Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN

Ovarium mempunyai fungsi yang sangat penting pada reproduksi dan


menstruasi.Gangguan pada ovarium dapat menyebabkan terhambatnya
pertumbuhan, perkembangan dan kematangan sel telur. Gangguan yang paling
sering terjadi adalah kista ovarium, sindrom ovarium polikistik, dan kanker
ovarium.1

Kista adalah pertumbuhan berupa kantung (pocket, pouch) yang tumbuh


dibagian tubuh tertentu. Kista ovarium adalah suatu kantung yang berisi cairan
atau materi semisolid yang tumbuh dalam ovarium.1

Penemuan kista ovarium pada seorang wanita akan sangat ditakuti oleh
karena adanya kecenderungan menjadi ganas, tetapi kebanyakan kista ovarium
memiliki sifat yang jinak (80-84%).

Pada wanita usia muda (biasanya kurang dari 40 tahun) resiko


pertumbuhan menjadi ganas berkurang, oleh karena itu kista dapat dikontrol
dengan USG pelvic. Ada beberapa yang menjadi ganas, dengan risiko terjadinya
karsinoma terutama pada wanita wanita yang mulai menopause.2

Terdapat variasi dengan luas insidensi keganasan ovarium, rata-rata


tertinggi terdapat di Negara Skandinavia (14,5-15,3 per 100.000 populasi). Di
Amerika insidensi keganasan ovarium semua ras adalah 12,5 kasus per 100.000
populasi pada tahun 1988 sampai 1991. Sebagian besar kista adalah kista
fungsional dan jinak. Di Amerika , karsinoma ovarium didiagnosa pada kira-kira
22.000 wanita, kematian sebanyak 16.000 orang.1,2

1
Topik Kista Ovarium menjadi sangat menarik untuk dibahas karena
sebagian besar pasien dengan kista ovarium berada dalam kondisi asimptomatik
dan baru dapat didiagnosis secara tidak sengaja ketika menjalani pemeriksaan
USG atau sedang dalam operasi sectio caesaria

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Anatomi Ovarium

Gambar 1 : Anatomi Ovarium dan Tuba

Wanita pada umumnya memiliki dua indung telur kanan dan kiri,
dengan penggantung mesovarium di bagian belakang ligamentum latum, kiri
dan kanan. Ovarium adalah kurang lebih sebesar ibu jari tangan dengan
ukuran panjang kira-kira 4 cm, lebar dan tebal kira-kira 1,5 cm.1

Hilusnya berhubungan dengan mesovarium tempat ditemukannya


pembuluh-pembuluh darah dan serabut-serabut saraf untuk ovarium.Pinggir
bawahnya bebas. Permukaan belakangnya pinggir keatas dan belakang ,
sedangkan permukaan depannya ke bawah dan depan. Ujung yang dekat

3
dengan tuba terletak lebih tinggi dari pada ujung yang dekat pada uterus, dan
tidak jarang diselubungi oleh beberapa fimbria dari infundibulum.1,4

Ujung ovarium yang lebih rendah berhubungan dengan uterus dengan


ligamentum ovarii proprium tempat ditemukannya jaringan otot yang menjadi
satu dengan yang ada di ligamentum rotundum. Embriologik kedua
ligamentum berasal dari gubernakulum1,2,3

Gambar 2 : Anatomi Ovarium

Secara histologik, ovarium dilapisi oleh epitelium germinalis dan


tunika albugenia. Sisi dalam ovarium terdiri dari sel-sel folikel dan jaringan
ikat yang sangat sensitif terhadap hormon seks.Ovarium diperdarahi oleh
arteri ovarica kanan dan kiri yang merupakan cabang dari aorta desendens.
Vena sebagai drainase mengikuti perjalanan arteri ovarica sebagai vena
ovarica kanan dan kiri.4

4
2.2 Definisi Tumor Ovarium
Tumor ovarium adalah sebuah proses penumbuhan jaringan baru yang
berasal dari ovarium baik yang bersifat jinak maupun ganas. Beberapa
literatur menggolongkan kista sebagai tumor namun beberapa literatur lain
memisahkan antara tumor dengan kista. Perlu diketahui bahwa definisi kista
adalah suatu jenis tumor berupa kantong abnormal yang berisi cairan. Karena
secara definisi tumor adalah jaringan, oleh karena itu beberapa literatur
membedakan antara kista dengan tumor ovarium.3

Gambar 3 : Ilustrasi Tumor Ovarium

2.3 Epidemiologi
Berdasarkan data penilitian Jurnal Medscape di Amerika Serikat, umumnya
kista ovarium ditemukan saat pasien melakukan pemeriksaan USG baik
abdominal maupun transvaginal dan transrektal. Kista ovarium terdapat
disekitar 18% yang sudah postmenopause. Sebagian besar kista yang

5
ditemukan merupakan kista jinak, dan 10% sisanya adalah kista yang
mengarah ke keganasan.5
Kista ovarium fungsional umumnya terjadi pada usia produktif dan relatif
jarang pada wanita postmenopause. Secara umum, tidak ada persebaran umur
yang spesifik mengenai usia terjadinya kista ovarium.5

2.4 Sifat Kista


1. Kista Fisiologis
Sesuai siklus menstruasi, di ovarium timbul folikel dan folikelnya
berkembang, dan gambaranya seperti kista. Biasanya kista tersebut
berukuran dibawah 4 cm, dapat dideteksi dengan menggunakan
pemeriksaan USG, dan dalam 3 bulan akan hilang. Jadi ,kista yang
bersifat fisiologis tidak perlu operasi, karena tidak berbahaya dan tidak
menyebabkan keganasan, tetapi perlu diamati apakah kista tersebut
mengalami pembesaran atau tidak. Kista yang bersifat fisiologis ini
dialami oleh orang di usia reproduksi karena masih mengalami
menstruasi. Biasanya kista fisiologis tidak menimbuklkan nyeri pada saat
haid. Beberapa jenis kista fisiologis diantaranya adalah kista korpus
luteal, kista folikular, kista teka-lutein.4

