KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena berkat pertolongan dan
cinta kasihNya kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan praktikum Ilmu Ukur Tanah dengan
baik.
Adapun maksud penyusunan laporan praktikum ini adalah untuk memenuhi tuntutan dari mata
kuliah Ilmu Ukur Tanah yang juga merupakan salah satu tugas yang diberikan kepada setiap
mahasiswa yang mengontrak mata kuliah ini. Selama praktikum ini berlangsung, kami dibantu dan
dibimbing oleh berbagai pihak. Untuk itu melalui kesempatan ini kami hendak menyampaikan
banyak terima kasih kepada:
1. Dr. Ir. Freddy Jansen, M.Eng selaku Kepala Laboratorium Surveying
2. Vicky F. Lesawengen, ST selaku Koordinator Asisten P.L
3. Giovanni A. Wagiu, ST selaku Assisten P.L
4. Henry Wattimury, ST selaku Assisten P.L
5. Bryan Barsel Tulungen selaku Asisten P.L
6. Irwanto L. Pongsipulung selaku Assisten P.L
7. Olivia Tumurang selaku Co.Assisten P.L
8. Gisela Ondang selaku Co.Assisten P.L
Selain itu tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu
dalam proses penyusunan laporan ini yang tak sempat kami lampirkan satu persatu.
Kami sebagai penyusun sadar bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi isi
maupun cara penyusunannya. Untuk itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun guna menyempurnakan laporan yang kami buat ini.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih banyak dan kami mohon maaf bila ada kesalahan
penulisan kata dalam penyusunan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak yang membaca serta membutuhkan laporan ini sebagai referensi ataupun acuan dalam
membuat laporan.
Manado, 2015
Penyusun
Kelompok XXII
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
DAFTAR ISI
Kelompok XXII
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
Kelompok XXII
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
Kelompok XXII
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Fungsi dan Pentingnya Ilmu Ukur Tanah Dalam Pekerjaan Teknik Sipil
Secara umum Ilmu Ukur Tanah dapat berfungsi :
1. Melakukan pemetaan bumi di atas dan di bawah permukaan laut;
2. Membantu menyiapkan peta-peta navigasi untuk penggunaannya di udara, darat dan laut;
3. Menetapkan batas kepemilikan tanah pribadi dan tanah negara;
4. Membantu pengembangan informasi tata guna lahan dan sumber daya alam yang membantu
pengelolaan lingkungan;
5. Mempersiapkan peta-peta bulan dan planet;
6. Merencanakan, membangun dan memelihara jalan;
Kelompok XXII
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
Kelompok XXII
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
Jalon : Besi atau baja yang berwarna hitam atau putih berganti - gantian
dan di bagian bawah diruncing untuk di tancapkan pada titik yang di
ukur.
Jarak Datar : Jarak antara dua titik yang diukur secara horisontal, bukan di ukur
mengikuti kemiringan tanah.
Jarak Langsung : Jarak yang diperoleh dengan menngunakan alat ukur langsung seperti
pita ukur, dan instrumenukur jarak elektrik.
Jarak Optis : Jarak tidak langsung atau jarak yang diperoleh dari hasil pengolahan
data yang didapat dari alat ukur.
Koordinat : Hubungan antara sumbu X dan Y.
Kelompok XXII
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
Kelompok XXII
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
Kelompok XXII
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
Kelompok XXII
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
BAB II
PERALATAN PENUNJANG DALAM PRAKTIKUM
Kelompok XXII
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
d. Pada saat digunakan, slang plastik salah satu ujungnya tidak boleh tertutup karena akan
mengakibatkan air di dalam slang tidak bisa bergerak karena udara yang masuk tidak bisa
menembus air di dalam slang.
e. Posisi jalon atau mistar yang digunakan untuk mengukur kedataran tidak boleh miring,
baik ke depan, ke belakang, atau ke samping. Posisi mistar yang tidak tegak lurus akan
menyebabkan elevasi semakin berkurang sehingga memungkinkan masuknya gelembung
ke dalam selang.
Prinsip kerja selang plastik berdasarkan prinsip bejana berhubungan yaitu bila air
sudah tenang berarti kedua permukaan datar. Saat digunakan, selang plastik dilengkungkan
membentuk huruf U.
Kesimpulannya dengan menggunakan selang plastik dapat dengan mudah ditentukan
beda tinggi antara dua titik yang berdekatan.
2.2. Jalon
Jalon adalah alat penunjang dalam praktikum ilmu ukur tanah yang
berbentuk tongkat besi dengan salah satu ujungnya runcing atau tajam dan
panjangnya 2 m, terbuat dari besi yang diberi warna berbeda, misalnya
warna merah dan putih. Fungsinya untuk memperjelas titik awal dan titik
selanjutnya, agar membentuk satu garis lurus di lapangan.Cara
penggunaannya adalah tancapkan ujung jalon pada tempat yang tidak
berbatu.Penancapan jalon berjarak 30 cm dari pengamat.
