PENDAHULUAN
Dalam kehidupan kita sehari-hari tidak terlepas dengan ilmu fisika, salah
satunya yaitu sifat fisik larutan. Seperti kita ketahui larutan adalah campuran
homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di
dalam larutan disebut zat terlarut atau Solut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih
banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solven.
Setiap larutan memiliki sifat fisika dan kimiawi, misalnya tingkat keasaman
larutan, dan konduktivitas yang adalah parameter untuk menunjukan besarnya daya
hantar listrik larutan, serta salah satu sifat fisika larutan adalah kadar oksigen yang
Salah satu alat yang dapat mengamati dan menghitung sifat fisik larutan adalah
larutan ?
Larutan?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui nilai Resistivitas dan Tingkat Keasaman (PH) dari sampel
larutan
Larutan
2. Untuk Penelitian, diharapkan dari penelitian ini dapat menjadi dasar dan tolak
LANDASAN TEORI
Daya hantar listrik adalah ukuran seberapa kuat suatu larutan dapat
menghantarkan listrik. Daya hantar listrik merupakan kebalikan dari hambatan listrik
(R),
R = l/A
Suatu hambatan dinyatakan dalam ohm () , adalah tahanan spesifik atau resistivitas
dalam ohm cm (satuan SI, ohm m), l adalah panjang dalam cm, dan A luas penampang
lintang dalam cm2. Oleh karena itu daya hantar listrik dinyatakan,
K = 1/
melalui materi berupa hantaran yang bermuatan listrik yang berwujud arus listrik. Ini
berarti bahwa hars terdapat pembawa muatan listrik di dalam materi serta adanya gaya
elektron seperti logam, dapat pula berwujud ion positif dan ion negative seperti dalam
larutan elektrolit dan lelehan garam. Pembawa muatan yang berwujud logam disebut
elektrolit atau metalik, sedangkan pembawa muatan yang berupa larutan disebut ionic
atau elektrolit. Gaya listrik yang membuat muatan bergerak biasanya berasal dari
baterai, generator atau sumber energy listrik yang lain.Perpindahan muatan listrik dapat
terjadi bila terdapat beda potensial antara satu tempat terhadap yang lain, dan arus
listrik akan mengalir dari tempat yang meiliki potensial tinggi ke tempat potensial
rendah. Didalam suatu larutan, terjadinya arus listrik dikarenakan adanya ion yang
bergerak.
muatan ion Adanya hidrasi Orientasi, atmosfer pelarut, Gaya tarik antar ion,
Temperatur, Viskositas. Jika larutan diencerkan maka untuk elektrolit lemah -nya
semakin besar dan untuk elektrolit kuat gaya tarik antar ion semakin kecil. Pada
pengenceran tidak terhingga, daya hantar ekivalent elektrolit hanya tergantung pada
jenis ionnya. Masing-masing ion mempunyai daya hantar ekivalent yang tergantung
pada Jumlah ion yang ada Kecepatan ion pada beda potensial antara kedua elektroda
yang ada .Jumlah ion yang ada tergantung dari jenis elektrolit (kuat/lemah) dan
daya hantar dan mencapai harga maksimum pada pengenceran tak berhingga.
Penghantar logam disebut penghantar kelas utama, dalam penghantar ini listrik
mengalir sebagai electron. Tekanan dari penghantar ini bertambah dengan naiknya
temperatur. Larutan elektrolit juga dapat menghantarkan listrik, penghantar ini disebut
penghantar kedua. Dalam penghantar ini disebabkan oleh gerakan dari ion-ion kutub
satu ke kutub lainnya. Berbeda dengan penghantar logam, penghantar elektrolit
kimia. Pada pembuatan aquades, efisiensi dari penghilang zat terlarut yang berupa
garam-garam dapat diikuti dengan mudah dengan cara mengukur daya hantar larutan.
Derajat ionisasi elektrolit lemah dapat ditentukan dengan pengukuran daya hantarnya.
Seperti diketahui, daya hantar berbanding lurus dengan jumlah ion yang ada dalam
larutan.