2. Kista Patologis
Kista ovarium yang bersifat ganas disebut juga kanker ovarium. Kanker
ovarium merupakan penyebab kematian terbanyak dari semua kanker
ginekologi. Angka kematian yang tinggi karena penyakit ini pada
awalnya bersifat tanpa gejala dan tanpa menimbulkan keluhan apabila
sudah terjadi metastasis, sehingga 60-70% pasien datang pada stadium
lanjut, penyakit ini disebut juga sebagai silent killer. Angka kematian
penyakit ini di Indonesia belum diketahui dengan pasti.1

6
Pada kista patologis, pembesaran bisa terjadi relatif cepat, yang
kadang tidak disadari penderita. Karena, kista tersebut sering muncul
tanpa gejala seperti penyakit umumnya. Itu sebabnya diagnosa agak sulit
dilakukan. Gejala gejala seperti perut yang agak membuncit serta bagian
bawah perut yang terasa tidak enak biasanya baru dirasakan saat ukuranya
sudah cukup besar. Jika sudah demikian biasanya perlu dilakukan
tindakan pengangkatan melalui proses laparoskopi.1,2
Ada lagi jenis kista abnormal pada ovarium. Jenis ini ada yang bersifat
jinak dan ganas. Bersifat jinak jika bisa berupa spot dan benjolan yang
tidak menyebar. Meski jinak kista ini dapat berubah menjadi ganas.
Tetapi sampai saat ini, belum diketahui dengan pasti penyebab
perubahan sifat tersebut.Kista ganas yang mengarah ke kanker biasanya
bersekat sekat dan dinding sel tebal dan tidak teratur. Tidak seperti kista
fisiologis yang hanya berisi cairan, kista abnormal memperlihatkan
campuran cairan dan jaringan solid dan dapat bersifat ganas. 1,2,3

Gambar 4 .Ovarium normal dan ovarium dengan kista dermoid

7
2.5 Klasifikasi Kista
Diantara tumor-tumor ovarium ada yang bersifat neoplastik dan non
neoplastik. Tumor neoplastik dibagi atas tumor jinak dan ganas, dan tumor
jinak dibagi dalam tumor kistik dan solid

Kista Ovarium Non-Neoplastik

a. Tumor Akibat Radang


Tumor ini biasanya disebabkan oleh proses infeksi yang terjadi pada
adneksa. Tumor ini cukup jarang. Proses pembentukan tumor ini didahului
oleh masuknya bakteri kedalam uterus yang berlanjut ke bagian salfing
dan menuju ke adneksa. Kemudian terjadilah infeksi dan terjadi proses
imunologis sehingga terbentuk abses.1
b. Kista Folikel
Kista ini berasal dari folikel de graff yang tidak sampai berovulasi,
namun tumbuh terus menjadi kista folikel, atau dari beberapa folikel
primer yang setelah bertumbuh di bawah pengaruh estrogen tidak
mengalami proses atresia yang lazim, melainkan membesar menjadi
kista.bisa di dapati satu kista atau beberapa dan besarnya biasanya
berdiameter 1-1 cm.Kista folikuler secara tipikal kecil dan timbul dari
folikel yang tidak sampai saat menopause, sekresinya akan terlalu banyak
mengandung estrogen sebagai respon terhadap hipersekresi FSH (folikel
stimulating hormon) dan LH (luteinizing hormone) normalnya ditemui
saat menopause berdiameter 1 -10 cm (folikel normal berukuran limit 2,5
cm); berasal dari folikel ovarium yang gagal mengalami involusi atau
gagal meresorpsi cairan. Dapat multipel dan bilateral. Biasanya
asimtomatik.1

8
c. Kista Korpus Lutein
Dalam keadaan normal korpus luteum lambat laun mengecil dan
menjadi korpus albikans. Kadang-kadang korpus luteum akan
mempertahankan diri (korpus luteum persisten); perdarahan yang terjadi di
dalamnya akan menyebabkan kista, berisi cairan berwarna merah coklat
karena darah tua.Pada pembelahan ovarium kista korpus luteum memberi
gambaran yang khas. Dinding kista terdiri atas lapisan berwarna kuning,
terdiri atas sel-sel luteum yang berasal dari sel-sel teka.Penanganan kista
luteum ini menunggu sampai kista hilang sendiri. Dalam hal ini dilakukan
operasi atas dugaan kehamilan ektopik terganggu,kista korpus luteum
diangkat tanpa mengorbankan ovarium.1,

d. Kista Teka Lutein


Kista biasanya bilateral dan sebesar tinju. Pada pemeriksaan
mikroskopik terlihat luteinisasi sel-sel teka.Tumbuhnya kista ini ialah
akibat pengaruh hormone koriogonadrotropin yang berlebihan.1,3
Kista granulosa lutein yang terjadi di dalam korpus luteum indung
telur yang fungsional dan membesar bukan karena tumor, disebabkan oleh
penimbunan darah yang berlebihan saat fase pendarahan dari siklus
menstruasi.1
Kista teka-lutein biasanya berisi cairan bening, berwarna seperti
jerami; biasanya berhubungan dengan tipe lain dari growth indung telur,
serta terapi hormon.1
e. Kista Inklusi Germinal
Terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian-bagian terkecil dari epitel
germinativum pada permukaan ovarium. Biasanya terjadi pada wanita usia
lanjut dan besarnya jarang melebihi 1 cm. Kista terletak di bawah
permukaan ovarium, dindingnya terdiri atas satu lapisan epitel kubik atau
torak rendah, dan isinya cairan jernih dan serous.1,3

