Anda di halaman 1dari 7

PROSIDING KONFERENSI NASIONAL PPNI JAWA TENGAH 2013

EFEKTIFITAS LINGKUNGAN TERAPETIK TERHADAP


REAKSI HOSPITALISASI PADA ANAK
Umi Solikhah*

*Departemen Keperawatan Anak Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah


Purwokerto Jl.Letjend Soepardjo Roestam Sokaraja Purwokerto 53186 Indonesia

Abstrak

Anak yang dirawat di rumah sakit sering mengalami reaksi hospitalisasi dalam bentuk anak
rewel, tidak mau didekati oleh petugas kesehatan, ketakutan, tampak cemas, tidak kooperatif,
bahkan tamper tantrum. Tujuan untuk mengetahui efektifitas lingkungan terapeutik terhadap
reaksi hospitalisasi pada anak. Rancangan penelitian quasy eksperiment dengan desain
crossectional. Sampel 44 anak usia 1-13 tahun. Analisis data dengan independent t-test dan chi-
square. Hasil penelitian diperoleh lingkungan terapetik efektif untuk meminimalkan reaksi
hospitalisasi. Reaksi hospitalisasi ditunjukkan dengan angka signifikansi dari variabel reaksi
hospitalisasi yang meliputi kecemasan anak (p-value=0,004), sikap kooperatif (p-value=0,000),
respon anak (p-value=0,000), mood anak (p-value=0,000), dan sikap penerimaan pada petugas (p-
value=0,000). Hendaknya perawat ruang anak menerapkan lingkungan terapeutik sehingga dapat
meminimalkan reaksi hospitalisasi negatif.

Kata kunci: lingkungan terapetik, reaksi hospitalisasi

158 Efektifitas Lingkungan Terapetik Terhadap Reaksi Hospitalisasi Pada Anak


Umi Solikhah
PROSIDING KONFERENSI NASIONAL PPNI JAWA TENGAH 2013

PENDAHULUAN petugas kesehatan. Pada anak usia


Anak yang dirawat di rumah sakit sering sekolah cenderung mulai matur baik
mengalami reaksi hospitalisasi dalam fisik maupun mental, konsep waktu
bentuk anak rewel, tidak mau didekati difahami dengan baik, sehingga orang
oleh petugas kesehatan, ketakutan, tua tinggal menganjurkan sesuatu ketika
tampak cemas, tidak kooperatif, bahkan berkunjung ke rumah sakit. Stress
tamper tantrum. Menurut Ball dan terhadap prosedur tindakan yang
Bindler (2003), anak yang dirawat di dilakukan berperan penting terhadap
rumah sakit berada pada lingkungan kemunduran atau perubahan perilaku
asing yang tidak diketahuinya, (Ball & Bindler, 2003). Walaupun
dikelilingi orang-orang asing, peralatan, tingkat pemahaman mereka tentang
dan pemandangan sekitar menakutkan; konsep tubuh sudah mulai ada, efek
sehingga menimbulkan reaksi hospitalisasi tetap menjadi masalah bagi
hospitalisasi. anak usia sekolah.
Reaksi hospitalisasi pada anak Anak yang dirawat di rumah sakit
diasumsikan dapat diminimalisir dengan menunjukkan reaksi menangis karena
keberadaan lingkungan yang terapetik. kesakitan dan hospitalisasi. Penyebab
Menurut Smith dan Watkins (2010), penurunan mood antara lain perubahan
lingkungan terapetik meliputi efek status kesehatan dan lingkungan yang
psikososial lingkungan, efek lingkungan jauh dari rutinitasnya sehari hari serta
terhadap sistem immune, dan bagaimana keterbatasan koping mekanisme anak
pengaturan ruangan yang menarik. dalam memecahkan masalah. Reaksi
Setting ruang rawat anak yang menarik anak terhadap hospitalisasi dipengaruhi
diharapkan memberikan kesenangan oleh faktor usia, pengalaman sakit,
tersendiri sehingga anak menjadi tidak perpisahan, pengalaman dirawat di
cemas selama horpitalisasi. Anak yang rumah sakit, pembawaan anak dan
kooperatif ketika dilakukan tindakan ketrampilan koping, kegawatan
keperawatan merupakan salah satu tanda diagnosa, dan support system
anak yang tidak cemas akibat (Hockenberry & Wilson, 2009).
hospitalisasi. Reaksi hospitalisasi yang ditunjukkan
Penerapan lingkungan terapetik oleh pada anak usia sekolah lebih ringan
perawat baik fisik maupun non fisik dibandingkan dengan anak usia toddler
perlu diteliti, sehingga diharapkan dapat dan pra sekolah. Anak yang pernah
memberi masukan kepada manajemen merasakan sakit sebelumnya akan
untuk peningkatan kualitas pelayanan. merespon sakitnya saat ini dengan lebih
Lingkungan terapetik yang diharapkan positif. Perpisahan dengan rutinitas
dapat meminimalkan reaksi hospitalisasi sehari-hari bagi anak usia sekolah
negatif diantaranya penataan ruang, menjadi faktor penting penyebab
restrain terapetik, sikap dan komunikasi munculnya reaksi negatif hospitalisasi.
perawat terapetik, permainan terapetik, Anak yang pernah dirawat di rumah
seni, dan terapi musik (Nesbit & Tabatt- sakit yang sama akan merasa lebih
Haussmann, 2008; Ghazali & Abbas, terbiasa dibandingkan dengan yang baru
2011; CNO, 2009; RCN, 2010). Tujuan pertama kali di rawat. Pembawaan anak
penelitian ini adalah untuk mengetahui yang tenang dan kemampuan
efektifitas lingkungan terapetik terhadap ketrampilan koping yang baik akan lebih
reaksi hospitalisasi pada anak. menunjukkan reaksi positif. Kegawatan
Respon anak ketika menghadapi efek diagnosa menjadi sumber ketakutan
hospitalisasi, bisa dalam bentuk anak dan orang tua. Support system yang
kecemasan, takut prosedur invasif, tidak cukup dari keluarga, sekolah, dan
kooperatif, tantrum, dan menolak

