Anda di halaman 1dari 19

4

BAB II
TINJAUAN UMUM DAN LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Umum


2.1.1 Sejarah PT Timah(Persero) Tbk
Penambangan timah secara primitif dimulai pertama kali di Pulau Bangka
pada tahun 1709. Pada waktu itu rakyat Pulau Bangka diwajibkan membayar
pajak kepada kesultanan Palembang dengan bijih timah. Pada tahun 1711
didalangkan ahli-ahli penambangan dari Malaka dan Siam dengan
memperkenalkan teknik penambangan sistem sumur, yang dikenal dengan
Teknik "Sulnur Palembang". Pada tahun 1819 tambang-tambang timah dikuasai
oleh Belanda dengan mendatangkan pekerja-pekeja dari Canton daratan China.
Peralatan-peralatan untuk tambang di darat yang cukup maju baru diperkenalkan
berupa, mesin semprot (pompa air) dan back hoe pada tahun 1909, pompa tanah
pada tahun 1917 dan jig pada tahun 1920. Selanjutnya pada tahun 1917
diperkenalkan juga penambangan dengan Kapal Keruk di Pulau Singkep dan
Pulau Bangka tahun 1926.
Pada waktu Perang Dunia II (1942-1945) penguasaan penambangan timah
beralih kepada pendudukan Jepang. Karena Jepang kalah perang, maka dari
tahun 1946-1949 penambangan timah sepenuhnya dikuasai kembali oleh
perusahaan Belanda yang bernama Bangka Tin Winning (Bangka, Gemeens
chaappelijke Mynbouw Maatschaappij Billiton (Belitung), dan Singkep
Exploitatie Maatschappy (Singkep).
Pada tahun 1949 tejadi pemulihan kedaulatan ke tangan Republik Indonesia,
tetapi penguasaannya masih tetap di tangan perusahaan Belanda sampai berakhir
masa kontrak tanggal 28 Februari 1952. Sejak berakhirnya masa kontrak hingga
saat ini, maka sepenuhnya penguasaan dan pengelolaannya dilakukan oleh
perusahaan negara Indonesia PT TimahPersero Tbk. Puncak dari masa transisi itu
adalah tahun 1960 dengan dibuatnya Undang-undang Nomor 19 dimana telah
ditetapkan oleh Badan Pimpinan Perusahaan Tambang Timah dan Perusahaan
Negara dengan 3 unit-unit produksinya yang berada di Bangka PN Tambang
5

Timah Bangka, Belitung PN Tambang Timah Belitung, dan Singkep PN


Tambang Timah Singkep.Tahun1976 status perusahaan telah berubah menjadi PT
Tambang Timah Persero Tbk, yang merupakan status perusahaan resmi dimana
pemerintah Indonesia sebagai satu-satunya pemegang saham. Perjalanan panjang
PT Timah Persero Tbk untuk terus berbenah dan menyehatkan kondisi
perusahaan terus-menerus diupayakan secara maksimal.
Melewati masa-masa sulit saat restrukturisasi digulirkan tahun 1992 telah
berhasil meninggkatkan kualitas perusahaan . PT Timah Persero Tbk berhasil
menjadi perusahaan yang sehat kembali dan pada tahun 1995 mampu melakukan
go public dengan mencatatkan penjualan sahamnya di bursa dalam negeri. Pada
tahun 1998 PT Tambang Timah Persero Tbk merubah anggaran dasar perseroan
dan merubah menjadi PT Timah Tbk dan juga melakukan diversifikasi usah
dengan membentuk anak anak perusahaan, diantaranya adalah:
1. PT Tambang Timah Persero Tbk, bergerak dibidang pertambangan
timah dan mineral ikutan lainnya, serta bidang jasa dan perdagangan.
2. PT Timah industriPersero, bergerak dalam bidang usaha perdagangan.
perekayasaan, keteknikan industri, dan jasa.
3. PT Timah EksplominPersero, bergerak dalam menyediakan jasa dibidang
penyeledikan tambang, eksplorasi, analisis laboratorium contoh mineral
bahan galian, pembuatan studi kelayakan, penyelidikan geologi teknik,
dan penyelidikan geohidrologi.
4. PT Timah Investasi MineralPersero, bergerak dalam bidang jasa investasi
dan konsultasi usaha pertambangan
5. PT Dok dan Perkapalan Air KantungPersero, menyediakan jasa
perbengkelan, galangan kapal, serta jasa pelayanan kapal penumpang
untuk karyawan timah.
6. Indo mental London Ltd, bergerak sebagai agen penjualan timah
Indonesia untuk kawasan Eropa dan Amerika Serikat.
Pada tahun 2003, Kerjasama Operasi (KSO) antara PT Timah dan PT
Sarana Karya (SAKA) dalam pengolahan Aspal di pulau Buton. Anak perusahaan
PT Timah Tbk, PT Timah industri mendivestasikan 275.000 sahamnya di Plimsoll
6

