Anda di halaman 1dari 3

KRITERIA SAPPORO Sindrom antifosfolipid haruslah memenuhi kriteria yang diputuskan oleh para ahli pada simposium internasional

ke-8 tentang antibodi antifosfolipid, 10 Oktober 1998 di Sapporo, Jepang, yaitu :

I. Kriteria klinik 1. Trombosis di pembuluh darah Terdapat satu atau lebih episoda trombosis di arteri, vena atau pembuluh darah kecil, di jaringan atau organ. Diagnosis trombosis menggunakan pemeriksaan radiologi, pemeriksaan doppler atau histopatologi. 2. Morbiditas pada kehamilan a. Satu kali atau lebih kematian janin pada usia kehamilan 10 minggu atau lebih, tanpa ditemukan adanya kelainan morfologi janin. b. Satu kali atau lebih terjadi persalinan prematur janin normal pada usia 34 minggu atau kurang karena preeklamsia berat /eklamsia atau insufisiensi plasenta. c. Tiga kali atau lebih terjadi keguguran spontan pada usia kurang dari 10 minggu, tanpa disertai kelainan anatomi organ ginekologi atau tanpa kelainan hormonal ibu atau tanpa kelainan kromosom kedua orang tua. II. Kriteria laboratorik 1. Antibodi antikardiolipin (ACA) isotipe IgG dan atau IgM, dengan kadar positif sedang (IgM 6-50 MPL unit dan IgG 15-80 GPL unit) atau kadar positif tinggi (IgM >50 MPL unit dan IgG >80 GPL unit), pada 2 kali pemeriksaan dengan jarak minimal 6 minggu. 2. Antikoagulan lupus (LA) positif pada 2 kali pemeriksaan dengan jarak minimal 6 minggu.

Secara definitif, sindrom antifosfolipid dapat ditegakkan dengan ditemukannya minimal 1 kriteria klinik, dan 1 kriteria laboratorik. Jika telah terbukti adanya kaitan yang erat antara antibodi antifosfolipid dan keguguran yang berulang, maka pengobatan saat ini yang dianjurkan selain mengobati penyebabnya adalah dengan pemberian asam asetosalisilat atau aspirin dosis rendah 81 mg. Pada kasus yang berat dapat dilakukan kombinasi dengan suntikan heparin.

PATOFISIOLOGI ANTIFOSFOLIPID ANTIBODI Antifosfolipid antibodi mempunyai aktivitas prokoagulan terhadap protein C, annexin V dan trombosit , dan menginhibisi fibrinolisis. Saat ini diketahui bahwa antibody terhadap 2glikoprotein merupakan antibodi utama yang berperan dalam patogenesis sindroma antifosfolipid. 2-glikoprotein akan berikatan dengan fosfolipid yang bermuatan negatif dan menghambat aktivitas kontak kaskade koagulasi dan konversi protrombin-trombin. 2-glikoprotein 1 berfungsi sebagai antikoagulan plasma natural, sehingga adanya antibodi terhadap protein ini dapat merangsang terjadinya trombosis 2-glikoprotein akan berikatan dengan fosfolipid yang bermuatan negatif dan menghambat aktivitas kontak kaskade koagulasi dan konversi protrombin-trombin. 2-glikoprotein 1 berfungsi sebagai antikoagulan plasma natural, sehingga adanya antibodi terhadap protein ini dapat merangsang terjadinya trombosis. Mekanismemekanisme yang berperan dalam terjadinya hypercoagulable state pada sindroma antifosfolipid adalah : Antikardiolipin antibodi dan 2-glikoprotein antibodi akan meningkatkan aktivasi dan adesi trombosit ke endotel. Adanya aktivasi endotel vaskuler yang akan meningkatkan adesi monosit dan trombosis. Peningkatan ekspresi tissue factor pada permukaan monosit. Inhibisi aktivitas protein C, protein S dan factor-faktor koagulasi lain. Pada penderita dengan antibodi antifosfolipid dapat ditemukan juga antibodi terhadap heparin/heparan sulfat, protrombin, platelet-activating factor, tissue-type plasminogen activator, protein S, annexin (2, IV dan V), tromboplastin, oxidized low density lipoprotein, trombomodulin, kininogen, factor VII, VIIa dan XII. Antibodi terhadap heparan/heparan sulfat pada tempat ikatan dengan antitrombin III dapat mengaktivasi koagulasi dengan cara menghambat pembentukan kompleks heparinantitrombin-trombin. Antibodi terhadap oxidized low density lipoprotein merupakan faktor yang berperan dalam terjadinya aterosklerosis.

Aktivasi komplemen melalui perlekatan aPL ke permukaan endotel dapat menimbulkan kerusakan endotel dan merangsang trombosis yang berperan dalam terjadinya kematian fetus.

Pada kepustakaan terbaru tahun 2008, faktor-faktor yang diduga berperan sebagai pencetus terbentuknya antibodi antifosfolipid adalah : Produksi antibodi natural yang berlebihan. Molecular mimicry sebagai akibat infeksi. Paparan terhadap fosfolipid selama aktivasi trombosis dan apoptosis selular. (fosfolipid anion yang dalam keadaan normal berada intraselular mengalami redistribusi ke kompartemen ekstraseluler).

Peroksidase kardiolipin. Aktivasi trombosis dengan atau tanpa antibodi anti trombosis. Predisposisi genetik. Kepustakaan tersebut juga menjelaskan mekanisme trombosis karena antibody

antifosfolipid sebagai berikut : Inhibisi produksi prostasiklin dari endotel. Efek prokoagulan trombosit. Gangguan fibrinolisis. Gangguan jalur trombomodulin-protein S - protein C. Induksi aktivitas prokoagulan sel endotel dan/atau monosit. Gangguan annexin V cellular shield. Ekspresi abnormal molekul adhesi sitotrofoblas pada kehamilan.

Anda mungkin juga menyukai