Anda di halaman 1dari 7

1

Di zaman kemerdekaan, perbankan di Indonesia bertambah maju dan berkembang lagi. Beberapa
bank Belanda dinasionalisir oleh pemerintah Indonesia. Bank-bank yang ada di zaman awal
kemerdekaan antara lain:
1. Bank Negara Indonesia, yang didirikan tanggal 5 Juli 1946 yang sekarang dikenal
dengan BNI
2. Bank Rakyat Indonesia yang didirikan tanggal 22 Februari 1946. Bank ini berasal dar
De Algemenevolks Crediet Bank atau Syomin Ginko.
3. Bank Surakarta Maskapai Adil Makmur (MAI) tahun 1945 di Solo.
4. Bank Indonesia di Palembang tahun 1946.
5. Bank Dagang Nasional Indonesia tahun 1946 di Medan.
6. Indonesian Banking Corporation tahun 1947 di Yogyakarta, kemudian menjadi Bank
Amerta.
7. NV Bank Sulawesi di Manado tahun 1946.
8. Bank Dagang Indonesia NV di Samarinda tahun 1950 kemudian merger dengan Bank
Pasifik.
9. Bank Timur NV di Semarang berganti nama menjadi Bank Gemari. Kemudian merger
dengan Bank Central Asia (BCA) tahun 1949.
Di Indonesia, praktek perbankan sudah tersebar sampai ke pelosok pedesaan. Lembaga
keuangan berbentuk bank di Indonesia berupa Bank Umum, Bank Perkreditan Rakyat (BPR),
Bank Umum Syariah, dan juga BPR Syariah (BPRS). Masing-masing bentuk lembaga bank
tersebut berbeda karakteristik dan fungsinya.

d. Sejarah Bank Pemerintah

Seperti diketahui bahwa Indonesia mengenal dunia perbankan dari bekas penjajahnya,
yaitu Belanda. Oleh karena itu, sejarah perbankanpun tidak lepas dari pengaruh negara yang
menjajahnya baik untuk bank pemerintah maupun bank swasta nasional. Berikut ini akan
dijelaskan secara singkat sejarah bank-bank milik pemerintah, yaitu:
o Bank Sentral
Bank Sentral di Indonesia adalah Bank Indonesia (BI) berdasarkan UU No 13 Tahun
1968. Kemudian ditegaskan lagi dengan UU No 23 Tahun 1999.Bank ini sebelumnya
berasal dari De Javasche Bank yang dinasionalkan di tahun 1951.
o Bank Rakyat Indonesia dan Bank Expor Impor
Bank ini berasal dari De Algemene Volkscrediet Bank, kemudian dilebur setelah menjadi
bank tunggal dengan nama Bank Nasional Indonesia (BNI) Unit II yang bergerak di
bidang rural dan expor impor (exim), dipisahkan lagi menjadi:
1. Yang membidangi rural menjadi Bank Rakyat Indonesia dengan UU No. 21 Tahun
1968.
2. Yang membidangi Exim dengan UU No 22 Tahun 1968 menjadi Bank Expor Impor
Indonesia.
o Bank Negara Indonesia (BNI 46)
Bank ini menjalani BNI Unit III dengan UU No 17 Tahun 1968 berubah
menjadi Bank Negara Indonesia 46.
o Bank Dagang Negara (BDN)
BDN berasal dari Escompto Bank yang dinasionalisasikan dengan PP No
2

