Analisis Permasalahan Ekonomi Kota
Analisis Permasalahan Ekonomi Kota
3
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun Analisis Permasalahan
Ekonomi Kota (Studi Kasus: Permukiman Kumuh Bhaskara Sawah, Kelurahan Kalisari,
Surabaya) untuk pemenuhan tugas mata kuliah Ekonomi Kota ini dengan baik dan tepat pada
waktunya.
Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Ir. Eko Budi Santoso, Lic.rer.reg.
Dan Ibu Vely Kukinul Siswanto, ST. MT. MSc. beserta tim dosen atas bimbingannya selaku
dosen mata kuliah Ekonomi Kota. Juga kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah membantu
dan memberikan masukan-masukan kepada kami dalam menyelesaikan tugas ini.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
laporan ini. Semoga laporan ini bermanfaat bagi para pembaca, terutama kami sebagai
mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota.
Penulis
4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................................1
1.2 Tujuan.........................................................................................................................................2
1.3 Sistematika Penulisan..............................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................................................4
2.1 Konsep Urbanisasi....................................................................................................................4
2.2 Urbanisasi dalam pertumbuhan Ekonomi..............................................................................7
2.3 Permukiman Kumuh.................................................................................................................8
2.4 Analisis SWOT..........................................................................................................................9
BAB III PEMBAHASAN..........................................................................................................................12
3.1 Gambaran Umum Wilayah..........................................................................................................12
3.1.2 Jenis Pekerjaan..............................................................................................................13
3.1.3 Kepemilikan Lahan..........................................................................................................14
3.1.4 Pasokan Listrik dan Air Bersih.......................................................................................15
3.1.5 Urbanisasi........................................................................................................................15
3.2 Identifikasi Masalah................................................................................................................15
BAB IV PEMBAHASAN.........................................................................................................................18
4.1 Analisa SWOT.........................................................................................................................18
4.2 Konsep Penanganan..............................................................................................................21
BAB V PENUTUP...................................................................................................................................23
5.1 Kesimpulan..............................................................................................................................23
5.2 Lesson Learned.......................................................................................................................24
5.3 Rekomendasi...........................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................25
5
BAB I PENDAHULUAN
Pada hakikatnya, kota merupakan suatu tempat yang akan berkembang terus
menerus sesuai dengan perkembangan zaman dan potensi yang dimilikinya. Dalam
perkembangannya, segala aspek akan ikut tumbuh dan berkembang serta memunculkan
permasalahan yang kompleks pula. Perkembangan dan perubahan suatu kota terjadi
pada kondisi fisik, ekonomi, sosial dan politik. Dalam perubahan dan perkembangan kota,
para perencana kota diharapkan mempertahankan atau memelihara sesuatu yang baik
tentang kota dan berupaya merencanakan pertumbuhan dan perubahannya (Catanese &
Snider, 1988).
Saat ini kota menjadi tempat terkonsentrasinya populasi manusia tempat mereka
mempertahankan hidup dan kehidupannya selayak mungkin sebagai manusia. Dalam
prosesnya, pertumbuhan populasi tersebut akan semakin menekan Kota guna
menanggapi dan mengakomodasi seluruh kebutuhan penduduknya tanpa terkecuali.
Kebutuhan-kebutuhan itupun sangat dinamis seiring dengan berkembangnya zaman dan
peradaban manusia. Namun permasalahannya adalah terletak pada luas lahan suatu kota
tidak akan bertambah dalam arti terbatas pada batas dan daya dukung tertentu. Saat
dimana kebutuhan dan upaya pengakomodasiannya sudah melebihi batas daya dukung
tersebut, maka permasalahan pun akan muncul dalam berbagai aspek kehidupan di kota.
