Anda di halaman 1dari 15

MINAT IBU MENGUNJUNGI POSYANDU DIWILAYAH KERJA

PUSKESMAS SIMPANG BARU KECAMATAN TAMPAN

Oleh : RIA ANDRYANA /1101134863

Pembimbing : Drs. Jonyanis, M.Si


Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Riau
Pekanbaru
Kampus Bina Widya Jl. HR. Soebrantas Km. 12,5 Simpang Baru Pekanbaru 28293
Telp/Fax 0761-63272

ABSTRAK

Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah menggambarkan apa yang
mempengaruhi Minat Ibu Mengunjungi Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas
Simpang Baru Kecamatan Tampan. Minat ibu dapat diukur melalui intensitas
kunjungannya keposyandu dalam satu tahun. Penelitian ini menggunakan metode quota
sampling. Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki balita di Kelurahan
Simpang Baru, sampel penelitian ini adalah ibu-ibu yang memiliki balita di Posyandu
Raflesia yang beralamat dijalan Uka. Sampel berjumlah 30 orang yang terdiri dari ibu-
ibu yang rutin mengunjungi posyandu , jarang mengunjungi dan tidak pernah sama
sekali mengunjungi posyandu. Analisis data yang digunakan adalah kuantitatif
deskriptif. Dengan penyaringan data melalui kuesioner , wawancara dan angket. Teori
yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori minat oleh Hurlock, teori tindakan
sosial oleh Weber dan teori health belief model. Dari penelitian ini dapat disimpulkan
bahwa minat ibu di Posyandu Raflesia di Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Baru
Kecamatan Tampan masih tergolong tinggi, yang menunjukkan 67,6% ibu-ibu masih
mengunjungi dan membawa balitanya mengunjungi posyandu dan masih berfikir bahwa
posyandu itu penting. Hal ini membuktikan bahwa ibu-ibu masih memiliki kesadaran
yang baik untuk mengunjungi posyandu hal tersebut terlihat dari minat ibu-ibu yang
rutin mengunjungi posyandu lebih banyak dari pada ibu-ibu yang jarang mengunjungi
dan tidak pernah mengunjungi. Dari penelitian ini juga dapat digambarkan bahwa faktor
yang paling mempengaruhi minat ibu-ibu dalam mengunjungi posyandu yaitu Jarak
tempuh rumah dengan posyandu dan faktor pekerjaan ibu-ibu tersebut. Jarak
berpengaruh terhadap minat yang menyatakan bahwa sebanyak 67,6% ibu-ibu yang
rumahnya tidak terlalu jauh keposyandu cendrung rutin mengunjungi posyandu sisanya
mereka yang jarak rumahnya jauh tidak pernah mengunjungi posyandu. Faktor lain
yang paling mempengaruhi adalah faktor jenis pekerjaan ibu 73,3% yang tidak terikat
oleh jam kerja cendrung lebih rutin mengunjungi posyandu.

Kata Kunci : Minat, Ibu, Posyandu

Jom FISIP Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 1


MINAT IBU MENGUNJUNGI POSYANDU DIWILAYAH KERJA
PUSKESMAS SIMPANG BARU KECAMATAN TAMPAN

Oleh : RIA ANDRYANA /1101134863

Pembimbing : Drs. Jonyanis, M.Si


Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Riau
Pekanbaru
Kampus Bina Widya Jl. HR. Soebrantas Km. 12,5 Simpang Baru Pekanbaru 28293
Telp/Fax 0761-63272

ABSTRACK

The problem of this study showed the factors which influence mothers interest
in visiting Posyandu in Local Clinic Simpang Raru, Tampan. Mothers interest could be
measure through intensity of visiting Posyandu every year. This study used quota
sampling technique. The population was all of mothers who have children in Simpang
Baru, Tampan at Jalan Uka. The sample was, 30 mothers who always, rare, and never,
visiting Posyandu. The data nalysis is descriptive quantitative. The data collection
technique are questionnaire and interview.The theory used in this study were interest
theory by Hurlock, social action theory by Weber and Health belief model by
Rosentock. By this study, it could be concluded that mothers interest in Reflesia
Posyandu in Local Clinic Simpang Baru, Tampan belonged to high percentage, that
show 67,7 % mother visited, brought their child to posyandu and thought that posyandu
was important. It showed that the mother has good consciousness to visit posyandu. It
could be seen when the mother who always visit posyandu more than the mother who
rarely visit and never visit. This study also showed that the other factors which
influence mothers interest in visiting posyandu are the distance between the house and
posyandu, and their occupation. The distance influenced the mothers interest that 67,6
% the mother whose house near to posyandu tend to visit posyandu, and the rest is the
mother, whose house far away, never visiting posyandu. The most influence factor was
kind of mothers occupation that 73,3 % had unattached occupation was always visiting
Posyandu

