i
BAB I
PENDAHULUAN
1
71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah. Standar Akuntansi tersebut
kita kenal dengan nama SAP yang mana merupakan prinsip-prinsip akuntansi
yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan. SAP ini
disusun oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintah (KSAP).
Didalam Peraturan Pemerintah tersebut, terdapat pernyataan tentang
pengakuan aset. Aset merupakan komponen utama dari laporan keuangan yang
menggambarkan kekayaan negara. Pemerintah harus menyajikan informasi
tentang nilai aset secara memadai agar dapat digunakan untuk pengambilan
keputusan pengelolaan aset. Pengelolaan aset yang tidak sesuai akan
menimbulkan dampak yang buruk bagi lingkungan. Sebagai bagian dari
masyarakat, negara harus selalu menyeimbangkan kepentingannya dengan
tanggung jawab sosial. Bentuk tanggung jawab negara terhadap lingkungannya
merupakan salah satu wujud tanggung jawab negara secara sosial.
Berdasarkan latar belakang diatas maka dirasa perlu melakukan penelitian
untuk menganalisis apakah pemerintah Indonesia telah menyajikan asetnya sesuai
dengan ketentuan pengukuran aset dalam Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 71 Tahun 2010 guna mengevaluasi pengelolaan aset yang
berdampak baik untuk sosial.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Pengertian Aset
Sumber daya ekonomi yang dikuasai dan atau dimiliki oleh pemerintah
sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan atau
sosial dimasa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun
masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya non
keuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan
sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya (Standar
Akuntansi Pemerintah No 24 tahun 2005, hal. 169) adapun aset-aset yang
diperbandingkan dalam penilitian ini adalah sebagai berikut :
2.2.1.1 Kas
Kas merupakan alat pembayaran yang siap dan bebas dipergunakan untuk
kegiatan perusahaan. Penilaian kas dan setara kas adalah sebesar nilai nominal,
dimana kas merupakan aktiva yang paling likuid. Oleh karena itu, posisi kas
diletakkan pada bagian aktiva lancar yang paling atas (Sugiono, Nanok, & dkk,
hal. 149).
2.2.1.2 Investasi
Investasi adalah aset yang dimaksudkan untuk memperoleh manfaat
ekonomi seperti bunga, deviden dan royalti, atau manfaat sosial sehingga
meningkatkan kemmapuan pemerintah dalam rangka pelayanan kepada
masyarakat (PMK No 190 Tahun 2011-Sistem Akuntansi Investasi Pemerintah,
hal. 9) adapun pada umunya investasi akan dibagi lagi menurut jangka waktu nya,
yaitu :
4
investasi non permanen : adalah investasi jangka panjang yang
dimaksudkan untuk dimiliki secara tidak berkelanjutan. Investasi jenis
ini terdiri dari, pembelian surat utang negara, penanaman modal dalam
proyek pembangunan yang dapat dialihkan kepada pihak ketiga dan
lain-lain.
investasi permanen. : adalah investasi jangka panjang yang
dimaksudkan untuk dimiliki secara berkelanjutan. Investasi jenis ini
terdiri dari, penyertaan modal pemerintah pada perusahaan daerah,
lembaga keuangan negara, badan hukum milik negara, badan
internasional, dan badan hukum lainnya milik negara. (Standar
Akuntansi Pemerintah No 24 tahun 2005, hal. 61)
2.2.1.3 Piutang
Menurut (UU No 49 tahun 1960-Panitya Urusan Piutang Negara ) yang
dimaksud piutang negara adalah, ialah jumlah uang yang wajib dibayar kepada
negara atau badan-badan yang baik secara langusng atau tidak langsung dikuasai
oleh negara berdasarkan suatu peraturan, perjanjian atau sebab apapun.
2.2.1.4 Persediaan
Adalah aset lancara dalam bentuk barang atau perlengkapan yang
dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan barang-
barang yang dimaksudkan untuk dijual dan atau diserahkan dalam rangka
pelayanan kepada masyarakat. (Standar Akuntansi Pemerintah Pernyataan No 05,
2004). Persediaan mencakup barang atau perlengkapan yang dibeli dan disimpan
untuk digunakan, misalnya barang habis pakai, seperti alat tulis kantor, barang tak
habis pakai seperti komponen peralatan dan pipa, dan barang bekas seperti
komponen bekas.
Dalam hal pemerintah memproduksi sendiri, persediaan juga melputi barang yang
digunakan dalam proses produksi seperti bahan baku pembuatan alat-alat
pertanian. Contoh barang hasil proses produksi yang belum selesai dicatat sebagai
persediaan adalah, alat-alat pertanian setengah jadi. Persediaan dapat meliputi :
a. barang konsumsi
5
b. amunisi
c. bahan untuk pemeliharaan
d. suku cadang
e. persediaan untuk tujuan strategis/berjaga-jaga
f. pita cukai dan leges
g. bahan baku
h. barang dalam proses/setengah jadi.
a. Aset tetap yang dimiliki oleh entitas pelaporan namun dimanfaatkan oleh
entitas lainnya, misalnya instansi pemerintah lainnya, universitas, dan
kontraktor.
b. Hak atas tanah
6
e. Investasi Jangka Panjang dicata sebesar : biaya perolehan termasuk biaya
tambahan lainnya yang terjadi untuk memperoleh kepemilikan yang sah
atas investasi tersebut.
f. Aset tetap dicatat sebesar biaya prolehan. Apabila penilaian aset tetap
dengan menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan, maka nila
aset tetap didasarkan pada nilai wajar pada saat perolehan. Selain aset
tanah, dan konstruksi dalam pengerjaan, seluruh aset tetap disusutkan
sesuai dengan sifat dan karakteristik aset tersebut.
Biaya perolehan, apabila diperoleh dengan pembelian: biaya
perolehan meliputi harga pembelian, biaya pengangkutan, biaya
penanganan dan biaya lainnya yang secara langsung dapat
dibebankan pada perolehan persediaan. Potongan harga, rabat, dan
lainnya yang serupa mengurangi biaya perolehan.
Biaya Standar, apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri
: biaya standar persediaan meliputi biaya langsung yang terkait
dengan persediaan yang diproduksi dan biaya tidak langsung yang
dialokasikan secara sistematis berdasarkan ukuran-ukuran yang
digunakan pada saat penyusunan rencana kerja dan anggaran.
Nilai wajar, apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti
donasi/rampasan; harga/nilai wajar persediaan meliputi nilai
tukar aset atau penyelesaian kewajiban antar pihak yang
memahami dan berkeinginan melakukan transaksi wajar.
7
Arifin Saebani dan Imam Ghazali (2001, hal. 5) mendefinisikan akuntansi
pemerintahan, yang merupakan akuntansi yang dilaksanakan oleh unit organisasi
pemerintah sebagai :
8
2.2.5 Akuntansi sosial
Akuntansi sosial didefinisikan sebagai proses seleksi variabel-ariabel
kinerja sosial tingkat perusahaan, ukuran dan prosedur pengukuran, yang secara
sistematis mengembangkan informasi yang bermanfaat untuk mengevaluasi
kinerja sosial perusahaan dan mengkomunikasikan informasi tersebut kepada
kelompok sosial yang tertarik, baik di dalam maupun di luar perusahaan (amaliah,
hal. 01).
9
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pembahasan
Berdasarkan Peratutran Pemerintah (PP) No 71 tahun (2010) tentang
Standar Akuntansi Pemerintan (SAP) neraca sekurang-kurangnya mencantumkan
pos-pos antara lain kas dan setara kas, investasi jangka pendek, piutang pajak dan
bukan pajak, persediaan, investasi jangka panjang, aset tetap, kewajiban jangka
pendek, kewajiban jangka panjang dan ekuitas dana. Sedangakn pengelompokan
aset dalam PP no. 71 tahun (2010), dikelompokkan menjadi aset lancar dan aset
nonlancar. Aset dalam Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) yang telah
diaudit oleh Badan Pemeriksan Keuangan (BPK) tahun 2015 diklasifikasikan
menjadi aset lancar, investasi, jangka panjang, aset tetap, piutang jangka panjang,
dan aset lainnya. Kesesuaian pengukuran aset pemerintahan berdasarkan teori
(standar akuntansi pemerintah) dijelaskan sebagai berikut:
10
atau dokumen
sumber lainnya
sebagai dasar
penagihan.
4. Persediaan 1. Biaya Persediaan dicatat LKPP audited
perolehan berdasarkan : (2015) page 47
apabila 1. Harga CALK-
diperoleh pembelian Pendahuluan
dengan terakhir,
pembelian apabila
2. Biaya diperoleh
standar dengan
apabila pembelian.
diperoleh 2. Harga
dengan standar
memproduks apabila
i sendiri diperoleh
3. Nilai wajar dengan
apabila memproduk
diperoleh si sendiri
dengan cara 3. Harga wajar
lainnya atau
seperti estimasi
donasi/rampa nilai
san penjualanny
a apabila
diperoleh
dengan cara
lainnya
seperti
donasi/ramp
asan.
5. Investasi Sebesar Investasi jangka 1. LKPP
jangka biaya panjang dibedakan audited
panjang perolehan menjadi 2 yaitu : (2015)
termasuk 1. Investasi page 48
biaya Non CALK-
tambahan permanen Pendah
lainnya yang diukur uluan
terjadi untuk sebesar 2. LKPP
memperoleh nilai bersih audited
kepemilikan yang dapat (2015)
yang sah atas direalisasik page 49
investasi an. CALK-
tersebut. 2. Investasi Pendah
permanen uluan
11
diukur
dengan
menggunak
an metode
nilai bersih
yang dapat
direalisasik
an.
6. Aset tetap Sebesar Aset tetap yang LKPP audited
biaya dilaporkan dalam (2015) page 50
perolehan. neraca K/L tahun CALK-
Apabila anggaran diukur Pendahuluan
penilaian berdasarkan harga
aset tetap perolehan
dengan
menggunaka
n biaya
perolehan
tidak
memungkink
an maka nilai
aset tetap
didasarkan
pada nilai
wajar pada
saat
perolehan.
Sumber : data diolah (2016)
Kas
Kas adalah uang tunai dan saldo simpanan di bank yang setiap saat dapat
digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintahan (Indonesia, 2010).
Berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) kas diukur sebesar nilai
nominal. Praktik pengukuran kas dalam aporan keuangan pemerintah pusat telah
sesuai dengan SAP yang ditetapkan yaitu diukur sesuai dengan nilai nominal.
Sedangkan kas dalam bentuk valuta asing disajikan dalam LKPP berdasarkan kurs
tengah Bank Indonesia (BI) pada tanggal pelaporan.
12
Investasi jangka pendek merupakan investasi yang dapat diairkan dalam kurun
waktu 3 bulan sampai dengan 12 bulan. Berdasarkan SAP investasi jangka pendek
diukur sebesar nilai perolehan. Pengukuran investasi jagka pendek dalam LKPP
2015 tidak dijelaskan. Namun investasi yang disajikan dalam neraca pemerintah
pusat tahun anggaran berjalan adalah investasi berupa deposito berjangka waktu
lebih dari 3 bulan sampai 12 bulan.dan/atau dapat diperpanjang secara otomatis.
Selain itu investasi jangka pendek juga meliputi pembelian Surat Berharga Negara
(SBN) jangka pendek dan Sertifikat Bank Indonesia (SBI).
Piutang
Piutang terdiri dari piutang jangka pendek dan piutang jangka panjang. Piutang
yang penerimaannya dapat dicairkan kurang dari 12 bulan disebut dengan piutang
jangka pendek. Sedangkan piutang yang penerimaannya dijadwalkan akan
diterima dalam jangka waktu lebih dari 12 bulan setelah tanggal pelaporan disebut
dengan piutang jangka panjang. Pengukuran piutang menurut SAP sebesar nilai
nominal. Piutang dalam LKPP 2015 diukur sebesar nilai nominal hak pemerintah
yan timbul berdasarkan surat keputusan atau dokumen sumber lainnya sebagai
dasar penagihan. Nilai bersih yang dapat direalisasikan atas piutang jangka
pendek dengan memperhitungkan penyisihan atas piutang tidak tertagih disajikan
pada pos tersendiri dalam neraca serta diungkapkan dalam CALK.
Persediaan
13
pada perum bulog, dibeli dari HPB CBP dengan memakai nilai perolehan
Persediaan pada BNPB
Dana Bergulir
Dana yang dipinjamkan dan digulirkan kepada masyarakat, pengusaha
kecil, anggota koperasi, dan lain-lain dalam kasus ini pemerintah berkerja
sama dengan Jerman untuk Investasi dana bergulir
Investasi Non Permanen
Investasi yang terbentuk dari pinjaman kepada perusahaan, perusahaan,
BHMN, dengan jangka waktu lebih dari 1 tahun. Dimana pengukurannya
harus sesuai dengan nilai bersih yang dapat direalisasikan.
Investasi permanen
Dalam laporan Keuangan Pemerintah ada pembagian Investasi permanen
seperti : Investasi permanen BLU, investasi permanen penyertaan modal
perhitungan nya menggunakan nilai bersih yang dapat direalisasikan.
Aset tetap
Aset tetap dinilai dengan biaya perolehan. Apabila penilaian aset tetap dengan
menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan maka nilai aset tetap
14
didasarkan pada nilai wajar pada saat perolehan. Biaya perolehan aset tetap yang
dibangun dengan cara sewa kelola meliputi biaya perencanaan dan pengawasan,
perlengkapan, tenaga listrik, sewa peralatan, dan semua biaya lainnya yang terjadi
berkenaan dengan pembangunan aset tetap tersebut.
15
04 Ekonomi 216.773.392.277.000 177.105.201.289.292
05 Lingkungan 11.728.068.927.000 9.874.537.039.268
Hidup
06 Perumahan dan 25.587.242.592.000 16.981.136.485.945
Fasilitas Umum
07 Kesehatan 24.208.506.752.000 23.225.696.108.552
08 Pariwisata dan 3.765.451.142.000 3.166.308.841.886
Budaya
09 Agama 6.920.512.911.000 5.097.903.998.086
10 Pendidikan* 155.064.559.108.000 143.638.742.642.370
11 Kependudukan 22.615.844.246.000 20.867.826.049.906
dan
Perlindungan
Sosial
00 Tidak ada 78.654.331.433
fungsi**
Total 1.319.548.973.690.000 1.183.303.681.401.414
*Anggaran pada fungsi Pendidikan tersebut diatas adalah anggaran pendidikan
yang dialokasikan pada Belanja Pemerintah Pusat, tidak termasuk belanja
pendidikan yang dialokasikan ke Pemerintah Daerah. Total anggaran pendidikan
adalah sebesar Rp 408.544.684.304.000.
** Tidak ada fungsi artinya kode fungsi tidak ada dalam tabel referensi fungsi
16
keuangan pemerintahan tidak ada laporan Coorporate Social Responsibility
(CSR), Tetapi ada beberapa unsur tentang Akuntansi Sosial.
3.2 Kesimpulan
Sampai saat ini belum ada standar yang mengatur akuntansi sosial,
terutama dalam pengakuan, pengukuran, dan pelaporan dalam pelaporan laporan
keuangan. Meskipun demikian Pemerintah diharapkan mulai memikirkan
penerapannya sebagai bukti kepedulian sosial dan kewajiban moral terhadap
masyarakat dan lingkungan sosialnya.
17
DAFTAR PUSTAKA
Ahmed, A. A., & Hossain, M. S. (2010). Auditr Report Lag ; A Study of the Bangladeshi
Listed Companies. ASA University Review Vol 4 No. 2.
Akuntansi Pemerintah dan Ruang Lingkupnya. (n.d.). Retrieved 12 20, 2016, from
http://elearning.gunadarma.ac.id:
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/akuntansipemerintahan/bab1-
akuntansipemerintahandanruanglingkupnya.pdf
Modugu, P. K., Eragbhe, E., & Ikhatua, O. J. (2012). Determinants of Audit Delay in
Nigeria Companies : Empirical Evidence. Research Journal of Finance and
Accounting, 3.
Mu'am, A. (2015, Agustus). Basis Akrual dalam Akuntansi Pemerintah di Indonesia. 12.
18
Sugiono, A., Nanok, Y. S., & dkk. (n.d.). Akuntansi dan Pelaporan Keuangan. Grasindo.
19