Kelompok XXII
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
2.4. Tripod
Tripod adalah penyangga yang terdiri dari 3
kaki yang tingginya dapat disesuaikan dengan situasi
atau kondisi tanah.Fungsinya sebagai tempat berdirinya
alat Waterpass dan Theodolite yang dapat disetel
sehingga alat selalu berada dalam keadaan datar.Cara
pengunaannya adalah letakkan tripod, lalu buka ketiga
kakinya dan tancapkan di tanah.Tinggi tripod diatur
sedemikian rupa agar nantinya tinggi alat sesuai dengan
pengamat dan keadaan di lapangan.
TYPE C TRIPODS
CMF CMS CMC
Flat Spherical Flat Tripod Head
133mm 133 mm 133 mm Diametre of Head
52 mm dia. 52 mm dia. 52 mm dia. Head Bore
W 5/bin. dia. x 11 W 5/Bin. dia. x 11 35 mm dia. x 2 mm Head Screw
Kelompok XXII
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
Kelompok XXII
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
gelembung nivo harus berada tepat ditengah. Cara untuk membuat gelembung nivo tepat berada
ditengah yaitu dengan menaikkan/menurunkan benang. Jika gelembung nivo berada disebelah kiri
alat maka kita harus menaikkan benang disebelah kiri alat, dan sebaliknya.
2.9. Patok
Patok adalah sebuah benda yang digunakan sebagai titik atau tanda yang
terlihat jelas, agar pengamat dapat menjadikannya sebagai acuan ke arah atau
titik berikutnya. Contoh patok yaitu berupa paku, batang kayu, beton, dan
sebagainya. Jenis yang digunakan dalam praktikum adalah patok paku dan
patok kayu.
2.10. Siku
Siku Ukur adalah salah satu alat yang sangat penting dalam
pertukangan. Siku ukur merupakan salah satu yang sering dipakai
dalam dasar pekerjaan dan juga saat penguran bagian bagian yang
sangat berhubungan dalam kesikuan bahan maupun ruang yang
akan dikerjakan. Tidak hanya itu mungkin siku ukur adalah alat
tercepat dan termudah untuk menandai garis persegi untuk pemotongan , tetapi dapat digunakan
untuk dengan cepat menandai setiap sudut hingga 45 derajat dan 90 derajat dan juga alat yang
paling sering dipergunakan untuk mengukur sampai enam inci (20 cm).
Kelompok XXII
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
2.11. Payung
Payung adalah alat pelindung yang terdiri dari
pegangan, gagang dan nilon yang dapat dibuka dan
ditutup. Fungsiya adalah untuk melindungi alat dari
cahaya matahari maupun hujan.
2.12. Palu
Palu atau Martil adalah alat yang digunakan untuk
memberikan tumbukan kepada benda. Palu umum
digunakan untuk memaku, memperbaiki suatu benda,
penempaan logam dan menghancurkan suatu obyek.
2.15. Paku Seng
Benda bulat panjang dari logam besi yg berkepala
dan berujung runcing (sebagai titik atau tanda
dalam praktikum).
Kelompok XXII
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
BAB III
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH
Kelompok XXII
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
Kemudian diantara titik A dan B, tancapkan jalon 3 dan beri nama titik C.
Pengamat 1 melihat kelurusan dari tiap tiap jalon.
Kelompok XXII
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
3.4. Membuat Titik Potong antara Dua Garis yang Bersilangan Dilapangan
- Peralatan dan perlengkapan yang diperlukan:
Jalon 5 buah
Pita Ukur (rol meter) 1 buah
Handboard 1 buah
Alat Tulis Menulis
Meter tangan (5 m) 1 buah
Camera Digital (Dokumentasi Foto)
- Cara Kerja :
Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
Mengecek Kelengkapan alat dan bahan.
Ambil satu titik sebagai tumpuan, tancapkan jalon I dan beri nama titik A.
Dari titik A, tarik jarak sejauh 5 m dan beri nama titik B. Dari titik B, tarik jarak
sejauh 5 m dan beri nama titik C. Dari titik C, tarik jarak sejauh 5 m dan beri nama
titik D. Perhatikan apakah keempat titik ini membentuk persegi di lapangan.
Disetiap titik juga harus ditancapkan jalon.
Pengamat I ( 30 cm) mengamati kelurusan jalon jalon titik A ke B. Bila belum
lurus, pengamat I memberikan aba aba melalui isyarat.
Pengamat II ( 30 cm) mengamati kelurusan jalon jalon titik B dan C. Bila belum
lurus, pengamat II memberikan aba aba melalui isyarat.
Orang Ketiga menempatkan jalon E segaris dengan A, dan B.
Orang Ketiga memperpanjang garis A, E ke arah C, dan berhenti di titik 5 atas aba-
aba sedemikian rupa sehingga titik 5 segaris dengan B, dan D.
Titik 5 adalah titik potong A,C dan B,D.
3.5. Pengukuran Beda Tinggi Dengan Menggunakan Waterpass Selang Plastik
- Alat dan Bahan yang diperlukan
Jalon 5 buah
Pita Ukur (rol meter) 1 buah
Handboard 1 buah
Alat Tulis Menulis
Kelompok XXII
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
5m 5m 5m 5m 5m
F
E
D
B C
A
5m 5m 5m 5m 5m
Kelompok XXII
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
D A
C B
Kelompok XXII
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
Kelompok XXII
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
- pindahkan pesawat di D,
- baca baak di A dan B,
- jika h1 = h2 berarti garis bidik sejajar arah nivo,
- cari arah X dan Y,
- teropong diarahkan ke baak A dan koreksi hingga pembacaan Y.
