Anda di halaman 1dari 8

Jelajah >> Beranda / Budidaya Tanaman, OPINI / Budidaya Tanaman Coklat

Budidaya Tanaman Coklat

21 April, 2008 | Oleh admin | 25 komentar

Prospek Besar Budidaya Tanaman Cokelat

Tanaman cokelat di Indonesia pertama kali dibudidayakan pada 1921 dan


berkembang pesat di daerah-daerah pulau Jawa. Sekarang tanaman cokelat
sudah menyebar di seluruh Indonesia. Perkembangan cokelat sangat pesat,
karena semakin meningkatnya kebutuhan akan tanaman jenis itu, baik
untuk konsumsi dalam negeri maupun ekspor.

Syarat tumbuh
Bila kita ingin mengembangkan budidaya tanaman cokelat yang perlu
diperhatikan adalah daerah tanam ketinggiannya tidak lebih dari 800 meter
di atas permukaan air laut, dengan suhu 30 C 32 C (maksimum) dan 18
C 21 C (minimum) dengan pH 5,6 7,2 serta daerah yang bercurah hujan
1100 mm/tahun 3000 mm/tahun.

Pembibitan
Biji hendaknya berasal dari pohon yang sehat, produksi tinggi, dan berbuah
sepanjang tahun. Biji diambil dari bagian tengah buah dan pulpnya belum
mengering. Kalau pulpnya sudah kering biasanya biji sudah berkecambah di
dalam buah dan sebaiknya jangan dijadikan bahan tanaman.

Sebelum dikecambahkan biji harus dibersihkan dari pulp yang menempel


dengan cara menggosok biji bercampur abu dapur. Hal ini untuk
menghindarkan tumbuhnya jamur dan serangga semut. Setelah itu biji
dijemur namun jangan sampai keriput. Biji dikecambahkan di bedengan pada
media pasir setebal 20 cm yang diberi naungan setinggi 1,5 cm di sisi timur
dan 2 cm di sisi barat.

Panen
Sejak dari fase pertumbuhan sampai menjadi buah matang memerlukan
waktu kurang lebih 5 bulan. Buah matang dicirikan dengan perubahan warna
kulit buah dan biji yang melepas dari kulit bagian dalam. Bila buah
diguncang biasanya berbunyi. Perubahan warna dan pengelompokan warna
kelas kematangan buah lihat tabel.

Perubahan Warna Bagian Kulit Buah yang Mengalami Perubahan Warna Kelas
Kematangan Buah Kuning Pada alur buah C Kuning Pada alur dan punggung
alur buah B Kuning Pada seluruh permukaan buah A Kuning Tua Pada seluruh
permukaan buah A+ Pada saat memanen buah harus diusahakan agar tidak
melukai batang atau cabang yang ditumbuhi buah dan dipotong tepat pada
tangkai buah. Luka pada batang dan cabang mengakibatkan bunga tidak
tumbuh lagi pada periode berikutnya.

Penyakit
Adanya bercak hitam kecil tidak teratur serta pengeringan dan pengeriputan
mengakibatkan daun gugur, di ujung tunas menyebabkan tumbuhnya
banyak tunas muda dengan ruas pendek. Pada buah mudanya terlihat gejala
bercak coklat diikuti dengan pertumbuhan buah yang aneh bentuknya.
Infeksi berawal dari ujung atau pangkal buah. Beberapa hari kemudian buah
akan mengering dan mati. Pengendalian dengan menggunakan fungsida dan
sanitasi lingkungan, serta memberi jalur penuh dengan areal pertanaman
karet
LEAFLET BUDIDAYA TANAMAN KELAPA
BUDIDAYA KELAPA

PENDAHULUAN
Menurunnya minat petani untuk membudidayakan komoditi kelapa
sebenarnya merugikan secara nasional, karena tanaman kelapa
mempunyai kesesuaian syarat tumbuh hampir di seluruh wilayah
Indonesia. PT. Natural Nusantara berupaya memberikan pedoman
teknis budidaya kelapa dengan aspek K- 3 yaitu kuantitas, kualitas
dan kelestarian lingkungan , sehingga mampu meningkatkan taraf
penghasilan petani.