13 Tahun 1960, namun PP (Peraturan Pemerintah) ini dicabut dengan diganti dengan UU
No 18 Tahun 1968 menjadi Bank Dagang Negara.BDN merupakan satu-satunya Bank
Pemerintah yang berada diluar Bank Negara Indonesia Unit.
o Bank Bumi Daya (BBD)
BBD semula berasal dari Nederlandsch Indische Hendles Bank, kemudian menjadi
Nationale Hendles Bank, selanjutnya bank ini menjadi Bank Negara Indonesia Unit IV
dan berdasarkan UU No 19 Tahun 1968 menjadi Bank Bumi Daya.
o Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo)
Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bank ini didirikan di daerah-daerah tingkat I. Dasar
hukumnya adalah UU No 13 Tahun 1962.
o Bank Tabungan Negara (BTN)
BTN berasal dari De Post Paar Bank yang kemudian menjadi Bank Tabungan Pos tahun
1950.Selanjutnya menjadi Bank Negara Indonesia Unit V dan terakhir menjadi Bank
Tabungan Negara dengan UU No 20 Tahun 1968.
o Bank Mandiri
Bank Mandiri merupakan hasil merger antara Bank Bumi Daya (BBD), Bank Dagang
Negara (BDN), Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) dan Bank Expor Impor
Indonesia (Bank Exim). Hasil merger keempat bank ini dilaksanakan pada tahun 1999.

e. Kondisi Perbankan di Indonesia Sebelum dan Sesudah Deregulasi

1. Kondisi Sebelum Deregulasi


o Masa Kolonial (Wilayah Hindia-Belanda)
1) Mobilisasi dana dari investor untuk membiayai kebutuhan dana investasi
dan modal kerja perusahaan-perusahaan besar milik kolonial.
2) Memberikan jasa-jasa keuangan kepada perusahaan perusahaan besar
milik kolonial, seperti giro, garansi bank, pemindahan dana, dan lain-lain.
3) Membantu pemindahan dana jasa modal dari wilayah kolonial ke negara
penjajah.
4) Sebagai tempat sementara dari dana hasil pemungutan pajak dari
perusahaan penjajah maupun dari masyarakat pribumi, untuk kemudian
dikirim ke negara penjajah.
5) Mengadministrasikan anggaran pemerintah untuk membiayai kegiatan
pemerintah kolonial.
o Masa Setelah Kemerdekaan
1) Mobilisasi dana dari investor untuk membiayai kebutuhan dana investasi
dan modal kerja perusahaan-perusahaan besar milik pemerintah dan
swasta.
2) Memberikan jasa-jasa keuangan kepada perusahaan-perusahaan besar.
3) Mengadministrasikan anggaran pemerintah untuk membiayai kegiatan
pemerintah.
4) Menyalurkan dana anggaran untuk membiayai program dan proyek pada
sektor-sektor yang ingin dikembangkan oleh pemerintah.
o Masa sebelum deregulasi Pemerintah.
1) Tidak adanya peraturan perundangan yang mengatur secara jelas tentang
perbankan di Indonesia (UU No.13 Tahun 1968).
3

2) Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI) pada bank-bank tertentu.


3) Bank banyak menanggung program-program pemerintah.
4) Instrumen pasar uang yang terbatas. Jumlah bank swasta yang relatif
sedikit.
5) Sulitnya pendirian bank baru.
6) Persaingan antar bank yang tidak ketat.
7) Posisi tawar-menawar bank relatif lebih kuat daripada nasabah.
8) Prosedur berhubungan dengan bank yang rumit Bank bukan merupakan
alternatif utama bagi masyarakat luas untuk menyimpan dan meminjam
dana.
9) Mobilisasi dana lewat perbankan yang sangat rendah.

