Anda di halaman 1dari 3

1.

Sri Casri, Limbangan Rt 03 Rw 03

Usaha yang ditekuninya adalah membuat lauk pauk yaitu berupa Bandeng Gebug.Sebelum
mendapat bantuan stimulan dari pemerintah, sehari-hari hanya bisa membuat bandeng Gebug
hanya berkisar 2-3 Kg yang dilakukannya seorang diri secara manual. Keuntungannyapun tak cukup
banyak hanya berkisar 20-30 ribu.Pemasarannya sendiri dilakukan di pasar deket rumahnya yaitu di
pasar Limbangan dan pasar yang luamyan agak jauh yaitu di pasar Sindang (Jawa Barat).Dia memilih
2 opsi pasar karena di lingkungan sendiri kuarng begitu laku karena bnayknya ikan bandeng sehingga
beralih pasar di sindang yang lauk tersebut jarang ada di tempat itu sehingga dia bisa menjual
dengan harga yang lebih tinggi karena langkanya ikan Bandeng di daerah tersebut.

Namun kini usahanya sedikit lebih maju setelah menjadi PM UEP karena dengan
diberikannya modal dari pemerintah,hal tersebut dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk usaha.Bantuan
modal tersebut dia gunakan untuk membeli peralatan yang penting untuk menunjang usahanya
terutama gilingan,karena sebelumnya dia melakukannya secara manual.namun kini dia punya
gilingan sehingga hasil yang diperoleh lebih bnayak dan lebih cepat di tambah lagi sekarang ada 2
pekerja yang membantunya

Ada hal yang baru disini,selain membuat bandeng Gebuk sebagai jualan utamanya dia juga
berinovasi untuk membuat varian lain yaitu membuat otak-otak dari kentang rasa ikan.Harapannya
dengan menambah produk yang dia bisa menambah penghasilan untuk ekonominya. Otak2
tersebut di jual dengan harga 2000/pcs.Beda denga Bandeng Gebuk yang dia jual berkisar antara
5000 hingga 10.000 tergantung besar kecilnya ikan. Kini penghasilannya bisa dua kali lipat, yaitu
berkisar antara 60-100 setelah di potong gaji untuk 2 pekerjanya

Ada harapan besar yang ingin dia lakukan dari dalam hatinya,Ibu ini ingin membuat produk
lain yaitu membuat Abon Sapi.Kendala terbesar di sisni dia tidak punya alat utama pembuatan Abon
sapi yaitu berupa alat pengering. Alat tersebut mempunyai nominal yang cukup fantastis sehingga
dia belum bisa memenuhi keinginan terbesar hatinya karena kendala harga dan dia tidak mampu
untuk membelinya.Namun hal tersebut akan tetap di usahaknnya,ibu ini berharap bisa terbeli alat
itu walaw entah itu kapan terealisasinya.Dia berharap keuntungan dari usahanya itu kelak bisa
membeli alat pengering tersebut.
2. Sidik,Limbangan Rt 01 Rw 05

Sedikit cerita,awal mula pak Sidik berjualan baso tidak menemui keuntungan karena bahan
baku( baso) diperoleh dari hasil beli ,tidak buat sendiri.Akhirnya dia memutuskan untuk belajar
membuat bakso dari temannya sampai dia berhasil membuat bakso dari tangannya sendiri.Dari
sinilah kiprahnya bermulai untuk memntapkan sepenuh hati berjualan Bakso

Dia memuliai usaha ini karena didaerah sekitarnya belum ada usaha jual Bakso apalagi
untuk wilayah pedukuhan Limbangsari yang daerahnya terpencil lumayan jauh dari pusat desa yaitu
desa Limbangan.Dia menaruh gerobaknya di depan jalan dekat rumahnya.Jenis bakso yang
dipilihnya adalah Bakso Ayam,Karena ayam mudah diperoleh dan juga lebih terjangkau dibanding
sapi yang harganya jauh lebih mahal.Lagipula Bakso daging ayam harganya terjangkau oleh
masyarakat sekitar yang penghasilannya mayoritas dari hasil tani

Bantuan dari pemerintah yang brrupa modal usaha itu dia belikan untuk keperluan usahanya
seperti kompor,dandang,wajan, panci dan selebihnya dibelanjakan untuk keperluan pembuatan
bakso.Sebelumnya pada proses pembuatan Bakso,dalam sehari hanya mampu membuat bakso
berkisar kurang lbih 2 Kg daging ayam,Namun sekarang bisa membuat bakso hingga 4 kg daging
ayam, dua kali lipat dari sebelumnya.Hal itu dikarenakan gerobakn baksonya nambah yang
sebelumnya hanya gerobak yang di depan rumah,sekarang bertamabh gerobak yang di taruh di atas
motor.Gerobak itu digunakan untuk kelilig baso di kampung oleh dirinya sedangkan gerobak yang
didepan rumahnya di jagain oleh istrinya.Namun karena suatu insiden,gerobak yang didepan
rumahnya sedang tidak difungsikan untuk beberapa waktu

Bakso keliling yang dijalaninya itu dihargai tergantung permintaan pembeli,yaitu berkisar
3000-7000 rupiah.Angka yang terjangkau untuk masyarakat sekitar.Menurutnya yang penting
usahanya laku dan berjalan lancar.Karena kalau harganya mahal, masayarakat enggan untuk
membelinya.Keuntungan dari hasil jual bakso itu bisa mencapai 100 ribu perhari yang sebelumnya
hanya berkisar antara 40- 50 ribu perhari.
3.Farhatun,Limbangan Rt 04/04

Berdagang Bubur ayam sebelumnya bukanlah pekerjaannya,pekerjaan itu adalah provesi


suaminya.Dia hanya membantu suaminya kala membuat bubur ayam,karena dia hanya seorang ibu
rumah tangga yang bertugas mengasuh dan mendidik kedua anaknya.Namun sepeninggal suaminya
kini kerjaan tersebut menjadi tanggung jawabnya,dia mencoba meneruskan usaha suaminya walaw
awalnya dia tidak bisa, namun karena tiap hari membantu, kini dia bisa mebuatnya sendiri.

Setelah mendapat bantuan dia dari pemerintah melalui program UEP, bantuan tersebut dia
belanjakan untuk keperluan membuat bubur ayam berupa alat,seperti
dandang,penggorengan,kompor dan sisanya dibelnjakan bahan-bahan untuk keperluan pembuatan
bubur.Berdagang bubur ayam dia lakuakn setiap pagi, yaitu berkisar pukul 05:30 hingga 07:30. Untuk
harganya sendiri, dia biasa melayani dengan harga 2000 hingga 3000 Rupiah.Menurutnya haga
tersebut harga yang setara untuk ukuran di kampung,karena kalau harganya di naikkan takut tidak
ada yang beli karenna di anggap mahal.

Untuk setiap harinya, pagi-pagi buta dia sudah di dapur untuk membuat bubur ayam
seorang diri.Dia biasa membuat adonan bubur sebanyak 2 kg beras.Dari hasil menjual bubur
ayam,dia bisa memperoleh keuntungan hingga 100 ribu perhari.

Satu hal yang terpenting dari ibu ini adalah walawpun dia single parent,hanya seorang
janda,namun semangatnya dalam hidup patut di jempolkan.Dengan tenaga seorang diri, dia mampu
mengasuh kedua anaknya,mampu menyekolahkan kedua anaknya dan mampu meneruskan
pekerjaan suaminya demi kelangsunga hidupnya dan dua orang anaknya.

Anda mungkin juga menyukai