SYARAT PERTUMBUHAN
- Tanah yang ideal untuk penanaman kelapa adalah tanah berpasir , berabu
gunung, dan tanah berliat. dengan pH tanah 5,2 hingga 8 dan mempunyai
struktur remah sehingga perakaran dapat berkembang dengan baik.
- Sinar matahari banyak minimal 120 jam perbulan , jika kurang dari itu
produksi buah akan rendah.
- Suhu yang paling cocok adalah 27C dengan variasi rata-rata 5-7 C, suhu
kurang dari 20 C tanaman kurang produktif.
- Curah hujan yang baik 1300-2300 mm/th. Kekeringan panjang
menyebabkan produksi berkurang 50% , sedangkan kelembapan tinggi
menyebabkan serangan penyakit jamur.
- Angin yang terlalu kencang terkadang merugikan tanaman yang terlalu
tinggi terutama varietas dalam.

PENGOLAHAN LAHAN
Pengolahan tanah yang diperlukan adalah pembuatan lobang tanam dengan
ukuran 0,9m x 0,9m x 0,9m dengan penambahan pupuk kandang dan humus.
Jarak tanam yang baik untuk jenis dalam yaitu 9 x 10 m dan jenis genjah 6 x
6 m.

PEMBIBITAN
- Pilih buah yang bagus dan tua, rendam dengan larutan air + HORMONIK
dengan dosis 1 tutup per l0 liter air selama 2 minggu, kemudian semaikan
bibit di bedengan dan kedalaman sama dengan buah kelapa , timbun buah
kelapa dengan letak horizontal dengan tebal timbunan 2/3 buah. Jarak antar
bibit 25cm x 25 cm dan bibit akan berkecambah setelah 12-16 minggu, jika
lebih dari 5 bulan tidak berkecambah dianggap mati/ bibit jelek. Rawat bibit
di bedengan hingga umur 30 minggu atau berdaun 3 lembar. Lakukan
penyiraman bila tanah kurang air.
- Bibit dipelihara dengan pemberian pupuk POC NASA hingga umur bibit
kurang lebih 9 bulan dengan dosis 1-2 cc/lt air perbibit disiramkan 1-2
minggu sekali. Jangan mengabaikan tindakan preventif perlindungan
tanaman dari gangguan ternak atau dengan memasang pagar kayu.

Lakukan pemupukan sesuai dengan rekomendasi atau dengan mengacu pada


tabel pemupukan berikut :

Kebutuhan Pupuk (gr/tanman)


Umur
Bibit N
K
(bulan) (Urea/ZA P (TSP) (KCl/MOP) Mg (Kies)
)

1 5/10 50 75 100

2 5/10 75 125 150

3 5/10 100 150 200

4 10/15 200 400 400

5 10/15 300 600 500

6 10/15 400 800 750

7 15/20 500 1000 1000

8 15/20 600 1250 2000

9 15/20 700 1500 2500

Pospat diberikan 2 minggu sebelum pupuk lain dan dicampur rata dengan
tanah

Catatan :
Akan lebih baik pembibitan diselingi / ditambah SUPERNASA 1-2 kali selang
waktu 3-4 bulan sekali dengan dosis 1 botol untuk 400 bibit. 1 botol
SUPERNASA diencerkan dalam 4 liter (4000 ml) air dijadikan larutan induk.
Kemudian setiap 1 liter air diberi 10 ml larutan induk tadi untuk penyiraman
setiap bibit.
PENANAMAN

Umur Dosis Pupuk (gr/pokok)


Tanaman Urea (TSP) RP KCl Kies Borak

Saat tanam - - - - - -

1 bln setelah
100 100 100 100 100 100
tanam

2 tahun

- apl I 200 200 200 200 200 200

- apl II 200 200 200 200 200 200

3 tahun

- apl I 350 350 350 350 350 350

- apl II 350 350 350 350 350 350

4 tahun

- apl I 500 500 500 500 500 500

- apl II 500 500 500 500 500 500

5 tahun

- apl I 500 500 500 500 500 500


- apl II 500 500 500 500 500 500

Catatan :
- Pemberian pupuk pertama sebaiknya pada awal musim hujan (September -
Oktober) dan kedua di akhir musim hujan (Maret - April)
- Kocorkan atau siram SUPERNASA dosis 1 sendok makan per 10 lt air per
pohon setiap 3-6 bulan sekali
- Penyemprotan POC NASA 3 - 4 tutup + HORMONIK 1-2 tutup per tangki
setiap 2-4 minggu sekali

PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT


1. Golongan Coleoptera
Hama golongan ini yang paling banyak menyerang adalah Oryctes rhinoceros
. Cara mengendalikan dengan membuat trap/ jebakan berupa kotak-kotak
yang diisi sampah dan secara preventif dikendalikan dengan pemberian
Natural BVR atau jika sudah menjadi uret dengan PESTONA, atau dengan
menggunakan musuh alaminya yaitu tikus, tupai, ayam , bebek , dan burung
hantu.