Corporation, Pte, Ltd, Singapore kepada Sky Alliance Global Holding, Ltd pada
tahun 2006. Pada tahun tersebut juga, terjadi penghentian pencatatan (listening
cacellation) atas Global Depositary Receipt (GDR) di London Stock Exchange
(LSE) dan sejak itu saham perseroan hanya tercatat di Bursa Efek di Indonesia.
Pada tahun 2009, tepatnya 17 Januari 2009, Peletakan batu pertama pembangunan
pabrik Tin Chemical sebagai salah satu usaha Perseroan dalam pembangunan
produk hilir. Hingga pada tahun 2012, terbentuknya INATIN dimana PT Timah
Tbk dan anak perusahaan menjadi anggotanya.
2.1.2 Tambang Besar (TB) 1.42 Pemali
Open pit Pemali merupakan satu-satunya tambang primer di bangka sesudah
PD-II. Sebelumnya terdapat tambang Sambunggiri dan Merawang. Sebagaimana
umumnya penemuan cadangan primer, maka tambang Pemali pada awalnya
adalah tambang kolong yang bekerja di sungai limpur yang berhulu di Bukit
Pemali ( 48 m). Mengingat cebakan timah primer didapatkan dalam kondisi
lapuk, maka tambang ini dibuka dengan sistem open pit,Sujitno, 2007.
2.1.3 Lokasi dan Kondisi Geografis Daerah
Lokasi kerja praktek ini berada di Tambang Besar 1.42 Pemali yang
berlokasi di Pemali, Kecamatan Pemali, Kota Sungailiat, Kabupaten Bangka,
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, dalam pengawasan Produksi Tambang
Darat 1 Sungailiat. Lokasi tambang tersebut berjarak 47 km dari kota
Pangkalpinang ke arah arat laut dan 15 km dri Kota Sungailiat.
Kabupaten Bangka merupakan kabupaten yang mempunyai luas Wilayah
kurang lebih sekitar 2.950,68 km2 atau 295.068 ha. Secara Administratif wilayah
Kabupaten Bangka berbatasan langsung dengan daratan wilayah Kabupaten/Kota
lainnya di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, yaitu :
- Sebelah utara : berbatasan dengan Laut Natuna
- Sebelah timur : berbatasan dengan Laut Natuna
- Sebelah selatan : berbatasan dengan Kabupaten Bangka Tengah dan
Kota Pangkalpinang
- Sebelah barat : berbatasan dengan Kabupaten Bangka Barat
7

Jalan-jalan menuju ke lokasi tambang tersebut sebagian besar telah di aspal


walaupun lokasi tambang tergolong jauh dari pusat kota. Hal ini juga terkait
dengan adanya pemukiman warga di sepanjang menuju lokasi tambang.
2.1.4 Iklim dan Curah Hujan
Menurut data meteorologi Pangkalpinang pada tahun 2008-2011, iklim di
Kabupaten Bangka adalah iklim tropis A dengan curah hujan 49,6-430,7 mm per
bulan. Dengan musim hujan yang rata-rata terjadi pada bulan Oktober sampai
April. Musim penghujan dan kemarau di Kabupaten Bangka juga dipengaruhi
oleh dua musim angin, yaitu Muson Barat dan Muson Tenggara. Angin Muson
Barat yang basah pada bulan November, Desember dan Januari banyak
mempengaruhi bagian Utara Pulau Bangka. Sedangkan Angin Muson Tenggara
yang datang dari Laut Jawa mempengaruhi cuaca di bagian Selatan Sedangkan
rata-rata curah hujan per bulan pada tahun 2011 berkisar antara 228,5 mm-356,2
mm.
2.1.5 Keadaan Geologi Pulau Bangka
Pulau Bangka termasuk ke dalam sunda land dan merupakan bagian
terangkat dari peneplain sunda. Bila ditinjau dari sudut geologi, penyebaran bijih
timah di Indonesia masih merupakan kelanjutan dari Granite Belt yang berumur
Yura Kapur yang membentang mulai dari Birma, Muangthai, Malasyia,
Kepulauan Riau, Pulau Singkep, Pulau Karimun dan Pulau Kundur, pulau Bangka
dan Pulau Belitung hingga Pulau Karimata. Granite Belt sendiri merupakan
deretan formasi batuan granite kaya akan mineral cassiterite yang kemudian
dikenal dengan sebutan The Tin Belt.
Pulau-pulau dari The Tin Belt diinterpretasikan merupakan sisa bagian
resisten dari gunung yang muncul pada masa terbentuknya sunda shelf. Pupili
(1973) menyatakan bahwa Malaysia, Kepulauan Riau dan Bangka berada dalam
kelompok elemen tektonik yang sama. Evolusi tektonik di wilayah ini telah
dimulai sejak Paleozoikum Bawah dimana berdasarakan Teori Tektonik Lempeng
bahwa daerah penunjaman (subduction zone) berada di bagian timur Malysia dan
pada Mesozoikum Bawah tengah menghasilkan busur gunung api (magmatic
8