9
f. Kista Endometrium
Kista ini endometriosis yang berlokasi di ovarium. Akibat proliferasi
dari sel yang mirip dinding endometrium, umumnya berisi darah yang
merupakan hasil peluruhan dinding saat menstruasi.1

Neoplasti Jinak

1. Kistik:
a. Kistoma Ovari Simpleks
Kista ini mempunyai permukaan yang rata dan halus, biasanya
bertangkai, seringkali bilateral dan dapat menjadi besar.Dinding kista
tipis dan cairan di dalam kista jernih, serous dan berwarna
kuning.Pada dinding kista tampak lapisan epitel kubik.Terapi terdiri
atas pengangkatan kista dengan reseksi ovarium, akan tetapi jarinngan
yang dikeluarkan harus segera diperiksa secara histologik untuk
mengetahui apakah ada keganasan.1,3

b. Kistadenoma Ovarii Serosum


Kista ini sering ditemukan bilateral (10-20%) daripada
kistadenoma musinosum. Tumor serosa dapat membesar sehingga
memenuhi ruang abdomen, tetapi lebih kecil dibanding dengan ukuran
kistadenoma musinosum. Permukaan tumor biasanya licin, tetapi
dapat juga lobulated karena kista serosum pun dapat berbentuk
multikolur, meskipun lazimnya berongga satu. Warna kista putih
keabuan.
Ciri khas dari kista ini adalah potensi pertumbuhan papiler ke
dalam rongga kista sebesar 50% dan keluar pada permukaan kista
sebesar 5%. Pada pemeriksaan mikroskopis terdapat dinding kista

10
yang dilapisi epitel kubik atau torak yang rendah, dengan sitoplasma
eosinofil dan inti sel yang besar dan gelap warnanya. Karena tumor ini
berasal dari epitel permukaan ovarium (germinal epithelum), maka
bentuk epitel pada papil dapat beraneka ragam, tetapi sebagian besar
terdiri atas epitel bulu getar seperti epitel tuba. Pada jaringan papiler
dapat ditemukan pengendapan kalsium dalam stromanya yang
dinamakan psamoma. Adanya psamoma menunjukkan bahwa kista
adalah kistadenoma ovarium serosum papiliferum, tetapi bukan ganas.
Tidak ada gejala klasik yang menyertai tumor serosa
proliferatif. Kebanyakan ditemukan pada pemeriksaan rutin dari
pelvis. Kadang-kadang pasien mengeluh rasa ketidaknyamanan daerah
pelvis dan pada pemeriksaan ditemukan massa abdomen atau pun
ascites. Kelainan ekstra abdomen jarang ditemukan pada keganasan
ovarium kecuali pada stadium terminal.1,2,6
Terapi pada umumnya adalah pengangkatan tumor. Tetapi oleh
karena berhubung dengan besarnya kemungkinan keganasan perlu
dilakukan pemeriksaan yang teliti terhadap tumor yang
dikeluarkan.Bahkan kadang-kadang perlu diperiksa sediaan yang
dibekukan (frozen section) pada saat operasi, untuk menentukan
tindakan selanjutnya pada waktu operasi.1,3

c. Kistadenoma Ovarii Musinosum


Asal tumor ini belum diketahui dengan pasti. Tumor ini mungkin
muncul sebagai tumor unilateral kista teratoma atau sebagai
metaplasia mucinosum dari mesothelium. Tumor mucinous yang
berasal dari teratoid ditemukan pada penderia yang muda.Paling sering
pada wanita berusia antara 20-50 tahun dan jarang sekali pada masa
prapubertas. Tumor evarium ini terbanyak ditemukan bersama-sama
dengan kistadenoma ovarii serosum. Kista ini biasanya mempunyai

11
dinding yang licin, permukaan berbagala (lobulated) dan umumnya
multitokular dan odematosa; lokular yang mengandung niukosa ini
kelihatan biru dari peregangan kapsulnya. Kira-kira 10% dapat
mencapai ukuran yang amat besar dan pada tumor ini tidak dapat
ditemukan jaringan yang normal lagi. Tumor biasanya unilateral, akan
tetapi dapat juga dijumpai yang bilateral (8-10%).2
Dinding kista agak tebal dan berwarna putih keabuan terutama
apabila terjadi perdarahan atau perubahan degeneratif di dalam kista.
Pada permukaan terdapat cairan lendir yang khas, kental seperti
gelatin, melekat dan berwarna kuning sampai coklat tergantung dari
percampurannya dengan darah.2
Pemeriksaan mikroskopik : tampak dinding kista dilapisi oleh epital
torak tinggi dan sel-sel goblet yang terisi lendir.. Jika terjadi suatu
sobekan pada dinding kista (spontan ataupun pada saat operasi), maka
sel-sel epitel dapat tersebar pada permukaan peritoneum rongga perut,
dan sekresinya menyebabkan pseudomiksoma peritonei. Akibat
pseudorniksoma peritonei timbul penyakit menahun dengan musin
terus bertambah dan menyebabkan banyak perlengketan. Akhirnya
penderita meninggal karena ileus. Pada kista kadang-kadang
ditemukan daerah padat dan pertumbuhan papiler.1,3
d. Kista Endometroid
Terjadi karena lapisan didalam rahim (yang biasanya terlepas
sewaktu haid dan terlihat keluar dari kemaluan seperti darah); tidak
terletak dalam rahim tetapi melekat pada dinding luar ovarium. Akibat
peristiwa ini setiap kali haid, lapisan tersebut menghasilkan darah haid
yang akan terus menerus tertimbun dan menjadi kista. Kista ini bisa 1
pada dua indung telur. Timbul gejala utama yaitu rasa sakit terutama
sewaktu haid/ sexual intercourse.1,3

