14 Diplopia
14 Diplopia
PSIKOLOGI FAAL
Umur : 21 tahun
Yogyakarta
I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Untuk mengetahui bayangan yang jatuh pada titik identik dan titik
disparat.
2. Untuk mengetahui serta membuktikan terjadinya diplopia.
83
84
jatuh di titik identik, tetapi bila salah satu bola mata terganggu maka akan
terlihat benda rangkap (diplopia) karena tidak jatuh di titik identik.
2. Diplopia binokular
Penyebab diplopia binokular dapat terjadi karena miastenis
gravis, parase, atau para lisis otot penggerak mata ekstrackular. Saraf
ke tiga yang mengenai satu otot kemungkinan adalah lesi nuklear
(perdarahan, safilis, multipel sklarosis) dan miasteria gravis. Kelainan
yang dapat memberikan keluhan diplopia binokular terdapat juga pada
aniseikonia dan psikogenetik, kadang-kadang secara fisiologis dalam
bentuk kelelahan, sesudah konstusi serebri dan histeri.
Faktor-faktor yang mempengaruhi diplopia adalah
1. Faktor yang berhubungan dengan sifat-sifat fisis mata untuk dapat
membentuk bayangan nyata dari retina.
2. Faktor stimulus yang berhubungan dengan intensitas stimulus cahaya.
3. Faktor dari retina.
Karena bukan merupakan penyakit secara khusus atau dengan lain
diplopia merupakan gejala yang bisa terjadi pada beberapa penyakit mata
maka pengobatan diplopia tergantung dari penyakit dasar yang
menyebabkan terjadinya diplopia.
V. HASIL PERCOBAAN
Orang percobaan (OP) dapat melihat bayangan ganda setelah
pelupuk matanya ditekan.
87
VI. KESIMPULAN
Terjadinya diplopia pada mata orang percobaan (OP) karena
bayangan tidak jatuh pada titik identik atau titik disparat sehigga akan terlihat
bayangan yang ganda.
VII. APLIKASI
1. Orang yang merasa pusing dan berkunang-kunang sehingga tampak
seperti melihat bayangan pada suatu benda.
2. Pada seorang polisi untuk dapat menembak pada sasaran yang dituju
memperhatikan titik fokus dengan cermat.
3. Pada seseorang fotografer agar dapat memotret berpusat pada titik
poros.
Penyusun
Nilai :
88
DARTAR PUSTAKA