Efektifitas Lingkungan Terapetik Terhadap Reaksi Hospitalisasi Pada Anak 159


Umi Solikhah
PROSIDING KONFERENSI NASIONAL PPNI JAWA TENGAH 2013

lingkungan sosial terutama dari teman METODE PENELITIAN


sebaya. Metode penelitian kuantitatif, jenis
Teori lingkungan terapetik meliputi quasy experiment. Pendekatan penelitian
psikologi lingkungan (efek psikososial dengan cross sectional design pada
dari lingkungan), kelompok intervensi dan kelompok
psychoneuroimmunology (efek kontrol. Penilaian terhadap penguasaan
lingkungan terhadap sistem immune); kasus dan kemampuan skill mahasiswa
neuroscience (bagaimana pemikiran keperawatan dilakukan pada kelompok
arsitektur atau desain ruang). Fasilitas kontrol maupun kelompok intervensi,
pelayanan kesehatan untuk pasien masing-masing kelompok sampel
diharapkan dapat meningkatkan berjumlah 22 anak yang dirawat di
kesehatan, keamanan, dan hubungan ruang Cempaka Rumah Sakit Goetheng
sosial yang normal, dan tidak terkesan Taroenadibrata Purbalingga.
mengisolasi. Desain lingkungan yang Teknik analisis data yang akan
terapetik diperlukan untuk pasien di digunakan dalam penelitian ini adalah
lingkungan rumah sakit (Smith & analisis bivariat untuk menguji
Watkins, 2010). Ruang rawat anak perlu hubungan dan perbedaan antara dua
desain ruang menarik. variabel. Analisis ini berguna untuk
Desain ruang yang terapetik di ruang membuktikan hipotesa yang telah
rawat anak diantaranya penggunaan dirumuskan oleh peneliti. Untuk melihat
sprei bergambar, hiasan bergambar pengaruh bed side teaching terhadap
kartun, restrain infus bergambar, penguasaan kasus dan kemampuan skill
permainan terapetik, dan komunikasi pada kelompok intervensi dan kelompok
perawat yang terapetik. Disamping itu non intervensi digunakan uji
kombinasi musik dan seni dapat juga independent ttest.
diterapkan. Terapi musik dapat Teknik analisis data yang akan
dilakukan dengan diperdengarkannya digunakan dalam penelitian ini adalah
musik yang disukai anak, sedangkan analisis univariat numerik dan kategorik
terapi seni dapat diterapkan dengan untuk variabel karakteristik responden
menggambar bebas. Nesbit dan Tabatt- dan deskripsi variabel reaksi
Haussmann (2008), meneliti tentang hospitalisasi; analisis bivariat untuk
peran kreatif terapi seni dan musik untuk variabel hubungan lingkungan terapetik
anak kanker dan kelainan darah. dengan reaksi hospitalisasi.
Kombinasi kedua terapi tersebut dinilai
sangat efektif di lingkungan pasien HASIL DAN PEMBAHASAN
onkologi dan hematologi sebab dapat 1. Karakteristik Responden
membantu mengurangi nyeri dan Responden adalah anak usia 1-13 tahun
mempengaruhi emosi secara non- yang sedang dirawat di ruang anak
farmakologis. Kombinasi terapi musik Rumah Sakit Umum Daerah Goetheng
dan seni tersebut secara non- Tarunadibrata Purbalingga. Jumlah
farmakologis membuktikan terjadinya responden 44 yang terdiri atas 22
sistem aktivasi reticular otak dan responden kelompok intervensi
koordinasi sensori terkoordinasi dengan (dilakukan perlakuan tindakan
baik, sehingga anak lebih mudah lingkungan terapetik) dan 22 responden
menerima informasi. Hal ini kelompok kontrol (sesuai yang
menurunkan kecemasan dan dilakukan di rumah sakit). Sebaran
memberikan dampak relaksasi (Nesbit & responden berdasarkan umur, frekuensi
Tabatt-Haussmann, 2008). nadi, frekuensi dirawat, jenis kelamin,
frekuensi pernafasan, dan pendampingan
orang tua seperti dalam tabel berikut:

160 Efektifitas Lingkungan Terapetik Terhadap Reaksi Hospitalisasi Pada Anak


Umi Solikhah
PROSIDING KONFERENSI NASIONAL PPNI JAWA TENGAH 2013

Tabel 1. Distribusi frekuensi karakteristik responden


Variabel Intervensi Kontrol (n=22)
(n=22)
Umur
MeanSD 3,953,27 6,273,99
Min-Max 1-10 2-13
Frekuensi Nadi
MeanSD 95,225,88 109,779,28
Min-Max 85-110 92-120
Jumlah kali rawat
MeanSD 1,220,52 1,451,05
Min-Max 1-3 1-5
Frekuensi Frekuensi
n (%) n (%)
Jenis Kelamin
Laki-laki 7 31,8 16 72,80
Perempuan 15 78,2 6 2,72
Frekuensi Pernafasan
Kurang dari 40 20 91,0 11 50.0
kali/mnt 2 9,0 11 50,0
Lebih dari 40 kali/mnt
Pendampingan orang tua
Orang tua 21 95,4 17 77,2
Non orang tua 1 4,6 5 22,8

Rata-rata usia pada kelompok intervensi terakhir, sedangkan pada kelompok


adalah 3,95 tahun dan pada kelompok kontrol sebanyak 1,45 kali dalam 3
kontrol memiliki rata-rata usia 6,27 bulan terakhir. Hal ini sudah
tahun. Hal ini menunjukkan bahwa rata- menunjukkan kondisi yang tidak jauh
rata usia pada kelompok intervensi lebih berbeda antara kelompok intervensi dan
muda dari pada kelompok kontrol. kelompok kontrol, sehingga dapat
Walaupun lebih muda melalui meminimalkan bias.
pelaksanaan pelayanan yang tepat Berdasarkan jenis kelamin, responden
kepada anak selama perawatan saat anak perempuan lebih banyak pada
dihospitalisasi, tidak menutup kelompok intervensi yaitu 15 anak
kemungkinan untuk memperoleh reaksi (78,2%) dan pada kelompok kontrol
hospitalisasi yang lebih positif pada lebih banyak responden laki-laki yaitu
kelompok intervensi. 16 anak (72,80%). Anak perempuan
Rata-rata frekuensi nadi pada kelompok memiliki kecenderungan lebih mudah
intervensi adalah 95,22 kali per menit penyesuaian dirinya dari pada anak laki-
dan pada kelompok kontrol memiliki laki.
rata-rata frekuensi nadi sebesar 107,77 Responden pada kelompok intervensi
kali per menit. Frekuensi nadi pada memiliki frekuensi nafas yang kurang
kelompok intervensi lebih stabil dari dari 40 kali per menit sebanyak 20 anak
pada kelompok kontrol, karena anak (45,5%) dan pada kelompok kontrol
cenderung merasa lebih nyaman berada seimbang masing-masing 50%. Kondisi
pada lingkungannya. ini menunjukkan bahwa pada kelompok
Secara umum anak yang sudah beberapa intervensi lebih stabil. Mayoritas
kali dirawat akan lebih ringan reaksi responden didampingi oleh orang tuanya
hospitalisasi yang ditunjukkan. Lama baik pada kelompok intervensi maupun
dirawat pada kelompok intervensi pada kelompok kontrol. Pendampingan
sebanyak 1,22 kali dalam 3 bulan oleh orang tua memungkinkan rasa