12
e. Kista Dermoid
Tumor ini merupakan 10% dan seluruh neoplasma ovarium
yang kistik, dan paling sering ditemukan pada wanita yang masih
muda. 25% dari semua kista dermoid bilateral, lazimnya dijumpai
pada masa reproduksi walaupun dapat ditemukan pada anak kecil.
Tumor ini dapat mencapai ukuran sangat besar, sehingga beratnya
mencapai beberapa kilogram.1
Kista ini tumbuh akibat proses yang kurang sempurna saat
pembentukan lapisan embrional. Lapisan ektoderm yang saat dewasa
akan menjadi sel sel folikel rambut, tulang, serta gigi secara tidak
sempurna tumbuh di sekitar ovarium. Kista ini tidak mempunyai ciri
yang khas. Dinding kista kelihatan putih keabuan dan agak tipis.
Konsistensi tumor sebagian kistik kenyal, di bagian lain padat. Dapat
ditemukan kulit, rambut kelenjer sebasea, gigi (ektodermal), tulang
rawan, serat otot jaringan ikat (mesodemal) dan mukosa traktus
gasttrointotinelis, epitel saluran kista terdapat produk kelenjer sebasea
berupa massa lembek seperti lemak, bercampur dengan rambut.1
Pada kista dermoid dapat terjadi torsio tangkai dengan gejala
nyeri mendadak di perut bagian bawah. Ada kemungkinan terjadinya
sobekan dinding kista dengan akibat pengeluaran isi kista dalam
rongga peritoneum.Perubahan keganasan dari kista sangat jarang,
hanya 1,5% dari semua kista dermoid dan biasanya pada wanita lewat
menopause.1,3

Gambar 5 : Kista Dermoid

13
2. Solid
Semua tumor ovarium yang padat adalah neoplasma.Akan tetapi, ini tidak
berarti bahwa termasuk suatu neoplasma yang ganas, meskipun semuanya
berpotensi maligna. Potensi menjadi ganas sangat berbeda pada berbagai
jenis, umpamanya sangat rendah pada fibroma ovarium dan sangat tinggi
pada teratoma embrional yang padat.1,6
a. Fibroma ovarii
Potensi menjadi ganas sangat rendah pada fibroma ovarium, kurang
dari 1%. Fibroma ovarii berasal dari elemen fibroblastik stroma ovarium
atau sel mesenkim yang multipoten. Tumor ini merupakan 5% dari
semua neoplasma ovarium dan paling sering ditemukan pada penderita
menopause.1
Tumor ini mencapai diameter 2 sampai 30 cm; dan beratnya 20 kg,
dengan 90% uniteral. Permukaan tidak rata, konsistensi keras, warnanya
merah jambu keabuan. Apabila konsistensi sangat padat disebut fibroma
durum, dan apabila lunak disebut fibroma molle. Neoplasma ini terdiri
atas jaringan ikat dengan sel-sel di tengah jaringan kolagen. Apabila
terdiri atas kelenjar-kelenjar kistik, maka disebut kistadenofroma ovarii.
Fibroma ovarii yang besar biasanya mempunyai tangkai dan dapat
terjadi torsi. Pada tumor ini sering ditemukan sindroma Meigs (tumor
ovarii, ascites, hidrotoraks). 1,2,6
b. Tumor Brenner
Merupakan suatu neoplasma ovarium yang sangat jarang ditemukan,
biasanya pada wanita dekat atau sesudah menopause. Frekuensinya
0,5% dari semua tumor ovarium.Besar tumor ini beraneka ragam, dari
sangat kecil ke yang beratnya beberapa kilogram. Lazimnya tumor ini
unilateral. Pada pembelahan berwarna kuning muda seperti fibroma,
dengan kista-kista kecil. Kadang-kadang pada tumor ini temukan
sindroma Meigs. Gambar mikroskopis tumor ini sangat khas, terdiri dari

14
2 elemen, yakni sarang-sarang yang terdiri atas epitel epitel, yang
dikelilingi jaringan ikat yang luas dan padat.Tumor Brenner tidak
menimbulkan gejala-gejala klinik yang khas, dan jika masih kecil,
biasanya ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan histopatologik
ovarium. Meskipun biasanya jinak, dalam beberapa kasus tumor ini
menunjukkan keganasan pada histopatologi dan klinisnya.1,2,6
c. Maskulinovoblastoma (adrenal cell rest tumor)
Tumor ini sangat jarang terjadi. Biasanya unilateral dan besarnya
bervariasi antara 0,5-16 cm. Beberapa dari tumor ini menyebabkan
gejala maskulinasi, terdiri atas hirsutisme, pembesaran klitoris, atrofi
memmae, dan perubahan suara.1
2.6 Etiologi
Penyebab terjadinya kista ovarium yaitu terjadinya gangguan
pembentukan hormon pada hipotalamus, hipofise, atau ovarium itu sendiri.
Kista ovarium timbul dari folikel yang tidak berfungsi selama siklus
menstruasi.1
Faktor resiko terjadinya kista ovarium.4
a. Riwayat kista ovarium sebelumnya
b. Siklus menstruasi yang tidak teratur
c. Meningkatnya distribusi lemak tubuh bagian atas
d. Menstruasi dini
e. Tingkat kesuburan
f. Hipotiroid atau hormon yang tidak seimbang
g. Terapi tamosifen pada kanker mamma
Sedangkan pada tumor padat, etiologi pasti belum diketahui, diduga akibat
abnormalitas pertumbuhan sel embrional, atau sifat genetis kanker yang
tercetus oleh radikal bebas atau bahan bahan karsinogenik.4

