Anda di halaman 1dari 25

1

BAB I
PENDAHULUAN

Dewasa ini system informasi dan manajemen kesehatan sangat memegang peranan penting
dalam menentukan kemajuan dan keberhasilan suatu program termasuk program-program
kesehatan. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat, sangatlah ditentukan oleh peningkaatan
kinerja dari jajaran kesehatan untuk mencapai Kecamatan dan Kabupaten sehat. Salah satu sarana
yang digunakan untuk mengukur dan melaporkan hasil pencapaian dan kinerja dari masing-masing
program yang berdasarkan Standar Pelayanan Minimal adalah Profil Kesehatan. Profil Kesehatan
Puskesmas Miangas Tahun 2015 ini memberikan data dan informasi tentang keadaan kesehatan
kecamatan Khusus Miangas, serta sebagai alat monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan
pelayanan kesehatan juga sebagai alat pendukung dalam meningkatkan kemajuan manajemen
puskesmas.

Sumber yang diperoleh dalam pembuatan profil ini adalah dari berbagi pihak baik
pemegang program yang ada di puskesmas Miangas, kantor kecamatan Khusus miangas maupun
dari aparatur desa setempat.

Pada profil ini, data disajikan dalam bentuk Naratif, dan Table dengan analisi sederhana
melalui pendekatan epidemiologi kesehatan deskriptif maupun analitik sederhana dan teori
kesehatan lain yang sesuai dengan bahasanya.

Sistematika penulisan Profil Puskesmas Miangas ini yaitu :

Bab I. Pendahuluan
Bab II. Gambaran Umum
Bab III. Pembangunan Kesehatan
Bab IV. Pencapaian Pembangunan Kesehatan
Bab V. Upaya Pelayanan Kesehatan
Bab VI. Perilaku kesehatan dan Peran serta Masyarakat
Bab VII. Situasi Sumber Daya Masyarakat
Bab VIII. Penutup.
2

BAB II
GAMBARAN UMUM

A. KEADAAN GEOGRAFI DAN TOPOGRAFI

Kecamatan Miangas terletak di sebelah utara pulau Karakelang dan berbatasan langsung
dengan :

- Sebelah Utara : Negara Filipina


- Sebelah Timur : Laut Pasifik
- Sebelah Selatan : Laut Sulawesi
- Sebelah Barat : negara Filipina

Jarak dari Ibukota Kecamatan Miangas ke Ibukota Provinsi yaitu 320 mil, jarak ke Ibukota
Kabupaten 110 mil dengan jarak tempuh 24 jam kendaraan laut. Luas kecamatan Miangas adalah
6,7 Km2. Terdiri dari 1 desa.

B. Keadaan Demografi

Jumlah penduduk kecamatan Miangas berjumlah 775 jiwa yang terdiri dari 366 jiwa
penduduk laki-laki dan 409 jiwa penduduk perempuan. Hal ini berarti jumlah penduduk
perempuan lebih besar dari laki-laki.

Jumlah penduduk tersebut terdapat pada area 6,7 km2 dengan kepadatan penduduk 115,67
jiwa per km2 dengan tingkat hunian rumah tangga 4 jiwa per satu rumah tangga. Untuk lebih
jelasnya data tentang kependudukan dapat dilihat pada tabel berikut:
3

Luas Wilayah, jumlah KK dan kepadatan penduduk tahun 2015


Jumlah
Jumlah Kepadatan
Luas Rumah Rata-rata
No Desa Penduduk Penduduk
wilayah Tangga Jiwa/KK
(jiwa) (Km2)
(KK)
1 Miangas 6,7 775 208 3,62 115,67

Jumlah Kecamatan 6,7 775 208 3,62 115,67

Sumber : BPS Kabupaten Talaud


4

BAB III
PEMBANGUNAN KESEHATAN

A. VISI
Tercapainya Kecamatan Khusus Miangas yang Sehat demi terwujudnya Indonesia yang
sehat.

B. MISI
1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas
2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas
3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan
yang diselenggarakan
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat beserta
lingkungannya.

C. TUJUAN
Mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yakni meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang.

