Oleh :
Abdul Ghufron
2021113215
Kebudayaan adalah hasil kegiatan dan penciptaan batin atau akal budi
manusia sepertii kepercayaan kesenian,dan adat istiadat. Kebudayaan sendiri
mempunyai wujud, wujud dani kebudayaan itu meliputi peralatan dan
perlengkapan hidup (atau tehnologi), sistem kekerabatan dan organisasi sosial,
sistem mata pencaharian hidup, bahasa, ilmu pengetahuan, kepercayaan dan
kesenian. Dari kebudayaan itu kemudian berbagai macam kesenian musik yang
ada pada masyarakat.
A. Gambaran Umum
1. Letak Geografis Desa
Desa Candirejo adalah salah satu desa di Kecamatan Bawang, Kabupaten
Batang, Provinsi Jawa Tengah. Batas wilayahnya meliputi : sebelah utara desa
Purbo, sebelah selatan desa Jlamprang, sebelah timur desa Sangubanyu dan sebelah
barat desa Pasusukan. Total luas wilayahnya mencapai 147,50 Ha dengan
didominasi wilayah persawahan yang mencapai 72,00 Ha. Desa Candirejo berada
di wilayah kaki Gunung Prahu sehingga termasuk pula ke dalam dataran tinggi
Dieng dengan suhu rata-rata harian mencapai 25 0C. Produk-produk unggulannya
berasal dari hasil berkebun dan bertani yang di promosikan ke seluruh wilayah
Bawang dan sekitarnya.
Emping yang di buat dari melinjo merupakan salah satu produk yang
menggerakkan ekonomi masyarakat desa Candirejo. Masyarakat yang memiliki
waktu luang biasanya sibuk ngemping di dapur. Mayoritas yang ngemping adalah
kaum Hawa. Jika anda suka Ubi Cilembu atau yang di kenal juga dengan Ubi si
Madu, anda tidak perlu jauh-jauh ke Cilembu, karena di desa Candirejo mayoritas
bertanam Ubi Si Madu. Ubi ini memiliki keistimewaaan dari pada umbi biasanya,
karena umbi ini bila dioven akan mengeluarkan sejenis cairan lengket gula madu
yang manis rasanya. Desa Candirejo adalah salah satu desa di kecamatan Bawang
yang menjadi penghasil jagung dalam jumlah besar, jagung yang dihasilkannyapun
bermacam-macam, seperti : jagung hibrida, jagung manis, dan masih banyak lagi.
Desa Candirejo juga memiliki potensi wisata yang sangat banyak
diantaranya : Curug air hangat Campuhan dan wisata Curug Agung yang dapat
diakses dari desa Candirejo dan desa Pasusukan, namun yang paling mudah
aksesnya adalah melalui desa Candirejo. Keindahan curug ini terletak pada bentuk
batu dinding curug, selain itu terdapat mata air (tuk) yang keluar dari dinding
curug.
Pekarangan rumah warga desa Candirejo banyak di tanami kopi, cengkeh,
singkong, nangka dan pohon tahunan seperti: duren, mahoni dan waru dan berbagai
tanaman dikebun seperti : caisin, sawi, kacang panjang, padi, ubi, jalar dan jagung.
2. Perkembangan Penduduk
Penduduk Desa Candirejo berjumlah 1749 jiwa, yang terdiri dari 859 laki-
laki dan 890 perempuan. Dengan jumlah Kepala Keluarga ada 520 KK dengan
kepadatan penduduk 68/km. Adapun dari jumlah penduduk tersebut dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Jumlah Penduduk menurut Agama
Seluruh penduduk Desa Candirejo menganut agam Islam dengan total 1749
orang
b. Jumlah Penduduk menurut usia
Kelompok Umur
L P Jumlah
(dalam tahun)
