Anda di halaman 1dari 2

II.

2 Log - log Yang menunjukan Zona Permeabilitas


II.2.1 Log SP (Spontaneous Potential Log )
Log SP merupakan rekaman nilai beda potensial (millivolt) yang timbul dari suatu elektroda yang
bergerak di dalam lubang bor dan elektroda yang tetap / berada di permukaan. Elektroda ini bergerak
melewati berbagai jenis batuan yang berbeda sifat dan kandungan fluidanya.
Perbedaan salinitas antara Lumpur dan fluida di dalam batuan menyebabkan terjadinya defleksi negative
dan positif kurva SP yang melewati suatu batuan permeable. Defleksi terbentuk akibat adanya hubungan
antara arus listrik dengan gaya gaya elektromotif ( elektrokimia dan elektrokinetik ) dalam formasi.
Pada Lapisan lempung / shale, Kurva SP menunjukan garis lurus yang disebut Shale Base Line ( SBL )
atau garis dasar serpih. Pada formasi yang permeable kurva SP menjauh dari shale base line dan
mencapai garis konstan pada lapisan permeable yang cukup tebal. Penyimpangan SP dapat ke kiri atau ke
kanan tergantung pada kadar garam dari air formasi dan filtrate Lumpur.
Pada aplikasinya log SP digunakan sebagai berikut :
1. Untuk identifikasi lapisan lapisan yang permeable
2. Mencari batas batas lapisan permeable dan korelsi antar sumur berdasarkan batas lapisan itu
3. Menentukan nilai resistivitas air formasi, Rw
4. Memberikan indikasi kualitatif lapisan serpih / sebagai clay indicator
5. sebagai reference kedalaman untuk semua log

II.2.1.1 Prinsip Kerja Log SP


Pengukuran log SP dilakukan dengan cara menurunkan / memasang suatu alat / tool ke dalam lubang
dan di permukaan. Dimana suatu elektroda diturunkan ke dalam lubang sumur lalu alat tersebut akan
merekam potensial listrik pada berbagai titik dengan reference potensial elektroda di permukaan tanah.
Lumpur yang digunakan harus bersifat conductif. Logging speed yang dicapai alat ini bisa mencapai 1500
m/hr.
II.2.1.2 Kelebihan dan Kekurangan Log SP
Log SP memiliki kelebihan kelebihan sebagai berikut :
1. Bereaksi hanya pada lapisan permeable
2. Mudah pengukurannya
3. Sebagai indicator lapisan permeable dan non permeable
4. Dapat menentukan batas antara lapisan permeable dan non permeable
Adapun kekurangan kekurangan dari log SP yaitu :
1. Tidak bekerja pada oil base mud
2. Tidak bereaksi bila Rmf = Rw
3. Dapat terpengaruh arus listrik
4. Tidak berfungsi baik pada formasi karbonat

II.2.2 Log GR (Gamma Ray)


Log Gamma Ray (GR) merupakan hasil suatu pengukuran yang menunjukan besaran intensitas radioaktif
yang ada dalam formasi. Log GR biasanya ditampilkan pada kolom pertama, bersama sama dengan
kurva log SP dan Calliper. Biasanya diskala dari kiri ke kanan dalam 0 100 atau 0 150 GAPI.
Pengukuran GR dilakukan dengan jalan memasukkan alat detektor ke dalam lubang bor. Formasi ytang
mengandung unsur unsur radioaktif akan memancarkan radiasi radioaktif dimana intensitasnya akan
diterima oleh detektor dan dicatat dipermukaan.
Oleh karena unsur unsur radioaktif ( pothasium ) banyak terkandung dalam lapisan shale / clay, maka
Log GR sangat berguna berguna untuk mengetahui besar / kecilnya kandungan shale dalam lapisan
permeable. Dengan menarik garis GR yang mempunyai harga maksimum dan minimum pada suatu
penampang log maka kurva log GR yang jatuh diantara kedua garis tersebut merupakan indikasi adanya
lapisan shaly.
Adapun kegunaan log GR secara keseluruhan diantaranya yaitu :
Evaluasi kandungan serpih Vsh ( volume lempung )
Menentukan lapisan permeable
Evaluasi bijih mineral yang radioaktif
Evaluasi lapisan mineral yang bukan radioaktif
Korelasi log pada sumur berselubung
Korelasi antar sumur

II.2.2.1 Prinsip Kerja log GR


Di alam terdapat banyak bahan dasar yang secara alamiah mengandung radioaktifitas, yaitu Uranium (U),
Thorium (Tho) dan Potasium (K). Radioaktifitas GR berasal ketiga unsur radioaktif tersebut yang secara
kontinyu memancarkan GR dalam bentuk pulsa pulsa energi radiasi tinggi. Sinar gamma ini mampu
menembus batuan dan dideteksi oleh sensor sinar gamma yang umumnya berupa detektor sintilasi.
Setiap GR yang terdeteksi akan menimbulkan pulsa listrik pada detektor. Parameter yang direkam adalah
jumlah dari pulsa yang tercatat per satuan waktu (cacah GR).
Alat untuk mengukur GR ada dua macam, yaitu :
1. Standart Gammaray Tool (SGT)
2. Natural Gammaray Spectometry Tool (NGT)
SGT mengukur semua GR alamiah yang timbul, depth of investigation SGT kira kira 10 inchi dan vertical
resolutionnya 10 inchi sedangkan NGT selain mengukur semua GR, juga mengukur energi GR dan
menentukan konsentrasi 3 macam elemen radiaktif yang biasa ada di alam yaitu ; Uranium (Ur235/238),
Potassium (isotop 19K40), Thorium (Th 232) dimana depth of investigationnya kira kira 15 inchi dan
vertical resolutionnya 15 inchi. Adapun alat lain yang digunakan yaitu Induced Gammaray Tools, dalam
alat ini dipasang sebuah sumber radioaktif yang memancarkan gammaray dengan energi tinggi.
Contohnya adalah alat density log, seperti ; FDC Formation Density Compensated, dan LDT Litho
Density Tool.

Anda mungkin juga menyukai