Keywords : Interest, Mother,Posyandu

Jom FISIP Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 2


BAB I penimbangan bulanan di Posyandu tidak
PENDAHULUAN dikenakan biaya. Selain itu juga ibu
menganggap bahwa penimbangan bulanan
Posyandu berguna untuk mengetahui
1.1 Latar Belakang
perkembangan kesehatan anaknya, dan ibu
Kesehatan merupakan hak azasi
merasa posyandu lebih praktis dan
pembangunan kesehatan bertujuan untuk
terjangkau dibandingkan dengan sarana
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kesehatan, tetapi sebagian besar ibu
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
menyatakan tidak mengetahui apa dan
agar terwujud derajat kesehatan
bagaimana pelayanan yang diberikan di
masyarakat yang setinggi-tingginya
posyandu sehingga pada kenyataannya
diselenggarakan upaya kesehatan yang
angka partisipasi masyarakat dalam
terpadu dan menyeluruh dalam bentuk
kegiatan posyandu bulanan masih belum
upaya kesehatan perseorangan dan upaya
dapat mencapai angka yang stabil.
kesehatan masyarakat, sebagai investasi
Seiring dengan perkembangan
bagi pembangunan sumber daya manusia
zaman, sering terjadi suatu keadaan
yang produktif secara sosial dan ekonomis.
dimana ibu tidak secara teratur
(UU No. 36 tahun 2009)
mengunjungi Posyandu. Hal tersebut akan
Kegiatan posyandu dilakukan oleh
menyebabkan kesulitan dalam monitoring
dan untuk masyarakat, Posyandu sebagai
tumbuh kembang, maka perlu bagi tenaga
wadah peran serta masyarakat, yang
kesehatan khususnya bidan untuk terus
menyelenggarakan kegiatan meliputi
memberikan sosialisasi kepada ibu-ibu
keluarga berencana, kesehatan ibu dan
khususnya ibu-ibu yang memiliki balita
anak, imunisasi, penanggulangan diare dan
dan memberikan intervensi yang sesuai
pendidikan gizi masyarakat. Keteraturan
dalam rangka menciptakan lingkungan
ibu dalam mengunjungi Posyandu dan
yang kondusif bagi ibu dalam
menimbangkan balitanya ke Posyandu
meningkatkan kunjungan ibu ke Posyandu.
akan sangat bermanfaat sebagai
Dalam kenyataan sehari-hari banyak kita
monitoring tumbuh kembang balita.
lihat faktor sosial masyarakatnya yang
Masalah yang dihadapi Posyandu
mendukung penyebab minat ibu sering dan
perkotaan lebih sering pada jumlah
jarangnya mengunjungi posyandu. faktor
kunjungan yang sedikit. Hal tersebut
sosial yaitu karna berpindah rumah,
sesuai dengan ciri-ciri masyarakat kota
ketidak cukupan ekonomi, perceraian
yang cenderung indivualisme,
ketidak cocokan bergaul dengan orang
materialistis, tuntutan pelayanan yang
lain sehingga terjadi interaksi yang kurang
profesional, kepekaan social yang tinggi,
baik. Dibalik faktor yang disebutkan diatas
mengutamakan untung rugi, dan
terdapat faktor lain yaitu hambatan jarak,
pendidikan yang relatif tinggi. Masyarakat
ketiadaan waktu yang dikarenakan
yang menuntut pelayanan cepat, tepat
kesibukan, lebih suka membawa anaknya
waktu, walaupun masyarakat harus
berobat kedokter praktek karena waktunya
membayar lebih tinggi. Ada beberapa
tidak bentrok dengan kesibukan ibu atau
faktor yang menyebabkan jumlah
orang tua bayi, ketidaktauan ibu terhadap
kunjungan tersebut tidak stabil antara lain
jadwal Posyandu setiap bulannya.
ibu merasa bahwa tindakan pelayan
kesehatan selama ini sudah mendukung
1.2 Rumusan Masalah
terhadap partisipasi ibu dalam
1. Bagaimana minat ibu di kelurahan
menimbangkan balitanya yang ditunjukkan
simpang baru dalam mengunjungi
dengan perhatian dan kepedulian sehingga
posyandu?
menimbulkan kepercayaan ibu terhadap
2. Faktor-faktor apa saja yang
kegiatan posyandu, kehadiran ibu yang
mempengaruhi minat ibu dikelurahan
memiliki bayi dan balita dalam
Jom FISIP Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 3
simpang baru dalam mengunjungi 2.1.1 Faktor Faktor yang
posyandu? Mempengaruhi Minat
Minat pada seseorang akan suatu
1.3 Tujuan Peneltian obyek atau hal tertentu tindakan muncul
1. Untuk mengetahui bagaimana minat dengan sendirinya secara tiba-tiba dalam
ibu di kelurahan simpang baru dalam diri individu. Minat dapat timbul pada diri
mengunjungi posyandu seseorang melalui proses. Dengan adanya
2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa perhatian dan interaksi dengan lingkungan
saja yang mempengaruhi minat ibu maka minat tersebut dapat berkembang.
dikelurahan simpang baru dalam Banyak faktor yang mempengaruhi minat
mengunjungi posyandu seseorang akan hal tertentu.
Miflen, FJ & Miflen FC
1.4 Manfaat Penelitian mengemukakan ada dua faktor yang
1. Sebagai sumber pemikiran dalam mempengaruhi minat, yaitu :
bidang-bidang sosial khususnya 1. Faktor dari dalam yaitu sifat
sosiologi. pembawaan.
2. Kegunaan bagi peneliti adalah 2. Faktor dari luar, diantaranya adalah
memberikan pengetahuan lebih keluarga, masyarakat atau lingkungan.
mendalam tentang terjadinya disfungsi Crow and Crow menyebutkan
dalam menjalankan kegiatan bahwa ada tiga faktor yang mendasari
Posyandu timbulnya minat seseorang yaitu :
3. Penelitian ini juga berguna bagi 1. Faktor dorongan yang berasal dari
mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan dalam. Kebutuhan ini dapat berupa
Ilmu Politik Universitas Riau, kebutuhan yang berhubungan dengan
khususnya bagi mahasiswa jurusan jasmani dan kejiwaan.
Sosiologi sebagai literatur atau untuk 2. Faktor motif sosial. Timbulnya minat
sumber tambahan dalam memperoleh dari seseorang dapat didorong dari
informasi bagi peneliti yang akan motif sosial yaitu kebutuhan untuk
melaksanakan penelitian pada kajian mendapatkan penghargaan dan
yang sama. lingkungan dimana mereka berada.
3. Faktor emosional. Faktor ini merupakan
BAB II ukuran intensitas seseorang dalam
KERANGKA TEORI menaruh perhatian terhadap sesuatu
kegiatan atau objek tertentu.
2.1 Minat
Hurlock (1990) dalam skripsi Afni Mariani 2.2 Tindakan Sosial
(2014) mengatakan minat memainkan Teori yang digunakan untuk
peran penting dalam kehidupan seseorang penelitian ini ialah Teori Perilaku Sosial
dan mempunyai dampak yang besar atas dari Max Weber, dimana Weber
perilaku dan sikap. Minat merupakan mendefinisikan sosiologi sebagai ilmu
sumber motivasi yang mengarahkan tentang institusi-institusi sosial, sosiologi
seseorang dalam melakukan apa yang Weber adalah ilmu tentang perilaku sosial.
mereka ingin lakukan bila diberi Menurutnya terjadi suatu pergeseran
kebebasan untuk memilikinya. Bila tekanan kearah keyakinan, motivasi, dan
mereka melihat sesuatu yang bermanfaat tujuan pada diri anggota masyarakat, yang
bagi dirinya maka mereka tertarik pada semuanya memberi isi dan bentuk kepada
objek tersebut serta akan timbul kepuasan kelakuannya.
pada dirinya. a. Rasionalitas Instrumental
(Zweckrationalitat)