15
2.7 Patofisiologi
Setiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang
disebut Folikel de Graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan dengan
diameter lebih dari 2.8 cm akan melepaskan oosit mature. Folikel yang ruptur
akan menjadi korpus luteum, yang pada saat matang memiliki struktur 1,5 2
cm dengan kista ditengah-tengah. Bila tidak terjadi fertilisasi pada oosit,
korpus luteum akan mengalami fibrosis dan pengerutan secara progresif.
Namun bila terjadi fertilisasi, korpus luteum mula-mula akan membesar
kemudian secara gradual akan mengecil selama kehamilan.1,6
Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista
fungsional dan selalu jinak. Kista dapat berupa folikular dan luteal yang
kadang-kadang disebut kista theca-lutein. Kista tersebut dapat distimulasi oleh
gonadotropin, termasuk FSH dan HCG.1,2
Kista fungsional multiple dapat terbentuk karena stimulasi gonadotropin
atau sensitivitas terhadap gonadotropin yang berlebih. Pada neoplasia
tropoblastik gestasional (hydatidiform mole dan choriocarcinoma) dan
kadang-kadang pada kehamilan multiple dengan diabetes, hcg menyebabkan
kondisi yang disebut hiperreaktif lutein. Pasien dalam terapi infertilitas,
induksi ovulasi dengan menggunakan gonadotropin (FSH dan LH) atau
terkadang clomiphene citrate, dapat menyebabkan sindrom hiperstimulasi
ovari, terutama bila disertai dengan pemberian HCG.1,2
Kista neoplasia dapat tumbuh dari proliferasi sel yang berlebih dan tidak
terkontrol dalam ovarium serta dapat bersifat ganas atau jinak. Neoplasia yang
ganas dapat berasal dari semua jenis sel dan jaringan ovarium. Sejauh ini,
keganasan paling sering berasal dari epitel permukaan (mesotelium) dan
sebagian besar lesi kistik parsial. Jenis kista jinak yang serupa dengan
keganasan ini adalah kistadenoma serosa dan mucinous. Tumor ovari ganas
yang lain dapat terdiri dari area kistik, termasuk jenis ini adalah tumor sel
granulosa dari sex cord sel dan germ cel tumor dari germ sel primordial.

16
Teratoma berasal dari tumor germ sel yang berisi elemen dari 3 lapisan
germinal embrional; ektodermal, endodermal, dan mesodermal.Endometrioma
adalah kista berisi darah dari endometrium ektopik. Pada sindroma ovari
pilokistik, ovarium biasanya terdiri folikel-folikel dengan multipel kistik
berdiameter 2-5 mm, seperti terlihat dalam sonogram.1,2

2.8 Tanda dan Gejala


Kebanyakan wanita dengan kanker ovarium tidak menimbulkan gejala
dalam waktu yang lama. Gejala umumnya sangat bervariasi dan tidak
spesifik.4,6

Pada stadium awal gejalanya dapat berupa:


a. Gangguan haid
b. Jika sudah menekan rectum atau VU mungkin terjadi konstipasi atau
sering berkemih.
c. Dapat terjadi peregangan atau penekanan daerah panggul yang
menyebabkan nyeri spontan dan sakit diperut.
d. Nyeri saat bersenggama.
Pada stadium lanjut:

a. Asites
b. Penyebaran ke omentum (lemak perut) serta organ di dalam rongga perut
c. Perut membuncit, kembung, mual, gangguan nafsu makan
d. Gangguan buang air besar dan kecil.
e. Sesak nafas akibat penumpukan cairan di rongga dada.4

2.9 Diagnosis
Diagnosis kista ovarium dapat ditegakkan melalui pemeriksaan
fisik.Namun biasanya sangat sulit untuk menemukan kista melalui

17
pemeriksaan fisik.Maka kemudian dilakukan pemeriksaan penunjang untuk
mendiagnosis kista ovarium. Pemeriksaan yang umum digunakan adalah :
1. Ultrasonografi (USG)
Alat peraba (transducer) digunakan untuk memastikan keberadaan kista,
membantu mengenali lokasinya dan menentukan apakah isi kista cairan
atau padat. Kista berisi cairan cenderung lebih jinak, kista berisi material
padat memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.5,6
Dari gambaran USG dapat terlihat:
a. Akan terlihat sebagai struktur kistik yang bulat (kadang-kadang oval)
dan terlihat sangat echolucent dengan dinding yang tipis/tegas/licin,
dan di tepi belakang kista nampak bayangan echo yang lebih putih
dari dinding depannya.
b. Kista ini dapat bersifat unillokuler (tidak bersepta) atau multilokuler
(bersepta-septa).
c. Kadang-kadang terlihat bintik-bintik echo yang halus-halus (internal
echoes) di dalam kista yang berasal dari elemen-elemen darah di
dalam kista.

