Anda di halaman 1dari 7

Bagian 1

Hakekat dan Peranan Ilmu Kimia, Metode Ilmiah, dan


Keselamatan Kerja di Laboratorium

A. Hakekat dan Peranan Ilmu Kimia


Pernahkah Anda berfikir bahwa Anda hidup diantara bahan-bahan kimia dan proses
kimia? Mulai dari unsur unsur pembentuk tubuh dan berbagai aktivitas manusia, yang
dilakukan di rumah, di sekolah, di tempat kerja, bahkan di luar angkasa sekalipun, tidak
terlepas dari proses kimia. Ilmu kimia berperan untuk mencari materi alternatif, misalnya
penggunaan sel bahan bakar sebagai bahan bakar alternatif, untuk menggantikan minyak
bumi yang dapat habis. Di samping itu ilmu kimia juga berperan dalam peningkatan kualitas
hidup, dengan cara mengubah materi yang ada menjadi.materi yang lebih bermanfaat.
Contohnya minyak bumi melalui serangkaian proses kimia dapat diubah menjadi produk
bahan bakar, cat, deterjen, pupuk, plastik, dan lain lain. Ilmu kimia dapat diartikan sebagai
ilmu yang mempelajari tentang materi dan perubahannya.

1. Materi
Materi dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang mempunyai massa dan
menempati ruang. Manusia, tumbuh tumbuhan, hewan, air, batu, kayu, garam dan benda
benda apa saja di sekitar kita termasuk materi. Sifat dari materi dapat diklasifikasikan
berdasar jumlah dari materi (sifat ekstensif dan intensif) dan perubahan yang terjadi pada
materi (sifat fisik dan sifat kimia). Sifat berkenaan dengan mutu atau atribut yang dapat
kita gunakan untuk membedakan satu materi dengan materi lainnya.

a. Sifat Intensif dan Ekstensif


Sifat ekstensif adalah sifat yang bergantung pada jumlah materi. Contohnya, dua
batang emas murni yang diperbandingkan dapat memiliki massa dan volume yang berbeda.
Jadi, massa dan volume adalah sifat ekstensif. Sifat intensif adalah sifat materi yang tidak
tergantung pada jumlahnya. Dua batang emas yang massa dan volumenya beda, ternyata
memiliki massa jenis yang sama. Maka, massa jenis adalah sifat intensif.

b. Sifat Fisik dan Sifat Kimia


Sifat fisik adalah sifat materi yang teramati tanpa perlu mengubah komposisi materi
tersebut. Komposisi materi berkenaan dengan bagian-bagian yang menyusun materi dan
proporsi relatifnya. Contoh sifat fisik insentif adalah warna, massa, bau, titik didih, titik
leleh, daya hantar listrik, kelarutan, dan kekerasan. Contoh sifat fisika ekstensif adalah
massa, volume, dan kalor. Materi dapat mengalami perubahan fisika dan perubahan kimia.
Perubahan fisika dapat terjadi jika dalam perubahan tersebut tidak dihasilkan materi
dengan komposisi baru, sedangkan perubahan kimia terjadi jika dihasilkan materi dengan
komposisi baru pada proses perubahan tersebut. Salah satu contoh dari perubahan fisika
adalah es mencair. Tampilan fisik es berubah ketika mencair, dari padat menjadi cair namun
komposisinya tetap tidak berubah. Salah satu contoh dari perubahan kimia adalah kertas
yang dibakar. Mulanya kertas adalah serat selulosa, namun ketika dibakar selulosa
mengalami perubahan kimia sehingga dihasilkan materi baru yaitu residu karbon yang
berwarna hitam.
Perubahan kimia juga disertai perubahan energi, misalnya pada pembakaran kertas
dihasilkan panas. Panas merupakan salah satu bentuk energi. Pembahasan tentang energi
yang menyertai perubahan kimia meliputi banyaknya energi yang menyertai perubahan
sejumlah materi dan asal usul energi tersebut.