Efektifitas Lingkungan Terapetik Terhadap Reaksi Hospitalisasi Pada Anak 161


Umi Solikhah
PROSIDING KONFERENSI NASIONAL PPNI JAWA TENGAH 2013

aman dirasakan oleh anak selama salah satu pilihan dalam memberikan
hospitalisasi. asuhan keperawatan pada anak yang
dirawat. Perlakuan yang di laksanakan
2. Karakteristik Lingkungan meliputi komunikasi terapeutik saat
Terapetik melakukan tindakan, pencitraan
Karakteristik lingkungan terapetik yang lingkungan tempat tidur (memasang
dimaksud dalam penelitian ini adalah stiker bergambar di kamar, penggunaan
adanya perlakuan untuk menciptakan sprei bermotif kartun, penggunaan bidai
lingkungan yang terapeutik. Perlakuan restrain infus yang bergambar, dan
yang di laksanakan meliputi komunikasi pemakaian rompi bergambar saat
terapeutik saat melakukan tindakan, melakukan tindakan keperawatan.
pencitraan lingkungan tempat tidur Desain lingkungan yang terapetik
(memasang stiker bergambar di kamar, diperlukan untuk pasien di lingkungan
penggunaan sprei bermotif kartun, rumah sakit (Smith & Watkins, 2010).
penggunaan bidai restrain infus yang 3. Karakteristik Reaksi
bergambar, dan pemakaian rompi Hospitalisasi Anak
bergambar saat melakukan tindakan Karakteristik reaksi hospitalisasi anak
keperawatan. dalam penelitian ini dapat digambarkan
Perlakuan untuk menciptakan dalam tabel berikut ini.
lingkungan yang terapeutik menjadi

Tabel 2. Distribusi frekuensi karakteristik reaksi hospitalisasi


Variabel Intervensi (n=22) Kontrol (n=22)
Kecemasan
MeanSD 5,912,58 8,452,95
Min-Max 2-13 4-15
Frekuensi Frekuensi
n (%) n (%)
Tingkat kooperatif
Kooperatif 20 91,0 14 63,6
Tidak kooperatif 2 9,0 8 36,4
Respon
Tenang 18 81,8 17 77,2
Tantrum 4 18,2 5 22,8
Mood
Gembira 14 63,6 5 22,8
Sedih 8 36,4 17 77,2
Penerimaan pada petugas
Menerima 18 81,8 13 49,0
Menolak 4 18,2 9 20,5

Rata-rata skor kecemasan pada banyak pada kelompok intervensi yaitu


kelompok intervensi adalah 5,91 dengan 20 anak (91,0%) dan pada kelompok
standar deviasi 2,58 dan pada kelompok kontrol lebih banyak yang kooperatif
kontrol memiliki rata-rata skor namun angkanya tidak sebesar pada
kecemasan sebesar 8,45 dengan standar kelompok intervensi yaitu 14 anak
deviasi 2,95. Hal ini menunjukkan (62,60%). Anak lebih kooperatif ketika
adanya perbedaan skor kecemasan disekitarnya lebih menyenangkan dan
antara kelompok intervensi dan situasinya tidak menegangkan atau
kelompok kontrol. menakutkan. Responden pada kelompok
Reaksi hospitalisasi berdasarkan tingkat intervensi memiliki respon tenang
kooperatif, responden kooperatif lebih sebanyak 18 anak (81,8%) dan pada