Gambar 6 : Gambaran Kista pada USG

18
2. Pemeriksaan Lab
Pemeriksaan lab dapat berguna sebagai screening maupun diagnosis
apakah tumor tersebut bersifat jinak atau ganas.Berikut pemeriksaan yang
umum dilakukan untuk mendiagnosis kista ovarium.
Pemeriksaan Beta-HCG Pemeriksaan ini digunakan untuk
screening awal apakah wanita tersebut hamil atau tidak. Pemeriksaan
ini dapat menyingkirkan kemungkinan kehamilan ektopik.
Pemeriksaan Darah Lengkap Untuk sebuah penyakit keganasan,
dapat diperkirakan melalui LED. Parameter lain seperti leukosit, HB,
HT juga dapat membantu pemeriksa menilai keadaan pasien.
Urinalisis Urinalisis penting untuk mencari apakah ada
kemungkinan lain, baik batu saluran kemih, atau infeksi dan untuk
menyingkirkan diagnosis banding.
Pemeriksaan Tumor Marker Tumor marker spesifik pada
keganasan ovarium adalah CA125. CEA juga dapat diperiksa, namun
CEA kurang spesifik karena marker ini juga mewakili keganasan
kolorektal, uterus dan ovarium.
3. Pemeriksaan Patologi Anatomi
Merupakan pemeriksaan untuk memastikan tingkat keganasan dari
tumor ovarium. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan bersama dengan
proses operasi, kemudian sampel difiksasi dan diperiksa dibawah
mikroskop.6

2.10 Penatalaksanaan
1. Observasi dan Manajemen Gejala
Jika kista tidak menimbulkan gejala, maka cukup dimonitor (dipantau)
selama 1-2 bulan, karena kista fungsional akan menghilang dengan
sendirinya setelah satu atau dua siklus haid. Tindakan ini diambil jika

19
tidak curiga ganas. Apabila terdapat nyeri, maka dapat diberikan obat-
obatan simptomatik seperti penghilang nyeri NSAID1,2,4
2. Operasi
Jika kista membesar, maka dilakukan tindakan pembedahan, yakni
dilakukan pengambilan kista dengan tindakan laparoskopi atau
laparotomi. Biasanya kista yang ganastumbuh dengan cepat dan pasien
mengalami penurunan berat badan yang signifikan. Akan tetapi kepastian
suatu kista itu bersifat jinak atau ganas jika telah dilakukan pemeriksaan
Patologi Anatomi setelah dilakukan pengangkatan kista itu sendiri
melalui operasi. Biasanya untuk laparoskopidiperbolehkan pulang pada
hari ke-3 atau ke-4, sedangkan untuk laparotomidiperbolehkan pulang
pada hari ke-8 atau ke-9.1,2,4
Indikasi umum operasi pada tumor ovarium melalu screening USG
umumnya dilakukan apabila besar tumor melebihi 5cm baik dengan
gejala maupun tanpa gejala.Hal tersebut diikuti dengan pemeriksaan
patologi anatomi untuk memastikan keganasan sel dari tumor
tersebut.1,2,4,6
2.11 Prognosis
Prognosis dari kista jinak sangat baik. Kista jinak tersebut dapat tumbuh
di jaringan sisa ovarium atau di ovarium kontralateral. Apabila sujdah
dilakukan operasi, angka kejadian kista berulang cukup kecil yaitu 13%.
Kematian disebabkan karena karsinoma ovari ganas berhubungan dengan
stadium saat terdiagnosis pertama kali dan pasien dengan keganasan ini sering
ditemukan sudah dalam stadium akhir.1
Angka harapan hidup dalam 5 tahun rata-rata 41.6%. Tumor sel
granuloma memiliki angka bertahan hidup 82% sedangkan karsinoma sel
skuamosa yang berasal dari kista dermoid berkaitan dengan prognosis yang
buruk.1,6

20
BAB III

LAPORAN KASUS

STATUS OBSTETRI

Tanggal Masuk RS : 20-06-2017


Tanggal Pemeriksaan : 21-07-2017
Ruangan : Ruang Matahari, RSD. Undata
Jam :12.00 WITA
IDENTITAS

Nama : Ny. M Nama suami : Tn. A

Umur : 28 tahun Umur : 32 tahun

Alamat : Pasang Kayu Alamat : Pasang Kayu

Pekerjaan : URT Pekerjaan : Wiraswasta

Agama : Hindu Agama : Hindu

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

ANAMNESIS

Keluhan Utama : Nyeri Perut

Riw. Penyakit Sekarang :

Seorang wanita, P0A0 masuk ke rumah sakit dengan keluhannyeri perut bagian
kanan bawah sejak 1 bulan yang lalu. Perdarahan per vagina tidak ada. Pasien tidak
mengalami nyeri kepala, pusing, mual, muntah, dan nyeri uluh hati. Haid pasien

21
teratur, lama dan jumlah darah haid seperti biasa. Tidak ada keluhan dalam
berhubungan intim. BAB biasa, BAK lancar.

Riwayat Penyakit Dahulu :

- Riwayat hipertensi (-)


- Riwayat penyakit jantung (-)
- Riwayat diabetes melitus (-)
- Riwayat alergi (-)
Riwayat alergi :

Pasien mengatakan tidak mempunyai alergi terhadap obat-obatan dan makanan

Riwayat Penyakit Keluarga :

Keluarga pasien tidak memiliki ppenyakit yang sama dengan pasien.

Riwayat Haid :

Haid pertama kali usia 15 tahun


Menstruasi teratur
Lama menstruasi 5 hari
Jumlah darah haid: 2-3 kali mengganti pembalut/ hari

Riwayat Perkawinan :

Menikah 1 kali, usia perkawinan 8,5 tahun

PEMERIKSAAN FISIK

1. KU : Sakit sedang
2. Kesadaran : Kompos mentis
3. Vital sign : Tekanan darah : 110/70 mmHg

22
Nadi : 88 kali/menit
Respirasi : 20kali/menit

Suhu : 36,6C

4. Kepala Leher :
Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterus (-/-), edema palpebra (-/-), pembesaran
KGB (-), pembesaran kelenjar tiroid (-)
5. Thorax :
I : Pergerakan thoraks simetris, sikatrik (-)
P : Vocal fremitus ka=ki, Nyeri tekan (-), massa tumor (-)
P : Hipersonor pada kedua lapang paru, pekak pada area jantung, batas jantung
DBN
A : Bunyi pernapasan vesikular +/+, rhonki -/-, wheezing +/+. Bunyi jantung I/II
murni reguler
6. Abdomen :
I : Tampak cembung

A : Peristaltik usus (+) kesan normal

P : Timpani (+)

P : Nyeri tekan abdomen kuadran dextra (+)

7. Pemeriksaan Ginekologi
- Teraba Massa (+), permukaan licin, mobile, ukuran ( 8,62 x 10,41 cm ),

nyeri tekan ada.