2. Golongan Lepidoptera
Species yang sering menyerang adalah Tiratabha rufivena yang larvarnya
memakan bunga kelapa, dan Acritocera negligens yang mengebor tangkai
bunga yang belum membuka dan memakan isinya. Pengendaliannya dengan
menggunakan PENTANA + AERO 810 ataupun Natural BVR sifatnya yang
cepat berpindah maka pengendaliannya harus secara merata untuk
pencegahan .

3. Golongan Hemiptera
Jenis yang menghisap cairan daun sehingga daun mati adalah jenis
homoptera (Gareng pong= Jawa). Jenis lain yang menghisap cairan buah
adalah Heteroptera, sehingga buah menjadi rontok sebelum matang.
Pencegahan dengan PENTANA+AERO 810 dan PESTONA secara bergantian.

4. Penyakit yang juga mungkin menyerang adalah:


Busuk tunas atau pucuk yang disebabkan oleh jamur Phytophthora palmivora
dan penyakit Lingkar merah pada daun yang disebabkan cacing / belut tanah
Rhadinaphelencus cocophilus. Kedua macam penyakit ini hanya dengan
eradikasi atau pemusnahan tanaman yang terkena serangan.
Catatan :
Jika pengendalian hama dan penyakit dengan pestisida alami belum
mengatasi, sebagai alternative terakhir bisa digunakan pestisida kimia yang
dianjurkan. Agar penyemprotan lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air
hujan tambahkan Perekat Perata Pembasah AERO 810 dosis 0,5 tutup botol
per tangki

PEMANENAN
- Untuk kelapa jenis dalam, umur berbuah setelah 8-10 tahun, dan umur bisa
mencapai 60 - 100 tahun dengan produksi yang diharapkan adalah kopra.
Untuk kelapa jenis genjah berbuah setelah umur 3 - 4 tahun dan berbuah
maksimal pada saat umur 9 - 10 tahun, dan bisa mencapai umur 30 - 40
tahun kurang bagus untuk kopra karena daging buahnya yang lunak.
- Panen buah kelapa dilakukan menurut kebutuhannya. Jika kelapa yang
diinginkan dalam keadaan kelapa masih muda kira-kira umur buah 7 -8 bulan
dari bunganya. Jika ingin mengambil buah tua untuk santan atau kopra
dipanen di saat umur sudah mencapai 12-14 bulan dari berbunga atau jika
sudah tidak lagi terdengar suara air di dalam buahnya.

PASCA PENEN
Pengolahan buah kelapa yang tua pada akhir-akhir ini mulai mengarah pada
pemanfaatan minyak kelapa murni atau virgin coconut oil yang mampu
meningkatkan nilai jual dari produk kelapa, ataupun masih dalam bentuk nira
( legen =Jawa) untuk keperluan industri gula kelapa, nata de coco, asam
cuka, produk minuman dan substrat,serta alkohol yang juga mampu
meningkatkan nilai jual dari produk kelapa.
- Gula kelapa :
kandungan sukrosa yang dominan di antara kandungan bahan kimia non air
lainnya menjadikan nira sebagai sumber gula yang sangat potensil.

- Nata de coco :
Adalah bahan olahan nira kelapa berbentuk gel, tekstur kenyal seperti kolang
kaling, yang proses fermentasinya dibantu oleh mikrorganisme Acetobacter
xylium.

- Asam cuka :
dikenal sebagai penegas rasa, warna dan juga sebagai bahan pengawet
karena membatasi pertumbuhan bakteri.

- Produk minuman:
Dapat dibuat minuman segar non alcohol maupun alkohol dalam kadar
rendah(tuak) ataupun dalam kadar tinggi (arak).
- Substrat :
Yaitu bahan nutrient yang dipergunakan untuk menumbuhkan mikroba.
Substrat ini sangat diperlukan bagi pekerjaan di lab bioteknologi.

Anda mungkin juga menyukai