2. Penggolongan Materi
Berdasarkan wujudnya, materi dapat digolongkan menjadi padat, cair, dan gas.
Berdasarkan sifat dan komposisinya, materi juga dapat digolongkan menjadi zat, campuran,
unsur, dan senyawa.

a. Wujud Padat, Cair, dan Gas Materi


Kita contohkan tiga materi yang ada di lingkungan sekitar kita, yaitu batu, air, dan
udara. Batu adalah materi berwujud padat, air adalah materi berwujud cair, dan udara
adalah materi berwujud gas. Berdasarkan pengamatan terhadap tiga benda tersebut,
diketahui padatan merupakan obyek yang kompak (susunannya tertentu) dan mmiliki bentuk,
cairan susunanya lebih lepas dan

gas longgar, bentuknya merupakan


fluida yang dapat mengalir dan
menyesuaikan dengan bentuk
wadahnya, sedangkan gas juga
Gambar 1.1
Wujud Zat merupakan suatu fluida, namun
berbeda dengan cairan, gas
padat
dapat mengembang tanpa batas.
Perhatikan gambar di
cair samping. Gambar di samping
menunjukkan tiga keadaan wujud
materi yaitu cair, gas, dan padat.
Air dalam gelas kimia dipanasikan
dengan pemanas spiritus. Gelas
kimia ditutup dengan kaca arloji
tersebut ditaruh es batu. Akibat pemanasan air dalam gelas kimia akan mendidih, maka
terjadilah perubahan fisika air dari wujud cair ke gas, dan es batu pada kaca arloji juga
mulai meleleh dihasilkan cairan air dan uap air. Fenomena tersebut menujukkan bahwa
wujud materi dapat mengalami perubahan tanpa mengubah komposisi materi tersebut.
b. Zat dan Campuran
Zat adalah materi yang memiliki sifat dan susunan tetap, misalnya perak, alkohol, air,
garam dapur dan karbon dioksida. Campuran adalah gabungan dua zat atau lebih dimana
dalam gabungan tersebut masing-masing zat masih dapat mempertahankan sifat-sifat dan
komposisi aslinya, Campuran dibedakan menjadi campuran heterogen dan campuran
homogen. Campuran homogen adalam campuran dengan sifat dan komposisi yang seragam
(serbasama) di setiap bagian, sedangkan campuran homogen memperlihatkan pemisahan
yang tegas antara komponen-komponen penyusun zat tersebut. Gambar (a) di bawah ini
menunjukkan campuran antara logam besi dengan pasir yang pada (b) dapat dipisahkan
dengan menggunakan magnet.

Gambar 1.2 Campuran Besi dan Pasir Dipisahkan dengan Magnet

c. Unsur dan Senyawa


Suatu zat dapat berupa unsur atau senyawa. Unsur adalah suatu zat yang tidak
dapat dipisahkan lagi menjadi zat-zat yang lebih sederhana dengan cara kimia, senyawa
adalah zat yang tersusun atas atom-atom dari dua unsur atau lebih yang terikat secara
kimia dengan perbandingan tetap. Senyawa dapat dipisahkan menjadi zat-zat yang lebih
sederhana dengan cara kimia. Satuan dasar unsur dan senyawa adalah atom dan molekul
(dibahas pada pembahasan tentang atom).

Apa manfaatnya mempelajari kimia?

Fakta bahwasanya kimia ada di sekeliling kita dan mempengaruhi seluruh aspek kehidupan
kita menjadi alasan penting mengapa mempelajari kimia sangat urgen. Manfaat yang lebih
jauh dari belajar ilmu kimia adalah untuk mengubah bahan alam menjadi produk yang lebih
berguna untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, misalnya pembuatan sabun dari minyak
sawit. Dunia modern merupakan dunia dimana manusia menjadi terbiasa dengan kemudahan
yang diperoleh dari ilmu kimia. Contohkanlah sabun, pasta gigi, tesktil, kosmetik, plastik,
obat-obatan, pupuk, pestisda, bahan bakar, cat, bumbu masak, dan berbagai jenis makanan
olahan adalah hasil dari penerapan ilmu kimia.
Bagaimana kaitan ilmu kimia dengan bidang ilmu yang lain?

