Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIK AUTOMATION

PERCOBAAN RANGKAIAN LAMPU

MENGGUNAKAN PERINTAH DIFU, CNT, MOV, DAN CMP

MENNGUNAKAN PLC OMRON

Disusun Oleh :

Nama : 1. Riska Hariyadi ( 1502048 )

2. Taufik Firmanto ( 1502056 )

Kelas : 2 Elektronika B

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRONIKA

POLITEKNIK GAJAH TUNGGAL

TANGERANG

2016
I. Kompetensi
1. Mahasiswa terampil membuat rangkaian atau ladder diagram yang diberikan
oleh dosen pembimbing.
2. Mahasiswa terampil dalam membuat simulasi pada CX Programmer dan
merangkai pada PLC.
3. Mahasiswa mampu menjelaskan cara kerja dari masing-masing rangkaian yang
dilakukan percobaan.

II. Landasan Teori

PLC yang diproduksi oleh berbagai perusahaan sistem kontrol terkemuka saat
ini biasanya mempunyai ciri-ciri sendiri yang menawarkan keunggulan sistemnya,
baik dari segi aplikasi (perangkat tambahan) maupun modul utama sistemnya.
Meskipun demikian pada umumnya setiap PLC (sebagaimana komputer pribadi
Anda yang cenderung mengalami standarisasi dan kompatibel satu sama lain)
mengandung empat bagian (piranti) berikut ini:
a. Modul Central Prosesing Unit ( CPU ) : Modul Central Prosesing Unit ( CPU
) yang disebut juga modul controller atau prosesor terdiri dari dua bagian:
Prosesor, berfungsi untuk :
Mengoperasikan dan mengkomunikasikan modul-modul PLC melalui
bus-bus serial atau paralel yang ada
Mengeksekusi program kontrol.

Memori, yang berfungsi:


Menyimpan informasi digital yang bisa diubah dan berbentuk tabel
data, register citra, atau RLL (Relay Ladder Logic), yang merupakan
program pengendali proses.

b. Modul Power Supply : Power Supply memberikan tegangan DC ke berbagai


modul PLC lainnya selain modul tambahan dengan kemampuan arus total sekitar
20A sampai 50A, yang sama dengan battery lithium integral (yang digunakan
sebagai memory backup dari nilai spesifiknya, isi memori akan tetap terjaga.
). Seandainya Power Supply ini gagal atau tegangan bolak balik masukannya turun
c. Modul Input : Modul Input berfungsi untuk menerima sinyal dari unit
pengindera periferal, dan memberikan pengaturan sinyal, terminasi, isolasi,
maupun indikator keadaan sinyal masukan. Sinyal-sinyal dari piranti periferal
akan di-scan dan keadaannya akan dikomunikasikan melalui modul antarmuka
dalam PLC.

Input dibagi menjadi 2, yaitu :


a. Input Digital, contoh : limit switch, proximity, pressure switch, counter,
relay, kontaktor, dll
b. Input Analog, contoh : Temperature sensor (thermocouple), Resistansi
meter (Potentiometer), Encoder, dll

d. Modul Output : Modul output mengaktivasi berbagai macam piranti seperti


aktuator hidrolik, pneumatik, solenoid, starter motor, dan tampilan status titik-
titik periferal yang terhubung dalam sistem. Fungsi modul keluaran lainnya
mencakup conditioning, terminasi dan juga pengisolasian sinyal-sinyal yang
ada. Proses aktivasi itu tentu saja dilakukan dengan pengiriman sinyal-sinyal
diskret dan analog yang relevan, berdasarkan watak PLC sendiri yang
merupakan piranti digital.
Output PLC dibagi menjadi 2 yaitu output Analog dan output Digital.

Contoh Ladder diagram :

Instruksi - Instruksi Dasar PLC


Semua instruksi (perintah program) yang ada di bawah ini, merupakan
instruksi paling dasar pada PLC. Berikut ini merupakan instruksi-instruksi dasar
pada PLC.
1. Differentiate Up dan Differentiate Down
a. Instruksi Differentiate Up pada PLC mempunyai singkatan kode DIFU (13)
dan Differentiate Down (DIFD (14). Instruksi DIFU (13) dan DIFD (14)
berfungsi untuk mengubah kondisi logika bit operand dari off menjadi on
selama 1 scan time. 1 scan time adalah waktu yang dibutuhkan oleh PLC
untuk menjalankan program dimulai dari alamat 00000 sampai instruksi
END (01). DIFU (13) sifatnya mendeteksi transisi naik dari input, dan DIFD
(14) mendeteksi transisi turun dari input.
b. Ladder diagram simbol DIFU dan DIFD ditunjukkan pada Gambar dibawah.