-
3.6.2. Elemen-elemen Automatic Level
Elemen-elemen Waterpass (Sokkia C330/C32):
- Lensa Objektif dan lensa Okuler (dalam teropong).
- Benang diafragma (atas, bawah, tengah, dan vertikal). Benang ini berguna untuk
menunjukkan bacaan pada mistar ukur yang di bidik.
- Fokus Lensa Objektif dan Retikle di okuler. Digunakan untuk mengatur mistar
ukur yang di bididk dan benang diafragma.
- Sekrup ABC (sekrup penyetel). Digunakan untuk mengatur gelembung dalam
nivo tabung.
- Penghalus Horizontal (pada beberapa alat, ada yang memiliki pengunci
horizontal, tetapi ada juga yang tidak termasuk). Digunakan untuk menggerakkan
sudut horizontal secara halus.
- Nivo kotak. Nivo yang berbentuk kotak digunakan dalam penyetelan agar alat
yang di stelnya sudah dalam keadaan datar.
- Skala sudut horizontal. Digunakan untuk mengetahui sudut horizontal pada suatu
pembacaan mistar ukur.
- Pengait Unting. Tempat untuk mengaitkan unting-unting.
- Visir. Untuk menembak bidikan secara kasar.
- Piringan sudut. Berfungsi dalam penyetelan sudut horizontal.
- Unting-unting. Untuk mengetahui apakah suatu waterpass sudah berada dititik
yang ditetapkan.
Kelompok XXII
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
Gambar.1 Waterpass
1. Cermin Pemantul Nivo / Reflektor
2. Visir Kasar
3. Sekrup Penahan Nivo Tabung
4. Nivo Tabung
5. Sekrup ABC
6. Plat Skala
7. Sekrup Penggerak Halus Horizontal
8. Lensa Objektif
9. Fokus
10. Piringan Skala Horizontal
11. Jendela Skala
12. Retikel
13. Lensa Okuler
Kelompok XXII
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
3.6.3. Cara Peletakkan Posisi Alat dalam Pengukuran Automatic Level dan Theodolite
- Proses Centering pada alat ukur dimulai dengan menentukan titik / tanda (dapat juga dengan
menggunakan paku payung)
- Dalam melaksanakan pengukuran, centering yang dilakukan pada suatu titik (patok)
sebaiknya menggunakan patok yang di beberi paku atau gunakan paku payung supaya
centering yang dilakukan benar-benar tepat di atas titik tersebu terutama pada alat ukur
Theodolite rambu ukur juga sebaiknya diletakan diatas titik di atas paku payung tersebut.
- Setelah itu pasang alat ukur Waterpass pada Tripod
- Bidiklah yang sudah di tentukan.
- Gunakanlah unting-unting/bandulan yang di kaitkan pada sekrup pengunci pesawat.
- Jika unting-unting sudah berada tepat di atas paku payung, alat sudah benar-benar berada di
atas titik awal yang ditentukan, maka pengukuran sudah bisa dimulai
Penjelasan :
Model 1 : Alat di antara dua titik ( segaris )
Untuk keadaan yang relatif rata dan tanpa halangan, posisi ini
sebaiknya dijadikan pilihan utama, jarak yang sama antara alat ke dua titik di
muka dan di belakang akan memperkuat faktor kesalahan.
Belakang Muka
P Q
Kelompok XXII
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
P Q
dP dQ
H
tampak atas posisi
pendataan model II
belakang muka
Kelompok XXII
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
muka
TA
dPQ Q
TA
belakang muka
Kelompok XXII
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
3.6.4. Nivo
Nivo adalah alat Bantu untuk membuat baak ukur tegak lurus terhadap permukaan
air laut. Menurut bentuk, nivo terbagi atas 2 macam yaitu nivo kotak dan nivo tabung. Alat
ini berisi eter atau alcohol dan di atas dibagian dalam tertutup diberi bidang lengkung dari
bulatan dengan jari-jari yang besar. Bagian ini tidak diisi dengan zat cair sehingga dari atas
kelihatan seperti gelembung.
3.6.5. Langkah-langkah Menyetel Nivo pada Alat Ukur Automatic Level dan
Theodolite
1. Dirikan tripod / statip dilokasi pengukuran, buat kaki tripod membentuk segitiga sama
sisi dan platnya diusahakan mendatar dengan cara :
a. Buka sekrup pengunci kaki tripod, panjangkan kakinya kemudian kunci sekedarnya.
b. Injak kaki tripod seperlunya hingga menancap pada tanah dan cukup stabil.
c. Atur kepala tripod ( plat level ) sedatar mungkin sambil memperhatikan sekrup
pengunci pesawat, kira-kira tepat di atas titik yang dimaksud.
d. Kencangkan sekrup pengunci kaki tripod.
2. Pasang pesawat Waterpass pada tripod dengan menggunakan sekrup pengunci pesawat
kemudian kencangkan.
3. Atur posisi nivo pada pelat ( biasanya nivo lingkaran ) berada di antara 2 dari sekrup A B
C.