Permasalahan-permasalahan ini dasarnya memang bersumber dari tekanan pertumbuhan
penduduk yang kemudian mempengaruhi tingkat kebutuhan. Permasalahan yang muncul
terkadang tidak hanya sekedar muncul dan memberi dampak yang sesaat, namun
dampak yang ditimbulkan oleh permasalahan sering kali berkelanjutan dalam jangka
waktu yang lama, bahkan dapat terulang di masa-masa selanjutnya. Artinya,
permasalahan kota yang muncul dapat merubah pola perilaku maupun aktivitas suatu
kota, dan hal ini dapat berupa dampak negative, positif maupun netral. Namun biasanya
dampak negative akan selalu mendominasi karena kompleksnya sistem kehidupan di
Kota.
1.2 Tujuan
4. Menyusun lesson learned terkait dengan upaya untuk mengatasi persoalan ekonomi
kota yang telah dirumuskan.
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang terkait permasalahan ekonomi kota khususnya Urbanisasi
yang berada di kota Jakarta, tujuan serta sistematika penulisan makalah
Bab ini memaparkan teori Ekonomi Kota yang berkaitan dengan permasalahan kota,
salah satunya urbanisasi, dan pemaparan penanganan mengenai permasalahan kota
sehingga dapat menunjang dari fakta empiri yang ada
Bab ini menekankan pada gambaran umum dan identifikasi masalah perkotaan
Bab IV ANALISIS
Bab ini berisi analisa permasalahan dan konsep penanganan permasalahan yang
dibahas dalam makalah ini.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan, lesson learned dan rekomendasi berdasarkan apa yang telah
dibahas mulai BAB I hingga BAB IV
Menurut Kingsley Davis (1965) urbanisasi adalah jumlah penduduk yang memusat di
daerah perkotaan atau meningkatnya proporsi tersebut.
Menurut Bintarto (1986:15) urbanisasi dapat dipandang sebagai suatu proses dalam
artian:
Meningkatnya jumlah dan kepadatan penduduk kota ; kota menjadi lebih padat
sebagai akibat dari pertambahan penduduk, baik oleh hasil kenaikan fertilitas
penghuni kota maupun karena adanya tambahan penduduk dari desa yang
bermukim dan berkembang di kota.
Bertambahnya jumlah kota dalam suatu Negara atau wilayah sebagai akibat dari
perkembangan ekonomi, budaya dan teknologi.
Berubahnya kehidupan desa atau suasana desa menjadi suasana kehidupan kota.
Urbanisasi biasanya dapat diukur dengan melihat proporsi jumlah penduduk yang
tinggal di daerah perkotaan. Untuk mengukur tingkat urbanisasi di suatu daerah biasanya
dengan menghitung perbandingan jumlah penduduk yang tinggal di daerah perkotaan
dengan jumlah penduduk seluruhnya dalam suatu wilayah.
Urbanisasi selayaknya menjadi peluang bagi perkotaan yang notabene
membutuhkan tenaga kerja untuk mendukung jalannya kegiatan perekonomian di kota.
Namun pada kenyataannya, urbanisasi di Indonesia malah menimbulkan permasalahan
karena tidak adanya pengendalian didalam prosesnya. Disamping itu, fakta bahwa
Indonesia memiliki konsentrasi penduduk yang tinggi yang tidak sebanding dengan
perkembangan industrialisasi mendorong fenomena urbanisasi berlebih.
Faktor Urbanisasi
a. Faktor Penarik
Faktor yang menarik perhatian masyarakat yang akan maupun yang sudah
melakukan dibagi dalam beberapa faktor :
Kehidupan kota yang lebih modern dan mewah masyarakat desa yang akan
melakukan urbanisasi akan berfikir kalau kehidupan dikota itu indah karena mereka
akan merasa bahwa mereka itu modern dan hidup dalam kemewahan
Sarana dan prasarana yang lebih lengkap Faktor inilah yang membuat masyarakat
semakin tertarik untuk melakukan urbanisasi, karena di kota lengkapnya sarana dan
prasarana dapat menunjang kehidupan mereka
Banyak lapangan kerja dikota Berbagai banyak macam pekerjaan di kota juga dapat
menarik perhatian masyarakat desa untuk melakukan urbanisasi agar dapat
memenuhi kebutuhan hidup mereka
Pendidikan sekolah dan perguruan tinggi jauh lebih baik dan berkualitas. Para urban
tidak hanya mencari pekerjaan di kota-kota besar akan tetapi ada juga yang
melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi, karena lebih baik akan
kualitasnya
b. Faktor Pendorong.