162 Efektifitas Lingkungan Terapetik Terhadap Reaksi Hospitalisasi Pada Anak


Umi Solikhah
PROSIDING KONFERENSI NASIONAL PPNI JAWA TENGAH 2013

kelompok kontrol sebanyak 17 anak diperdengarkannya musik yang disukai


(77,2%). Hal ini menunjukkan respon anak, sedangkan terapi seni dapat
yang positif ketika dilakukan diterapkan dengan menggambar bebas.
implementasi lingkungan terapetik. Nesbit dan Tabatt-Haussmann (2008),
Mood gembira anak didominasi meneliti tentang peran kreatif terapi seni
kelompok intervensi dan mood sedih dan musik untuk anak kanker dan
didominasi kelompok intervensi. Anak kelainan darah. Kombinasi kedua terapi
anak yang menerima petugas kesehatan tersebut dinilai sangat efektif di
sebesar 18 anak (81,8%) dan 13 anak lingkungan pasien onkologi dan
(49%) anak menerima petugas kesehatan hematologi sebab dapat membantu
pada kelompok kontrol. Desain ruang mengurangi nyeri dan mempengaruhi
yang terapetik di ruang rawat anak emosi secara non-farmakologis.
diantaranya penggunaan sprei 4. Efektifitas Lingkungan
bergambar, hiasan bergambar kartun, Terapetik terhadap Reaksi
restrain infus bergambar, permainan Hospitalisasi
terapetik, dan komunikasi perawat yang Efektifitas lingkungan terapetik terhadap
terapetik. Disamping itu kombinasi reaksi hospitalisasi anak, tertuang dalam
musik dan seni dapat juga diterapkan. tabel berikut ini.
Terapi musik dapat dilakukan dengan

Tabel. 3. Efektifitas Lingkungan Terapetik terhadap Reaksi Hospitalisasi Anak

Variabel Intervensi (n=22) Kontrol (n=22) p-value


Kecemasan
MeanSD 5,912,58 8,452,95 0.04
Min-Max 2-13 4-15
Frekuensi Frekuensi
n (%) n (%)
Tingkat kooperatif 0.000
Kooperatif 20 91,0 14 63,6
Tidak kooperatif 2 9,0 8 36,4
Respon 0.000
Tenang 18 81,8 17 77,2
Tantrum 4 18,2 5 22,8
Mood 0.000
Gembira 14 63,6 5 22,8
Sedih 8 36,4 17 77,2
Penerimaan pada petugas 0.000
Menerima 18 81,8 13 49,0
Menolak 4 18,2 9 20,5

Hasil uji antara reaksi hospitalisasi pada Anak yang dirawat di rumah sakit
kelompok intervensi dan kelompok menunjukkan reaksi menangis karena
kontrol menunjukkan bahwa angka kesakitan dan hospitalisasi. Penyebab
signifikansi dari variabel reaksi penurunan mood antara lain perubahan
hospitalisasi yang meliputi kecemasan status kesehatan dan lingkungan yang
anak (p-value=0,004), sikap kooperatif jauh dari rutinitasnya sehari hari serta
(p-value=0,000), respon anak (p- keterbatasan koping mekanisme anak
value=0,000), mood anak (p- dalam memecahkan masalah. Reaksi
value=0,000), dan sikap penerimaan anak terhadap hospitalisasi dipengaruhi
pada petugas (p-value=0,000) adalah oleh faktor usia, pengalaman sakit,
efektif. perpisahan, pengalaman dirawat di