Daya hantar ini bergantung pada jenis dan konsentrasi lain yang ada di dalam
larutan. Menurut hukum Ohm, arus (I) berbanding lurus dengan gaya listrik (E), yang
I = E/R
G = I/R
Daya hantar listrik (G) berbanding terbalik dengan tahanan sehingga mempunyai
Bila arus listrik dialirkan ke suatu larutan melalui dua elektroda, maka daya hantar
listrik berbanding lurus dengan luas bidang elektroda (A) dan berbanding terbalik
Daya hantar suatu zat terlarut disebut daya hantar molar (L) yang bergantung
Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen = DO) dibutuhkan oleh semua jasad hidup
menghasilkan energi untuk pertumbuhan dan pembiakan. Disamping itu, oksigen juga
dibutuhkan untuk oksidasi bahan-bahan organik dan anorganik dalam proses aerobik.
Sumber utama oksigen dalam suatu perairan berasal sari suatu proses difusi dari udara
bebas dan hasil fotosintesis organisme yang hidup dalam perairan tersebut (SALMIN,
2000). Kecepatan difusi oksigen dari udara, tergantung sari beberapa faktor, seperti
kekeruhan air, suhu, salinitas, pergerakan massa air dan udara seperti arus, gelombang
dan pasang surut. ODUM (1971) menyatakan bahwa kadar oksigen dalam air laut akan
bertambah dengan semakin rendahnya suhu dan berkurang dengan semakin tingginya
salinitas. Pada lapisan permukaan, kadar oksigen akan lebih tinggi, karena adanya
proses difusi antara air dengan udara bebas serta adanya proses fotosintesis. Dengan
bertambahnya kedalaman akan terjadi penurunan kadar oksigen terlarut, karena proses
fotosintesis semakin berkurang dan kadar oksigen yang ada banyak digunakan untuk
pernapasan dan oksidasi bahan-bahan organik dan anorganik Keperluan organisme
terhadap oksigen relatif bervariasi tergantung pada jenis, stadium dan aktifitasnya.
Kebutuhan oksigen untuk ikan dalam keadaan diam relatif lebih sedikit apabila
dibandingkan dengan ikan pada saat bergerak atau memijah. Jenis-jenis ikan tertentu
yang dapat menggunakan oksigen dari udara bebas, memiliki daya tahan yang lebih
oksigen terlarut (DO) minimum adalah 2 ppm dalam keadaan nornal dan tidak tercemar
oleh senyawa beracun (toksik). Kandungan oksigen terlarut minimum ini sudah cukup
terlarut tidak boleh kurang dari 1,7 ppm selama waktu 8 jam dengan sedikitnya pada
oksigen terlarut adalah 5 ppm untuk kepentingan wisata bahari dan biota laut
perairan, karena oksigen terlarut berperan dalam proses oksidasi dan reduksi bahan
organik dan anorganik. Selain itu, oksigen juga menentukan khan biologis yang
dilakukan oleh organisme aerobik atau anaerobik. Dalam kondisi aerobik, peranan
oksigen adalah untuk mengoksidasi bahan organik dan anorganik dengan hasil
akhirnya adalah nutrien yang pada akhirnya dapat memberikan kesuburan perairan.
senyawa kimia menjadi lebih sederhana dalam bentuk nutrien dan gas. Karena proses
oksidasi dan reduksi inilah maka peranan oksigen terlarut sangat penting untuk
membantu mengurangi beban pencemaran pada perairan secara alami maupun secara
perlakuan aerobik yang ditujukan untuk memurnikan air buangan industri dan rumah
pereduksi bahan kimia beracun menjadi senyawa lain yang lebih sederhana dan tidak
beracun. Disamping itu, oksigen juga sangat dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk
menguraikan senyawa kimia beracun rnenjadi senyawa lain yang Iebih sederhana dan
tidak beracun. Karena peranannya yang penting ini, air buangan industri dan limbah
ditentukan dengan 2 macam cara, yaitu : 1. Metoda titrasi dengan cara WINKLER 2.