4. Gelembung nivo diatur ke tengah dengan cara memutar dua sekrup secara bersamaan
dengan arahyang berlawanan.
5. Setelah gelembung nivo tepat di tengah, untuk mengontrolnya maka alat ukur diputar
180o, apabila posisi gelembungnya berpindah, atau keluar dari batasnya.
6. Bila ada gelembung nivo yang menyimpang, kembalikan alat searah sekitar 1/2 putaran
sebelumnya sehingga membentuk formasi seperti semula tetapi pada letak dan arah yang
berbeda.
7. Lakukan kembali langkah No.4 penyetelan gelembung nivo dan pengecekan yang sama
seperti pada langkah No.5, lakukan ke segala arah sehingga gelembung nivo dipastikan
tidak lagi melakukan penyimpangan.
8. Jika gelembung nivo sudah tepat di tengah-tengah dan dan tidak ada lagi penyimpangan
maka alat ukur Waterpass sudah memenuhi syarat untuk melakukan pengukuran.
Kelompok XXII
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
Jika posisi alat ukur Waterpass berada di atas titik ( model 4 ), maka gunakan unting- unting
yang berfungsi untuk menunjuk alat ukur dengan jarak 1 cm di atas titik yang dimaksud.
Unting- unting dipasang dengan mengaitkannya pada sekrup pengunci alat.
Cara mengggunakan sekrup A-B-C dalam proses centering pada alat TS-20A dapat kita lihat
pada gambar di bawah sebagai berikut:
C C C
A B A B A B
Kelompok XXII
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
1.) Pemegang mistar harus tetap tenang pada waktu pembaca mulai membacakan mistar
ukur.
2.) Pemegang mistar boleh bergerak apabila pembacaan mistar sudah selesai.
3.) Apabila mistar ukur tidak sesuai dengan alat bidik mata maka pembaca atau pembidiklah
yang akan mengarahkan kemana harus diperbaiki.
BA
BA
BT BT
BB
BB
Kelompok XXII
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
16
BA
BT BA =1595
BT = 1550
BB = 1505
BB
15
Kelompok XXII
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
Putarlah sampai garis letak index segaris dengan angka 0o, jika sudah tercapai maka
alat ukur Waterpass siap untuk pembacaan sudut.
BA
BT BA =0930
BT = 0905
BB = 0880
BB
Misalkan pada titik P1 sudut horisontal ( H ) = 0o0 untuk membidik titik P2 alat
ukur diputar searah jarum jam sebagai pedoman pengukuran, bidikan tepat pada titik
yang dimaksud, kemudian lakukan pembacaan sudut horisontal misalnya sudut H
pada P2 = 180o30.
20 10 350 360
Kelompok XXII
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
Misalnya garis index menunjuk pada bilangan ratusan 180o dan antara 5 atau 6 strip
bagian kecil berarti pembacaan derajat adalah 180o + 5o = 185o
Harga pembacaan menit di kira-kira sesuai dengan letak garis index
Misalkan letak garis index berada di tengah-tengah antara 5 dan 6 berarti mempunyai
harga 1/2o atau 30o
Pembacaan akhir pada gambar skala lingkaran di atas adalah 180 o + 5o + 30
=185o30
Pembacaan akhir pada gambar skala lingkaran di atas adalah 180o + 5o + 30 =185o30
170
Kelompok XXII
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
Kelompok XXII
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
Jika telah selesai, pada posisi alat yang sama lakukan perubahan tinggi alat bisa
dinaikkan atau diturunkan, ini disebut (Stand II) lakukan langkah ke 4. Posisi
mistar tidak berubah tetap pada posisinya.
Lakukan langkah ke 6 sampai ke 9, kemudian untuk data PMB catat di tabel
pengukuran (Stand II) dan data PMM dicatat juga pada tabel pengukuran (Stand II)
Jika telah selesai pindahkan ke titik selanjutnya, lakukan cara yang sama seperti cara
di atas.
PMB Stand 1 PMM
Stand 2
P0 P1
3.8. Pengukuran Sipat Datar dengan Cara Pergi-Pulang.
- Tujuan
Agar peserta dapat memahami dan mengerti cara mengukur pergi-pulang serta data-
data yang diperlukan dalam pengukuran
Mahasiswa dapat mengetahui cara mengukur jarak langsung maupun tidak langsung
dan cara menghitung beda tinggi dengan cara pergi-pulang
- Perlengkapan dan peralatan
Alat ukur waterpass (sesuai dengan yang tersedia di lab )
Tripod
Baak ukur atau mistar ukur
Patok kayu dan pilox
Paku payung
Palu
Rol meter
Payung
Table pengukuran double stand
Hand board dan alat tulis menulis
Kamera
Kelompok XXII
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
- Petunjuk Umum
Bekerjalah menurut langkah kerja yang benar
gunakan alat sesuai fungsinya jika tidak mengerti tanya ke asissten PL atau ke
co.asissten PL
jangan bercanda gurau di saat praktikum, semua alat-alat ukur tanah tidak boleh
digunakan untuk main-main dan tidak boleh diletakkan sembarangan.
jangan merusak tanaman atau lingkungan tempat praktikum berlangsung.
bila perlu buat sketsa pengukuran
pencatatan data harus jelas
setelah pekerjaan selesai, kumpul dan bersihkan alat-alat kemudian kembalikan ke
tempatnya.