D. SASARAN
Sasaran Puskesmas Miangas yaitu :
1. Meningkatkan pelayanan Kesehatan terhadap Ibu dan Anak.
2. Meningkatkan derajat Kesehatan masyarakat dengan cara menurunkan angka kesakitan dan
kematian.
3. Memelihara keadaan lingkungan yang nyaman dan bersih serta aman ditunjang dengan
perilaku masyarakat.
4. Meningkatkan status Gizi masyrakat dengan cara penyuluhan Gizi seimbang terhadap
kelompok rentan Gizi.
5. Peningkatan cakupan program imunisasi.
6. Ketersediaan sumber daya Kesehatan dalam menunjang pelayanan yang bersifat kuratif,
rehabilitatif dan prefentif.
5

7. Peningkatan pendapatan anggaran penunjang kegiatan Operasional Puskesmas.

E. TUGAS POKOK DAN FUNGSI PUSKESMAS


Puskesmas Miangas bertugas sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten
Kepulauan Talaud, yang berperan menyelenggarakan sebagai tugas operasional Dinas Kesehatan
Kabupaten Kepulauan Talaud. Unit Pelaksana Tingkat pertama serta ujung tombak Pembangunan
Kesehatan Kabupaten Kepulauan Talaud.
Fungsi Puskesmas Miangas Yaitu :
1. Pusat penggerak pembangunan Kesehatan di Wilayah Kecamatan Miangas.
2. Pusat pemberdaya Masyarakat Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat.
3. Pusat Pelayanan Kesehatan serta pertama, yaitu pelayanan perorangan dan masyarakat.
6

BAB IV
PENCAPAIAN PEMBANGUNAN KESEHATAN

Pembangunan Kesehatan suatu Daerah dapat dilihat pencapaiannya baik secara kuantitatif
maupun secara kualitatif. Untuk menilai keberhasilan tersebut, perlu dilakukan analisis tentang
derajat kesehatan masyarakat dengan menggunakan berbagai indikator-indikator yang telah
disepakati dan baku sehingga dapat menggambarkan tentang realitas keadaan yang ada dan
sementara berkembang dalam masyarakat guna melakukan berbagai upaya dan program
peningkatan derajat kesehatan dimaksud.

Untuk menggambarkan dan menilai derajat kesehatan masyarakat di Kecamatan Miangas,


maka digunakan angka mortalitas, morbiditas, status Gizi dan Umur Harapan Hidup (UHH)
sebagai indikator standart Nasional yang digunakan.

A. MORTALITAS

Indikator penting dalam rangka mengevaluasi program-program pembangunan kesehatan


yang telah dilaksanakan adalah salah satunya dengan menggunakan angka kematian bayi dan anak
(AKB/AKABA) Angka Kematian Ibu melahirkan (AKI)

1. Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate)


Angka kematian bayi adalah jumlah bayi dibawah usia 1 tahun dalam 1000 kelahiran hidup
selama 1 tahun. Pada tahun 2015 di Kecamatan Khusus Miangas adalah 0 dari 10 kelahiran
hidup (yang dilaporkan). Atau angka IMR adalah 35/1000 kelahiran hidup. Angka tersebut
berarti berada diatas angka target pada tahun 2014, yaitu 26/1000 kelahiran hidup. Upaya
untuk menekan angka kematian bayi tahun demi tahun terus dilakukan walaupun masih
banyak kendala yang ditemui dilapangan baik pembiayaan/pendaanaan BOK maupun
Jampersal, serta akses Transportasi dalam hal merujuk Bulin dan Ibu Nifas.
2. Angka Kematian Balita (AKABA)
AKABA menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan anak dan faktor-faktor
lingkungan yang berpengaruh terhadap kesehatan anak balita seperti Gizi, sanitasi,
7

penyakit menular. Indikator ini menggunakan tingkat kesejahteraan sosial dan kemiskinan
penduduk.
AKABA di kecamatan khusus Miangas tahun 2015 adalah 0 balita dari 55 balita yang ada
atau angka balita berada dibawah angka target 58/1000 balita hidup.

3. Angka Kematian Ibu (Maternal Mortality Rate)


Angka kematian ibu adalah jumlah kematian ibu akibat proses persalinan dan pasca
persalinan per 100.000 kelahiran hidup pada masa tertentu. Angka pengukuran resiko
kematian wanita yang berkaitan dengan peristiwa kehamilan. Kematian ibu adalah
kematian wanita dalam masa kehamilan, persalinan dan dalam masa 42 hari (6 minggu)
setelah berakhirnya kehamilan tanpa memandang usia kehamilan maupun tempat
melekatnya janin oleh sebab apapun yang berkaitan dengan atau diperberat oleh kehamilan
atau pengolaanya bukan akibat kecelakaan seperti : kecelakaan mobil dll. Kematian ibu
dikelompokkan menjadi kematian akibat langsung kasus kebidanan dan kematian sebagai
akibat tidak langsung kasus kebidanan yang disebabkan penyakit yang sudah ada
sebelumnya atau penyakit yang timbul selama kehamilan dan bukan akibat langsung kasus
kebidanan tetapi diperberat oleh pengaruh fisiologi kehamilan.