Jom FISIP Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 4


Tingkat Rasionalitas yang paling 2.3 Posyandu
tinggi ini meliputi pertimbangan dan a. Pengertian Posyandu
pilihan yang sadar yang berhubungan Posyandu adalah suatu forum
dengan tujuan tindakan itu dan alat yang komunikasi, alih teknologi dan pelayanan
dipergunakan untuk mencapainya dapat kesehatan masyarakat oleh dan untuk
digunakan untuk mencapai tujuan yang masyarakat yang mempunyai nilai strategi
dipilih. dalam mengembangkan sumber daya
b. Rasional yang Berorientasi Nilai manusia sejak dini.Sebagai pusat kegiatan
(Wertrationalitat) masyarakat dalam upaya pelayanan
Dibandingkan dengan rasionalitas kesehatan, keluarga berencana, pusat
instrumental, sifat rasionalitas yang pelayanan terhadap keluarga berencana,
berorientasi nilai yang penting adalah serta pos kesehatan yang dikelola dan
bahwa alat-alat hanya merupakan obyek diselenggarakan untuk dan oleh
pertimbangan dan perhitungan yang sadar; masyarakat dengan dukungan teknis dari
tujuan-tujuannya sudah ada dalam petugas kesehatan.
hubungannya dengan nilai-nilai individu b. Pengertian Kader Posyandu
yang bersifat non rasional dalam hal Kader adalah seorang tenaga sukarela
dimana seseorang tidak dapat yang direkrut dari oleh dan untuk
memperhitungkannya secara obyektif masyarakat yang bertugas membantu
mengenai tujuan-tujuan mana yang harus masyarakat serta membantu kelancaran
dipilih. Perasaan senang ibu-ibu ketika pelayanan kesehatan.
mengunjungi posyandu mungkin Kader posyandu dipilih oleh pengurus
merupakan bentuk dasar dari rasionalitas Posyandu dari anggota masyarakat yang
yang berorientasi nilai ini bersedia, mampu dan memiliki waktu
c. Tindakan Tradisional untuk menyelenggarakan kegiatan
Tindakan tradisional merupakan tipe Posyandu. Kader Posyandu
tindakan sosial yang bersifat nonrasional. menyelenggarakan kegiatan Posyandu
Kalau seorang individu memperlihatkan secara sukarela (Depkes RI, 2006).
perilaku karena kebiasaan, tanpa refleksi
yang sadar atau perencanaan, perilaku c. Tujuan Posyandu
seperti itu digolongkan sebagai tindakan 1. Tujuan Umum
tradisional atau merupakan kebiasaan Menunjang percepatan penurunan
baginya. Contohnya sang ibu lebih angka kematian ibu dan angka kematian
memilih membawa anaknya kepengobatan bayi di Indonesia melalui upaya
tradisional dari pada keposyandu. pemberdayaan masyarakat.
d. Tindakan Afektif 2. Tujuan khusus
Tipe tindakan ini ditandai oleh a. Meningkatkan peran masyarakat dalam
dominasi perasaan atau emosi tanpa penyelenggaraan upaya kesehatan
refleksi intelektual atau perencanaan yang dasar, terutama yang berkaitan dengan
sadar. Seseorang yang sedang mengalami penurunan angka kematian ibu dan
perasaan meluap-luap seperti cinta, angka kematian bayi
kemarahan, ketakutan atau kegembiraan, b. Meningkatnya peran lintas sektor dalam
dan secara spontan mengungkapkan penyelenggaraan Posyandu, terutama
perasaan itu tanpa refleksi, berarti sedang angka kematian ibu dan angka kematian
memperlihatkan tindakan afektif, dan bayi
tergolongtindakan yang tidak rasional c. Meningkatnya cakupan dan jangkauan
karena kurangnya pertimbangan logis, pelayanan kesehatan dasar, terutama
ideologi, atau kriteria rasionalitas lainnya. yang berkaitan dengan penurunan
(Johnson, Doyle Paul, 1986). angka kematian ibu dan angka kematian
bayi

Jom FISIP Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 5


d. Fungsi Posyandu Posyandu dapat dikembangkan dari
Menurut Depkes (2006), fungsi Posyandu pos penimbangan, pos imunisasi, pos KB,
adalah : pos kesehatan ataupun pembentukan yang
1. Sebagai wadah pemberdayaan baru. Satu Posyandu sebaiknya melayani
masyarakat dalam alih informasi dan seratus (100) balita/700 penduduk atau
keterampilan dari petugas kepada disesuaikan dengan kemampuan petugas
masyarakat dan antara sesama dan keadaan setempat, geografis, jarak
masyarakat dalam rangka mempercepat antar rumah, jumlah kepala keluarga.
penurunan angka kematian ibu dan Posyandu sebaiknya berada pada tempat
angka kematian bayi. yang mudah didatangi oleh masyarakat.
2. Sebagai wadah untuk mendekatkan Dengan demikian kegiatan Posyandu dapat
pelayanan kesehatan dasar terutama dilaksanakan dipos pelayanan yang sudah
berkaitan dengan penurunan angka ada, rumah penduduk, balai desa, tempat
kematian ibu dan angka kematian bayi. pertemuan atau ditempat yang khusus
e. Sasaran Posyandu dibangun masyarakat.
Sasaran dalam pelayanan Posyandu
antara lain: bayi berusia kurang dari 1 Pelayanan yang diselenggarakan
tahun, anak balita usia 1 sampai 5 tahun, untuk ibu hamil mencakup pertama,
ibu hamil, ibu menyusui, ibu nifas, serta penimbangan berat badan dan pemberian
wanita usia subur. tablet besi yang dilakukan oleh kader
kesehatan. Jika ada petugas Puskesmas
f. Pengelolaan Posyandu ditambah dengan pengukuran tekanan
Menurut Depkes RI (2006), pengelola darah dan pemberian imunisasi Tetanus
Posyandu dipilih dari dan oleh masyarakat Toksoid. Bila tersedia ruang pemeriksaan,
pada saat musyawarah pembentukan ditambah dengan pemeriksaan tinggi usia
Posyandu. Pengurus Posyandu sekurang- kehamilan. Apabila ditemukan kelainan
kurangnya terdiri dari ketua, seorang maka akan dirujuk ke Puskesmas. Yang
sekretaris dan seorang bendahara. Kriteria kedua, untuk lebih meningkatkan
pengelola Posyandu antara lain : kesehatan ibu hamil perlu diselenggarakan
1. Diutamakan dari para dermawan dan kelompok ibu hamil pada setiap hari buka
tokoh masyarakat setempat posyandu atau pada hari lain sesuai dengan
2. Memiliki semangat pengabdian, kesepakatan. Kegiatan kelompok ibu hamil
berinisiatif tinggi dan mampu antara lain: a) penyuluhan: tanda bahaya
memotivasi masyarakat ibu hamil, persiapan persalinan, persiapan
3. Bersedia bekerja secara suka rela menyusui, KB dan gizi; b) perawatan
bersama masyarakat payudara dan pemberian ASI; c) peragaan
pola makan ibu hamil; d) peragaan
g. Lokasi Posyandu perawatan bayi baru lahir; e) senam ibu
Syarat Lokasi Posyandu menurut hamil.
Effendi (1998), adalah
1. Berada ditempat yang mudah i. Fakto-faktor yang mempengaruhi
didatangi oleh masyarakat 1. Umur Ibu
2. Ditentukan oleh masyarakat itu sendiri Umur adalah usia seseorang yang
3. Dapat merupakan lokasi tersendiri dihitung berdasarkan hari ulang tahun
4. Bila tidak memungkinkan dapat terakhirnya (Mubarak, 2009). Umur
dilaksanakan dirumah penduduk, pos memiliki hubungan terhadap status
RT/RW atau lainnya imunisasi respondennya. Status kesehatan
dapat ditentukan oleh faktor usia dalam hal
h. Penyelenggaraan Posyandu ini adalah pertumbuhan dan
perkembangan, dengan demikian setiap

Jom FISIP Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 6


rentang usia (bayi-lansia) memiliki dapat menjadikan seseorang memperoleh
pemahaman dan respon terhadap pengalaman dan pengetahuan baik secara
perubahan kesehatan yang berbeda-beda. langsung maupun tidak langsung
Untuk itulah seorang tenaga kesehatan (Mubarak, 2009). Pekerjaan yang
(perawat) harus mempertimbangkan termasuk variabel psikososial ini, dapat
tingkat pertumbuhan dan perkembangan meningkatkan resiko terjadinya penyakit
pada saat melakukan perencanaan tindakan dan mempengaruhi cara seseorang
(Purnawan, 2009). mendefinisikan dan bereaksi terhadap
penyakitnya (Purnawan, 2009).
2. Pendidikan Ibu
Pendidikan adalah pimpinan yang 5. Dukungan Suami
diberikan dengan sengaja oleh orang Kehamilan merupakan suatu
dewasa kepada anak-anak dalam pristiwa yang luar biasa dan merupakan
pertumbuhannya (jasmani dan rohani) agar anugerah Tuhan YME, maka sebuah
berguna bagi diri sendiri dan bagi kehamilan perlu mendapat perhatian
masyarakat (Notoatmodjo, 2003). Semakin khusus dari ibu sendiri, suami, dan
tinggi tingkat pendidikan seseorang maka keluarga yang lain. Partisipasi suami
akan semakin mudah menerima informasi sangat dibutuhkan untuk dukungan psikis,
sehingga semakin banyak pengetahuan fisik, sosial, dan spiritual. Partisipasi
yang dimiliki. kelompok ibu yang dalam asuhan kehamilan ini merupakan
berpendidikan kurang mempunyai resiko refleksi dari peran suami dalam keluarga
tidak memperoleh imunisasi lengkap (BKKBN 2001 dalam Jalilah 2008).
dibandingkan dengan ibu-ibu yang Dukungan suami yang baik dapat
memiliki pendidikan tamat SD atau lebih memberikan motivasi yang baik kepada
(pendidikan cukup). ibu dalam memeriksakan kehamilan.
3. Persepsi Jarak Rumah Ibu
Kepelayanan Kesehatan 2. Pengetahuan Ibu
Jarak adalah angka yang Pengetahuan adalah hasil
menunjukkan seberapa jauh suatu benda penginderaan manusia, atau hasil tahu
dengan benda lainnya melalui suatu seseorang terhadap objek melalui indera
lintasan tertentu (Wikipedia, 2009). Dalam yang dimilikinya (mata, hidung, telinga
penelitian ini menunjukkan persepsi ibu dan sebagainya). Pengetahuan tentang
tentang seberapa jauh rumah ibu hamil dan kesehatan adalah mencakup apa yang
ibu balita ke tempat pelayanan kesehatan. diketahui oleh seseorang terhadap cara-
Hasil ibu-ibu yang memiliki persepsi jauh cara memelihara kesehatan (Notoatmodjo,
tentang jarak dari tempat tinggalnya ke 2005).
tempat pelayanan imunisasi mempunyai
resiko sekali untuk tidak mendapatkan 2.4 Health Belief model
imunisasi lengkap dibandingkan dengan
ibu-ibu yang memiliki persepsi jarak dekat Health Belief Model ini (HBM)
ke tempat pelayanan kesehatan atau adalah teori yang paling umum digunakan
Posyandu. dalam pendidikan kesehatan dan promosi
kesehatan (Glanz, Rimer, & Lewis, 2002;
4. Pekerjaan Ibu National Cancer Institute [NCI], 2003).
Pekerjaan adalah sesuatu yang Konsep asli yang mendasari HBM adalah
dilakukan (diperbuat atau dikerjakan). bahwa perilaku kesehatan ditentukan oleh
Pekerjaan bukanlah sumber keuangan keyakinan pribadi atau persepsi tentang
tetapi lebih banyak merupakan cara penyakit dan strategi yang tersedia untuk
mencari nafkah (Erich 1996 dalam mengurangi terjadinya penyakit
Nursalam, 2001). Lingkungan pekerjaan (Hochbaum, 1958). Persepsi pribadi

Jom FISIP Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 7


dipengaruhi oleh berbagai macam faktor responden yang jarang mengunjungi
yang mempengaruhi perilaku kesehatan posyandu dan 10 responden yang sama
intrapersonal. sekali tidak pernah mengunjungi
Health Belief Model adalah posyandu. sampel kemudian diambil
perubahan prilaku kesehatan dan model dengan teknik tertentu. Karena jumlahnya
psikologis dikembangkan oleh M. sangat besar, maka peneliti menggunakan
Rosenstock pada tahun 1966 untuk Metode kuota sampling.
mempelajari dan mempromosikan
peningkatan pelayanan kesehatan. Teori 3.3 Jenis Data
Health Belief Model didasarkan pada 1. Data Primer
pemahaman bahwa seseorang akan Data Primer yaitu data yang
mengambil tindakan yang akan dikumpulkan secara langsung oleh peneliti
berhubungan dengan kesehatan. Teori ini dari para key informan dan tanpa adanya
dituangkan dalam lima segi pemikiran perantara.
dalam diri individu, yang mempengaruhi 2. Data Sekunder
upaya yang ada dalam diri individu untuk Data Sekunder merupakan data yang
menentukan apa yang baik bagi dirinya. sudah tersedia sehingga kita tinggal
Hal tersebut dilakukan dengan tujuan self mencari dan mengumpulkannya. Data ini
efficacy atau upaya diri sendiri untuk diperoleh melalui studi kepustakaan
menentukan apa yang baik bagi (Library Research) berupa buku-buku,
dirinya.Tiga faktor penting dalam Health literature-literatur, laporan hasil penelitian,
Belief Model, yaitu : karya ilmiah, peraturan perundang-
1. kesadaran individu untuk merubah undangan, dan sumber lainnya yang
perilaku dalam rangka menghndari berkaitan dengan permasalahan yang akan
suatu penyakit atau memperkecil suatu diteliti.
resiko.
2. Adanya dorongan dalam lingkungan 3.4 Teknik pengumpulan data
individu yang membuatnya merubah Teknik pengumpulan data yang
perilaku. digunakan dalam penelitian ini adalah
3. perilaku itu sendiri dengan menggunakan teknik bservasi dan
wawancara. Teknik observasi adalah
BAB III pengamatan langsung dilapanagn
METODE PENELITIAN mengenai kondisi lokasi penelitian.
Sedangkan teknik wawancara
3.1 Lokasi Penelitian dilakukan dengan mempersiapkan
Penelitian ini mengambil lokasi di pedoman wawancara. Wawancara
Puskesmas Simpang Baru Kecamatan dilakukan secara terbuka.
Tampan, dimana di kecamatan ini terdapat
17 posyandu. 3.5 Analisis Data
Didalam penelitian ini penulis
3.2 Populasi dan sampel merujuk kepada metode kuantitatif yang
Populasi penelitian dalam penelitian hasilnya akan dideskripsikan melalui data-
ini adalah keseluruhan ibu yang memiliki data yang diperoleh dan kemudian diolah
balita warga Kelurahan Simpang Baru dan dihubungkan antara satu dengan yang
berjumlah 5413. lainnya sehingga diperoleh gambaran yang
Sampel adalah bagian dari jumlah utuh.
dan karakteristik yang dimiliki oleh Hasil dari gambaran informasi akan
populasi tersebut. sampel dalam penelitian diterpretasikan sesuai dari hasil penelitian
ini adalah 30 responden, terdiri dari 10 yang dilakukan berdasarkan dukungan
responden yang rutin mengunjungi, 10