- Langkah Kerja
Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan terlebih dahulu
Teliti dahulu alat-alat yang akan digunakan
Alat diletakkan di antara 2 titik yang telah di tentukan (diusahakan di tengah
tengah), salah satu titik diketahui (ditentukan) datanya. Usahakan sedikit mungkin ke
2 titik dan alat berada dalam satu garis lurus (tergantung lokasi). Titik-titik/polygon
diberi tanda dengan patok atau paku payung.
Lakukan proses leveling (mendatarkan) alat ukur waterpass dengan cara memutar
sekrup A,B,C
Pasang atau dirikan mistar ukur di atas titik yang akan di ukur. Pada bagian belakang
dan muka, posisi mistar/baak ukur harus lurus terhadap muka tanah setiap mistar
dipegang oleh satu orang.
Bidik mistar ukur bagian belakang dengan cara melakukan visir kasar.
Tempatkan garis vertikal dalam teropong ditengah - tengah mistar, sehingga dapat
memudahkan pembacaan.
Lakukan pembacaan benang pada posisi mistar di PMB (pembacaan mistar
belakang), catat pembacaan benang : atas tengah bawah, yang terpenting adalah
pembacaan benang tengah karena dari situ akan diambil perbandingan beda tinggi.
Catat data PMB di tabel pengukuran sipat datar pergi - pulang.
Kemudian bidik pembacaan mistar muka (PMM), tapi ke arah dalam. Lakukan
pembacaan benang pada posisi mistar PMM, catat pembacaan benang : atas tengah
bawah sebagai bacaan (pergi)
Kelompok XXII
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
Jika telah selesai pindahkan ke titik selanjutnya, lakukan cara yang sama seperti cara
di atas sampai titik terakhir.
Setelah selesai, sampai di titik terakhir pengukuran diulangi kea rah berlawanan
(pulang).
Lakukan langkah (4) sampai dengan langkah (10) untuk data PMB dicatat juga pada
tabel pengukuran sebagai : Bacaan (pergi) dan data PMM di catat juga pada tabel
bacaan (pulang), data dicatat dari arah bawah ke atas. Bagi pencatat data perhatikan
cara-cara menulis dengan benar.
Jika telah selesai pindahkan ke titik selanjutnya, lakukan cara yang sama seperti cara
di atas sampai titik awal.
PMM PMB
PMB PMM
P0 A P1 P19 \T P20
Kelompok XXII
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
- Penjelasan Singkat
Profil Memanjang
Yang dimaksud dengan potongan adalah suatu irisan dari sebuah proyek, yang dalam
hal ini pengukuran tanah adalah permukaan bumi. Pengambilan irisan potongan ini
dilakukan pada satu bagian dari keseluruhan objek tersebut sesuai dengan kebutuhannya.
Potongan baik memanjang atau melintang terutama untuk kebutuhan desain suatu
proyek. Dalam suatu proyek konstruksi, profil diperlukan untuk menentukan posisi
bangunan serta perencanaan terutama desain saluran, begitu pula dalam proyek
pembangunan jalan, potongan dibutuhkan untuk perencanaan augment jalan serta untuk
menghitung galian timbunan. Bila irisan mengikuti panjang objek tersebut, yang disebut
sebagai potongan memanjang dalam pekerjaan pengukuran
potongan di identikkan dengan panjang polygon yaitu bila penempatan titik polygon
disesuaikan dengan posisi objek pengukuran.
Profil Melintang
Kelompok XXII
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
Apabila potongan irisan sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya itu arahnya
sesuai lebar objek, dalam hal ini disebut sebagai profil melintang.
Profil melintang diperlukan untuk melengkapi data potongan memanjang yang telah
ada untuk penggunaan sesuai kebutuhan proyek bersangkutan.
Perhitungan profil melintang tidak berbeda dengan potongan memanjang. Pada
awalnya, dicari jarak optis, kemudian dilanjtkan dengan mencari beda tinggi rata-rata
antara dua pembacaan. Kemudian setelah itu, dicari nilai koreksi, dan dilanjutkan
dengan perhitungan tinggi titik. Demikian seterusnya untuk setiap profil.
- Langkah Langkah Pengukuran
1. Profil Memanjang
Adakan orientasi kerja serta tanamlah patok sepanjang irisan memanjang objek
pengukuran sesuai spesifikasi kerja.
Dirikan Waterpass pada posisi yang aman, bila memungkinkan pada posisi
model diantara 2 Titik. Diantara titik I dan II serta lakukan penyetelan nivo
Bidik pada titik I sebagai pembacaan muka
Bila dibutuhkan tingkat ketelitian yang tinggi dapat dilakukan pengukuran
belakang
Pindahkan alat ke posisi antara titik II dan III seperti pada langkah 2
Bidik ke titik II sebagai pembacaan belakang ( seperti langkah 3) dan bidik titik
III sebagai pembacaan muka
Ulangi pekerjaan ini dengan cara yang sama menurut langkah 5 sampai 8
hingga titik terakhir.