AKI merupakan salah satu indikator penting yang merefleksikan derajat kesehatan disuatu
daerah yang mencakup tingkat kesadaran perilaku hidup sehat, status gizi dan kesehatan
ibu, kondisi kesehatan lingkungan serta tingkat pelayanan kesehatan terutama bagi ibu
hamil, ibu melahirkan dan ibu nifas. Juga AKI berkontribusi terhadap kondisi kesehatan
bayi yang dikandung dengan resiko kelahiran, lahir mati (Still Birth)

Di Kecamatan Khusus kematian ibu tahun 2015 adalah 0 jiwa 13 kelahiran. Ini berarti
sudah ada kesadaran dan perhatian dari para ibu hamil dalam memeriksakan kehamilannya,
serta semakin disiplin dalam menanggapi anjuran petugas kesehatan.
8

B. MORBIDITAS

Morbiditas adalah angka kesakitan yang disebabkan oleh suatu penyakit tertentu pada suatu
wilayah dalam waktu tertentu. Angka kesakitan penduduk ini diperoleh dari data-data yang
bersumber dari masyarakat (community based data) melalui pengumpulan data pengolaan data
awal oleh Puskesmas dan Pustu serta sarana kesehatan lainnya. Angka kesakitan diukur dengan
satuan insiden dan prevalensi.

1. 10 (Sepuluh) Penyakit Terbanyak 2015


Berdasarkan data yang diperoleh dari Penanggung Jawab program, penyakit ISPA masih
menempati urutan teratas 321 kasus, disusul Gastritis dengan 131 kasus, Hipertensi 92
kasus, Dermatitis 88 kasus, Chepalgia 70 kasus, Vulnus Laceratum 61 kasus, Abses 58
kasus, Myalgia 56 kasus, Varicella 15 kasus dan yang terakhir, TBC 12 kasus. Hal
tersebut dipengaruhi oleh lingkungan dan musim yang berubah ubah serta pola hidup dan
pola makan masyarakat yang masih kuirang baik.
2. DBD
Penyakit Demam Berdarah Dengue di Kecamatan Khusus Miangas pada tahun 2015 tidak
ditemukan kasus.
3. HIV/AIDS, AFP Rate dan Filariasis
Selama tahun 2015 tidak ditemukan kasus
4. Malaria
Penyakit malaria merupakan penyakit menular yang menjadi perioritas dalam
penanggulangan kesehatan masyarakat di Indonesia termasuk di kecamatan Miangas.
Pada tahun 2015 tidak ditemukan kasus malaria di kecamatan Khusus Miangas
5. ISPA dan Pneumonia
Selama tahun 2015 penyakit ISPA di kecamatan Khusus Miangas ditemukan 73 kasus.
Angka ini merupakan angka tertinggi dari perioritas 10 penyakit terbanyak yang ada di
Puskesmas Miangas. Sedangkan Pneumonia tidak ditemukan kasus.
6. IMS
Infeksi Menular Seksual pada tahun 2015 tidak ditemukan kasus.
9

7. TB Paru
Tuberculosis adalah penyakit menular langsung yang di sebabkan oleh kuman TB
Mikobakterium tuberculosis. Sebagian besar kuman ini menyerng paru, tetapi dapat juga
mengenai organ tubuhnya. (Depkes RI,2008).
Target pengendalian TB paru di Indonesia mencakup :
a. Tercapaianya penemuan penderita TB baru basil tahan asam positif setidaknya 70%
dari perkiraan.
Angka penemuan kasus baru TB paru BTA positif selama 1 tahun berjumlah 2 kasus
dari semua kasus semuanya diobati sehingga untuk mengukur capaian program
dengan car jumlah pasien baru BTA Positif ( sembuh + pengobatan lengkap)
dibanding dengan pasien baru BTA positif yang diobati dikalikan 100% (Depkes RI,
2008).
8. Kusta
Tidak ditemukan kasus selama tahun 2015 di kecamatan Khusus Miangas
9. Rabies
Pada tahun 2015 di kecamatan Khusus Miangas tidak di temukan kasus/penderita rabies.

C. STATUS GIZI
Status gizi balita menggambarkan tentang tingkat kesejahteraan masyarakat demikian juga
tingginya status gizi buruk akan berdampak pada generasi yang kurang cerdas dan berkualitas yang
disebut Loss Generation dimasa yang akan datang. Berdasarkan pemantauan Status Gizi di
Kecamatan Khusus Miangas, tahun 2015 tidak ada kasus gizi buruk.