Gambar Instruksi DIFU dan DIFD

c. Operand data area


B (BIT) : IR, AR, HR, LR.

2. Timer dan Counter


Instruksi Timer pada PLC mempunyai singkatan kode TIM dan counter pada
PLC mempunyai kode CNT. Nilai timer/counter pada PLC bersifat countdown
(menghitung mundur) dari nilai awal yang ditetapkan oleh program. Setelah
hitungan mundur tersebut mencapai angka nol, maka NO timer/counter akan
ON.

a. Ladder diagram simbol Timer ditunjukkan pada Gambar dibawah.


Gambar Instruksi timer

b. Ladder diagram simbol counter ditunjukkan pada Gambar dibawah.

Gambar Instruksi counter

c. Operand data area


SV (Set Value) : IR, AR, DM, HR, LR, #.
3. Move
a. Instruksi Move pada PLC mempunyai singkatan kode MOVE (21). Instruksi
MOV (21) berfungsi untuk memindahkan data channell (16 bit data) dari
alamat memori asal ke alamat memori tujuan. Atau untuk mengisi suatu
alamat memori yang ditunjuk dengan data bilangan (hexadecimal atau
BCD).
Ladder diagram simbol Move ditunjukkan pada gambar dibawah.

Gambar Instruksi Move

b. Operand data area


St (data awal) : CIO, WR, HR, AR, TC,
DM, EM. E (data akhir) : CIO, WR, HR,
AR, TC, DM, EM.

4. Compare
a. Instruksi Compare pada PLC mempunyai singkatan kode CMP (20).
Instruksi ini berfungsi untuk membandingkan dua data 16 bit dan
mempunyai output berupa bit > (lebih dari), bit = (sama dengan), bit <
(kurang dari). Ketiga bit tersebut terdapat pada special relay yaitu :
25505 yaitu bit >
25506 yaitu bit =
25507 yaitu bit <

b. Ladder diagram simbol Compare ditunjukkan pada Gambar dibawah.

Gambar Instruksi compare

c. Operand data area


Cp1 (data compare 1) : CIO, WR, HR, AR, TC, DM, EM.
Cp2 (data compare 2) : CIO, WR, HR, AR, TC, DM, EM.

III. Alat dan Bahan


1. Laptop
2. Software Aplikasi CX Programmer
3. Trainer Kit PLC
4. Kabel
5. Obeng
6. Push Button
IV. Program Percobaan
1. Buat program DM 10 bernilai 100
Buat program DM 11 bernilai 50
2. Buat program CNT 0 dengan input CNT 0.00 dan CNT 1 dengan input CNT
0.01.
Nilai CNT 0 dipindah ke DM 100
Nilai CNT 1 dipindah ke DM 101
3. Bandingkan DM 100 dan DM 101
Jika DM 100 > DM 101 maka 10.00 menyala
Jika DM 100 < DM 101 maka 10.01 menyala
Jika DM 100 = DM 101 maka 10.02 menyala
Jika DM 100 >= DM 101 maka 10.03 menyala

V. Langkah Kerja
1. Bacalah terlebih dahulu kompetensi dan landasan teori dari percobaan yang
akan dilaksanakan.
2. Siapkan semua bahan dan alat yang diperlukan.
3. Hubungkan Trainer Kit PLC dengan sumber tegangan.
4. Buat desain rangkaian di Laptop menggunakan CX Programmer terlebih
dahulu.
5. Setelah rangkaian tersebut bekerja pada simulator, lalu transfer data ke PLC
untuk mengetahui cara kerja.
6. Rangkai Push Button bila diperlukan.
7. Pastikan semua sambungan benar.
8. Jalankan program yang telah dibuat.
9. Lakukan pengamatan terhadap hasil percobaan yang dilakukan.
10. Setelah percobaan, matikan sumber tegangan dan buka rangkaian kembali
kemudian rapikan alat-alat percobaan.
11. Kembalikan semua alat dan bahan ke tempat semula.
12. Buat laporan percobaan dan kesimpulan dari percobaan tersebut.
VI. Rangkaian Percobaan
Rangkaian Percobaan
VII. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Untuk melakukan perintah lampu nyala dalam suatu kondisi yang berbeda dapat
menggunakan fungsi komparator, dimana di PLC Omron menggunakan fungsi
CMP.
2. Untuk melakukan instruksi memindahkan data dalam PLC Omron
menggunakan fungsi MOV.

Anda mungkin juga menyukai