04 124 154 278
5-9 60 80 140
10-14 87 74 161
15-19 126 72 198
20-24 127 54 181
25-29 60 45 105
30-34 71 42 113
35-39 65 40 105
40-44 46 53 99
45-49 37 62 99
50-54 8 46 54
55-59 7 23 30
60 + 41 42 83
Jumlah 859 890 1749
1 Profil Desa Cadirejo Kecamatan Bawang Kabupaten Batang, keadaan pada bulan April th.2016.
Jumlah langgar/surau/musholla : 18 buah
d. Sarana/Prasarana Olahraga
Lapangan sepak bola : 1 buah
Lapangan bulu tangkis : 2 buah
e. Sarana/Prasarana Kesehatan
Puskesmas : 1 unit
Poliklinik/ balai kesehatan : 1 unit
Posyandu : 4 unit
Rumah bersalin : 2 unit
B. Analisis Masalah
2 Sukanto MM, Alquran Sumber Inspirasi, (Surabaya: Risalah Gusti, 1994), hal. 27.
3 Andi Dermawan, MA, Metodologi Ilmu Dakwah (Yogyakarta: Lesfi, 2002), Hlm. 24
penggunaan rebana saat ada pementasan kasidah. Pada musik gambus, kasidah dan
hadroh adalah jenis kesenian yang sering menggunakan rebana. Di Indonesia
terdapat Desa Kaliwadas, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, yang menghasilkan
ribuan rebana dan dijual ke pasar domestik dan internasional.
Dalam permainan maupun latihan musik rebana tidak bisa secara sendiri,
melainkan harus bersama dengan orang lain. Fenomena ini mengajarkan kepada
siapa pun yang bermain rebana harus mampu bekerjasama dengan orang lain. Untuk
itu diperlukan sikap tenggang rasa dan saling memahami posisi masing-masing
pemain, tanpa hal ini mustahil bisa bermain rebana. Lebih-lebih nyanyian rebana
selalu dilagukan secara sendiri (solo) maupun secara berkelompok (koor). Dan yang
tidak kalah pentingnya adalah di dalam permainan memerlukan kedisiplinan yang
relatif tinggi, tanpa kedisiplinan tidak mungkin bisa mewujudkan musik yang
harmonis.
Ditinjau dari fungsinya, musik rebana memiliki fungsi ritual atau sebagai
sarana religius, sebagai seni pertunjukan, sebagai hiburan, dan sebagai promosi.
4 http://sentrafurniturejepara.com/sejarah-rebana/
a. Fungsi religius adalah sebagai sarana untuk mengagungkan kebesaran Allah
SWT dan Nabi Muhammad SAW, serta sebagai dakwah agama Islam (nilai ritual-
sakral dan bernuansa politik budaya). Dalam konteks inilah syair-syair rebana
senantiasa mengajak kepada umat manusia kepada keselamatan hidup di dunia
dan diakherat.
b. Fungsi rebana sebagai seni pertunjukan (tontonan), dalam arti seni sebagai media
komunikasi dengan pihak-pihak lain yang membutuhkan (nilai tontonan dan
tuntunan yang bernuansa komunikasi sosial). Hal ini tampak dari cara
memanfaatkan rebana pada acara peringatan hari-hari besar Islam, seperti
Maulud Nabi, Isro Miroj, dan sebagainya. Dalam hal ini musik rebana selalu
menjadi bagian yang tak terpisahkan pada acara-acara tersebut.
Bertolak dari paparan data dan pembahasan di atas, musik rebana sangat
penting dilibatkan dalam dunia pendidikan, terutama dalam proses pendidikan sikap
dan moral peserta didik. Hal ini bukan saja berkaitan dengan misi dan tujuan
pendidikan (seni), melainkan di dalam musik rebana juga banyak terdapat nilai-nilai
moral dan kemanusiaan yang sangat bermanfaat bagi setiap orang. Lebih-lebih
selama ini jenis musik yang diajarkan di sekolah-sekolah kebanyakan jenis musik
Barat, yang implikasi nilai-nilai belum bisa sepenuhnya dipahami oleh para peserta
didik selain keterampilan bermain musik itu sendiri. Sebaliknya, pengajaran musik
rebana tidak hanya menawarkan keterampilan musikal, tetapi juga nilai-nilai rohani
yang relatif mudah untuk dipahami, direnungkan, dan diamalkan dalam kehidupan
sosial yang lebih konkret.
