat, maka kebutuhan akan buah tomat meningkat, sehingga ada peluang yang besar untuk
mengembangkan komoditi tomat sekaligus meningkatkan produksi tomat (Niar, 2007).
Tomat (Licopersium esculantum) adalah suatu tanaman setahun yang berbentuk perdu dan
termasuk dalam family Solanaceae. Tomat dapat ditanam dimana saja baik di dataran tinggi
(pegunungan) atau dataran rendah. Syarat yang penting untuk petumbuhan adalah tanah yang
gembur, sarang (sedikit mengandung pasir), subur (banyak mengandung humus atau bunga
tanah). Tanah liat yang sedikit mengandung pasir adalah yang paling disenangi dengan derajat
keasaman (pH 5-6). Tomat peka terhadap zat makanan dalam tanah yang sedikit kelebihan atau
kekurangan terutama nitrogen (Rukmana, 1994).
a. Klasifikasi tomat
Ordo : Solanales
Tunas lateral merupakan subyek pengamat korelasi oleh tunas apikal sehingga jika tunas apikal
dipangkas maka hanya tunas lateral paling atas yang tumbuh denagn cepat sehingga tunas basal
tetap terhambat. Penghambatan tunas lateral tergantung pada konsentrasi hormon auksin yang
diberikan pada permukaan batang yang dipotong. Sebuah pemberian auksin eksogen pada sebuah
tanaman yang dipotong akan merangsang prtumbuhan pucuk tanaman (Elvindra, 2009).
Pemangkasan dilakukan sebagai upaya pengurangan persaingan di antara bagian satu dengan
bagian lain dalam satu tanaman atau di antara tanaman satu dengan tanaman lainnya dengan
mengurangi/membuang beberapa cabang, pucuk atau bagian tanaman lainnya, sehingga tanaman
dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan yang diharapkan. Adapun tujuan pemangkasan
pada tanaman tomat adalah mengendalikan keseimbangan pertumbuhan vegetatif dan reproduktif
untuk meningkatkan hasil, memperbesar buah dan mempercepat proses pemasakan buah.
Sementara pangkasan pada tanaman tomat dapat dibedakan dalam tiga macam yaitu pangkasan
bentuk, pangkasan bentuk dan pangkasan tunas-tunas di ketiak cabang atau tangkai daun
(Anonim, 2010).
Di dalam pola pertumbuhan tanaman, pertumbuhan ujung batang yang dilengkapi dengan daun
muda apabila mengalami hambatan, maka pertumbuhan tunas akan tumbuh ke arah samping
yang dikenal dengan tunas lateral misalnya saja terjadi pemotongan pada ujung batang
(pucuk), maka akan tumbuh tunas pada ketiak daun. Fenomena ini kita namakan apical
dominance. Hubungan antara auksin dengan apical dominance pada suatu tanaman telah
dibuktikan oleh Skoog dan Thimann. Dalam eksperimennya, pucuk tanaman kacang dibuang,
sebagai akibat treatment tersebut menyebabkan tumbuhnya tunas di ketiak daun. Dari ujung
tanaman yang terpotong itu diletakan blok agar yang mengandung auksin. Dari perlakuan
tersebut ternyata bahwa tidak terjadi pertumbuhan tunas pada ketiak daun. Hal ini membuktikan
bahwa auksin yang ada di apical bud menghambat tumbuhnya tunas lateral (Wawan, 2009).
Pengaruh pemangkasan pada tanaman tomat yang mendapat perlakuan pemangkasan memiliki
jumlah tunas yang lebih banyak ketimbang tanaman tomat yang tidak mendapat perlakuan
(kontrol). Dari sini sudah dapat dilihat bahwa dengan melakukan pemangkasan akan
mempengaruhi atau merangsang hormon yang mengakibatkan tanamn tidak tumbuh terlalu
tinggi, namun akan lebih banyak tumbuh cabang-cabang yang nantinya adalah tembat tumbuh
bunga dan buah.
Tanaman kontrol dengan tanaman perlakuan perbedaannya sudah sangat sesuai dengan tujuan
dari pemangkasan itu sendiri. Dimana disini tanman kontrol memiliki ketinggian yang lebih
dibanding tanaman perlakuan. Ini karena pertumbuhan tunas apical pada tanaman kontrol tidak
terhambat, sedang pada tanaman kontro mengalami pemangksan. Dan jumlah tunas lateral yang
tumbuh diketiak-ketiak lebih banyak terdapat di tanaman perlakuan.
1. Kesimpulan
Dari hasil dan pembahasan praktikum dapat diambil beberapa kesimpulan sebagi berikut:
Tanaman yang tunas apikalnya tidak dipangkas akan menghambat pertumbuhan tunas
lateral yang disebut dominasi apical dan apabila tunas apikalnya dilakukan pemangkasan
maka akan tumbuh tunas lateral.
Pemangkasan pada tanaman tomat berpengaruh nyata terhadap tumbuh tunas leteral.
Manfaat pemangkasan antara lain, Unsur hara yang diserap tanaman akan dimamfaatkan
semaksimal mungkin oleh tanaman untuk memperbesar buah yang dipelihara, intensitas
cahaya matahari yang masuk ketanaman lebih banyak sehingga akan mengurangi
terjadinya serangan hama penyakit, beban batang tanaman tidak terlalu berat untuk
menyangga buah sehingga, kerobohan dapat dikurangi.
Pemangkasan tunas apical mempunyai tujuan untuk meningkatkan produktifitas tanaman.
2. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
Dalam melakukan pemangkasan sebaiknya pada saat batang tanaman setelah berumur 15
hari setelah tanam.
Pemangkasan dibuat miring agar air tidak menggenang pada batang yang akan
mengakikbatkan batang menjadi busuk.
Perawatan yang meliputi penyiraman dan penyiangan hendaknya dilakukan secara rutin
agar pertumbuhan tanaman sesuai harapan.
Bagikan ini:
Twitter
Facebook
Terkait
PEMBIAKAN DENGAN STEKdalam "Dasar Agronomi"
PENYAMBUNGAN TANAMANdalam "Dasar Agronomi"
PEMUPUKAN LEWAT DAUNdalam "Dasar Agronomi"
Dasar Agronomi 0 komentar
Navigasi tulisan
PEMUPUKAN LEWAT DAUN
PENYAMBUNGAN TANAMAN
Tinggalkan Balasan
Cari
Cari untuk:
Pos-pos Terbaru
JENIS-JENIS TANAH
PEMBIAKAN DENGAN STEK
PENYAMBUNGAN TANAMAN
PERLAKUAN PEMANGKASAN TANAMAN
PEMUPUKAN LEWAT DAUN
Kategori
Dasar Agronomi
Kimia dasar
Tak Berkategori
Arsip
Juni 2013
Desember 2012
Meta
Daftar
Masuk
RSS Entri
RSS Komentar
WordPress.com
nabsya playlist
Happy Day
S S R K J S M
Des
1 2
3 4 5 6 7 8 9
10 11 12 13 14 15 16
17 18 19 20 21 22 23
S S R K J S M
24 25 26 27 28 29 30
J UN I 2013
Blog di WordPress.com.
Kembali ke Atas
Ikuti