Metoda elektrokimia 1. Metoda titrasi dengan cara WINKLER Metoda titrasi dengan
cara WINKLER secara umum banyak digunakan untuk menentukan kadar oksigen
dianalisis terlebih dahulu ditambahkan larutan MnCl2 den Na0H - KI, sehingga akan
terjadi endapan Mn02 . Dengan menambahkan H2 SO4 atan HCl maka endapan yang
terjadi akan larut kembali dan juga akan membebaskan molekul iodium (I2 ) yang
ekivalen dengan oksigen terlarut. Iodium yang dibebaskan ini selanjutnya dititrasi
larutan amilum (kanji). Reaksi kimia yang terjadi dapat dirumuskan sebagai berikut :
adalah konsentrasi ion hidrogen(H+) dalam pelarut air. Nilai pH berkisar dari 0 hingga
14. Suatu larutan dikatakan netral apabila memiliki nilai pH=7. Nilai pH>7
keasaman. Nilai pH 7 dikatakan netral karena pada air murni ion H+ terlarut dan ion
OH- terlarut (sebagai tanda kebasaan) berada pada jumlah yang sama, yaitu 10-7 pada
kesetimbangan. Penambahan senyawa ion H+ terlarut dari suatu asam akan mendesak
kesetimbangan ke kiri (ion OH- akan diikat oleh H+ membentuk air). Akibatnya terjadi
kelebihan ion hidrogen dan meningkatkan konsentrasinya. Tidak semua mahluk bisa
bertahan terhadap perubahan nilai pH, untuk itu alam telah menyediakan mekanisma
yang unik agar perubahan tidak tidak terjadi atau terjadi tetapi dengan cara perlahan.
sebagai parameter kualitas air karena ia mengontrol tipe dan laju kecepatan reaksi
beberapa bahan di dalam air. Selain itu ikan dan mahluk-mahluk akuatik lainnya hidup
pada selang pH tertentu, sehingga dengan diketahuinya nilai pH maka kita akan tahu
apakah air tersebut sesuai atau tidak untuk menunjang kehidupan mereka. Besaran pH
berkisar dari 0 (sangat asam) sampai dengan 14 (sangat basa/alkalis). Nilai pH kurang
maka air tersebut akan mudah mengembalikan pH-nya ke nilai semula, dari setiap
terletak pada penanganan alkalinitas dan tingkat kesadahan air. Apabila hal ini telah
Nilai resistivitas atau nilai hambatan adalah nilai kemampuan air untuk
menghambat arus listrik sedangkan nilai konduktivitas atau nilai hantaran adalah nilai
kemampuan air untuk menghantarkan arus listrik. Nilai resistivitas dan nilai
konduktivitas merupakan nilai yang saling berbanding terbalik dimana makin besar
nilai resistivitas, makin kecil nilai konduktivitas, dan sebaliknya makin kecil nilai
ion-ion yang terlarut dalam air. Ion-ion yang terlarut dalam air memberikan pengaruh
pada sifat kimia air apakah air bersifat masam, basis, atau netral. Menurut Arrhenius,
senyawa asam merupakan senyawa yang melepas ion H+ saat terjadi ionisasi
sedangkan senyawa basa adalah senyawa yang melepas ion OH- saat terjadi ionisasi.
dualisme yaitu bersifat asam maupun basa karena saat terjadi ionisasi, air melepas ion
H+ dan OH- .
(ultrapure water) maka air memiliki dua potensi yang seimbang untuk menjadi asam
maupun basa. Karena dua potensi yang seimbang tersebut maka masing-masing ion
memiliki nilai beda potensial yang sama. Persamaan nilai beda potensial tersebut
menyebabkan arus listrik yang mengalir dalam air menjadi 0 sehingga nilai hambatan
air adalah tak hingga (gambar 2.2.). Air sangat murni seharusnya memiliki nilai
hambatan yang 0 namun pada kenyataannya air sangat murni sulit sekali ditemukan di
dunia. Air sangat murni yang diteliti oleh Bevilacqua masih memiliki nilai hambatan,
walau hambatan nilai air sangat murni besar sekali namun air sangat murni tersebut
untuk kajian-kajian mendalam tentang sifat-sifat semi konduktor belum dapat dianggap
memiliki hambatan yang tak hingga. Mengacu pada konsep air sangat murni maka
semakin besar nilai resistivitas akan menunjukkan kemurnian air yang semakin tinggi
sedangkan semakin kecil nilai resistivitas akan menunjukkan tingkat kemurnian air