Pengaruh untuk melakukan urbanisasi tidak hanya dengan adanya faktor penarik saja,
tetapi faktor pendorong pun juga berpengaruh terhadap masyarakat yang melakukan
urbanisasi. Faktor pendorong diantaranya :
Lahan pertanian yang semakin sempit lahan pertanian di desa yang semakin sempit,
yang pada umumnya pekerjaan masyarakat desa bertani membuat masyarakat
bingung untuk mencari pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya. Karena lahan
di desa semkin sempit maka warga desa pun mengambil inisiatif untuk mencari
pekerjaan di kota, agar dapat memenuhi kehidupan
Terbatasnya sarana dan prasarana di desa kurangnya sarana dan prasarana di desa
adalah salah satu faktor warga desa melakukan perpindahan ke tempat yang memiliki
sarana dan prasarana yang memadai
Memiliki impian kuat menjadi orang kaya adanya suatu keinginan yang kuat untuk
menjadi orang kaya dapat membuat masyarakat desa terdorong untuk melakukan
urbanisasi
Adapun dampak negatif yang ditimbulkan oleh urbanisasi bagi perkembangan kota di
Indonesia menurut Fitri Ramdhani Harahap (2013) yaitu :
Pertambahan penduduk kota yang begitu pesat, sudah sulit diikuti oleh
kemampuan daya dukung kotanya. Saat ini lahan kosong di daerah perkotaan telah
banyak dimanfaatkan oleh para urban sebagai area permukiman, perdagangan dan
perindustrian yang legal maupun illegal.
Para urban yang menggunakan lahan kosong dan daerah aliran sungai (DAS)
sebagai lahan untuk permukiman mereka mengakibatkan lingkungan tersebut yang
seharusnya bermanfaat untuk menyerap air hujan justru menjadi penyebab terjadinya
banjir.
Dampak negatif ini seperti efek domino yang saling berkaitan satu sama lain.
Dengan kondisi pelaku urbanisasi yang tidak memiliki pekerjaan di kota, maka akan
meningkatkan angka pengangguran. Jika mereka menjadi pengangguran maka mereka
tidak akan mempunyai pendapatan yang memadai untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Contohnya untuk memenuhi kebutuhan primer mereka yakni tempat tinggal. Harga
lahan di perkotaan yang cenderung tinggi menyulitkan mereka untuk menyewa rumah
yang layak. Kondisi demikian dapat berpotensi menimbulkan pemukiman informal yang
terkesan kumuh. Selain itu, taraf ekonomi yang rendah dan ketidakmampuan untuk
menghasilkan income dapat menyebabkan angka kriminalitas semakin meningkat di
perkotaan.
Dampak Positif Urbanisasi
c. Meluasnya kota kearah pinggiran kota sehingga transportasi menjadi lebih lancar.
Dampak positif ini dapat dirasakan apabila memenuhi kriteria dan sesuai dengan
kondisi yang dibutuhkan. Sebagai contoh, masyarakat desa yang memiliki kemampuan
dalam berwirausaha dapat mencoba peruntungan dengan membuka usaha di kota.
Dengan begitu, selain ia dapat meningkatkan perekonomian dirinya sendiri, ia juga
memiliki andil dalam proses perkembangan ekonomi di perkotaan. Selain itu ia juga
memberi lapangan pekerjaan bagi masyarakat lainnya. Namun, jika masyarakat desa
datang ke kota tanpa memiliki keahlian, maka ia hanya akan memberi dampak negatif
kepada kota tersebut.