arc) dalam bentuk deretan Pulau Kundur, Pulau Singkep, Pulau Bangka, Pulau
Belitung dan sebagian dari Kalimantan Barat.
2.1.6 Struktur Geologi
Katili (1968), mengatakan bahwa pada batuan metamorf dan sedimen di
Bangka Utara terdapat adanya perlipatan silang akibat dua deformasi perbadaan.
Deformasi pertama mengakibatkan lipatan dengan arah barat laut-tenggara,
umurnya sulit ditentukan dengan pasti. Struktur lipatan berarah timur laut-barat
daya (orogen II) disebabkan oleh deformasi pada Yura atas. Orogen yang kedua
ini menghilangkan jejak orogen yang lebih tua.
Sukendar Asikin dan Rubini Surya Atmaja (1972), berdasarkan penelitian
dan analisa kedudukan rekahan-rekahan, urat-urat, dan korok-korok di daerah
sambung giri dan pemali menyimpulkan bahwa gerak-gerak orogen sebelum Yura
atas mengakibatkan terjadinya deformasi yang menyebabkan perlipatan pada
batuan sedimen yang berumur karbon-trias. Deformasi ini selain membentuk
lipatan NW-SE juga menyebabkan terjadinya rekahan-rekahan (Shear dan
Tension fracture).
Struktur sesar, kekar, ditemukan dalam arah yang bervariasi, tetapi
kecenderungannya mempunyai arah utara selatan. P.Bangka terdapat beberapa
sesar yang umurnnya berarah timur laut-barat daya sampai utara-selatan. Sesar
utama berarah N 30 E memotong granit klabat ke selatan sepanjang 3 km. Sesar
utama ini dalam foto udara tampak sebagai kelurusan sepanjang 50 km.

2.2 Landasan Teori


2.2.1 Analisis Tempat Kerja (Job Conditons)
Menurut Tamantono (2007), bahwa untuk dapat membuat rencana kerja
yang realistis, rapi dan teratur, sebelum menjatuhkan pilihan jenis alat yang akan
digunakan, perlu dipelajari dan penelitian dan kondisi lapangan dimana pekerjaan
akan dilakukan. Komponen-komponen lapangan yang perlu diperhatikan adalah :
1. Tumbuh-tumbuhan (Vegetasi)
Jenis vegetasi atau tumbuhan yang ada di tempat kerja perlu diamati, apakah
lokasi tersebut terdiri dari hutan besar, semak, rawa, pohon besar dengan akar
9

yang kuat dan sebagainya. Dengan demikian dapat ditentukan jenis alat berat yang
akan dipakai, berapa jumlahnya, bagaimana cara pembersihannya, berapa lama
alat tersebut akan digunakan, dan berapa ongkosnya.
2. Jalan-jalan pengangkutan yang ada (Accestability and Transformation)
Data jalan dan sarana angkutan yang ada dibutuhkan untuk pengangkutan
alat-alat mekanis dan logitstik menuju tempat kerja, kemungkinan-kemungkinan
yang bisa terjadi adalah :
a. Lokasi proyek dilalui, atau dekat dengan jalan umum yang sudah ada.
b. Lokasi proyek dilalui, atau dekat dengan jalur kereta api.
c. Lokasi proyek dekat dengan sungai besar, sehingga memungkinkan
transportasi melewati sungai.
d. Lokasi proyek dekat dengan lapangan terbang atau pelabuhan.
e. Belum ada jalur umum atau kereta api ke arah proyek, sehingga diperlukan
pembuatan jalan baru kejalan umum terdekat yang sudah ada.
3. Macam material dan perubahan volumenya
Macam dan perubahan volume dari material disuatu lokasi perlu diketahui,
sebab pada dasarnya tiap macam tanah atau batuan memiliki sifat fisik dan
mineral yang berbeda, sehingga macam material yang terdapat disuatu lokasi
proyek harus diketahui dengan tepat, apa jenis dari material tersebut.Sifat-sifat
tanah seperti basah/kering, lengket/tidak, keras/lunak,dan sebagainya perlu
diketahui sebab akan mempengaruhi hasil kerja alat yang dipakai dan lama
pengerjaan itu harus dilakukan.
4. Iklim
Iklim dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan, hujan yang sangat lebat
dapat menghambat kelancaraan pekerjaan, sebab kondisi lingkungan dan jalan
angkut di area penambangan menurun, sehingga aktivitas alat mekanis di
lapangan tidak dapat bekerja secara maksimal. Sedangkan pada saat musim
kemarau akan menimbulkan banyak debu. Untuk mengetahui kondisi iklim
setempat, diperlukan data curah hujan dari Stasiun Klimatologi terdekat.
10