2. Profil Melintang
adakan orientasi lokasi pada posisi titik yang akan diatur
dirikan alat ditempat yang aman dan lakukan penyetelan nivo
Bidiklah ke titik utama poligon yang akan di Cross sebagai pembacaan belakang
dengan skala sudut horisontal = 0
Bila diinginkan ketelitian lebih tinggi, lakukan pekerjaan berulang terthadap
setiap titik juga diukur jarak langsung
Pindahkan alat koleksi Cross berikutnya, lakukanlah hal yang sama dengan
langkah ke 1 dan ke 5 demikian dilakukan seterusnya hingga keseluruhan profil
melintang selesai dikerjakan.
Kelompok XXII
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
e s.memanjang
a b c d P5
P1 P2 P3 P4 e
a b c d
Ket : - Sumbu P1,P2, P3,P4, P5 : Profil Memanjang
- Potongan a-a, b-b, c-c, d-d, e-e : Profil Melintang
Kelompok XXII
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
Stand 1 Stand 2
P1 P2 = 1.390 1.299 = 0.091 P1 P2 = 1.360 1.267 = 0.093
P2 P3 = 1.280 1.240 = 0.14 P2 P3 = 1.360 1.213 = 0.147
P3 P4 = 1.390 1.102 = 0.288 P3 P4 = 1.370 1.085 = 0.285
P4 P5 = 1.400 0.979 = 0.421 P4 P5 = 1.380 0.946 = 0.434
P5 P6 = 1.400 0.740 = 0.66 P5 P6 = 1.360 0.706 = 0.654
Kelompok XXII
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
d) Tinggi Titik :
Untuk Titik Utama : Tinggi Titik = Tinggi titik awal + h Rata-rata
P1 : 5.1 m
P2 : 5.1 + 0.092 = 5.192 m
P3 : 5.192 + 0.1435 = 5.3355 m
P4 : 5.3355 + 0.2865 = 5.622 m
P5 : 5.622 + 0.4275 = 6.0495 m
P6 : 6.0495 + 0.657 = 6.7065 m
Kelompok XXII
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
Hitungan Penampang P5
Gambar Penampang P5
0 1.98 1.89 0
Luas Kiri =
0 0 3 3
Kelompok XXII
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
Hitungan Penampang P6
Gambar Penampang P6
Kelompok XXII
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
Hitungan Penampang P7
Gambar Penampang P7
Kelompok XXII
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
Hitungan Penampang P8
Gambar Penampang P8
0 0.09 0
Luas Kanan =0 1 1
Kelompok XXII
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
Hitungan Penampang P9
Gambar Penampang P9
Kelompok XXII
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
Kelompok XXII
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
Kelompok XXII
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
3
1 11
4 16
12
5
6 17
7
8 18
13
19
9 14
10 15
1. Cincin Fokus
2. Nivo Tabung
3. Penggerak Halus Vertikal
4. Lensa Pembacaan Sudut
5. Lensa Okuler
6. Pengunci Skala Vertikal
7. Nivo
8. Pengunci Horizontal Biasa
9. Penggerak Halus Horizontal
10. Sekrup ABC
11. Lensa Objektif
12. Visir Kasar
13. Piringan Skala
14. Pengunci Skala Horizontal
15. Plat Dasar
16. Aksesoris
17. Cermin/Reflektor
18. Lensa Centering Optis (LCO)
19. Nivo Lingkaran
Kelompok XXII
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
THEODOLITE TOPCON TL 20 DP
8 1 15
9 2 16
3
10 4
11 17
12
5 20
13 18
6
14 19
21
7
22
Kelompok XXII
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
Kelompok XXII
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
C C C
A B A B A B
Kelompok XXII
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
90
00 00
00 20
H
0
359 0
60 50 40 30 20 10 0
0 10 20 30 40 50 60
0 359
Kelompok XXII
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
Pada Theodolite Digital (Theodolite Nikon DT (Ne-102)), untuk membuat skala horizontal menjadi
0 0' 0'' tekan tombol reset (+- 3 detik) pada alat.
00 0
2. Sudut Vertikal
Sudut vertikal adalah sudut yang dibentuk antara 2 buah titik yang berada pada
bidang tegak lurus bidang permukaan bumi dengan ketinggiannya terhadap posisi teropong.
Kelompok XXII
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
99
00 20
00 40
H 01 00
185
90
60 50 40 30 20 10 0
0 10 20 30 40 50 60
270
Sudut Horisontal = 270 25' 0''(Theodolite TS 20A)
Pembacaan berlawanan arah jarum jam =90350
Pembacaan searah jarum jam = 270250
o Garis pembagi dan berangka besar dinyatakan dalam nilai derajat
o Garis pembagi sejumlah 60 dinyatakan dalam nilai menit
o Nilai detik, pembacaannya berdasarkan spesifikasi masing-masing alat ukur
Kelompok XXII
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
Sedangkan pada sudut vertikal pembacaannya sama seperti pada sudut horisontal,
sudut vertikal berfungsi untuk menunjukkan besar arah pergerakan teropong pada
saat gerakannya bertumpu pada sumbu II
Pembacaan sudut vertikal = 95o70
90
0 10 20 30 40 50 60
Kelompok XXII
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
Tinggi Alat
Kelompok XXII
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
Parang
Payung
Tabel pengukuran double stand
Hand board dan alat tulis menulis
Kamera
- Petunjuk Umum
Bekerja menurut langkah yang benar
Gunakan alat sesuai dengan fungsinya, jika tidak mengerti Tanya kepada Ass PL
atau CoAss PL.