Jom FISIP Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 8


teori yang berkaitan dengan sample Petani/Nelayan 15%, Pegawai Swasta,
penelitian. 30%, Pedagang 10%, Lain-lain 19%.
Kemudian komposisi penduduk
BAB IV berdasarkan pemeluk agama diwilayah
GAMBARAN UMUM LOKASI kerja puskesmas Simpang Baru adalah
PENELITIAN Agama Islam 93,3%, Protestan 3,4%,
Katolik 2,5%, Hindu 0,23% dan Budha
Puskesmas adalah unit pelaksanaan 0,57%
pembangunan kesehatan ditingkat Selanjutnya komposisi jumlah
kecamatan yang merupakan ujung tombak penduduk berdasarkan tingkat pendidikan
system pelayanan kesehatan di Indonesia. di wilayah kerja Simpang Baru adalah
Didalam melaksakan fungsinya ini system Belum sekolah 16,4%, Tidak tamat SD
informasi yang sangat diperlukan terutama 12,09%, Tamat SD 15,89%, Tamat SMP
dalam mengevaluasi dan merencanakan 25,42%, Tamat SMA 14,97%, Tamat
suatu program kesehatan diwilayah kerja Akademi 9,74% dan Tamat S1 5,6%.
puskesmas. Salah satu bentuk infrmasi
kesehatan adalah profil kesehatan dimana 4.3 Sarana Prasarana
profil kesehatan Puskesmas Simpang Baru Sarana prasarana yang terdapat
ini memberikan informasi dan data-data diwilayah kerja Puskesmas Simpang Baru
tentang program-program untuk yang berupa pusat pendidikan, Pukesmas,
masyarakat. Posyandu, dan fasilitas swasta lainnya
pada umumnya sudah terjangkau oleh
4.1 Geografis Puskesmas Simpang semua lapisan masyarakat. Fasilitas-
Baru fasilitas tersebut berupa SD 12 buah, SMP
Wilayah kerja Puskesmas Simpang 6 buah, SMA 8 buah, Akademi/Perguruan
Baru terdiri dari satu kelurahan yaitu Tinggi 3 buah, Rumah Sakit 2 buah,
kelurahan Simpang Baru dengan Luas Dokter praktek umum 8 buah, Dokter
wilayah 237.880 km2 terdiri dari 17 RW praktek bersama 1 buah, Dokter praktek
dan 91 RT. spesialis 0, Bidan Praktek 13 buah,
Batas-batas wilayah kerja Puskesmas Posyandu 17 buah, Apotek 11 buah, Toko
Simpang Baru adalah sebagai berikut : Obat 5 buah, Optik 1 buah, Pengobatan
1. Sebeleh Utara berbatasan dengan Tradisional 2 buah.
Kecamatan Payung Sekaki
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan 4.4 Gambaran Umum Posyandu
Kelurahan Tuah Karya dan Kabupaten Posyandu diwilayah kerja
Kampar Puskesmas Simpang Baru Kecamatan
3. Sebelah Barat berbatasan dengan Tampan jumlah 17, tesebar diseluruh
Kabupaten Kampar Kelurahan Simpang Baru. Dalam
4. Sebelah Timur berbatasan dengan penelitian ini peneliti memutuskan untuk
Kelurahan Delima mengambil Posyandu Raflesia sebagai
Lokasi penelitian. Posyandu Raflesia
4.2 Kependudukan berada di Jl. Uka RW 15 Kelurahan
Jumlah peduduk dalam wilayah kerja Simpang Baru . jumlah target kunjungan
Puskesmas Simpang Baru Tahun 2014 balita dan ibu pada Posyandu Raflesia ini
sebanyak 53.091 jiwa terdiri dari laki-laki adalah 69 balita. Posyandu ini memiliki 5
26.983 jiwa dan perempuan berjumlah orang kader pembantu yang di pilih
16.108.Mata pencarian penduduk berdasarkan keorganisasian dilingkungan
diwilayah kerja Puskesmas Simpang Baru sekitar. Posyandu Raflesia ini memiliki
adalah PegawaiNegeri/Abri/Pensiunan dua tenaga medis yang diberi
15%, Wiraswasta 16%, Buruh 5%, tanggungjawab oleh Pukesmas Simpang

Jom FISIP Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 9


Baru untuk menangani masalah-masalah letak geografis dan hubungan kekerabatan.
medis pada balita dan ibu diwilayah Setiap etnis memiliki beberapa nilai,
tersebut. kebudayaan dan karakteristik yang
berbeda dengan etnis lain, termasuk dalam
BAB V pola pikir dan pemberian keputusan.
Profil responden Keberagaman etnis responden yang
diperoleh dalam penelitian ini diharapkan
tanggapan yang heterogen atas masalah
5.1 identitas Responden
yang diteliti. Berdasarkan hasil penelitian
Sebelum menjelaskan lebih jauh
maka etnis responden dapat dikategorikan
tentang minat ibu mengunjungi posyandu
ke dalam 5 (lima) kelompok etnis yaitu
maka perlu diketahui siapa saja yang di
responden dengan etnis minang, jawa,
jadikan responden dalam penelitian ini,
batak, melayu dan nias.
dapat diuraikan secara rinci hal-hal yang
berhubungan dengan identitas responden
5.1.4 Pekerjaan Istri
seperti ; agama, etnis, pekerjaan
Pekerjaan adalah sebuah kegiatan
responden, pendapatan responden, jumlah
aktif yang dilakukan oleh manusia.
balita yang dimiliki. Diharapkan data yang
Pekerjaan merupakan sesuatu yang
diperoleh dapat menjadi pedoman dan
dilakukan manusia untuk tujuan tertentu
dapat mendukung proses analisa guna
yang dilakukan secara baik dan benar.
menjawab seleuruh masalah penelitian.
Bekerja behubungan dengan aktifitas yang
dilakukan manusia secara terus menerus
5.1.1 Umur Responden
guna memenuhi kebutuhan hidupnya.
Umur adalah lamanya hidup yang
dalam peneltian ini istri bekerja untuk
dilalui seseorang, dengan umur yang
membantu memenuhi kebutuhan rumah
relatif semakin tinggi maka orang tersebut
tangga. Berdasarkan hasil penelitian
akan semakin banyak pengalaman dalam
maka jenis pekerjaan responden dapat
hidupnya. berkaitan dengan penelitian ini
dikategorikan ke dalam 4 (empat)
diharapkan semakin tingggi umur
kelompok pekerjaan yaitu responden yang
seseorang jawaban yang diberikan akan
bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil
semakin baik. Berdasarkan hasil
(PNS), Pegawai Swasta, Wiraswasta dan
penelitian maka umur responden dapat
Ibu Rumah Tangga (IRT).
dikategorikan ke dalam 3 (tiga) kelompok
umur yaitu responden yang berumur 20-30
5.1.5 Pekerjaan suami
tahun, 31-40 dan 41-50.
Pekerjaan adalah sebuah kegiatan
5.1.2 Agama
aktif yang dilakukan oleh manusia.
Agama merupakan suatu
Pekerjaan merupakan sesuatu yang
kepercayaan atau keyakinan yang
dilakukan manusia untuk tujuan tertentu
dipercayai seseorang, dimana keyakinan
yang dilakukan secara baik dan benar.
itu telah dibawa sejak lahir atau sejak
Bekerja behubungan dengan aktifitas yang
seseorang tersebut dapat mengambil
dilakukan manusia secara terus menerus
keputusan sendiri mengenai keyakinannya
guna memenuhi kebutuhan hidupnya.
kepada Tuhan. Dari 30 responden yang
Berdasarkan hasil penelitian maka jenis
telah diwawancarai oleh peneliti,
pekerjaan responden dapat dikategorikan
keseluruhan responden menganut agama
ke dalam 4 (empat) kelompok pekerjaan
Islam.
yaitu responden yang bekerja sebagai
Pegawai Negeri Sipil (PNS), Pegawai
5.1.3 Etnis responden
Swasta, Wirausaha dan buruh.
Etnis adalah penggolongan
manusia berdasarkan suku bangsa, nilai,
kebiasaan, adat istiadat, norma bahasa,