5. Ketinggian dari permukaan air laut (Altitude)


Ketinggian dari permukaan laut berpengaruh pada kerja mesin dari alat,
sebab cara kerja mesin dipengaruhi oleh kerapatan udara setempat. Semakin tinggi
lokasi proyek, kerapatan udara di tempat itu semakin rendah. Berdasarkan
pengalaman, tenaga diesel akan berkurang kira-kira 3% setiap kenaikan 300ft dari
permukaan laut, hal ini menyebabkan turunnya produksi alat, dan dapat
menambah ongkos untuk setiap satuan volume atau berat.
6. Kemiringan, jarak dan keadaan jalan (Haul road condition)
Kemiringan, jarak dan kondisi jalan perlu diperhitungkan, sebab kondisi
jalan yang akan dilalui sangat berpengaruh dengan daya angkut dan kemampuaan
alat angkut yang dipakai. Jalur jalan yang baik, membuat kapasitas angkut dari
alat yang dipakai menjadi berbeda, sehingga alat angkut dapat bergerak lebih
cepat.Kedaaan jalan dapat mempengaruhi daya angkut dari alat-alat yang
digunakan. Bila keadaan jalan baik, maka kapasitas alat angkut akan bergerak
lebih cepat. Kemiringan jalan dan jarak harus dihitung dengan teliti karena ini
menyangkut waktu yang dibutuhkan untuk mengangkut material tersebut untuk
satu putaran cycle time.
7. Daya dukung material setempat
Menurut Tenriajeng (2003) bahwa daya dukung tanah didefinisikan sebagai
kemampuan tanah untuk mendukung alat yang berada di atasnya. Jika alat berat
berada diatas tanah, alat tersebut akan memebrikan ground pressure, sedangkan
perlawanan yang diberikan oleh tanah adalah daya dukung. Jika ground pressure
alat lebih besar dari daya dukung, maka alat tersebut akan terbenam. Demikian
pula sebaliknya, alat akan berada dalam keadaan aman apabila dioperasikann jika
ground pressurenya lebih kecil dari daya dukung tanah dimana alat tersebut
berada.
8. Syarat-syarat penimbunan (Fill specification)
Syarat penimbunan tanah adalah untuk mengetahui bagian pekerjaan mana
yang menghendaki timbunan perlu diratakan, dipadatkan, atau persyaratan
kelembaban tertentu supaya tidak terjadi amblesan dan menjamin kemantapan
lereng. Untuk itu dibutuhkan alat yang khusus.Kemungkinan lain timbunan di
11

isiyaratkan harus rapi dan dapat segera ditanami, hal-hal diatas akan menambah
waktu kerja, alat dan ongkos. Oleh sebab itu syarat penimbunan harus dicermati
agar semua jenis pekerjaan yang dipersyaratkan dapat diperhitungkan dengan
teliti.
9. Syarat-syarat penyelesaian pekerjaan (Finsihing specification)
Syarat penyelesaian pekerjaan untuk mengetahui, kapan pekerjaan itu telah
dianggap selesai, biasanya ada syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi,
misalnya ditempat-tempat tertentu harus ditanami pohon, bunga, rumput dari jenis
tertentu dan sebagainya. Pekerjaan-pekerjaan tersebut harus dihitung, karena
menambah waktu kerja, peralatan dan ongkos kerja.

10. Efisiensi kerja (Operating efficiency)


Efisiensi kerja perlu dipertimbangkan karena orang ataupun mesin tidak
mampu bekerja penuh dalam waktu 24 jam ataupun 60 menit selama satu jam,
sebab pasti ada hambatan-hambatan walau sekecil apapun, misalnya menunggu
alat, pemeliharaan dan pelumasan mesin-mesin service dan adjusment dan
sebagainya. Efisiensi adalah perbandingan waktu produktif dengan waktu kerja
yang tersedia. Berdasarkan pengalaman lapangan, efisiensi kerja jarang dapat
mencapai lebih dari 83%.
11. Waktu (Time element)
Waktu berkaitan dengan alat berat yang digunakan, sebab pekerjaan yang
dilakukan menggunakan alat berat harus diselesaikan sesuai dengan waktu yang
telah ditentukan . Oleh sebab itu kapasitas harian yang sudah ditentukan harus
dipenuhi, seba ongkossewa alat berat umunya dihitung dalam satuan jam sehingga
biaya sewa sangat tinggi. Untuk itu perlu pengetahuan dan data lengkap untuk
mengetahui perkiraan kemampuan alat yang dipakai, agar jumlahnya cukup
memenuhi kapasitas harian yang telah ditentukan.
12. Ongkos-ongkos operasi (Operating cost)
Ongkos produksi yang harus dipertimbangkan dengan cermat meliputi :
a. Ongkos tetap, misalnya asuransi, depresiasi, pajak, dan bunga pinjaman.
12