Bayi Dengan Berat Badan Lahir Rendah


Selama tahun 2016 ini di Kecamatan KhususMiangas tidak terdapat bayi Dengan Berat
Badan Lahir Rendah
10

BAB V
UPAYA PELAYANAN KESEHATAN

A. Pelayanan Kesehatan Dasar

Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan pelayanan kesehatan yang harus dilakukan
oleh setiap fasilitas kesehatan yang tersedia sebagai urusan wajib penyelenggaraan pelayanan
kesehatan. Pemberian pelayanan kesehatan dasar diharapkan perlu dilakukan secara cepat tepat
serta profesional agar mampu mengatasi berbagai permasalahan kesehatan yang semakn kompleks
dan semakin cepat perkembangannya.

1. Kesehatan Anak
a. Bayi dan Balita

Pencapaian pelayanan dasar pada anak di kecamatan khusus Miangas pada tahun 2015
dapat dilihat pada indikator pelayanan anak, yaitu : angka kematian neonatal 0/1000
kelahiran hidup, angka kematian bayi 0/1000 kelahiran hidup, dan angka kematian anak
balita 1/1000 kelahiran hidup.

b. Kesehatan Anak Prasekolah, Usia Sekolah

Pelayanan kesehatan anak prasekolah, usia sekolah dan remaja lebih fokus pada posyandu
dan program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Pelayanan yang dilaksanakan adalah
deteksi tumbunh kembang balita (Pra Sekolah) dan pemeriksaan kesehatan anak baru
masuk sekolah.

Di kecamatan khusus Miangas tahun 2015 dilaksanakan pemantauan tumbuh kembang


anak usia prasekolah dengan capaian 100% dari 55 orang yang dipantau tumbuh kembangnya.
Sedangkan pemeriksaan anak usia sekolah (anak SD) dengan capaian 100% dari 84 orang yang
diperiksa, semua dengan hasil yang baik.
11

1. Kesehatan Ibu

Pelayanan kesehatan ibu adalah salah satu jenis pelayanan kesehatan yang harus dilakukan
setiap fasilitas kesehatan yang tersedia karena merupakan bagian dari urusan wajib
penyelenggaraan kesehatan.

a. Pelayanan Antenatal (K1 dan K4)

Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan profesional


(Dokter spesialis kebidanan kandungan, Dokter Umum, Bidan dan Perawat) yang meliputi
pengukuran berat badan dan tekanan darah, pemriksaan fundus uteri, imunisasi tetanus
toksoid (TT), serta pemberian tablet Fe kepada ibu hamil selama masa kehamilannya sesuai
standar pelayanan yang ada dengan titik berat pada promotif dan preventif. Pelayanan
dikenal dengan kunjungan K1 dan K4.

Cakupan k1 atau juga disebut akses pelayanan ibu hamil merupakan gambaran besar ibu
hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk
mendapatkan pelayanan antenatal. Sedangkan cakupan K4 ibu hamil adalah gambaran
besaran ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan sesuai dengan standar serta paling
sedikit empat kali kunjungan, dengan distribusi sekali pada trismester pertama, sekali pada
trimester kedua dan dua kali pada trimester ketiga. Angka ini dapat dimanfaatkan untuk
melihat kualitas pelayanan kesehatan kepada ibu hamil. Cakupan pelayanan K1 dan K4
dapat dilihat pada gambar 1, berikut:
12

Chart Title
80%
70%
70%

60%

50%

40%
30%
30%

20%

10%

0%
Miangas

K1 K4

Sumber Data : Petugas KIA Puskesmas Miangas Tahun 2015

2. Pertolongan Persalinan

Cakupan pertolongan persalinan oleh bidan atau tenaga kesehatan adalah cakupan ibu
bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan di kecamatan khusu Miangas tahun 2015 adalah 100 %
dari astimasi sasaran bumil 10 orang dan 100% dari jumlah kelahiran hidup. Untuk lebih
jelasnya capaian persalinan oleh tenaga kesehatan dapat dilihat pada gambar 2, berikut :
13

9
8
8

0
Bufas/Nakes

Bufas/Nakes

Sumber Data : Petugas KIA Puskesmas Gemeh Tahun 2015


a. Neonatus

Upaya untuk mengurangi resiko gangguan pada bayi kurang dari satu bulan yaitu
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan pada neonatus (0-
28 hari) minimal 2 kali. Satu kali 0-7 hari (KN1) dan pada umur 8-28 hari (KN2). Di
kecamatan khusus Miangas pada tahun 2015 perkiraan neonatal resiko tinggi / komplikasi
sedangkan neonatal resiko tinggi yang ditangani 9.