Efektifitas Lingkungan Terapetik Terhadap Reaksi Hospitalisasi Pada Anak 163


Umi Solikhah
PROSIDING KONFERENSI NASIONAL PPNI JAWA TENGAH 2013

rumah sakit, pembawaan anak dan yang spesifik dengan tahapan usia
ketrampilan koping, kegawatan perkembangannya.
diagnosa, dan support system
(Hockenberry & Wilson, 2009). DAFTAR RUJUKAN
Dampak hospitalisasi menjadi kendala Ball, J.W., & Bindler, R.C. (2003).
terhadap pelaksanaan asuhan Pediatric nursing: Caring for
keperawatan pada pasien anak, sehingga children. New Jersey: Prentice
diperlukan upaya perawat untuk kreatif Hall.
melakukan upaya lingkungan terapetik CNO. (2009). Restraints. Ontario:
untuk memberikan reaksi hospitalisasi College of Nurses of Ontario.
yang positif Hasil penelitian Dahlan, M.S. (2009). Besar sampel dan
menunjukkan bahwa upaya melakukan cara pengambilan sampel:
lingkungan terapetik mampu Dalam penelitian kedokteran
memberikan reaksi hospitalisasi yang dan kesehatan. Jakarta: Salemba
positip. Medika.
Ghazali, R., & Abbas, M.Y. (2012).
SIMPULAN DAN SARAN Paediatric wards: Healing
Lingkungan terapetik efektif untuk environment assessment. Asian
meminimalkan reaksi hospitalisasi. Journal of Environment-
Reaksi hospitalisasi ditunjukkan dengan Behaviour Studies,2(4).
angka signifikansi dari variabel reaksi Handayani, R.D., & Puspitasari, N.P.D.
hospitalisasi yang meliputi kecemasan (2010). Pengaruh terapi bermain
anak (p-value=0,004), sikap kooperatif terhadap tingkat kooperatif
(p-value=0,000), respon anak (p- selama menjalani perawatan
value=0,000), mood anak (p- pada anak usia Pra sekolah (3
value=0,000), dan sikap penerimaan 5 tahun) di rumah sakit Panti
pada petugas (p-value=0,000). Rapih Yogyakarta. Jurnal
Hendaknya manajemen rumah sakit Kesehatan Surya Medika
memberikan dukungan penuh terhadap Yogyakarta. Diakses pada
pelaksanaan lingkungan terapeutik pada tanggal 20 Nopember 2010 dari
pelayanan keperawatan anak di ruang http://www.skripsistikes.wordpr
rawat anak, melalui program penyediaan ess.com.
sarana-prasarana dan kebijakan Hockenberry, M.J., & Wilson, D.
pengembangan sumber daya petugas (2009). Essentials of paediatric
kesehatan. Manajemen rumah sakit nursing. St. Louis: Mosby.
memberikan sistem reward bagi petugas Li, H.C.W., Lopez, V., & Lee, T.L.I.
kesehatan yang berprestasi dan kreatif, (2007). Effects of preoperative
serta memberikan punishment yang tepat therapeutic play on outcomes of
untuk petugas kesehatan yang kurang school-age children undergoing
patuh. Perawat meningkatkan day surgery. Research in
kemampuan tentang pengelolaan Nursing & Health, 30, 320
lingkungan terapetik di ruang rawat anak 332.
untuk menurunkan dampak hospitalisasi, Nesbit, L.L., & Tabatt-Haussmann, K.
meningkatkan kemampuan komunikasi (2008). The role of the creative
terapeutik, dan kreatif selama merawat arts therapies in the treatment of
anak sesuai tahapan tumbuh pediatric hematology and
kembangnya. Peneliti selanjutnya oncology patients. Primary
melakukan penelitian terkait lingkungan Psychiatry,15(7):56-58,61-62.
terapeutik dan permainan terapeutik