b. Ongkos operational, misalnya upah, ongkos pemeliharaan alat, service alat,


pembelian suku cadang, BBM dan sebagainya.
c. Ongkos pengawasan, misalnya gaji mandor, teknisi, direksi dan lain-lain.
d. Ongkos lain-lain, misalnya biaya upacara, peresmian, jamuan untuk tamu,
dan sejenisnya.
2.2.2 Pemilihan Alat Mekanis
Alat mekanis merupakan alat yang digunakan untuk mempermudah dalam
proses pertambangan dan guna meningkatkan produksi dalam jumlah yang lebih
besar. Dalam pemililihan alat mekanis, ada berbagai faktor yang diperhitungkan,
pertama dari segi mekanisnya alat tersebut dan faktor ekonomisnya.
Pemilihan alat mekanis melalu dua faktor pertimbangan, yaitu dari segi
mekanisnya alat dan segi keekonomisanya. Pertimbangan dari aspek mekanis
meliputi :
1. Alat mekanis nantinya mampu berhadapan dengan bahan galian yang
alamiahnya memiliki sifat fisik dan mekanis yang relative keras.
2. Tenaga mekanis (mesin) dapat dirancang kemampuan cukup kuat untuk
menghadapi kondisi medan yang berat dan banyak terdapatnya batuan.
3. Akan menambah atau meningkatkan laju produksi menjadi lebih bai
dibandingkan konvesional.
4. Dapat digunakan untuk produksi yang besar.
Pertimbangan dari aspek ekonomis meliputi :
1. Investasi dan biaya kepemilikannya cukup besar.
2. Suku cadang terbatas (hanya terdapat pada satu agen tertentu).
3. Biaya produkusi yang mencangkup perawatan dan lain-lain cukup tinggi.
4. Pemilihan alat harus cermat agar sesuai dengan umur tambang.
Dari pengelompokannya ada 3 jenis alat mekanis yang digunakan pada saat
melakukan kegiatan pertambangan. Jenis-jenis alat tersebut meliputi :
1. Alat gali-muat, alat yang digunakan untuk menggali bahan galian lunak atau
hasil peledakan sekaligus memuat material kedalam alat angkut. Pemilihan
alat yang dilakukan harus tepat dan sesuai dengan medan atau front kerja
13

penambangan. Contoh dari alat gali-muat :Back Hoe, Bulldozer, Scraper


dan lain-lain.
2. Alat angkut, alat yang digunakan untuk mengangkut atau memindahkan
bahan galian dari lokasi front kerja penambangan menuju tempat
penampungan seperti disposal, stockpille, ke proses selanjutnya ataupun
diantarkan langsung ke konsumen. Sama sepertinya dengan alat gali-muat,
pemilihan alat angkut harus sesuai dengan kondisi jalan tambang dan
metode penambangannya, agar pekerjaan yang dilakukan akan lebih efisien
dan tepat sasaran. Contoh dari alat angkut adalah, dump truck, belt
conveyour, loader dan lain-lain.
3. Alat bantu / penunjang, alat yang digunakan membantu proses kegiatan
kerja dari alat gali-muat dan alat angkut. Alat ini juga berguna untuk
memperlancar proses produksi, contohnya alat pelebaran jalan angkut, alat
perataan jalan angkut, alat pembersihan lahan, alat pembasahan jalan angkut
agar tidak berdebu, alat pengupasan soil dan lain-lain. Contoh dari alat
penunjang adalah motor Grader, Bulldozer, Dump Truck, Truck Tangki Air
(Pembasahan Jalan) dan lain-lain.
2.2.3 Metode Penggalian Back Hoe, Dump Truck, dan Bulldozer
Metode penambangan dengan menggunakan Back Hoe, Dump Truck, dan
Bulldozer adalah penggembangan dari metoda-metoda sebelumnya untuk
menghindari pekerjaan pemindahan overburden dan Kaksa yang berulang-ulang.
Dengan metode ini areal penambangan dapat tertata lebih rapi sehingga
memudahkan proses penambangan. Metoda ini dapat dilakukan apabila kondisi
permukaan tanah pada lokasi penambangan cukup keras untuk mendukung
operasi dari dump truck.
Pengupasan overburdendan kaksadilakukan dari sisi kiri atau kanan apabila
penambangan dengan menggunakan backhoe dan hasil pengupasan dapat
langsung dimuat ke dump truck yang selanjutnya dibuang kebagian terluar dari
areal penambangan.Buldozer dapat digunakan untuk membawa pengupasan top
soil dan meratakan daerah disposal. Dengan metoda ini dapat juga dilakukan
penimbunan kembali overburden pada daerah sisa-sisa penambangan back filling.
14