3. Pelayanan Imunisasi

Program imunisasi bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan angka kematian dari
penyakit yang dapat di cegah dengan imunisasi (PD3I) seperti Difteri, Tetanus, Batuk
Rejan (Pertusis), campak (Measles), polio, hepatitis B, dan tubercolisis.

Imunisasi bayi umur 0-1 tahun (BCG, DPT, Polio, Campak, Hb), imunisasi untuk
WUS/Bumil (TT) dan imunisasi untuk anak SD (kelas 1 ; DT dan kelas 2,3 TT). Imunisasi
tambahan dapat dilakukan atas dasar di temukannya masalah seperti Desa UCI, potensial
resti LB, ditemukan/diduga adanya Polio liar atau lainnya berdasarkan teknis. Untuk
14

cakupan imunisasi bayi di kecamatan khusus Miangas pada tahun 2015 dapat dilihat pada
gambar 3, berikut:
8
7 7 7
7
6 6
6

1
0 0 0 0 0
0
Hb 0 BCG DPT-HB 1 DPT-HB 2 DPT-HB 3 POLIO 1 POLIO 2 POLIO 3 POLIO 4 CAMPAK

Indikator lain yang penting adalah Universal Child Immunization (UCI). UCI digunakan
untuk menggambarkan besarnya tingkat kekebalan masyarakat atau bayi terhadap
penularan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3) dalam suaru wilayah.
Pencapaian UCI di kecamatan khusus Miangas tahun 2015 adalah 100% diatas standar
nasional yaitu 80%. Sedangkan untuk menilai tingkat efektivitas program, maka dipakai
angka drop out (DO) DPT1 dan Campak. Di kecamatan khusus Miangas pada tahun 2015
DO rate -7%.

a. Imunisasi Tetanus Toksoit (TT)

Pemberian TT pada ibu hamil dimaksudkan untuk mencegah terjadinya kematian bagi bayi
karena akibat tetanus pada saat lahir. Pemberian TT selama hamil sebanyak 2 kali. Di
kecamatan khusus Miangas tahun 2015 cakupan pemberian TT dan TT2 belum mencapai
target yaitu hanya 56,1%. Jelasnya pemberian TT pada bumil dapat dilihat pada gambar 4,
berikut :
15

B. Perbaikan Gizi Masyarakat

1. Pemberian Kapsul Vitamin A

Pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi ditujukan pada sasaran yang diperkirakan banyak
mengalami kekurangan vitmain A. Vitamin A diberikan sebanyak 2 kali setahun. Vitamin
A diberikan untuk meningkatkan daya tahan tubuh (imunitas) dan kesehatan serta untuk
mencegah penyakit mata/kebutaan.

Cakupan pemberian vitamin A pada balita di kecamatan khusus Miangas pada tahun 2015
yaitu .... (... %) capaian tersebut sudah diatas standard 80% target nasional, lebih jelas lihat
pada gambar 5, berikut :

2. Pemberian Tablet Fe

Pemberian tablet Fe dimaksudkan untuk mengatasi kasus anemia, serta meminimalisasi


dampak buruk akibat kekurangan Fe bagi ibu hamil maupun bayi yang akan dilahirkan.
Tablet Fe diberikan kepada ibu hamil pertama kali 10 tablet (Fe1) dan 7 tablet (Fe3) capaian
pemberian tablet di kecamatan khusus Miangas tahun 2015 adalah Fe 100 % dan Fe3 70
%. Lebih jelas lihat pada gambar 6, berikut :
16

Column2
120

100
100
80

60 70

40

20

0
Fe 1 Fe 3

Column2

Sumber Data : Penanggungjawab Gizi Puskesmas Miangas Tahun 2015

3. Pemantauan Tumbuh Kembang Balita

Pemantauan tumbuh kembang balita terus dilaksanakan disetiap posyandu yang ada di
kecamatan khusus Miangas. Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita ini
dimaksudkan untuk deteksi dini keadaan gizi dan kesehatan balita serta untuk mengetahui
adanya hambatan dalam peetumbuhan secara dini. Dalam penimbangan di posyandu
perilaku masyarakat untuk membawa anak pada saat posyandu terjadi sedikit peningkatan
.... % dibandingkan tahun 2014 yang hanya ...... % walaupun belum memcapai atau masih
dibawah target nasional, yaitu 80%. Hal ini diakibatkan karena banyak masyarakat
terutama para ibu hamil, sudah tidak lagi membawa anak-anak mereka setelah umur 1
tahun atau sudah lengkap imunisasi, pemberian vitamin A di posyandu, serta pemberian
makanan tambahan bantuan pemerintah. Masyarakat juga masih kurang memahami arti
pentingnya posyandu, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 7, berikut:

Pada tahun 2015 balita yang datang .... % dibandingkan tahun 2014 hanya .... % ini berarti
terjadi sedikit peningkatantapi masih dibawah target nasional 80%. Sedangkan balita yang
berat badannya naik, pada tahun 2014 adalah 80% dan terjadi peningkatan pada tahun 2015
17

yaitu 82,4%. Balita dengan gangguan/hambatan pertumbuhan pada tahun 2015 yaitu ....
orang

4. ASI Eksklusif

ASI Eksklusif (ASIE) adalah jumlah bayi diberi ASI saja sampai 6 bulan tanpa diberikan
tambahan makanan dan minuman kecuali obat, pada suatu wilayah dibagi dengan jumlah
bayi 0-6 bulan di suatu wilayah pada waktu tertentu dikalikan 100. ASIE tersebut
dimaksudkan untuk menurunkan angka kematian bayi dan meningkatkan status gizi, serta
meningkatkan kecerdasan anak. Presentase ASIE di kecamatan khusus Miangas meningkat
menjadi 100 % dengan jumlah 10 bayi.

C. Pemberantasan Penyakit

1. Penyakit Menular Langsung


a. HIV/AIDS
Pada tahun 2015, di kecamatan khusus Miangas tidak ditemukan kasus penderita
HIV/AIDS.

b. Tuberculosis, Kusta dan Diare


Upaya pelayanan TB paru telah dibahas pada Bab IV item kesakitan.

c. Ispa/Pneumonia
Upaya pelayanan Ispa/Pneumonia telah dibahas pada Bab IV item kesakitan.

2. Penanggulanagan Penyakit Bersumber Binatang (P2B2)

a. Malaria
Jumlah penderita Malaria positif di kecamatan khusus Miangas pada tahun 2015 yaitu ....
kasus, ditemukan di desa Taruan dengan jenis Malaria vivax, untuk penanggulangannya
18

sudah di lakukan survey darah masal (MBS) dan penyuluhan serta tbur abate di daerah
genangan air untuk membunuh jentik nyamuk agar tidak berkembang biak.

b. Demam Berdarah Dengue (DBD)


Di kecamatan khusus Miangas tahun 2015 tidak ditemukan kasus Demam Berdarah
Dengue (DBD)

c. Filaria
Selama tahun 2015 di kecamatan khusus Miangas tidak ditemukan kasus Filaria

d. Rabies
Tidak ditemukan kasus rabies

D. Penyehatan Lingkungan

Kesehatan lingkungan pada dasarnya adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang
optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimum pula.

1. Kepemilikan Rumah Sehat


Rumah adalah salah satu persyaratan pokok bagi kehidupan manusia. Rumah atau tempat
tinggal manusia, dari zaman ke zaman mengalami perkembangan. Rumah berfungsi
sebagai tempat hunian dan sarana pembinaan keluarga dan mempunyai fungsi sebagai
tempat beristirahat atau perlindungan dan lain-lain.

Pendataan serta pemantauan yang dilakukan tahun 2015 oleh petugas yang ada di
puskesmas Miangas yaitu terdapat 39 rumah sehat (25,83%) dari 151 rumah yang ada di
kecamatan khusu Miangas, untuk lebih jelasnya lihat pada gambar 8, berikut :
19

26%

74%

Rumah Sehat Rumah Prasehat

Sumber Data : Penanggungjawab Kesehatan Lingkungan Puskesmas Miangas Tahun 2015

2. Tempat-tempat Umum Sehat (TTU)


Tempat-tempat umum adalah tempat yang dimanfaatkan oleh masyarakat umum seperti
hotel, terminal, pasar, pertokoan, depot isi ulang, tempat wisata, tempat ibadah, restoran
dll. Tempat-tempat umum yang memnuhi syarat adalah terpenuhinya akses sanitasi dasar
(air, jamban, limbah dan sampah), terlaksananya pengendalian vektor hyginie sanitasi
makanan dan minuman, pencahayaan dan ventilasi sesuai dengan kriteria, persyaratan atau
standar kesehatan.
Berdasarkan hasil pemantauan petugas yang ada di puskesmas Miangas tahun 2015:
terdapat 4 tempat-tempat umum dan memnuhi syarat berjumlah 4 yang diperiksa. Hal ini
berarti sudah diatas target yaitu 80%.

3. Penyediaan Sarana Air Bersih


Air adalah sangat penting bagi manusia. Manusia akan lebih cepat meninggal karena
kekurangan air daripada kekurangan makanan. Di dalam tubuh manusia itu sendiri
sebagian besar terdiri dari air. tubuh orang dewasa sekitar 55-60% berat badan terdiri dari
air, untuk anak- anak sekitar 65% dan untuk bayi sekitar 80%. Menurut penghitungan
WHO di negara- negara maju tiap orang memerlikan air antara 60- 120 liter per hari.
20

Sedangkan di negara- negara yang berkembang termasuk Indonesia tiap orang memerlukan
air 30- 60 liter per hari. Air yang dibutuhkan hendaknya yang memenuhi syarat kesehatan
atau air bersih.

Hasil pemeriksaan di Puskesmas Miangas tahun 2015 terdapat 151 rumah (100%) memiliki
akses air bersih. Ini berarti sudah melebihi dari target Nasional yaitu 80%, jelas lihat
gambar 9 berikut
160

140 151

120

100

80

60

40

20
20
5
0
SGL Sumur Bor Mata Air

4. Sarana Sanitasi Dasar (Jamban, Tempat Sampah, dan Pengelolaan Air Limbah)

a. Jamban Keluarga

Pada tahun 2015 di kecamatan khusus Miangas ada 151 rumah yang diperiksa dan yang
memiliki jamban ada 126 rumah (83,44 %). Hal ini menggambarkan capaian dari program
sudah diatas target. Akan tetapi masih terdapat keluarga yang menggunakan jamban
bersama. Untuk itu perlu diadakan penyuluhan kepada masyarakat terutama pentingnya
penggunaan jamban.
21

b. Tempat Sampah

Sampah adalah sesuatu bahan atau benda padat yang sudah tidak dipakai lagi oleh manusia,
atau benda padat yang sudah tidak dalam suatu kegiatan manusia dan dibuang. Pengelolaan
sampah yang baik bukan hanya untuk kepentingan kesehatan saja, tetapu juga untuk
keindahan lingkungan.

Di kecamatan khusus Miangas tahun 2015 keluarga yang diperiksa yang memiliki tempat
sampah yaitu 71 ( 47,02 %) dari 151 rumah dengan jumlah keluarga 208 yang ada di
kecamatan khusus Miangas. Ini berarti program tidak mencapai target dan dikarenakan
masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk hidup bersih dan sehat serta menjaga
lingkungan sekitar agar bersih dan sehat serta nyaman untuk ditinggali.

c. Pengelolaan Air Limbah

Pengelolaan air limbah dimaksudkan untuk melindungi lingkungan hidup terhadap


pencemaran air limbah tersebut. Secara ilmiah sebenarnya lingkungan mempunyai daya
dukung yang cukup besar terhadap gangguan yang timbul karena pencemaran air limbah
namun demikian alam tersebut tetap mempunyai kemampuan yang terbatas dalam daya
dukungnya sehingga air limbah perlu diolah sebelum dibuang.

Pengelolaan air limbah di kecamatan khusus Miangas tahun 2015 dari 151 rumah yang
diperiksa, yang memiliki pengelolaan air limbah adalah 39 rumah ( 25,83 %) untuk lebih
jelasnya lihat pada gambar 10, berikut :
22

90

80 83.44

70

60

50
47.02
40

30

20 25.83

10

0
Jamban Keluarga Tempat Sampah P. Air Limbah

Sumber Data : Penanggungjawab Kesehatan Lingkungan Puskesmas Miangas Tahun 2015

E. Pelayanan Keluarga Berencana

Pelayanan KB bertujuan untuk menjadikan keluarga kecil bahagia dan sejahtera. Program
KB juga bertujuan untuk mengurangi masalah 4T yaitu terlalu muda, terlalu tua, terlalu banyak,
terlalu sering. Cakupan pelayanan KB bagi usia subur di kecamatan khusus Miangas tahun 2015
yaitu peserta KB baru 45 orang (48,9 %) dan peserta KB aktif 49 orang (53,3 %) dari 92 PUS yang
ada.

