3 Ramdani Wahyu Sururie dkk., Panduan KKN SISDAMAS (Kuliah Kerja Nyata
Berbasis Pemberdayaan Masyarakat), (Bandung: LP2M UIN Sunan Gunung Djati Bandung,
2017), hlm. 5.
4 Ramdani Wahyu Sururie dkk., Panduan KKN SISDAMAS, hlm. 5.
sosial dan pengintegrasiannya ke dalam kegiatan pembangunan serta
peranan masyarakat di dalamnya. Yang terpenting disini adalah peningkatan
partisipasi rakyat dalam proses pengambilan keputusan yang menyangkut
diri dan masyarakatnya. Oleh karena itu, pemberdayaan masyarakat amat
erat kaitannya dengan pemantapan, pembudayaan, pengamalan demokrasi.5
Ketiga, memberdayakan mengandung pula arti melindungi. Dalam
proses pemberdayaan, harus dicegah yang lemah menjadi bertambah
lemah, oleh karena kekurangberdayaan dalam menghadapi yang kuat. Oleh
karena itu, perlindungan dan pemihakan kepada yang lemah amat mendasar
sifatnya dalam konsep pemberdayaan masyarakat. Melindungi tidak berarti
mengisolasi atau menutupi dari interaksi, karena hal itu justru akan
mengerdilkan yang kecil dan melunglaikan yang lemah. Melindungi harus
dilihat sebagai upaya untuk mencegah terjadinya persaingan yang tidak
seimbang, serta eksploitasi yang kuat atas yang lemah. Pemberdayaan
masyarakat bukan membuat masyarakat menjadi makin tergantung pada
berbagai program pemberian (charity). Karena, pada dasarnya setiap apa
yang dinikmati harus dihasilkan atas usaha sendiri (yang hasilnya dapat
dipertukarkan dengan pihak lain).6
Pemberdayaan masyarakat sebenarnya mempunyai peranan penting
untuk mengembangkan potensi harkat dan martabat serta mampu
menanamkan nilai-nilai ilahiyah pada setiap individu. Hal tersebut dilakukan
sebagai upaya untuk menuju masyarakat yang agamis. Karena jikalau
seluruh lapisan masyarakat menjadi pribadi muslim yang jujur dan amanah,
tentu daerahnya masing-masing akan mampu berkembang pesat dengan
keahlian berbagai lapisan masyarakat dalam menjalankan tugasnya masing-
masing yang dalam hal ini berlandaskan kejujuran dan keadilan karena
sudah menanamkan nilai-nilai ilahiyah pada dirinya masing-masing.
Tujuan dilaksananankannya program pemberdayaan menurut Payne
adalah untuk membantu klien mendapatkan daya, kekuatan, kemampuan
untuk mengambil keputusan dan tindakan yang akan dilakukan berhubungan
2. Refleksi Sosial
3. Pemetaan Sosial
Tabel 2.1
Lokasi
No Kebutuhan Vol Frek
(RT/RW)
1 Kepala DTA Asy-Syukur 02/16
Guru Laki-Laki untuk DTA
2 02/16
Asy-Syukur
Kelengkapan Administrasi
3 02/16
DTA Asy-Syukur
Metode Pembelajaran
4 02/16
untuk DTA Asy-Syukur
5 Sarana dan Prasarana 02/16
Tabel 2.2
Lokasi
No Masalah Vol Frek
(RT/RW)
Belum ada sosok yang
1 bisa memimpin DTA Asy- 02/16
Syukur
Belum ada Guru Laki-Laki
2 02/16
untuk DTA Asy-Syukur
Administrasi DTA Asy-
3 Syukur yang belum 02/16
tertata dengan rapih
Kualitas Guru DTA Asy-
Syukur yang belum
4 02/16
terasah (Kekurangan
Metode Pembelajaran)
Kurangnya Sarana dan
5 Prasarana untuk DTA Asy- 02/16
Syukur
Tabel 2.3
4. Pengorganisasian Masyarakat
5. Perencanaan Partisipatif
Tabel 2.4
Program DTA
Sumber
No Kegiatan Lokasi Harga
Biaya
1 Manasik Haji DTA RW.16 2.500.000
(Peralatan
Asy-Syukur
Manasik
Haji)
2 Pawai Hikmah Desa 100.000
Muharram DTA Asy- Haurpu
Syukur gur
3 Pelatihan Nasyid, RW.16 2.500.000
Hadroh, dan (Peralatan
Rebbana Nasyid dll)
4 Hikmah Maulid Nabi RW.16 1.000.000
Saw.
5 Hikmah Rajab RW.16 800.000
6 Hikmah Ramadhan RW.16 1.500.000
7 Kerja Bakti (GBS- RW.16 80.000
Gerakan Bebersih (Peralatan
Sasareungan) Kebersihan)
8 Forum Komunikasi RW.16 80.000/
Orang Tua Santri DTA pertemuan
Asy-Syukur
9 Pentas Kreasi Santri RW.16 1.000.000
DTA Asy-Syukur
Dalam Menanamkan
Semangat Ukhuwah
Islamiyyah
10 Kelengkapan RW.16 150.000
Administrasi dan
Sarana-Prasarana di
DTA Asy-Syukur
6. Sinergi Program
7. Pelaksanaan Program