A. Backhoe
Backhoe merupakan alat berat yang terdiri dari lengan, bahu serta alat keruk
dan digerakan oleh tenaga hidrolis yang dimotori dengan mesin diesel dan berada
diatas roda rantai trackshoe. Backhoe merupakan alat berat paling serbaguna
karena bisa menangani berbagai macam alat berat lain. Sesuai dengan kriterianya
excavation, alat berat ini memiliki fungsi utama untuk pekerjaan penggalian.
Namun tidak terbatas itu saja, backhoe juga bisa melakukan pekerjaan konstruksi
seperti membuat kemiringan sloping, memuat dump truck loading, pemecah batu
breaker, dan sebagainya. Karena perannya yang multi fungsi, maka backhoe
selalu ditampilkan dalam segala jenis pekerjaan berat baik didarat maupun diatas
air. Fungsi umumnya pada aktivitas penambangan antara lain :
1. Pembabatan (Clearing)
Selain fungsinya sebagai alat gali pekerjaan menggali saluran / bandar
sering kali dipergunakan alat gali peerjaan pembersihan lokasi kerja yang
merupakan daerah berawa-rawa dimana bulldozer sulit untuk masuk lokasi kerja
tersebut.
2. Sebagai alat gali dan muat
Yaitu menggali tanah over burden atau kaksa yang selanjutnya dimuat ke
alat angkut seperti dump truck, belt conveyour, power scraper, cable way, pompa
tanah dan lain-lain.
3. Alat angkat
Sebagai alat angkat pada beban tertentu dan pemindahan pada jarak yang
dekat.
B. Dump Truck
Dump truck adalah suatu alat khusus yang digunakan sebagai alat angkut
karena kemampuaannya yang dapat bergerak cepat di medan jalan, kapasitas besar
dan biaya operasinya relative murah,Wingroho dan Suryadharma (1993). Alasan
menggunakan dump truck sebagai alat angkut ialah karena mudah diatur dengan
produksi alat-alat gali yang ada dilapangan. Salah satu syarat yang perlu dipenuhi
agar dump truck dapat digunakan dengan baik dan efektif adalah adanya jalan
angkut yang rata dan cukup kuat atau keras.
15

Dump truck ini banyak dipergunakan untuk mengangkut, tanah, pasir, batu
endapan bijih dan sebagainya untuk jarak dekat dan sedang. Dikarenakan
kecepatan jalannya yang cukup tinggi dengan kondisi jalan yang cukup baik,
maka dump truck memiliki kapasitas pengangkutan yang tinggi, sehingga biaya
angkut per ton material menjadi lebih rendah, selain itu juga fleksibel, artinya
dapat di pergunakan untuk mengangkut bermacam-macam barang dengan muatan
yang berubah-ubah dan tidak tergantung pada jalur jalan yang dilalui (bandingkan
dengan lori dan belt conveyor). Ada beberapa hal yang dapat membedakan
berbagai macam dump truck. Perbedaan dari dump truck adalah sebagai berikut :
1. Ukuran dan bahan bakar yang digunakan,
2. Banyaknya gigi perseneling (gear),
3. Banyaknya roda gerak,
4. Susunan roda-roda dan banyaknya sumbu,
5. Kemampuan angkut, dalam ton atau m,
6. Cara membuang muatan (dumping), misalnya rear dump, slide dump, dan
bottom dump.
Kegiatan dumping (penumpahan) merupakan kegiatan yang menggunakan
sistem hidrolis yang menyebabkan bak dari dump truck akan terangkat pada satu
sisi. Kegiatan dumping dapat kita lihat pada gambar 2.1

Gambar 2.1 Proses dumping dump truck


(Sumber : Anonim, 2017)

Dalam proses dumping ada bermacam-macam cara. Berikut adalah


beberapa contoh kegiatan dumping, :
16

1. Rear dump : Membuang muatan dump ke belakang.


2. Side-dump : Membuang muatan dump ke samping.
3. Bottom-dump : Membuang muatan dump melalui ke bagian bawah bak.
Body-nya terbuat dari baja yang kuat, degan kapasitas angkut 5 ton-60 ton
dan sekarang ada yang mencapai 150 ton. Pemilihan dump truck tergantung dari
keadan tempat atau lokasi kerja, artinya tergantung dari keadaan dan letak tempat
pengosongan material (dump site). Untuk pemilihan ukuran dump truck sulit
menentukannya, namun sebagai pegangan dapat dikatakan bahwa kapasitas
minimum dari dump truck anatara 4 kali hingga 5 kali pemuatan alat penggalianya
disebut power shovel. Dump truck dibagi dua golongan menurut muatannya :
1. On High Way Dump Truck, muatan< 20 m (Dump Truck Kecil)
2. Off High Way Dump Truck, muatan> 20 m (Dump Truck Besar)

Tabel 2.1. Keuntungan dan kerugian dump truck


Truck Keuntungan Kerugian
Kecil - Lincah dalam beroperasi - Waktu hilang lebih
- Mudah ppengoperasiannya banyak akibat adanya
- Jalan kerja lebih terjaga karena beban truck yang beroperasi,
tidak terlalu berat terutama waktu muat
- Salah satu break down tidak - Excavator lebih sulit
berpengaruh terhadap produksi memuat
- Maintenance lebih mudah - Lebih banyak
membutuhkan supir
- biaya pemeliharaan lebih
banyak dengan
dipergunakan unit yang
banyak
Besar - Jumlah unit lebih sedikit - Jalan kerja sering
- Cocok untuk jarak jauh diperbaiki akibat beban
- Sopir yang dibutuhkan sedikit berat
- Alat pemuat lebih mundah masuk - Pengoperasian lebih sulit
kedalam bucket ke vessel / bak - Produksi terpengaruh
bila salah satu break
down
- Maintenance lebih sulit
17