Dalam hal ini kesenian rebana di Desa Candirejo diawali dengan berdirinya
TPQ Baitul Mubtadiin Dengan berdirinya TPQ tersebut grup rebana dapat dibentuk.
Akan tetapi semenjak terbentuknya rebana sampai sekarang para pemainnya belum
begitu benar dalam memainkan alat-alat rebana. Dimana hal tersebut menyebabkan
kurang enak didengar karena nada yang dihasilkan tidak sesuai dengan permainan
rebana yang biasa di mainkan pada umumnya.
C. Harapan-harapan Masyarakat
Setelah adanya identifikasi masalah yang penulis lakukan kemudian timbul
sebuah permasalahan yang diangkat menjadi Karya ilmiah ini. Sehingga dengan
demikian permasalahan yang diangkat oleh penulis mengenai kesenian rebana.
dimana terdapat kesalahan dalam permainan alat rebana tersebut, diantaranya yang
menjadikan kurang enaknya suara kesenian rebana tersebut.
Kemudian dari permasalahan tersebut timbul harapan-harapan dari
masyarakata Desa Candirejo, diantaranya:
1. Masyarakat setelah mengetahui pentingya melestarikan kesenian tradisiaonal,
mereka menginginkan agar anak-anaknya yang belajar di TPQ agar
mendapatkan guru yang profesional mengajari rebana, agar dalam permainan
yang di mainkan anak-anaknya lebih optimal. Karena kesenian rebana selain
merupakan sebuah seni juga di dalamnya terkandung puji-pujian yang ditujukan
kepada Rosulullah SAW. Dan juga selain mengandung puji-pujian kepada
Rosulullah juga bisa diaplikasikan atau di pertunjukan semisal ada pengajian-
pengajian umum yang biasa dilaksanakan oleh masyarakat Larikan pada bulan-
bulan islam, seperti bulan Maulid.
2. Masyarakat juga berharap bisa di aplikasikan pada saat Marhabanan/Pembacaan
kitab maulid. Karena dengan adanya rebana maka Marhabanan yang biasa
dilaksanakan akan lebih terasa hidup.
D. Dinamika Jawaban Harapan Masyarakat
Dari permasalahan diatas team KKN Desa Candirejo memberikan suatu
masukan ataupun saran dengan melaksanakan program pelatihan kesenian rebana.
Pelatihan kesenian rebana tersebut dilaksanakan oleh beberapa peronil dari team
KKN Desa Candirejo yang memiliki keahlian dalam memainkan alat musik
kesenian rebana.
Dengan diawali dari mensosialisasikan pelatihan kepada pengurus IPNU
IPPNU, kemudian setelah disetujui oleh pengurus Team KKN langsung
melaksanakn program pelatihan. Dan pelatiahanpun dilaksanakan dua kali alam
seminggu, Antusias dari anak-anak IPNU IPPNU sangat baik dan mereka sangat
semangat dalam mengikuti pelatihan yang dilaksanakan oleh team KKN Desa
Candirejo tiap malam rabo dan malam ahad.
Strategi yang digunanakan oleh team KKN itu sendiri yaitu dengan
memilih yang berkompeten terlebih dahulu. kemudian anak yang memiliki
kemampuan yang lebih di ajarai lebih intens. kemudian hal ini dilakukan karena
dengan melatih anak yang lebih berkompeten diharapkan setelah selesainya KKN
nantinya dari yang berkemampuan lebih agar bisa mengajari teman-temannya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Daftar Pustaka
http://sentrafurniturejepara.com/sejarah-rebana/