Promkes Faringitis
Promkes Faringitis
NIM : 110611054
Judul Promkes : FARINGITIS
PENDAHULUAN
A. latar belakang
tenggorok. Radang ini menyeran lapisan mukosa (selaput lendit) dan sub
mukosa faring .
fibromuskulur yang bentuknya seperti corong, yang besar dibagian atas dan
sempit dibagian bawah. Kantong ini dimulai dari dasar tengkorak terus
dengan rongga hidung melalui koana, kedepan berhubungan dengan rongga mulut
1
aditus laring dan kebawah berhubungan esofagus. Panjang diding posterior fharing
pada orang dewasa kurang lebih 14 cm, bagian ini merupakan bagian diding faring
yang terpanjang, diding faring dibentuk oleh (dari dalam keluar) selaput lendir,
fasia faringo basiler, pembungkus otot dan sebagian fasia buko faringeal.
Unsur-unsur faring meliputi mukosa, palut lendir (mucousblanked) dan otot. Bentik
untuk respirasi, maka mukosanya bersilia, sedangkan epitelnya torak berlapis yang
menganbung sel goblet dibagian bawahnya, yaitu oroparing dan laringo faring,
karena fungsinya untuk saluran cerna, epitelnya gepeng berlapis dan tidak
bersilia. Disepanjang faring datap ditemukan banyak sel jaring limpoid yang
retikuloendotelial. Oleh karena itu faring dapat disebut juga daerah pertahanan
tubuh terdepan.
Daerah nasofaring dilalui oleh udara pernafasan yang diisap oleh hidung.
Dibagian atas, nasofaring ditutupi oleh palut lendir yang terletak diatas silia dan
bergerak sesuai dengan arah gerak silia kebelakang. Palut lendir ini berfungsi untuk
mmenagkap partikel kotoran yang terbawah oleh udara yang diisap, palut ini
2
superior, media dan inferior. Otot- otot ini terletak disebelah luar, berbentuk
kipas dengan tiap baguian bawahnya menututp sebagian otot bagia atasnya
dari belakang, kerja otot kostriktor untuk mengecilakan lumen faring. Otot-otot
ini dipersarafi nervus fagus. Otot-otot yang logitudinal adalah muskulus stilofharing
dan moskulus palato faring. Moskulus stilofaring gunanya untuk melebarkan faring
oroparing dan menaikkan bagian bawah faring dan laring. Jadi kedua otot ini
bekerja sebagai elepator. Kerja kedua otot ini penting pada waktu menelan.
1. Pengertian
tenggerokan.
b. Faringitis adalah infeksi pada faring yang disebabkan oleh virus dan
(Vincent, 2004)
3
c. Faringitis adalah imflamasi febris yang disebabkan oleh infeksi virus
setelah awitan.
2. Epidemiologi
kelamin, tetapi frekuensi yang paling tinggi terjadi pada anak-anak. Faringitis
akut jarang ditemukan pada usia dibawah 1 tahun. Insedensi meningkat dan
tetapi tetap berlanjut sepanjang akhir masa nak-anak dan kehidupan dewasa.
Kematian akibat faringitis jarang terjadi, tetapi dapat terjadi sebagai hasil
3. Etiologi
Chlamydia pneumoniae.
menyebabkan demam.
4
3. Batuk dan pilek. Dimana batuk dan lendir (ingus) dapat membuat
tenggorokan teriritasi.
Faringitis juga bisa timbul akibat iritasi debu kering, meroko, alergi,
5
3. Mukosa yang melapisi faring mengalami peradangan berat atau
4. Demam.
Setelah bakteri atau virus mencapai sistemik maka gejala gelaja sistemik
akan muncul :
1. Lesu dan lemah, nyeri pada sendi sendi otot, tidak nafsu makan
5. Patofisiologi
Pada stadium awal terdapat hiperemi, kemudian oedem dan sekresi yang
menjadi kering dan dapat melekat pada dinding faring. Dengan hiperemi
6
posterior atau terletak lebih kelateralmenjadi meradang dan membengkak
6. Klasifikasi
Faringitis akut, adalah radang tenggorokan yang disebabkan oleh virus dan
bakteri yaitu streptkokus grup A dengan tanda dan gejala mukosa dan
disertai demam dan batuk. Faringitis ini terjadi masih baru, belum
berlangsung lama.
waktu yang lama, biasanya tidak disertai nyeri menelan, cuma terasa ada
terjadi pada individu dewasa yang bekerja atau tinggal dalam lingkunga
berkerut).
7
3. Faringitis granular kronik terjadi pembengkakan folikel limpe pada
Faringitis virus
Faringitis bakteri
7. Pemerikasaan penunjang
8
lakuna, bahkan membran). Kelenjar submandibula membengkak dan
2. Pemeriksaan Biopsi
3. Pemeriksaan Sputum
4. Pemeriksaan Laboratorium
8. Tindakan pengobatan.
9
a. Untuk faringitis virus penanganan dilakukan dengan memberikan aspirin
pemberian obat ini biasanya akan menghasilkan respon klinis yang cepat
gejala nyeri tenggorokan dan hal ini dapat disarankan pada anak-anak
9. Pencegahan
cukup beristirahat
10
minum antibiotik, dan jika diperlukan dapat minum analgesik.
10. Komplikasi
2. Abses Peritonsiler
3. Glomerulus Akut
glomerulus.
4. Demam Reumatik
parut pada katup-katup jantung, terutama pada katup mitral dan aorta.
5. Sinusitis
11
Sinusitis adalah radang sinus yang ada disekitar hidung dapat berupa
pneumoniae.
6. Meningitis
12
DAFTAR PUSTAKA
Herawati, Sri. 2003. Buku ajar ilmu telinga hidung tenggorokan untuk
mahasiswa fakultas kedokteran gigi. Jakarta: EGC
Soepardi, Efianty Arshad, et. al. 1997. Buku ajar ilmu penyakit TELINGA-
HIDUNG- TENGGOROKAN. Jakarta: FKUI
Mansjoer, Arif. Et al. 2002. Kapita Selekta Kedokteran Jilib 1. Edisi 3. Jakarta :
Media Aesculapius FKU