2. Kondisi Setelah Deregulasi


Kebijakan Deregulasi yang terkait dengan dunia perbankan:
1) Deregulasi 1 Juni 1983 : Memberikan keleluasaan kepada semua bank untuk
menyerahkan tingkat suku bunga kepada mekanisme pasar.
2) Deregulasi Oktober 1988 : Memberi keringanan persyaratan bagi bank-bank yang
ingin meningkatkan statusnya menjadi bank devisa, membuka kemungkinan
pendirian bank campuran (kerjasama dengan bank asing) dan memberi
kesempatan bagi bank asing untuk membuka kantor cabang pembantu di kota-
kota tertentu.
3) Deregulasi 25 Maret 1989 (penyempurnaan Pakto88) : Memberi kesempatan
yang lebih luas bagi bank untuk melakukan penyertaan dana pada lembaga-
lembaga lain serta memberikan kredit investasi jangka menengah dan panjang.
4) Deregulasi Januari 1990 : Untuk membatasi jumlah kredit likuiditas Bank
Indonesia dan mengharuskan bank-bank membagi 20 persen dari kreditnya
kepada kredit usaha kecil (KUK)
5) Deregulasi 25 Februari 1991 : Pakfeb ini ditentukan tingkat kesehatan bank yang
menyangkut kecukupan modal (CAR), pembatasan pemberian kredit yang tidak
didukung oleh dana masyarakat (LDR), persyaratan kepemilikan dan
kepengurusan, ketentuan legal lending limit dan pembentukan cadangan untuk
menutupi resiko.
6) Deregulasi 29 Mei 1993 : Pakmei ditujukan untuk mendorong kelancaran
ekspansi kredit perbankan dengan memberikan ruang gerak yang lebih luas
kepada perbankan.
Setelah adanya deregulasi ini perbankan Indonesia mengalami perkembangan
yang cukup signifikan. Adapun ciri perbankan setelah deregulasi diantaranya:
1) Adanya peraturan yang memberikan kepastian hukum.
2) Jumlah bank swasta bertambah banyak.
3) Tingkat persaingan bank yang semakin kuat.
4) Sertifikat Bank Indonesia dan Surat Berharga Pasar Uang (SBPU).
5) Kepercayaan masyarakat terhadap bank meningkat.
6) Mobilisasi dana sektor perbankan yang semakin besar.
4

Pada tahun 1997 Indonesia mengalami gejolak politik yang kurang baik sehingga
mempengaruhi berbagai sektor termasuk ekonomi.Saat itu Indonesia mengalami krisis ekonomi
yang cukup parah. Ciri Kondisi perbankan saat krisis
Tingkat kepercayaan masyarakat dalam dan luar negeri terhadap perbankan di Indonesia
menurun drastis.
Sebagian besar bank dalam keadaan tidak sehat.
Adanya spread negatif.
Munculnya penggunaan peraturan yang baru.
Jumlah bank menurun.
Setelah beberapa tahun berusaha memperbaiki keadaan Indonesia yang terpuruk, akhirnya di
awal tahun 2000 nampak hasil yang cukup positif. Keadaan bangsa Indonesia di berbagai sektor
berangsur-angsur membaik. Adapan kondisi perbankan Indonesia pasca krisis ekonomi adalah
sebagai berikut:
Selesainya penyusunan Arsitektur Perbankan Indonesia (API)
Serangkaian rencana dan komitmen pemerintah, DPR, dan Bank Indonesia untuk
membentuk atau menyusun: Lembaga penjamin simpanan, Lembaga pengawas
perbankan yang independen, serta Otoritas jasa keuangan.
Kinerja perbankan yang lebih baik, yang mengarah kepada praktik: Manajemen
pengelolaan risiko yang lebih baik, Struktur perbankan nasional yang lebih baik, serta
Penerapan prinsip kehati-hatian (prudential banking) yang konsisten.

PENDIRIAN DAN KERAHASIAAN BANK


1. PERSYARATAN PENDIRIAN BANK
Menurut UU Nomor 10 Tahun 1998 dan SK Direktur BI Nomor 32/33/KEP/DIR Tanggal 12
Mei 1999, menetapkan ketentuan bagi pendirian bank umum dan BPR bahwa untuk
pendirian Bank Umum dan BPR meliputi persetujuan prinsip dan izin usah
a. Izin Prinsip
Izin prinsip adalah persetujuan yang diberikan untuk melakukan persiapan pendirian
bank. Untuk memperoleh persetujuan prinsip, calon pemilik mengajukan kepada BI yang
memuat:
1) Rancangan akta pendirian badan hukum, termasuk AD/ART, dengan memuat:
a. Nama dan tempat kedudukan
b. Kegiatan usaha sebagai bank
c. Permodalan
d. Wewenang, tanggung jawab dan masa jabatan komisaris dan direksi
2) Daftar kepemilikan
a. Daftar calon pemegang saham berikut rincian besaran kepemilikan saham (PT)
b. Daftar calon anggota berikut simpanan pokok, wajib dan hibah (koperasi)
3) Rencana organisasi
4) Rencana kerja tahun pertama
a. Analisis terhadap peluang pasar dan potensi ekonomi
b. Rencana kegiatan usaha, penghimpunan dan penyaluran dana bank, serta
langkah langkahnya
5