C. Bulldozer
Alat yang menggunakan traktor sebagai tempat dudukan utamanya, jadi
berupa attachment. Alat ini mempunyai daya dorong yang kuat serta banyak
membantu pekerjaan untuk alat-alat muat. Kegunaan bulldozer sangat beragam
antara lain :
1. Pembabatan atau penebasan (clearing) lokasi proyek
Bulldozer mampu mebersihkan lokasi dari semak-semak, pohon besar kecil,
sisa pohon yang ditebang, menghilangkan atau membuang bagian tanah atau
batuan yang menghalangi pekerjaan-pekerjaan selanjutnya, seluruh pekerjaan ini
dapat dikerjakan sebelum pemindahan tanah itu sendiri atau dikerjakan bersama-
sama.
2. Pioneering atau pekerjaan perintisan
Merupakan kelanjutan dari pekerjaan pembabatan / penebasan. Pekerjaan
merintis meliputi pekerjaan perataan tanah, pembuatan jalan darurat untuk
transportasi alat mekanis, dan jika perlu pembuatan saluran air untuk drainase
tempat kerja.
3. Gali / angkut jarak pendek
Merupakan menggali lalu mendorong bahan galian itu ke suatu tempat
tertentu, misalnya pada pembuatan jalan raya, kanal dan sebagainya. Bila kondisi
jalan tidak licin, penggunaan bulldozer roda karet akan lebih efisien. Jika
dibandingan dengan cara pemindahan tanah yang lain, pada tahap-tahap tertentu
cara gali/angkut menggunakan bulldozer tidak selalu ekonomis.
1. Pusher loading
Merupakan membantu power scraper konvensional (standart) dalam
mengisi muatan. Batuan bulldozer itu diperlukan untuk menambah tenaga agar
diperoleh kecepatan pengisian yang lebih tinggi.
2. Menyebarkan material
Maksudnya adalah menyebarkan tanah ke tempat-tempat tertentu dengan
ketebelan yang dikehendaki, misalnya material yang ditemukan disuatu tempat
atau alat angkut lainya.
3. Penimbunan kembali
18

Merupakan pekerjaan penimbunan kembali terhadap bekas-bekas lubang


lubang galian seperti menutup kembali gorong-gorong di bawah tanah,
penimbunan lubang pondasi atau tiang penyangga bangunan besar (jembatan,
menara beton, dan lain-lain), dan menutup kembali pipa minyak, pipa gas alam,
atau pipa air minum bila sudah terpasang.
4. Trimming dan Sloping
Merupakan pekerjaan pembuatan kemiringan tertentu pada suatu tempat,
misalnya tanggul, dam, kanal besar, tepi jala raya, dan sebagainya. Pekerjaan ini
hanya dapat dilakukan oleh operator yang sudah berpengalaman, terlebih apabila
sudut kemiringannya yang terlampau besar, sebab ada kemungkinan bulldozer
tergelincir ke bawah.
5. Ditching
Merupakan kegiatan menggali saluran/ selokan/ kanal yang penampang nya
berbentuk U dn V.
6. Menarik (winching)
Merupakan pekerjaan untuk menarik benda-benda berat atau peralatan
mekanis yang sedang rusak, agar dapat dipindahkan ke tempat yang diinginkan.
2.2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Alat Gali Muat dan Alat Angkut
Laju material yang dapat dipindahkan atau dialirkan per satuan waktu
(biasanya per jam). Untuk memperoleh hasil produksi, ada beberapa parameter
yang harus diperhitungkan antara lain :
1. Waktu edar (cycle time)
2. Faktor isian bucket (bucket fill factor)
3. Faktor pengembangan (swell factor)
4. Efisiensi kerja
5. Kapasitas alat
6. Faktor keserasian (match factor).
2.2.5 Proses Pengolahan Bahan Galian
Menurut Tobing (2002), proses pengolahan bahan galian tediri dari
beberapa langkah operasi, yaitu:
1. Comminution
19

Merupakan proses pengecilan ukuran, dilakukan dengan cara memecah


bongkah batuan besar yang dperoleh dari tambang menjadi butiranbutiran yang
lebih kecil sehingga terjadi pelepasan (liberasi) dari mineralmineral yang
berbeda atau yang diperoleh ukuran butiran yang digunakan. Hal ini dapat
dilakukan dengan crushing atau grinding. Grinding digunakan untuk proses basah
dan kering, sedangkan crushing digunakan untuk proses kering saja.
2. Sizing
Merupakan proses pemisahan butiran mineralmineral menjadi bagian
bagian (fraksi) yang berbeda dalam ukurannya, sehingga setiap fraksi terdiri dari
butiranbutiran yang hampir sama ukurannya. Dalam pengelompokan mineral ini
dapat dilakuakn dengan cara :
a. Screening ialah pemisahan besar butir mineral berdasarkan lubang ayakan,
sehingga hasilnya seragam.
b. Classifying ialah pemisahan butir mineral yang berdasarkan kecepatan jatuh
material dalam suatu media (air atau udara), sehingga hasilnya tidak
seragam. Proses ini mengahasilkan Over Flow dan Under Flow.
3. Concentration
Merupakan proses untuk memisahakan butiranbutiran mineral berharga
dari mineral pengotornya yang kurang berharga, yang terdapat bersamasama.
Proses ini dilakukan untuk peningkatan kadar sehingga bisa menguntungkan.
Produk dari proses konsentrasi ada 3 (tiga), yaitu :
- Konsentrat (concentrate) yang terdiri dari kumpulan mineral berharga
dengan kadar tinggi.
- Amang (middling) yaitu konsentrat yang masih kotor.
- Ampas (tailing) yang terdiri dari mineral-mineral pengotor yang harus
dibuang.
Pemisahan ada beberapa cara yang mendasar atas sifat fisik mineral,
diantaranya adalah:
a. Warna, kilap dan bentuk kristal
Warna, kilap dan bentuk kristal adalah konsentrasi yang dilakukan dengan
tangan biasa (hand picking).
20