Ilmu kimia disebut juga central science karena peranannya yang sangat penting diantara
ilmu pengetahuan lainnya. Tidak ada ilmu pengetahuan alam yang tidak bergantung pada ilmu
kimia. Pengembangan dalam bidang kedokteran, farmasi, geologi, dan pertanian dapat
berjalan seiring dengan kemajuan yang dicapai dalam ilmu kimia, misalnya:
1. Bidang Kedokteran dan Farmasi
Ilmu kimia diperlukan untuk mengatasi berbagai kasus, seperti uji kesehatan
laboratorium, pembuatan alat cuci darah, pembuatan materi sintetis pengganti tulang,
gigi dan pembuatan obat-obatan.
2. Bidang Geologi
Ilmu kimia diperlukan utnuk penelitian jenis dan komposisi materi dalam batuan dan
mineral.
3. Bidang Pertanian
Ilmu kimia digunakan untuk pembuatan berbagai macam pupuk dan pestisida agar
produksi pangan meningkat.
4. Bidang Industri
Ilmu kimia berperan seperti dalam pembuatan serat sintetis, rayon dan nylon, untuk
menggantikan kapas, wool dan sutera alam yang produksinya semakin tidak
mencukupi.

Ilmu kimia juga dapat membantu menyelesaikan masalah sosial, seperti


masalah ekonomi, hukum, seni dan lingkungan hidup. Sebagai contoh uang sebagai alat tukar
dalam perekonomian, bahan dan proses pembuatannya memerlukan ilmu kimia.
Namun demikian, ilmu kimia juga memerlukan ilmu-ilmu lain seperti matematika, fisika dan
biologi. Matematika diperlukan untuk memahami beberapa bagian ilmu kimia seperti
hitungan kimia, laju reaksi, termokimia dan lain-lain. Fisika diperlukan untuk mempelajari
antara lain termodinamika, perubahan materi, sifat fisis zat, dan lain lain. Biologi sangat
erat hubungannya dalam biokimia.
Keterkaitan ilmu kimia dengan ilmu lainnya, telah melahirkan beberapa cabang dalam
ilmu kimia, contohnya biokimia (biologi dan kimia), kimia fisika (kimia dan fisika), termokimia
(termodinamika dan kimia), elektrokimia (elektronika dan kimia), dan kimia nuklir (kimia dan
nuklir). Ilmu kimia dikembangkan berlandaskan percobaan (eksperimen) di laboratorium,
serta melalui penerapan konsep-konsep matematika, sehingga ilmu kimia masih terus
berkembang.

B. Metode Ilmiah
Berkat kerja keras para ahli kimia dalam melakukan studi atau penelitian, kita telah
menikmati hasilnya untuk memenuhi berbagai keperluan hidup. Pendekatan umum yang
biasanya digunakan untuk mempelajari dan mengembangkan ilmu kimia disebut Metode
Ilmiah. Metode ilmiah merupakan langkah-langkah pekerjaan seorang ilmuwan dalam
melakukan penelitian yang merupakan kombinasi dari pengamatan, percobaan dan perumusan
hukum alam, hipotesis, dan teori.
Metode ilmiah bermula pada abad ke-17 melalui gagasan dari orang-orang seperti
Galileo, Francis Bacon, Robert Boyle, dan Isaac Newton. Kunci dari metode ini adalah tidak
membuat asumsi awal, melainkan mengamati secara cermat gejala alam. Bila pengamatan
sudah cukup sehingga mulai tampak polanya, generalisasi atau hukum alam dapat dirumuskan
untuk menjelaskan gejala tersebut. Hukum alam adalah pernyataan ringkas, sebagian besar
dalam bentuk matematis, tentang gejala alam. Hipotesis adalah penjelasan tentatif
(sementara) atas hukum alam. Jika suatu hipotesis dapat melewati pengujian lewat
percobaan, maka sering disebut sebagai teori. Dalam pengertian umum, teori adalah model
atau cara memandang alam yang dapat digunakan untuk menjelaskan hukum alam dan
membuat prediksi di masa depan atas gejala alam. Bila ada usulan untuk membedakan atau
mempertentangkan teori, maka teori yang paling berhasil dalam memprediksi yang akan
dipilih. Selain itu teori yang paling sedrhana yang juga dipilih. Setelah berselang beberapa
waktu, teori ilmiah tertentu bisa saja ditinggalkan, dan juga diabaikan.