164 Efektifitas Lingkungan Terapetik Terhadap Reaksi Hospitalisasi Pada Anak


Umi Solikhah

Anda mungkin juga menyukai

  • Coverr Abstrak
    Coverr Abstrak
    Dokumen14 halaman
    Coverr Abstrak
    Reynaldi Esa Ramadhan
    Belum ada peringkat
  • 977 2063 1 SM PDF
    977 2063 1 SM PDF
    Dokumen5 halaman
    977 2063 1 SM PDF
    Reynaldi Esa Ramadhan
    Belum ada peringkat
  • 5216 10088 1 SM
    5216 10088 1 SM
    Dokumen6 halaman
    5216 10088 1 SM
    Muhammad Kholid Firdaus
    Belum ada peringkat
  • 3580 PDF
    3580 PDF
    Dokumen9 halaman
    3580 PDF
    Tri Widyan Ramadhan
    Belum ada peringkat
  • 1859 7132 1 PB
    1859 7132 1 PB
    Dokumen9 halaman
    1859 7132 1 PB
    Reynaldi Esa Ramadhan
    Belum ada peringkat
  • Makalah Nel Kelompok
    Makalah Nel Kelompok
    Dokumen19 halaman
    Makalah Nel Kelompok
    Reynaldi Esa Ramadhan
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Hub Pola Asuh Ortu Dengan Perilaku Merokok Anak
    Jurnal Hub Pola Asuh Ortu Dengan Perilaku Merokok Anak
    Dokumen7 halaman
    Jurnal Hub Pola Asuh Ortu Dengan Perilaku Merokok Anak
    Aditya Andriana
    Belum ada peringkat
  • 970 2049 1 SM PDF
    970 2049 1 SM PDF
    Dokumen7 halaman
    970 2049 1 SM PDF
    Shazni Afandi Rusli
    Belum ada peringkat
  • 966 2041 1 SM
    966 2041 1 SM
    Dokumen8 halaman
    966 2041 1 SM
    zeckomanis
    Belum ada peringkat
  • 967 2043 1 SMF
    967 2043 1 SMF
    Dokumen5 halaman
    967 2043 1 SMF
    AdeHermawan
    Belum ada peringkat
  • 964 2037 1 SM
    964 2037 1 SM
    Dokumen12 halaman
    964 2037 1 SM
    Diah Widiarti
    Belum ada peringkat
  • 969 2047 1 SM PDF
    969 2047 1 SM PDF
    Dokumen7 halaman
    969 2047 1 SM PDF
    Jafar Fandy
    Belum ada peringkat
  • 508 1153 1 SM
    508 1153 1 SM
    Dokumen8 halaman
    508 1153 1 SM
    Mirza Risqa
    Belum ada peringkat
  • Hub. Pola Asuh DG Depresi
    Hub. Pola Asuh DG Depresi
    Dokumen7 halaman
    Hub. Pola Asuh DG Depresi
    Tila Karegacuttezpuool
    Belum ada peringkat
  • 186 559 1 PB
    186 559 1 PB
    Dokumen7 halaman
    186 559 1 PB
    Reynaldi Esa Ramadhan
    Belum ada peringkat
  • 20 27 1 SM
    20 27 1 SM
    Dokumen7 halaman
    20 27 1 SM
    SuryantiWardani
    Belum ada peringkat
  • 232 435 1 SM
    232 435 1 SM
    Dokumen12 halaman
    232 435 1 SM
    Reynaldi Esa Ramadhan
    Belum ada peringkat
  • 470 434 1 PB
    470 434 1 PB
    Dokumen8 halaman
    470 434 1 PB
    Reynaldi Esa Ramadhan
    Belum ada peringkat
  • 470 434 1 PB
    470 434 1 PB
    Dokumen8 halaman
    470 434 1 PB
    Reynaldi Esa Ramadhan
    Belum ada peringkat
  • 101 228 2 PB
    101 228 2 PB
    Dokumen9 halaman
    101 228 2 PB
    Reynaldi Esa Ramadhan
    Belum ada peringkat
  • 2 Fjhgkuhn
    2 Fjhgkuhn
    Dokumen26 halaman
    2 Fjhgkuhn
    Trisalma Novina Es
    Belum ada peringkat
  • 95 216 2 PB PDF
    95 216 2 PB PDF
    Dokumen9 halaman
    95 216 2 PB PDF
    Reynaldi Esa Ramadhan
    Belum ada peringkat
  • 3580 PDF
    3580 PDF
    Dokumen9 halaman
    3580 PDF
    Tri Widyan Ramadhan
    Belum ada peringkat
  • Bab I Pendahuluan: A. Latar Belakang
    Bab I Pendahuluan: A. Latar Belakang
    Dokumen4 halaman
    Bab I Pendahuluan: A. Latar Belakang
    Reynaldi Esa Ramadhan
    Belum ada peringkat
  • Sap Senam Nifas MC
    Sap Senam Nifas MC
    Dokumen27 halaman
    Sap Senam Nifas MC
    Reynaldi Esa Ramadhan
    Belum ada peringkat
  • KONTRAKSI
    KONTRAKSI
    Dokumen11 halaman
    KONTRAKSI
    agranadya
    Belum ada peringkat