- Pemeriksaan Dalam

-Vulva / vagina : Tidak ada kelainan

-Portio : Lancip

23
-Uterus : Antefleksi

-Ad / Cd : Massa ( +), Permukaan licin

-Pelepasan : -

8. Ekstremitas :
Atas : Akral hangat +/+, edema -/-.

Bawah : Akral hangat +/+, edema -/-.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Darah rutin:
WBC : 3,91 x 103/uL
RBC : 4,5 x 106/uL
HGB : 11,5 g/dL
PLT : 262 x 103/uL
HbSAg : non reaktif
Anti HIV: non reaktif
Urinalisis : Dalam Batas normal
GDS : 75,8
CA 125 : 18,46

24
Hasil USG :

RESUME

Pasien Ny. M,28 tahun, P0A0, masuk ke rumah sakit dengan keluhan nyeri perut
bagian kanan bawah sejak 1 bulan yang lalu. Perdarahan per vagina tidak ada.
Pasien tidak mengalami nyeri kepala, pusing, mual, muntah, dan nyeri uluh hati. Haid
pasien teratur, lama dan jumlah darah haid seperti biasa. Tidak ada keluhan dalam
berhubungan intim. BAB biasa, BAK lancar.

25
Keadaan umum sakit sedang.Kesadaran komposmentis. TD 110/70 mmHg, N 88
x/menit, R 20 x/menit, S 36,6C. Konjungtiva anemis -/-. Nyeri tekan
abdomen.Pemeriksaan genitalia: vulva tidak ada kelainan.Pada pemeriksaanb darahb
rutin: WBC 3,91 x 103/uL, RBC 4,5 x 106/uL, HGB 11,5 g/dL, PLT 262 x 103/uL.
HbSAg non reaktif,Anti HIV: non reaktif, Urinalisis : Dalam Batas normal, GDS
75,8, CA 125 : 18,46

DIAGNOSIS

Kista ovarium dextra

PENATALAKSANAAN:

Intervensi Perawatan

- Rawat inap
- Pemasangan infus
- Pemeriksaan laboratorium
- Istirahat yang cukup
-
Intervensi Pengobatan

- IVFD RL 28 tpm
- Inj. Ceftriaxone 1 gr/12 jam/IV
- Inj. Ranitidin 1 ampul/12jam
- Inj. Ketorolac 1 ampul/8 jam

26
FOLLOW UP HARI KE-I

21 Juni 2017

S : Nyeri perut (+), nyeri kepala (-), pusing (-), mual (-), muntah (-), nyeri uluh hati
(-), BAB (+),BAK (+)

O : TD : 120/80 mmHg N : 92 kali/menit


R :24 kali/mnt S : 36,6oC

A :Kista Ovarium Dextra

P :- IVFD RL 28 tpm
- Inj. Ceftriaxone 1 gr/12 jam/IV
- Inj. Ranitidin 1 ampul/12jam
- Inj. Ketorolac 1 ampul/8 jam
Dilakukan Laparatomi

27
FOLLOW UP HARI KE-II

22 Juni 2017

S : Nyeri bekas operasi (+), nyeri kepala (-), pusing (-), mual(-), muntah (-), nyeri
uluh hati (-), BAB (+),BAK (+)

O : TD : 110/70 mmHg N : 88 kali/menit

R : 23 kali/mnt S : 36,5oC

A : Post Laparatomi H1 a/I Kista Ovarium + Perlengketan Omentum

P :- IVFD RL 28 tpm
- Inj. Ceftriaxone 1 gr/12 jam/IV
- Inj. Ranitidin 1 ampul/12jam
- Inj. Ketorolac 1 ampul/8 jam
- Metronidazole// 8 jm/drips
- Asam Traneksamat 1 ampul/8 jam

FOLLOW UP HARI KE-III

23 Juni 2017

S : Nyeri bekas operasi (+), nyeri kepala (-), pusing (-), mual(-), muntah (-), nyeri
uluh hati (-), BAB (+),BAK (+)

O : TD : 120/70 mmHg N : 80 kali/menit

R : 26 kali/mnt S : 36,5oC

A : Post Laparatomi H2 a/I Kista Ovarium + Perlengketan Omentum

28
P:
IVFD RL 28 tpm
- Inj. Ceftriaxone 1 gr/12 jam/IV
- Inj. Ranitidin 1 ampul/12jam
- Inj. Ketorolac 1 ampul/8 jam
- Metronidazole// 8 jm/drips
- Asam Traneksamat 1 ampul/8 jam

FOLLOW UP HARI KE-IV

24 Juni 2017

S : Nyeri bekas operasi (+), nyeri kepala (-), pusing (-), mual(-), muntah (-), nyeri
uluh hati (-), BAB (+),BAK (+)

O : TD : 120/80 mmHg N : 76 kali/menit

R :22 kali/mnt S : 36,4oC

A : : Post Laparatomi H3 a/I Kista Ovarium + Perlengketan Omentum

P: - SF 2 X 1 tab

- Asam Mefenamat 3 x 1

- Cefadroxil 2 x1 tab

- Ganti Perban

29
FOLLOW UP HARI KE-V

25 Juni 2017

S : Nyeri perut (+), nyeri kepala (-), pusing (-), mual (-), muntah (-), nyeri uluh hati
(-), BAB (+),BAK (+)