C. Keselamatan Kerja di Laboratorium Kimia


Ilmu kimia adalah ilmu yang berlandaskan pada eksperimen, oleh karena itu adanya
laboratorium kimia akan sangat membantu dalam mempelajari ilmu kimia, membantu
memahami konsep-konsep kimia, membuktikan berbagai konsep, dan melakukan penelitian
sederhana. Kita akan segera melihat bahwa di laboratorium terdapat berbagai macam bahan
kimia dimana penanganan bahan kimia dalam laboratorium butuh perhatian khusus
dikarenakan bahan kimia yang ada bersifat racun, korosif, dan mudah terbakar. Demikian
juga peralatan laboratorium sebagian besar merupakan peralatan glassware yang mudah
pecah. Sebelum memasuki laboratorium, perhatikan hal-hal berikut ini:
1. Persiapan
Setiap kali memasuki laboratorium, perhatikan hal-hal berikut ini:
a. Jas praktikum
b. Kacamata laboratorium (bila ada)
c. Petunjuk praktikum
2. Materi Praktikum
Materi yang akan dipraktikumkan harus sudah dipelajari terlebih dahulu. Anda harus
sudah mengetahui apa yang akan dikerjakan, alat dan bahan yang diperlukan, cara kerja,
dan hal-hal khusus seperti bahaya yang mungkin terjadi.
3. Keselamatan di Laboratorium
Selama berada di laboratorium, praktikan harus menjaga ketertiban, keselamatan diri,
dan orang lain. Jangan melakukan sesuatu misalnya mencampur bahan kimia, yang tidak
Anda pahami dengan baik, terlebih yang diluar prosedur percobaan. Laporkan setiap
kecelakaan, misalnya zat tumpah, botol pecah, atau anggota badan terkena bahan kimia
pada pembimbing.
4. Mengenal Peralatan Kimia yang Lazim dalam Laboratorium Sekolah
Penting untuk mengetahui jenis-jenis peralatan kimia dalam laboratorium kimia sekolah
dan fungsinya dalam menunjang keterampilan kerja di laboratorium. Beberapa contoh
alat kimia yang lazim dijumpai dalam laboratorium kimia sekolah adalah alat ukur volume
(misalnya buret, gelas kimia, labu ukur, gelas ukur, dan pipet volume) alat pemanas dan
pembakar, alat ukur suhu, dan alat ukur massa. Beberapa contoh peralatan laboratorium
kimia dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

1. Alat Ukur Volume

Labu Ukur
Gelas Ukur

Buret Gelas Kimia Siring Erlenmeyer

Gambar 1.3 Alat Ukur Volume

2. Alat Ukur Massa

Neraca Ohauss Neraca Digital

Gambar 1.4 Alat Ukur Massa


Massa diukur dengan neraca. Neraca pertama pada gambar merupakan Neraca
Ohauss. Prinsip kerja neraca ini secara sederhana adalah adanya bandul yang akan
menstabilkan neraca. Neraca gambar kedua adalah neraca digital dimana
pembacaannya massanya sudah bersifat eketronik.
3. Alat Ukur Suhu
Untuk mengukur suhu, kita dapat menggunakan termometer.

Gambar 1.5 termometer


4. Alat Pembakar
Alat pembakar dapat berupa pembakar spiritus atau pembakar Bunsen. Pembakar
Bunsen menggunakan bahan bakar gas, misalnya gas elpiji.Pembakar Bunsen
mempunyai lubang udara yang dapat diatur untuk mendapatkan nyala yang
dikehendaki. Pembakar spiritus menggunakan bahan bakar spritus. Pembakar spiritus
menggunakan sumbu seperti pada lampu ublik.

Pembakar Bunsen Pembakar Spiritus

Gambar 1.6 Alat Pembakar

Anda mungkin juga menyukai