Dilihat dari jenis kontrasepsi yang digunakan, yang paling banyak dipakai akseptor baru
adalah jenis kontrasepsi suntik, yaitu 29 ( 64,4%) dan yang paling banyak akseptor aktif adalah
jenis implan juga yaitu 30 ( 61,2 %).
23

BAB VI
PERILAKU KESEHATAN
PERAN SERTA MASYARAKAT

A. Pemanfaatan fasilitas kesehatan

1. Kunjungan rawat jalan


Kunjungan rawat jalan pada tahun 2015 di puskesmas Miangas 975 kunjungan ( 125,8 %) dari
jumlah penduduk

2. Kunjungan rawat inap


Kunjungan rawat inap pada tahun 2015 di puskesmas Miangas tidak ada karena tipe
puskesmas Non Rawat Inap

B. Perilaku hidup bersih dan sehat


Perilaku hidup bersih dan sehat adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas dasar
kesadaran sehingga anggota keluarga atau indiviu dapat menolong dirinya sendiri dalam
hal kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan msyarakat.
Hasil pendataan yang dilakukan puskesmas Miangas tahun 2015, dari 151 rumah tangga,
ada 97 ( 64,2 %) rumah tangga yang ber PHBS. Hal ini masih belummencapai target target,
yaitu 70% atau kesadaran masyarakat terhadap kesehatan masih kurang sehingga harus
diadakan penyuluhan secara rutin.

C. ASI Eksklusif
Sudah dibahas pada Bab sebelumnya (Bab V) Upaya Pelayanan Gizi Masyarakat.
24

BAB VII
SUMBER DAYA KESEHATAN

A. SARANA DAN PRASARANA KESEHATAN

Sarana kesehatan adalah bangunan, alat, kendaraan darat, laut maupun udara yang dipakai
untuk kepentingan kesehatan kepada masyarakat. Jumlah sarana dan prasarana yang ada di
Puskesmas Miangas tahun 2015, yaitu 1 Puskesmas dan 1 PUSTU.

B. TENAGA KESEHATAN

Untuk menunjang pelayanan kesehatan yang berkualitas, maka harus ditunjang dengan
tenaga kesehatan yang berkualitas pula. Sebab sumber daya manusia sangat mempengaruhi atau
faktor penentu yang utama dalam pembangunan kesehatan di kecematan khusus Miangas. Berikut
gambar 13 ( gambar tenaga kesehatan yang di Puskesmas Miangas).
4.5

3.5

2.5

2 4

1.5

1 2

0.5 1
0 0 0 0
0
Dokter Umum Bidan Perawat Gizi Kesmas Sanitarian Prakari
25

BAB VIII
PENUTUP

Bab per bab telah dibahas berdasarkan data dan informasi yang dapat dari penanggung
jawab program maupun seluruh pegawai yang ada di Puskesmas Miangas, sebagai hasil kerja keras
dan pengabdian serta dukungan dari berbagai pihak baik pemerintah maupun masyarakat yang ada
di kecamatan khusus Miangas.

Dengan selesainya profil kesehatan ini maka dapat disimpulkan bahwa semua cakupan tiap
program sudah semakin baik terget nasional hanya saja masih ada program yang masih dibawah
target nasional, program-program tersebut adalah kesehatan lingkungan, kunjungan posyandu dan
perilaku hidup bersih dan sehat serta program-program yang lain yang sudah tersaji dalam profil
ini. Ini dikarenakan masih kurangnya kesadaran masyarakat terhdap hal kesehatan baik kesehatan
secara individu maupun secara umum/lingkungan, selain itu juga keadaan ekonomi, sosial budaya
dan kondisi umum lainnya juga mempengaruhi. Untuk itu masih diperlukan kerja keras dari
berbagai pihak karena petugas kesehatan tidak bisa bekerja sendiri tanpa dukungan dari berbagai
pihak, baik pemerintah, pihak swasta, maupun masyarakat yang ada di kecamatan khusu Miangas.
Begitu juga dengan keberhasilan yang dicapai, masih perlu kerja keras untuk mempertahankannya.
Bantuan dan kerja sama dari semua pihak sangat diharapkan utnuk pembangunan kecamatan
khusus Miangas.

Keberhasilan yang dicapai bukan hanya keberhasilan penanggungjawab tiap program yang
ada di puskesmas Miangas, tapi keberhasilan seluruh pegawai puskesmas Miangas, pemerintah,
masyarakat, dan pihak swasta. Begitu juga kekurangan yang ada menjadi tanggung jawab dari
semua pihak dan khususnya petugas kesehatan yang ada di puskesmas Miangas.

Demikian profil kesehatan ini disusunkiranya bisa menjadi inspirasi dan motivasi bagi kita
semua untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di kecamatan khusus Miangas pada
khususnya dan kesehatan masyarakat kabupaten Kepulauan Talaud pada umumnya.

Anda mungkin juga menyukai