UNESCO memberi definisi `heritage` yaitu sebagai warisan (budaya) masa lalu, apa yang saat ini
dijalani manusia, dan apa yang diteruskan kepada generasi mendatang. Pendek kata, `heritage` adalah
sesuatu yang seharusnya diestafetkan dari generasi ke generasi, umumnya karena dikonotasikan
mempunyai nilai sehingga patut dipertahankan atau dilestarikan keberadaannya.
Pusaka Budaya mencakup pusaka berwujud (tangible) dan pusaka tidak berwujud
(intangible). Pusaka Saujana adalah gabungan Pusaka Alam dan Pusaka Budaya dalam kesatuan
ruang dan waktu. Pusaka Saujana dikenal dengan pemahaman baru yaitu cultural landscape
(saujana budaya), yakni menitikberatkan pada keterkaitan antara budaya dan alam dan
merupakan fenomena kompleks dengan identitas yang berwujud dan tidak berwujud.
Berpegang pada paparan di atas, folklor dalam bentuk cerita rakyat, tarian, kulinari, musik
tradisional, dan lainnya masuk dalam pusaka budaya yang dalam bahasa kerennya disebut
heritage.
Selanjutnya, Howard mengingatkan bahwa peninggalan atau warisan orang per orang pun
masuk dalam katagori heritage. Terserah pada keluarga mereka apakah akan menyimpan dan
memelihara kenangan atas, katakan, kakek atau nenek mereka. Baik itu dalam bentuk petuah,
buku harian, koleksi buku, etos kerja, mobil tua, album foto, dll.
Khusus untuk gedung atau bangunan tua, yang bisa dikategorikan sebagai pusaka kota, kita bisa
mengacu pada UU No 5 Th 1992, tentang Cagar Budaya. Dalam UU itu, kategori gedung atau
bangunan yang berusia di atas 50 tahun bisa dimasukkan sebagai cagar budaya yang
keberadaannya harus dilindungi dan dilestarikan.