b. Specific gravity (gravity concentration)


Specific gravity (gravity concentration) adalah konsentrasi berdasarkan
berat jenisnya. Dalam hal ini gravity concentration ada tiga macam, yaitu :
- Flowing Film Concentration
Flowing Film Concentration adalah proses konsentrasi berdasarkan berat
jenisnya melalui aliran fluida mendatar (horizontal) yang tipis.
- Jigging
Jigging merupakan proses konsentrasi bijih/mineral yang memanfaatkan
berat jenisnya dalam suatu cairan berdasarkan kemampuan butiran-butiran
mineral tertentu untuk menembus lapisan-lapisan campuran mineral, sehingga
butiran-butiran mineral tersebut mengatur diri dan mengambil kedudukan
(berstratifikasi) dalam beberapa lapisan sesuai dengan berat jenisnya dan
dilarutkan dengan pemisahan antara mineral yang diinginkan dengan mineral
pengotornya sehingga didapatkan konsentrat. Pada proses pemisahan partikel
mineral dalam proses jigging, terdapat 3 faktor yang mempengaruhi, yaitu:
1. Differential acceleration, adalah partikel berat atau spesific gravity tinggi
akan mempunyai kecepatan jatuh lebih besar, maka partikel berat akan
lebih cepat mengendap daripada partikel ringan.
2. Hindered settling, adalah formasi jatuh atau pengendapan dari material
dengan spesific gravity yang besar dengan ukuran yang kecil akan sama
dengan spesific gravity yang kecil dengan ukuran yang besar.
3. Interstitial trickling, adalah suatu proses dimana partikel halus menerobos
melalui bed (partikel dengan ukuran diantara partikel berat dengan partikel
ringan) pada waktu akhir pulsion.
21

Gambar 2.2 Differential acceleration, Hindered settling, Interstitial trickling


(Sumber : Anonim, 2017)

Berdasarkan 3 faktor diatas, maka terjadi proses pemisahan mineral


berdasarkan berat jenis. Partikel atau mineral yang memiliki spesific gravity yang
besar dengan ukuran yang kecil ataupun spesific gravity yang kecil dengan ukuran
yang besar yang melalui celah-celah bed dan masuk ke dalam saringan akan
dianggap sebagai konsentrat. Sedangkan yang mengalir di permukaan bed akan
dianggap sebagai tailing.
a. Magnetic Susceptibility
Magnetic Susceptibility adalah proses konsentrasi berdasarkan perbedaan
sifat kemagnetan. Setiap mineral akan mempunyai sifat kemagnetan yang berbeda
yakni ada yang kuat, lemah dan ada yang tidak sama sekali tertarik oleh magnet.
b. Conductivity.
Mineral itu ada yang bersifat konduktor dan tidak konduktor. Untuk
memisahkan mineral jenis ini diperlukan alat yang disebut High Tension
Separator dan hasil yang didapat adalah mineral yang konduktor dan tidak
konduktor.
22

c. Sifat permukaan mineral.


Permukaan mineral itu ada yang bersifat senang dan tidak senang terhadap
gelembung udara. Mineral yang senang terhadap udara akan menempel pada
gelembung udara sedangkan mineral yang senang terhadap air tidak akan
menempel pada gelembung udara.
4. Dewatering
Merupakan proses pemisahan antara cairan dengan padatan. Proses ini tidak
dapat dilakukan sekaligus, tetapi harus secara bertahap, yaitu dengan jalan :
a. Thickening
Thickening adalah proses pemisahan antara padatan dengan cairan yang
mendasar atas kecepatan mengendap partikel atau mineral tersebut dalam suatu
pulp sehingga solid factor yang dicapai sama dengan satu (% solid = 50 %).
b. Filtration
Filtration adalah proses pemisahan antara padatan dengan cairan dengan
jalan menyaring (dengan filter) sehingga didapatkan solid factor sama dengan
empat (% solid = 80 %).
c. Drying
Drying adalah proses penghilangan air dari padatan dengan jalan
pemanasan, sehingga padatan itu betulbetul bebas dari cairan atau kering (%
solid = 100%).

Anda mungkin juga menyukai