Jangan bercanda bergurau disaat praktikum berlangsung, semua alat-alat ukur tanah
tidak boleh digunakan untuk main-main dan tidak boleh diletakkan sembarangan.
Jangan merusak tanaman atau lingkungan tempat praktikum berlangsung
Setelah praktikum selesai kumpul dan bersihkan alat-alat kemudian kembalikan ke
tempatnya.
- Penjelasan Umum
Poligon terbuka adalah poligon yang dimulai dari titik awal sampai ke titik akhir(tidak
kembali ke titik awal atau titik utama). Untuk pengukuran areal yang bersifat memanjang
lebih cocok untuk dipakai pada poligon terbuka yang membutuhkan minimal 2
azimuth(awal dan akhir) dengan tujuan untuk dapat melakukan kontrol dan koreksi.
- Langkah Langkah Pengukuran
Dirikan alat pada titik akhir, centering, leveling dan ukur tinggi alat.
Nolkan lingkat skala sudut horizontal dan cari serta arahkan teropong ke utara
Bidiklah mistar di titik sebelumnya, baca BA, BB, BT, sudut horizontal (sebagai
azimuth akhir)dan sudut vertikal
Bila masih ada detail, lakukan pekerjaan dengan memindahkan ke titik dua.
Kelompok XXII
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
A C
B = Azimuth
=Sudut pengambilan
Kelompok XXII
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
Kelompok XXII
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
U
U
U
U
Kelompok XXII
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
Kelompok XXII
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
Kelompok XXII
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
Plotkan hasil pengukuran tersebut pada kertas gambaratau kertas millimeter blok sesuai
skala yang ditentukan
Tentukan pada kertas gambar leyak/ posisi titik perpotongan system koordinat, di mana
sumbu Y sebagai arah utara
Plot semua titik transfers, dimilai dari titik BM (XBM, YBM), P1 (X1, Y1), P2 (X2, Y2)
dan seterusnya sam,pai menutup kembali di titik BM
Dengan menggunakan busur derajat, plot letak titik-titik detail yang diukur . titik utama
bias juga menggunakan busur derajat
Hubungkan titik-titik detail yang merupakaan unsure situasi sesuai dengan sketsa
lapangan
Beri ketinggian dari titik-titik detailnya, ini akan berguna untuk mengetahui elevasi
tanah di daerah yang diukur dan sebagai pedoman untuk pembagian penempatan garis
Pindahkan gambar peta situasi ke atas kertas kalkir
Kelompok XXII
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
Peta Situasi
Kelompok XXII
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
Contoh Perhitungan Kontrol Tiap Bacaan Benang, Jarak Optis, Jarak Datar, Beda Tinggi,
Tinggi Titik, Azimuth Dan Koordinat.
a. Bacaan benang:
BA = 2 BT BB BT = BA + BB BB = 2 BT - BA
2
Titik Pusat:
P1 P2 BA = (2 x1500)-1360 BT = 1640+1360 BB = (2x1500)-1640
= 1640 2 = 1360
= 1500
Kelompok XXII
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
Detail
Tinggi titik = Tinggi titik awal + Beda Tinggi
P1 a = 9 + -0.036 = 8.964
b = 9 + 0.022 = 9.022
c = 9 + 0.025 = 9.025
Kelompok XXII
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
d = 9 + 0.023 = 9.023
e = 9 + 0.016 = 9.016
f. Azimuth
Rumus: azimuth (awal) + Sudut Pn :
-
Jika hasil < 1800, maka hasil ditambah dengan 1800
-
Jika hasil > 1800, maka hasil dikurangi dengan 1800
-
Jika hasil > 5400, maka hasil dikurangi dengan 5400
Kelompok XXII
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
Kelompok XXII
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
G. Koordinat :
= Koordinat yang ditentukan + Beda Tinggi (x,y)
MENGHITUNG KOORDINAT X
P1 3000
P2 3000 10.7451 2989.2549
P3 2989.255 + 17.98415 3007.2390
P4 3007.239 + 14.69569 3021.9347
P5 3021.935 + 27.04403 3048.9788
P6 3048.979 + 27.75751 3076.7363
P7 3076.736 + 9.370207 3086.1065
P8 3086.107 + 9.404851 3095.5113
P9 3095.511 + 9.289461 3104.8008
P10 3104.801 + 13.29582 3118.0966
P11 3118.097 11.6013 3106.4953
P12 3106.495 + 26.4257 3080.0696
P13 3080.07 39.0642 3041.0054
P14 3041.005 11.7036 3029.3018
P15 3029.302 12.1825 3017.1193
P1 3017.119 17.1194 3000
Kelompok XXII
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
MENGHITUNG KOORDINAT Y
P1 3000
P2 3000 - 25.8116 2974.1883
P3 2974.188 - 8.7192 2965.4690
P4 2965.469 - 6.2080 2959.2610
P5 2959.261 - 12.4151 2946.8458
P6 2946.845 - 11.3215 2935.5243
P7 2935.524 + 23.1927 2958.7170
P8 2958.717 + 23.1755 2981.8926
P9 2981.892 + 20.9680 3002.8606
P10 3002.860 + 32.3655 3035.2262
P11 3035.226 + 38.1927 3073.4189
P12 3073.418 + 14.1750 3087.5940
P13 3087.594 + 15.4021 3102.9961
P14 3102.996 - 27.5771 3075.4190
P15 3075.419 - 32.7665 3042.6525
P1 3042.652 - 42.6525 3000
Kelompok XXII
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
Kelompok XXII
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
Kelompok XXII
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
Tujuan Umum :
1. Memberi petunjuk kepada mahasiswa supaya mengetahui cara pemasangan bouwplank pada
pekerjaan suatu proyek dan mampu melaksanakan pekerjaan tersebut.