yang semakin rendah. Berdasarkan penelitian Anthony C Bevilacqua, penyebab
ketidakmurnian air dunia pada umumnya adalah adanya campuran dari tiga macam
senayawa yaitu HCl untuk senyawa asam, NaOH untuk senyawa basa, dan NaCl untuk
senyawa garam. Gambar 2.1. menunjukkan hubungan antara konsentrasi dari senyawa
senyawa tersebut dengan nilai hambatan pada air berdasarkan eksperimen yang
ilmu kimia modern dimana konsep ini juga memberikan penjelasan tentang dua sifat
netral air yang dapat berasa asin maupun berasa tawar. Sifat air yang diukur dengan
parameter pH untuk sifat air dapat berarti bahwa air tersebut murni tidak mengadung
zat asam-basa atau pun tidak murni yaitu air dapat mengandung asam, basa, ataupun
Senyawa asam yang melepas ion H+ disebut dengan basa konjugasi sedangkan
senyawa basa yang menangkap ion H+ disebut asam konjugasi. Baik asam maupun
basa memiliki sifat elektrolit yang berbeda-beda. Asam atau basa yang menghantarkan
listrik dengan baik disebut dengan asam atau basa kuat sedangkan asam atau basa yang
menghantarkan listrik dengan lemah disebut asam atau basa lemah. Air yang
mengandung senyawa asam dan basa sekaligus akan memiliki sifat-sifat yang berbeda
yang bergantung pada kekuatan asam atau basa yang terlarut. Air yang mengandung
senyawa asam kuat dan basa kuat akan memiliki sifat netral dengan rasa yang asin. Air
yang mengandung senyawa asam kuat dan basa lemah akan memiliki sifat masam
dengan rasa asam. Air yang mengandung senyawa basa kuat dan asam lemah akan
memiliki sifat basis dengan rasa basa. Air yang mengandung senyawa asam lemah dan
basa lemah akan memiliki sifat dan rasa yang dikontrol oleh dominasi kekuatan asam
atau basa yang terlarut. Pengukuran pH, nilai hambatan, dan analisis lingkungan
pada air. Berdasarkan konsep-konsep tersebut maka secara ringkas konsep yang
digunakan untuk penelitian ini (gambar 2.4.) yaitu air murni (deionized water) menjadi
air tidak murni (ionized water) akibat adanya mineral, aerosol padat, nano partikel, gas,
dan polutan yang terlarut dan bereaksi dengan air saat terjadi evaporasi, presipitasi, dan
runoff hingga masuk ke saluran atau tubuh perairan. Air tidak murni tersebut dapat
memiliki dua sifat yaitu air berasa (berasa asam, basa, dan asin) dan air tidak berasa
(tawar). Air yang berasa akan cenderung memiliki nilai hambatan yang lebih rendah
dibandingkan air yang tidak berasa akibat kandungan ion-ion dalam air yang lebih
hambatan. Pengukuran nilai hambatan untuk identifikasi kualitas air menggunakan dua
analogi yaitu semakin murni air akan semakin besar resistivitasnya, dan semakin murni
air akan memiliki kualitas yang semakin baik. Menurut dua penalaran tersebut maka
disimpulkan bahwa air dengan nilai resistivitas yang tinggi akan cenderung lebih baik
digunakan dari pada air dengan nilai resistivitas yang lebih rendah.
BAB III
EKSPERIMEN
2. Larutan NaCl
3. Larutan Cuka
5.Larutan Antasida
7.Air Mineral
3.3 Rangkaian Eksperimen
3. Ambil sampel dari keenam jenis larutan, dan letakan di tempat sampel
pengukuran
3.4 Pengukuran
Instrument dan sebagai sampel adalah Larutan Garam dan Larutan Cuka. Pengukuran
Nilai
Indikator Pengukuran Jenis Larutan Temperatur Udara
Resistivitas
4.2 Pembahasan
Studi Fisika Universitas Negeri Manado. Alat yang digunakan dalaam Penelitian
adalah Schotts Instrumen, dimana merupakan alat yang dapat membaca nilai
bahan atau sampel yang digunakan ada enam sampel berupa Larutan Cuka, Larutan
Garam, Larutan Pembersih Lantai, Larutan Antasida, Larutan berperisa Jeruk, dan Air
Mineral. Dari data yang didapatkan menunjukan tidak adanya hubungan secara
langsung antara tingkat keasaman larutan dan Resistivitas, namun tingkat keasaman
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan