REFARAT 1 (Hipoplasia Adrenal)
REFARAT 1 (Hipoplasia Adrenal)
PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Fisiologis Kortisol
Banyak senyawa telah dihasilkan oleh korteks adrenal (lebih kurang 40
macam) akan tetapi hanya sebagian yang dijumpai dalam darah vena adrenal.
Kerja fisiologis utama dari hormon-hormon adrenal khususnya glukokortikoid
adalah sebagai berikut:
1. Mempengaruhi metabolisme karbohidrat, lemak dan protein, yaitu
memacu glikogeolisis, ketogenesis, dan katabolisme protein.
2. Memiliki kerja anti insulin, dimana glukokortikoid menaikkan glukosa,
asam-asam lemak dan asam asam amino dalam sirkulasi. Dalam jaringan
perifer seperti otot, adipose dan jaringan limfoid, steroid adalah katabolik
dan cenderung menghemat glukosa, pengambilan glukosa dan glikolisis
ditekan.
3. Terhadap pembuluh darah meningkatkan respon terhadap katekolamin.
4. Terhadap jantung memacu kekuatan kontraksi ( inotropik positif)
2
5. Terhadap saluran cerna meningkatkan sekresi asam lambung dan absorbsi
lemak, menyebabkan erosi selaput lender.
6. Terhadap tulang menyebabkan terjadinya osteoporosis, oleh karena
menghambat aktifitas osteoblast dan absorbsi kalsium di usus
7. Meningkatkan aliran darah ginjal dan memacu eksresi air oleh ginjal.
8. Pada dosis farmakologis menurunkan intensitas reaksi peradangan, dimana
pada konsentrasi tinggi glukokortikoid menurunkan reaksi pertahanan
seluler dan khususnya memperlambat migrasi leukosit ke dalam daerah
trauma.
9. Glukokortikoid menambah pembentukan surfaktan dalam paru-paru dan
telah digunakan untuk mencegah sindroma respiratory distress pada bayi
prematur.
II. Patofisiologi
Hilangnya jaringan kedua korteks adrenal lebih dari 90% menyebabkan
timbulnya manifestasi-manifestasi klinis insufisiensi adrenokortikal. Destruksi
seperti yang terjadi pada bentuk idiopatik dan invasif, menyebabkan terjadinya
insufisiensi adrenokortikal kronis. Namun, dapat terjadi destruksi lebih cepat
pada banyak kasus; sekitar 25% penderita mengalami krisis.
Destruksi adrenal akibat perdarahan menyebabkan hilangnya sekresi
glukokortikoid dan mineralokortikoid yang berlangsung mendadak diikuti
dengan terjadinya krisis adrenal (1,2) --lipoprotein ( Dengan menurunnya
sekresi kortisol, kadar ACTH dan LPH) dalam plasma meningkat karena
terjadinya penurunan inhibisi umpan balik negatif terhadap sekresinya.
3
a. Insufisiensi Adrenokortikal Primer Kronis
Gejala-gejala utama adalah hiperpigmentasi, kelemahan dan fatigue,
penurunan berat badan, anoreksia dan gangguan-gangguan saluran
pernapasan. Hiperpigmentasi generalisata di kulit dan membran mukosa
adalah manifestasi paling dini penyakit Addison. Keadaan ini meningkat
pada daerah daerah tubuh yang terkena sinar matahari dan pada daerah-
daerah yang banyak mengalami tekanan seperti jari-jari kaki, siku dan
lutut. hal ini disertai dengan peningkatan jumlah bintik-bintik yang
berwarna coklat atau hitam.
Hipotensi terdapat pada 90% penderita dan menyebabkan gejala-
gejala ortostatik, kadang-kadang menimbulkan sinkop. Pada kasus kronis
yang lebih berat dan pada krisis akut, hipotensi pada posisi berbaring atau
syok hampir selalu terjadi. Hipoglikemia yang berat dapat terjadi pada
anak-anak.. Amenorea sering terjadi pada penyakit Addison. Hal ini
mungkin disebabkan oleh penurunan berat badan atau oleh karena
kegagalan primer di ovarium. Hilangnya rambut di aksila dan pubis dapat
terjadi pada wanita sebagai akibat menurunnya sekresi androgen-androgen
adrenal.
4
hipokalemia, limfositosis, eosinofilia dan hipoglikemia. Syok dan koma
dapat cepat menyebabkan kematian bila tidak diterapi.
5
Gambaran yang menyertai penderita-penderita insufisiensi adrenal
sekunder seperti gambaran penampilan "cushingoid" menimbulkan dugaan
adanya penggunaan glukokortikoid di masa lalu. Tumor-tumor hipofisis
atau hipotalamus yang menyebabkan defisiensi ACTH biasanya
menyebabkan hilangnya hormon hormon hipofisis lain (hipogonadisme
dan hipotiroidisme).
6
adrenal primer, karena respons kortisol yang normal menunjukkan
fungsi kortikal yang normal
2. Kadar ACTH Plasma
Bila terdapat insufisiensi adrenal, kadar ACTH plasma digunakan
untuk membedakan bentuk yang primer dan sekunder. Pada penderita-
penderita insufisiensi adrenal primer, kadarACTH plasma lebih dari
240 pg/mL (44,4 pmol/L) dan biasanya berkisar antara 400 sampai
2000 pg/mL (88,8-444 11 pmol/L). Pada keadaan defisiensi ACTH
hipofisis, kadar ACTH plasma biasanya kurang dari 20 pg/mL (4,4
pmol/L).
7
Hiperkalemia dan asidosis biasanya dapat dikoreksi dengan pemberian
kortisol dan cairan pengganti, tetapi kadang-kadang pasien membutuhkan
terapi spesifik terhadap abnormalitas tersebut.
C. Terapi Rumatan
Pasien-pasien penyakit Addison memerlukan terapi di seluruh sisa
hidupnya, biasanya dengan glukokortikoid dan mineralokortikoid, kortisol
(hidrokortisol) adalah preparat glukokortikoid yang paling sering
digunakan. Dosis total biasanya 25-30 mg/hari per oral, diberikan 15-20
mg di pagi hari pada waktu bangun 10 mg pada jam 4-5 sore.
Glukokortikoid lain seperti kortison asetat per oral (37,5 mg/hari), yang
akan cepat diabsorpsi dan dikonversi menjadi kortisol, atau sintetik-
sintetik steroid dalam dosis ekuivalen (misal, prednison atau prednisolon)
dapat pula digunakan
Kortisol yang diberikan dalam dosis 2 kali sehari memberikan
respons yang memuaskan pada sebagian besar pasien, kadang-kadang
pasien hanya membutuhkan dosis tunggal di pagi hari, dan pada sebagian
kasus dibutuhkan 3 dosis untuk mempertahankan rasa sehat dan kadar
energi yang normal. Insomnia sebagai suatu efek samping pada pemberian
glukokortikoid biasanya dapat dicegah dengan pemberian terakhir pada
pukul4-5 sore setiap harinya.
VI. Prognosis
Sebelum tersedia terapi glukokortikoid dan mineralokortikoid,
insufisiensi adrenokortikal primer cukup fatal, dengan kematian dalam 2
tahun setelah awitan. Harapan hidup sekarang tergantung pada penyebab
yang mendasari insufisiensi adrenal. Pada pasien Addison autoimun,
kebanyakan pasien dapat menjalani hidup normal. Pada umumnya, saat ini
kematian dari insufisiensi adrenal hanya terjadi pada pasien dengan awitan
penyakit cepat sebelum diagnosis ditegakkan dan terapi yang sesuai dimulai.
Insufisiensi adrenal sekunder mempunyai prognosis yang baik dengan
pemberian terapi glukokortikoid.
8
III. KESIMPULAN
9
DAFTAR PUSTAKA
10
REFARAT JANUARI 2017
HIPOPLASIA ADRENAL
11
PALU
2017
12