2. Memberi petunjuk dan mampu melaksanakan pekerjaan tersebut
3. Memberi petunjuk kepada mahasiswa supaya mengetahui cara pemasangan Bowplank yang
datar dan tidak miring
Tujuan Khusus :
1. Mahasiswa dapat melakukan pemasangan Bowplank dengan benar
2. Mahasiswa dapat menggunakan bahan dan alat yang tersedia sesuai dengan fungsinya
Kelompok XXII
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
Langkah kerja
1. Siapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan
2. Siapkan kayu untuk pembatas bowplank
3. Ukur bagian yang akan dikerjakan dengan jarak 5 x 15 m (sesuai kondisi lapangan)
4. Tancapkan kayu pertama dengan menggunakan palu
5. Pasang kayu kedua dengan ukuran 5 m dari patok pertama
6. Atur posisi alat ukur sudut Theodolite di atas patok pertama yang telah di beri paku pada
atasnya
7. Buat sudut pada alat ukur Theodolite 0 00 00 terhadap patok kedua
8. Putar alat ukur Theodolite searah jarum jam 90 00 00 kea rah patok ketiga dengan ukuran
panjang 15 m (panjang diukur dengan bantuan Meteran Rol) dan di beri paku pada atas
patok
9. Pindahkan alat ukur Theodolite ke patok ke Tiga dan buat alat ukur Theodolite 0 00 00
terhadap patok pertama
10. Putar alat ukur searah jarum jam dan bidik patok ke Empat dengan sudut 90 00 00 dan
jarak 5 m dari patok ke Tiga
11. Pindahkan alat ukur ke patok ke Empat dan buat sudut 0 00 00 terhadap patok ke Tiga
dan bidik kembali ke patok ke Dua sebagai pengunci sudut siku dengan sudut 90 00 00
jika tepat pada sudut 90 00 00 dengan jarak 10 m berarti sudut siku telah tercapai
12. Jika sudut siku pada saat di kontrol tidak tepat pada 90 00 00 maka cek kembali hasil
pengukuran dan ulangi langkah 7-11
13. Pasang benang atau senar pada setiap paku yang tertancap pada patok (dihubungkan satu
persatu) sampai membentuk garis siku antar patok
Kelompok XXII
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
14. Untuk membuat bidang datar acuan Bouwplank gunakan mistar atau baak ukur untuk
mendapatkan ketinggian yang sama tiap titik dan disesuaikan dengan tingi yang diinginkan
Kelompok XXII
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Pengukuran tanah merupakan suatu bagian yang tak terpisahkan dari suatu proyek. Oleh
sebab itu, setiap mahasiwa Teknik Sipil harus menguasai dasar-dasar pengukuran tanah.
Pengukuran dalam Teknik Sipil memiliki peran penting dalam suatu pekerjaan. Pengukuran
tersebut menggunakan alat seperti waterpass dan theodolit.
Dengan adanya Praktikum Ilmu Ukur Tanah (IUT), mahasiswa dapat memahami dan
mampu menggunakan berbagai macam type alat ukur waterpass dan theodolit, serta mampu
menangani berbagai macam proyek pengukuran jalan, jaringan irigasi, pengukuran bangunan, dan
pekerjaan pengukuran lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan Teknik Sipil. Mahasiswa juga
dapat membuat peta situasi dan peta topografi suatu daerah yang mengacu pada cara pengukuran
tanah dan pengambilan data lapangan.
4.2. Saran
Setiap praktikum yang telah dilaksanakan tidak lepas dari bimbingan assisten P.L dan co.
assisten P.L. Assisten P.L dan co. assisten P.L harus mengawasi dan membimbing para praktikan
agar dapat melaksanakan praktikum dengan baik, sehingga para praktikan dapat mengingat dan
mengaplikasikan Ilmu Ukur Tanah (IUT) dengan baik setelah praktikum selesai.
Meski dengan keterbatasan alat yang tersedia, yaitu alat ukur manual, namun itu justru
merupakan dasar dalam menggunakan alat ukur digital. Oleh karenanya setelah memahami alat-alat
ukur manual, alangkah baiknya jika kita mencari referensi-referensi mengenai alat ukur digital
dalam rangka menambah wawasan dalam dunia Teknik Sipil.
Kelompok XXII