c. Rencana kebutuhan pengawai


d. Proyeksi arus kas selama 12 bulan, neraca dan perhitungan laba rugi
5) Bukti setoran modal minimal 30% dari modal disetor dalam bentuk bilyet giro BI
a. Modal disetor untuk Bank Umum sebesar 3 trilliun.
b. Modal disetor untuk BPRS
c. 2 M untuk wilayah Jabodetabek
d. 1 M untuk Ibu kota Propinsi
e. 500 Juta untuk kota dan kabupaten diluar keduanya.
6) Surat pernyataan dari calon pemilik, bahwa modal tsb;
a. Tidak berasal dan pinjamanan atau fasilitas pembiayaan.
b. Tidan berasal dan untuk pencucian uang
7) Persetujuaan selambat-lambatnya akan diberikan selama 60 hari setelah dokumen
permohonan diterima. BI wajib melakukan
a. Penelitian atas kelengkapan dan kebbenaran dokumen.
b. Wawancara terhadap calon pemilik, komisasris dan direksi
c. Ananlisis yang meliputi;
d. Tingkat persaingan yangsehat antar bank
e. Tingkat kejenuhan bank
f. Kondisi ekonomi/pemerataan
g. Pernyataan pemilik
8) Persetujuan prinsip tersebut berlaku selama 360 hari

b. Izin Usaha
Izin usaha adalah izin yang diberikan untuk melakukan kegiatan usaha bank, setelah persiapan
pendirian bank selesai dilakukan. Izin usaha di ajukan kepada Bank Indonesia dengan
melampirkan:
1) Akta pendirian badan hukum, termasuk AD/ART yang telah disahkan instansi berwenang
2) Data kepemilikan berupa daftar pemegang saham atau daftar anggota.
3) Daftar susunan komisaris dan direksi
4) Susunan organisasi serta sistem dan prosedur kerja, termasuk personalia
5) Bukti pelunasan modal disetor minimum
6) Bukti kesiapan operasional
a. Daftar aktiva tetap dan inventaris
b. Bukti kepemilikan, penguasaan dan sewa kantor
c. Foto gedung dan tata letak ruangan
d. Contoh formulir atau warkat yang akan digunakan untuk operasional bank
e. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan Tanda Daftar Perusahaan
7) Surat pernyataan dari pemilik bank bahwa pelunasan modal disetor;
a. Tidak berasal dari pinjaman atau fasilitas pembiayaan
b. Tidak berasal dan untk pencucian uang
8) Surat pernyataan tidak merangkap jabatan melebihi ketentuan bagi anggota komisaris
9) Surat pernyataan tidak merangkap jabatan bagi anggota direksi
10) Surat pernyataan dari anggota komisaris dan direksi bahwa yang bersangkutan tidak memiliki
hubungan kekeluargaan
6

11) Surat pernyataan dari anggota direksi bahwa yang bersangkutan baik secara sendiri ataupun
bersama sama tidak memiliki saham melebihi 25% dari jumlah modal disetor pada suatu
perusahaan lain.
12) Persetujuan atau penolakan izin usaha diberikan selambat-lambatnya 60 hari setelah
dokumen permohonan diterima secara lengkap
13) Bank yang telah mendapat izin usaha dari direksi BI wajib melaksanakan kegiatan usaha
selambat-lambatnya 60 hari terhitung sejak tanggal izin usaha dikeluarkan.
14) Laporan kegiatan usaha wajib disampaikan oleh direksi bank kepada BI selambat-lambatnya
10 hari sejak tanggal dimulainya kegiatan operasional