Jom FISIP Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 10


5.1.6 Pendapatan istri BAB VI
Penghasilan merupakan jumlah Mengunjungi Posyandu
uang yang diterima seseorang dari usaha
atau kegiatan pekerjaannya pada setiap
harinya atau bulannya. Penghasilan istri 6.1 Minat Ibu Mengunjungi Posyandu
disini merupakan sebagai pelengkap dari Minat memainkan peran penting
kekurangan untuk memenuhi kebutuhan dalam kehidupan seseorang dan
hidup sehari hari. mempunyai dampak yang besar atas
5.1.7 Pendapatan suami perilaku dan sikap. Minat merupakan
Penghasilan merupakan jumlah sumber motivasi yang mengarahkan
uang yang diterima seseorang dari usaha seseorang dalam melakukan apa yang
atau kegiatan pekerjaannya pada setiap mereka ingin lakukan bila diberi
harinya atau bulannya. Penghasilan suami kebebasan untuk memilikinya. Bila
adalah menentukan keberlangsungan hidup mereka melihat sesuatu yang bermanfaat
keluarganya, dimana digunakan untuk bagi dirinya maka mereka tertarik pada
kebutuhan sehari hari. objek tersebut serta akan timbul kepuasan
pada dirinya.
5.1.8 Jumlah Anak yang Dimiliki
Jumlah anak adalah keseluruhan 6.1.1 Pengetahuan Tentang Posyandu
anak yang berada dalam satu atap rumah Dalam memahami, memilih dan
yang sama dan ditanggung oleh satu melakukan sesuatu dalam hal ini yang
kepala keluarga yang sama. Jumlah menjadi objek adalah posyandu, pertama-
Tanggungan disini adalah jumlah dari anak tama yang harus diperhatikan adalah
anak responden dalam penelitian ini. responden harus mengetahui apa objek
yang dimaksud tersebut.
5.1.9 Status Kepemilikan Rumah
Status kepemilikan rumah adalah 6.1.2. Jumlah Balita Yang Dimiliki
kejelasan atau kedudukan atas sesuatu. Balita adalah anak yang telah
Dalam penelitian ini status yang dimaksud menginjak usia di atas satu tahun atau usia
adalah status kepemilikan rumah anak di bawah lima tahun. Balita adalah
responden. istilah umum bagi anak usia 1-5 tahun.

5.1.10 Alat Penerangan Rumah Tangga 6.1.3. Pandangan Terhadap Manfaat


Alat penerangan rumah tangga Posyandu
adalah alat yang digunakan untuk Posyandu dapat melayani semua
menerangi rumah. keseluruhan jumlah anggota masyarakat, terutama: bayi (0-1
responden 30 orang (100,0%) menyatakan tahun), anak balita (1-5 tahun), ibu hamil,
dirumarik sebagai alat penerangannhnya ibu menyusui, serta pasangan usia subur
menggunakan listrik sebagai alat penerang (p. Posyandu sebaiknya berada pada
rumah tangga. Hal ini menggambarkan tempat yang mudah didatangi oleh
bahwa tidak ada lagi rumah tangga yang masyarakat dan ditentukan oleh
masih menggunakan lampu minyak masyarakat didaerah itu sendiri, dengan
sebagai alat penerangan rumah tangga. demikian kegiatan posyandu dapat
Kebanyakan pasangan suami istri dilaksanakan di pos pelayanan yang telah
menganggap lampu minyak tidak praktis ada, rumah penduduk, kepala dusun,
dan lebih beresiko terlebih lagi bagi tempat pertemuan atau di tempat khusus
pasangan yang memiliki balita. yang dibangun oleh masyarakat.

Jom FISIP Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 11


6.1.4 intensitas Kunjungan 6.1.5 Pelayanan di Posyandu
Intensitas adalah seberapa sering Pelayanan merupakan suatu
individu melakukan kegiatan dalam kurun kegiatan yang terjadi antara individu
waktu yang telah ditentukan. Dalam dengan individu lain dan individu dengan
penelitian ini intensitas yang dimaksud mesin secara langsung yang dapat
adalah intensitas kunjungan ke posyandu. menimbulkan kepuasan bagi salah satu
Intensitas kunjungan yang baik adalah pihak. Disisi lain pelayanan juga dapat
teratur setiap bulannya atau 12 kali diartikan sebagai usaha melayani orang
kunjungan. Intensitas kunjungan yang lain untuk memenuhi kebutuhannya.
kurang dari 8 kali dianggap belum Tergambar dari hasil penelitian yang
memenuhi tercapainya tingkat kunjungan menyatakan bahwa mayoritas responden
yang baik atau minat yang baik, sedangkan sebanyak 21 orang (70,0%) memberi
intensitas 8 kali kunjungan pertahun penilaian baik terhadap pelayanan
dianggap baik karena tingkat kesadaran posyandu. Pelayanan yang baik seperti
akan pentingnya posyandu sudah tinggi demikian seharusnya meningkatkan minat
ibu-ibu yang memiliki balita untuk rutin
6.1.6 Perasaan Ketika Mengunjungi membawa balitanya ke posyandu untuk
Posyandu mendapatkan imunisasi yang lengkap.
Setiap manusia yang hidup dimuka
bumi ini pasti memiliki perasaan dan BAB VII
emosi pada umumnya disifatkan sebagai FAKTOR-FAKTOR YANG
keadaan yang ada pada inividu pada suatu MEMPENGARUHI MINAT IBU
waktu. Misalnya saat seseorang merasa MENGUNJUNGI POSYANDU
sedih, senang, takut, marah ataupun gejala-
gejala yang lain setelah melihat, i. Umur Responden
mendengar, atau merasakan sesuatu.
Dengan kata lain perasaan dan emosi
adalah satu keadaan kejiwaan individu semakin tingggi umur seseorang
sebagai akibat adanya peristiwa yang jawaban yang diberikan akan semakin
dialami oleh individu itu sendiri. Ketika baik. Diusia muda responden memiliki
individu melakukan sesuatu dengan kesempatan lebih besar untuk mengakses
perasaan senang , pastilah individu informasi melalui berbagai media untuk
tersebut melakukan sesuatu itu dengan mendapatkan pengetahuan lebih mengenai
perasaan suka atau senang , karena jika posyandu.
individu tidak senang dengan susuatu itu
hal tersebut tidak akan mungkin 7.1.2 Tingkat Pendidikan Responden
dilakukannya
Pendidikan itu sendiri adalah
segala pengalaman belajar yang
6.1.7 Hubungan Sosial Antara berlangsung dalam segala lingkungan dan
Responden Dengan Petugas sepanjang hidup, dimana pendidikan akan
Posyandu mempengaruhi pertumbuhan individu.
Setiap individu pasti melakukan
Pendidikan juga adalah pengajaran yang
interaksi dengan lingkungan atau dengan
diberikan dengan sengaja oleh orang
individu yang lain. Interaksi tersebut
dewasa kepada anak-anak dalam
disebut hubungan sosial. Hubungan sosial
pertumbuhannya (jasmani dan rohani) agar
adalah hubungan timbal balik antara
berguna bagi diri sendiri dan bagi
individu yang satu dengan individu yang
masyarakat. Semakin tinggi tingkat
lain, saling memengaruhi dan didasarkan
pendidikan seseorang maka akan semakin
pada kesadaran untuk saling menolong.
mudah menerima informasi sehingga
semakin banyak pengetahuan yang