O : TD : 110/70 mmHg N : 82 kali/menit

R : 24 kali/mnt S : 36,5oC

A : : Post Laparatomi H4 a/I Kista Ovarium + Perlengketan Omentum

P: - SF 2 X 1 tab

- Asam Mefenamat 3 x 1

- Cefadroxil 2 x1 tab

- Os Pulang

30
BAB IV

PEMBAHASAN

Diagnosis pada kasus ini ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan


fisik. Pada kasusini, pasien P0A0, masuk ke rumah sakit dengan keluhannyeri perut
sebelah kanan sejak 1 bulan yang lalu.Perdarahan per vagina tidak ada. Pasien tidak
mengalami nyeri kepala, pusing, mual, muntah, dan nyeri uluh hati. Haid pasien
teratur, lama dan jumlah darah haid seperti biasa. Tidak ada keluhan dalam
berhubungan intim. BAB biasa, BAK lancar.

Dari anamnesis tersebut kita tidak dapat menyimpulkan bahwa penyakit ini
adalah kista ovarium karena biasanya penyakit ini bersifat asimtomatik dan sulit
ditegakkan hanya berdasarkan anamnesis. Selain itu pada pasien ini didapatkan tidak
ada riwayat penyakit kista ovarium sebelumnya dan tidak ada riwayat penyakit
gangguan hormonal, seperti hipotiroid, hipertiroid, diabetes, atau gangguan
menstruasi, juga akan memberi kesulitan dalam menegakkan diagnosis kista
ovarium.

Dari pemeriksaan fisik keadaan umum sakit sedang. Kesadaran komposmentis.


TD 110/70 mmHg, N 88 x/menit, R 20 x/menit, S 36,6C. Konjungtiva anemis -/-.
Nyeri tekan abdomen kuadran dextra.Pemeriksaan genitalia: vulva tidak ada kelainan.
Hanya ada nyeri tekan abdomen yang mungkin bisa menunjukkan adanya penyakit
kista ovarium, meskipun sebenarnya tidak spesifik karena banyaknya oragan yang
berada pada perut manusia.

Pada pemeriksaan penunjang pemeriksaan darah rutin: WBC 3,91x 103/uL, RBC 4,5
x 106/uL, HGB 11,5 g/dL, PLT 262 x 103/uL HbSAg non reaktif,Anti HIV: non
reaktif, Urinalisis : Dalam Batas normal, GDS 75,8, CA 125 : 18,46

31
Pemeriksaan penunjang tersebut lebih mencari penyakit yang dapat menyebabkan
nyeri abdomen yang dikeluhkan pasien tetapi tidak dapat menspesifikan diagnosis
dari penyakit pasien.Diagnosis kista ovarium berhasil ditegakkan pada pemeriksaan
radiologi yaitu dengan menggunakan USG (Ultrasonografi)

Berdasarkan teori hasil USG pada penyakit kista ovarium akan menunjukkan
gambaran struktur kistik yang bulat (kadang-kadang oval) dan terlihat sangat
echolucent dengan dinding yang tipis/tegas/licin, dan di tepi belakang kista nampak
bayangan echo yang lebih putih dari dinding depannya. Kista ini dapat bersifat
unillokuler (tidak bersepta) atau multilokuler (bersepta-septa).Kadang-kadang terlihat
bintik-bintik echo yang halus-halus (internal echoes) di dalam kista yang berasal dari
elemen-elemen darah di dalam kista.

Untuk mengetahui derajat keparahan atau keganasan dari suatu penyakit kista
ovarium biasanya menggunakan pemeriksaan patologi anatomi. Pemeriksaan ini
biasanya dilakukan bersama dengan proses operasi, kemudian sampel difiksasi dan
diperiksa dibawah mikroskop.

Jika kista tidak menimbulkan gejala, maka cukup dimonitor (dipantau) selama 1-2
bulan, karena kista fungsional akan menghilang dengan sendirinya setelah satu atau
dua siklus haid. Tindakan ini diambil jika tidak curiga ganas.Apabila terdapat nyeri,
maka dapat diberikan obat-obatan simptomatik seperti penghilang nyeri NSAID.Jika
kista membesar, maka dilakukan tindakan pembedahan, yakni dilakukan pengambilan
kista dengan tindakan laparoskopi atau laparotomi.

Prognosis dari kista jinak sangat baik.Kista jinak tersebut dapat tumbuh di
jaringan sisa ovarium atau di ovarium kontralateral.Apabila sudah dilakukan operasi,
angka kejadian kista berulang cukup kecil yaitu 13%.

32
DAFTAR PUSTAKA

1. Wiknjosastro H. Buku Ilmu Kandungan Edisi 2., editor: Saifuddin A.B,dkk.


Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.1999: 13-14
2. Sjamsuhidayat, Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi, EGC, l 1027; Jakarta,
1998
3. Mansjoer, Arif dkk. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jilid 2. Jakarta:
Media Aesculapius. 2000.
4. Medscape Reference , Ovarium Anatomy, Available at
http://emedicine.medscape.com/article/1949171-overview#aw2aab6b3 Last
Update October 3, 2013. Accessed on April 23, 2014.
5. Medscape Reference , Ovarian Cysthttp://emedicine.medscape.com/article/,
Last Update August 19, 2013. Accessed on April 23, 2014.
6. Schorge et al. Williams Gynecology [Digital E-Book] Gynecologic
Oncology Section. Ovarian Tumors and Cancer. McGraw-Hills..2008

33

Anda mungkin juga menyukai