c. Dewan Komisaris dan Dewan Direksi


1) Persyaratan Umum anggota dewan komisaris dan direksi
a. Tidak termasuk daftar hitam BI
b. Memiliki kemampuan melaksanakan tugas
c. Memiliki integritas
Akhlak dan moral
Komitmen
Disiplin
Layak dan wajar
2) Bank yang sebagian sahamnya dimiliki asing boleh menempatkan WNA sebagai anggota
komisaris dan anggota direksi.
3) Jumlah anggota komisaris sekurang-kurangnya dua orang dan wajib memiliki pengetahuan
dan/atau pengalaman di bidang perbankan
4) Anggota dewan komisaris hanya dapat merangkap jabatan
a. Sebagai anggota komisaris sebanyak-banyaknya satu bank lain/BPR
b. Sebagai anggota dewan komisasris, direksi atau eksekutif sebanyak-banyaknya dua
perusahaan lain bukan bank/BPR
5) Mayoritas anggota komisasri dilarang memiliki hubungan keluarga
6) Direksi bank minimal berjumlah 3 orang dan memiliki pengalaman operasional bank minimal
selama 5 tahun sebagai pejabat eksekutif bank
7) Anggota direksi dilarang rangkap jabatan pada perusahaan lain
8) Anggota direksi dilarang memiliki hubungan kekeluargaan
9) Anggota direksi juga dilarang memiliki saham melebihi 25 % dari modal disetor pada
perusahaan lain.
10) Direksi bank dilarang memberikan tugas kepada pihak lain yang mengakibatkan pengalihan
tugas dan wewenang tanpa batas
11) Calon anggota direksi dan komisaris harus mendapat persetujuan BI.
a. Permohonan diajukan ke BI
b. BI melakukan proses selama maksimal 15 hari meliputi;
Kelengkapan dan kebenaran dokumen
Wawancara terhadap calon
Laporan pengangkatan disampaikan kepada BI maksimal 10 hari setelah pengangkatan
disahkan RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham)
7

2. BENTUK BADAN HUKUM BANK


Disamping izin yang telah diajukan, maka permohonan dapat memilih bentuk badan hukum yang
diinginkan dan yang telah ditentukan. Pemilihan bentuk badan hukum ini tergantung dari jenis
bank yang dipilihnya. Masing-masing bentuk badan mempunyai kelebihan dan kekurangannya.
Ada beberapa bentuk hukum bank yang dapat dipilih jika ingin mendirikan bank sesuai dengan
undang-undang nomor 10 tahun 1998.. Bentuk badan hukum Bank Umum dapat berupa salah
satu dari alternative di bawah ini:
Perseroan Terbatas
Koperasi atau
Perseroan daerah (PD)
Sedangkan bentuk badan hukum Bank Perkreditan Rakyat sesuai dengan
undang-undang nomor 7 tahun 1992 dapat berupa:
Perusahaan Daerah (PD)
Koperasi
Perseroan Terbatas (PT)
Atau bentuk lainnya yang ditetapkan pemerintah

3. KERAHASIAAN BANK
a. Pengertian
Rahasia bank adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan keterangan mengenai
nasabah penyimpan dan simpanannya (Pasal 1 angka 28 UU No.10 Tahun 1998 tentang
Perbankan). Yang dimaksud dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan keterangan
mengenai nasabah penyimpan dan simpanannya meliputi segala keterangan tentang orang dan
badan yang memperoleh pemberian layanan dan jasa dalam lalu lintas uang, baik dalam maupun
luar negeri,
meliputi:
oJumlah kredit
oJumlah dan jenis rekening nasabah (Simpanan Giro, Deposito, Tabanas, Sertifikat, dan surat
berharga lainnya);
oPemindahan (transfer) uang
oPemberian garansi bank
oPendiskontoan surat-surat berharga
oPemberian kredit.
Yang dimaksud Nasabah Penyimpan adalah nasabah yang menempatkan dananya di Bank dalam
bentuk simpanan berdasarkan perjanjian Bank dengan nasabah yang bersangkutan Sedangkan
yang dimaksud dengan Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada Bank
berdasarkan perjanjian penyimpanan dana dalam bentuk Giro, Deposito, Sertifikat Deposito,
Tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu (Pasal 1 angka (5) UU No.10
Tahun 1998).

Anda mungkin juga menyukai