Jom FISIP Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 12


dimiliki. kelompok ibu yang tingkat mudah. Dalam penelitian ini akses menjadi
pendidikannya rendah lebih memiliki penting karena dapat mempermudah ibu
resiko tidak memperoleh imunisasi untuk mengunjungi posyandu dan menjadi
lengkap karena pengetahuannya tentang salah satu faktor yang mempengaruhi
posyandu sangat minim berbanding minat ibu mengunjungi posyandu.
terbalik dengan ibu-ibu yang
berpendidikan tinggi. 7.1.6 Dukungan suami
Partisipasi suami sangat
i. jenis Pekerjaan Responden dibutuhkan untuk dukungan psikis, fisik,
sosial, dan spiritual. Partisipasi dalam
Pekerjaan adalah sebuah kegiatan asuhan kehamilan ini merupakan refleksi
aktif yang dilakukan oleh manusia. dari peran suami dalam keluarga.
kelompok responden dengan jenis Dukungan suami yang baik dapat
pekerjaan ibu rumah tanggalah yang lebih memberikan motivasi yang baik kepada
dominan mengunjungi posyandu dari pada ibu dalam memeriksakan kehamilan.
berkegiatan atau bekerja di luar rumah. Dukungan sosial juga sebagai informasi
kelompok responden Pegawai Negeri Sipil yang menuntut seseorang untuk meyakini
(PNS) dan pegawai swasta pada umumnya bahwa dirinya diperhatikan, dicintai dan
terikat pada jam kerja instansi atau dimengerti sehingga akan timbul perasaan
perusahaan tempat mereka bekerja, bahagia ketika apa yang dikerjakannya
sehingga sulit menyesuaikan dengan dihargai oleh orang lain. Dukungan sosial
jadwal posyandu yang kegiatannya biasa mengacu pada kesenangan yang dirasakan,
dilakukan pada pagi hari yang bertepatan penghargaan, kepedulian penerima
dengan hari kerja. dukugan yang didapat dari orang atau
kelompok lain dalam hal ini dukungan
7.1.4 Jarak Dari Rumah Ke Posyandu suami kepada istri untuk mengikuti
Jarak adalah ruang atau sela yang kegiatan posyandu setiap bulannya.
menghubungkan antara dua lokasi atau dua
objek dan dihitung melalui hitungan 7.1.7 Biaya Yang Dikeluarkan
panjang maupun waktu. Jarak memiliki Biaya adalah semua pengorbanan
peranan penting dalam kehidupan sosial, yang perlu dilakukan untuk membeli atau
ekonomi, dan politik. Dalam penelitian ini menbayar sesuatu , yang diukur dengan
jarak menjadi salah satu faktor yang harga dan dibayarkan dengan uang. Biaya
mempengaruhi minat ibu-ibu untuk biasanya dibayarkan setelah kita
membawa balitanya keposyandu. jarak mendapatkan sesuatu yang kita inginkan
tempuh dari rumah menuju posyandu dan disaat itulah terjadi pertukaran. Saat
mayoritas berjarak tidak terlalu jauh, individu merasa puas dengan Sesuatu
dengan demikian seharusnya minat ibu-ibu maka ia akan memebayarnya dengan harga
mengunjungi posyandu semakin tinggi. yang sesuai.
Dalam penelitian ini peneliti menemukan
kenyataan bahwa jarak menjadi salah satu 7.1.8 Pengumuman Jadwal setiap
faktor penting yang mempengaruhi minat Bulan
ibu mengunjungi posyandu. Banyak Dalam penelitian ini pengumuman
pertimbangan untuk mengunjungi yang dimaksudkan adalah pemberitahuan
posyandu karena jarak.. jadwal penyelenggaraan kegiatan
posyandu kepada kelompok tertentu yaitu
7.1.5 Akses Keposyandu ibu-ibu yang memiliki balita agar dapat
Akses merupakan semua bentuk mengunjungi posyandu pada tempat dan
perantara yang digunakan oleh manusia waktu yang telah ditentukan. pengumuman
untuk mencapai suatu tujuan dengan menjadi penting karena dapat

Jom FISIP Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 13


mempengaruhi minat ibu mengunjungi cukup besar terhadap intensitas
posyandu jika mengetahui jadwal yang kunjungan ibu keposyandu.
sudah ditentukan.
8.2 Saran
BAB VIII Dari kesimpulan yang didapat dari
PENUTUP hasil penelitian, maka saran yang dapat
peneliti berikan adalah sebagai berikut :
8.1 Kesimpulan 1. Dari kesimpulan diatas peneliti dapat
1. Dari penelitian ini dapat disimpulkan memberikan saran bahwa ibu-ibu
bahwa minat ibu di posyandu raflesia harus mengetahui konsekuensi
diwilayah kerja puskesmas simpang menjadi seorang ibu karena segala hal
baru kecamatan tampan masih yang terjadi pada anaknya merupakan
tergolong tinggi, terbukti dari tabel tanggung jawab orang tua sepenuhnya
5.6 yang menunjukkan 67,6% ibu-ibu terutama ibu karena ibu lebih banyak
masih mengunjungi dan membawa waktu bersama anaknya. Ibu
balitanya mengunjungi posyandu dan seharusnya lebih peduli terhadap hak
masih berfikir bahwa posyandu itu anaknya untuk sehat dan menerima
penting. Hal ini membuktikan bahwa pelayanan kesehatan yang ada
ibu-ibu masih memiliki kesadaran diposyandu.
yang baik untuk mengunjungi 2. Saran selanjutnya yang dapat peneliti
posyandu hal tersebut terlihat dari berikan adalah ibu-ibu tidak
minat ibu-ibu yang rutin mengunjungi seharusnya menjadikan jarak antara
posyandu lebih banyak dari pada ibu- rumahnya keposyandu sebagai faktor
ibu yang jarang mengunjungi dan penghalang untuk mengunjungi
tidak pernah mengunjungi. posyandu karena kegiatan posyandu
2. Dari penelitian ini juga dapat tersebut hanya dilakukan satu kali
disimpulkan bahwa faktor yang paling dalam sebulan. Ibu sebaiknya lebih
mempengaruhi minat ibu-ibu dalam bijak untuk mengatur dan memilih
mengunjungi posyandu yaitu Jarak akses yang digunakan untuk
tempuh rumah dengan posyandu dan mengunjungi posyandu dari hari
faktor pekerjaan ibu-ibu tersebut. sebelumnya agar kedepannya ibu-ibu
Jarak berpengaruh terhadap minat, bisa pergi dengan alasan jarak rumah
terbukti dari tebel 5.14 yang yang jauh. Berdasarkan faktor-faktor
menyatakan bahwa sebanyak 67,6% yang mempengaruhi minat ibu
ibu-ibu yang rumahnya tidak terlalu mengunjungiposyandu, faktor kedua
jauh keposyandu cendrung rutin yang cenderung mempengaruhi adalah
mengunjungi posyandu sisanya jenis pekerjaan ibu. Dalam hal
mereka yang jarak rumahnya jauh tersebut peneliti dapat memberikan
tidak pernah mengunjungi posyandu. saran agar petugas posyandu
Faktor lain yang paling seharusnya menyesuaikan kembali
mempengaruhi adalah faktor jenis jadwal pelaksanaan kegiatan posyandu
pekerjaan ibu, terbukti dari tabel 5.12 agar ibu-ibu yang memiliki pekerjaan
73,3% yang tidak terikat oleh jam yang terikat waktu dan tidak memiliki
kerja cendrung lebih rutin waktu yang efisien bisa dengan rutin
mengunjungi posyandu, disebabkan membawa anaknya mengunjungi
karena tidak terikat waktu dan posyandu, sehingga tercukupi
memiliki waktu lebih banyak untuk kebutuhan kesehatan anak.
mengunjungi posyandu. Hal ini
menggambarkan bahwa jenis
pekerjaan memiliki pengaruh yang

Jom FISIP Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 14


DAFTAR PUSTAKA Suharto, Edi. 2005. Membangun
Buku Masyarakat Memberdayakan
Dwi rianto Sabarno, 2013. Komplikasi Masyarakat: Kajian Strategi
Sosiologi dan Teori. UR Press: Pembangunan Kesejahteraan
Pekanbaru Sosial dan Pekerjaan Sosial.
Horton B. Paul, Hunt L. Cester, Sosiologi, Penerbit Refika Aditama, Bandung.
Erlangga, Jakarta, 1987 Sulaeman, EndangSutisna, 2011.
Johnson, Doyle Paul. 1986. Teori Manajemen Kesehatan Teori dan
Sosiologi Klasik dan Modern. Praktik di Puskesmas.Yogyakarta:
Jakarta : PT. Gramedia UniversitasGadjahMada
Mubarak, Wahitiqbal, 2011.Sosiologi Sunaryo, 2002. Psikologi untuk
Untuk Keperawata Keperawatan. Penerbit EGC,
PengantardanTeori.Jakarta: Jakarta.
SalembaMedika. Susanto, Ahmad, 2011. Perkembangan
Muhazam, Fauzi, 1995. Sosiologi Anak Usia Dini Pengantar Dalam
Kesehatan. Jakarta: Universitas Indonesia. Berbagai Aspeknya. Jakarta:
Narwoko, J. Dwi&BagongSuyanto. 2011. KencanaPrenada Media Group.
Sosiologi: Teks Pengantar & Zulkifli. 2003. Posyandu dan Kader
Terapan. Jakarta: KencanaPrenada Kesehatan. (http://library.usu.ac.id)
Media Group. UndangUndang RI nomor 36 tahun 2009
Nasution, S. 2003. Metode Research tentangkesehatan.Cetakan I.
(Penelitian Ilmiah). Penerbit Bandung: Citra Umbara.
PT.Bumi Aksara, Jakarta. Laporan Bulanan Puskesmas Simpang
Notoatmojo, S. (2007). Pendidikan Baru Kecamatan Tampan
Kesehatan dan erilaku Kesehatan. Profil Puskesmas Simpang Baru
Cetakan I : Jakarta : Rhineka Cipta Kecamatan Tampan
Ritzer, George, 2205. Teori Sosial
Postmodern. Yogyakarta : Kreasi Wacana Skripsi
Ritzer, George dan Douglas J. Goodman. Afni Mariani, 2014. Minat Mahasiswa
2009. Teori Sosiologi. Yogyakarta: Membaca (Studi di Fakultas Ilmu
Kreasi Wacana Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sasmita, Jumiati, Bte Norazah Mohd Riau). Fakultas Ilmu Sosial dan
Suki.2012. Metodo Logi Penelitian. Ilmu Politik, Universitas Riau
UR Press : Pekanbaru
Meliza Karmila, 2007. Perilaku Kader
Scott, John. 2012. Teori Sosial Masalah-
Terhadap Kelancaran Kegiatan
masalah Pokok dalam Sosiologi.
Posyandu di Wilayah Kerja
Yogyakarta: PustakaPelajar.
Puskesmas Rumbai Pesisir. Stiker
Setiadi, Elly M &UsmanKolip. 2011.
Hang Tuah Pekanbaru
Pengantar Sosiologi Pemahaman
Roida Eva Flora Siagan, 2012. Pengaruh
Faktadan Gejala Permasalahan
Minat dan Kebiasaan Belajar
Sosial: Teori, Aplikasi,
Siswa Terhadap Prestasi Belajar
danPemecahannya. Jakarta:
Matematika. Fakultas Teknik,
Kencana Prenada Media Group.
Matematika dan IPA, Universitas
Soekanto, Soerjono. 2009. Sosiologi Suatu
Indraprasta PGRI.
Pengantar.Jakarta : PT. Raja
Jurnal
Grafindo Persada
Indah Kusuma Wati, 2014. Faktor-Faktor
Subyantoro, Arief& FX.Suwarto. 2007.
Yang Berhubungan Dengan Minat
Metodedan Teknik Penelitian
Ibu Terhadap Kunjungan Ke
Sosial. Yogyakarta: CV. Andi
Posyandu. JurusanKebidanan,
Offset.
Stikes Ngudi Waluyo Ungaran.

Jom FISIP Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 15

Anda mungkin juga menyukai