2.2 Urbanisasi dalam pertumbuhan Ekonomi
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa jika urbanisasi terlaksana secara
terkontrol dibawah pengendalian, maka akan dapat mendorong perekonomian suatu kota.
Namun pada kenyataannya, para pelaku urbanisasi pergi ke kota untuk mencari pekerjaan
yang notabene datang dari desa sebagian besar tidak memiliki keterampilan atau
kemampuan serta tingkat pendidikan mereka yang masih rendah menyebabkan
ketidaksesuaian dengan lapangan pekerjaan yang tersedia. Permasalahan ini termasuk
kedalam masalah ketenagakerjaan yang tidak sejalan dengan kualifikasi lowongan yang
tersedia di perkotaan. Hal ini menimbulkan dampak lain dari segi ekonomi pelaku
urbanisasi yang tidak semakin membaik namun malah semakin memburuk di kota.
Kemiskinan, kriminalitas, dan slum area atau penggunaan lahan yang tidak sesuai
peruntukkannya merupakan contoh konkrit dari gagalnya kegiatan urbanisasi di perkotaan
ditambah dengan meningkatnya jumlah pengangguran menjadikan permasalahan kota
menjadi semakin kompleks. Oleh karena itu, urbanisasi akan dlihat sebagai faktor penentu
bagai sebuah kota dapat berkembang baik secara fisik, maupun secara sosial.
Meningkatnya proses urbanisasi tersebut tidak terlepas dari kebijaksanaan
perkotaan, khususnya ekonomi yang dikembangkan oleh pemerintah. Hubungan positif
antara konsentrasi penduduk dengan aktivitas kegiatan ekonomi ini akan menyebabkan
makin membesarnya area konsentrasi penduduk, sehingga menimbulkan apa yang
dikenal dengan nama daerah perkotaan (Firman 2005:3).
Ciri-ciri pemukiman kumuh, seperti yang diungkapkan oleh Prof. DR. Parsudi
Suparlan adalah :
Faktor-faktor kekuatan yang dimaksud adalah faktor-faktor yang dimiliki oleh suatu
perusahaan atau organisasi adalah kompetensi khusus yang terdapat dalam organisasi
yang berakibat pada pemilikan keunggulan komparatif oleh unit usaha di pasaran.
Dikatakan demikian karena satuan bisnis memiliki sumber keterampilan, produk andalan
dan sebagainya yang membuatnya lebih kuat daripada pesaing dalam memuaskan
kebutuhan pasar yang sudah direncanakan akan dilayani oleh satuan usaha yang
bersangkutan.
Tabel 3.1.1.1.2 Jumlah Penduduk Bhaskara Sawah Tahun 2014 menurut Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Jumlah
Tahun Presentase Presentase
Laki Laki Perempuan Total
Laki Laki Perempuan
2014 549 52,29% 501 47,71% 1050
JUMLAH
Tabel TAHUN TK. PENDIDIKAN
L P TOTAL
.1.1.1. 3
TK/Belum Sekolah 83 105 188
Jumlah
Tidak Sekolah 62 16 78
SMP/MTs/Sederajat 56 52 108
2014
SMA/SMK/Sederajat 36 58 94
Diploma (D1/D2/D3/D4) 0 0 0
Sarjana (S1/S2/S3) 0 0 0
3.1.5 Urbanisasi
Berdasarkan survei primer yang telah dilakukan, diketahui bahwa 1050 jiwa
penduduk (100%) Perkampungan Bhaskara Sawah adalah pendatang dari berbagai
daerah seperti, Madura, Lumajang, Nganjuk, Madiun, Mojosari, Ponorogo, Ujung
Pandang, Ambon, dan lain lain. Berdasarkan survei primer, diketahui bahwa setiap
tahun pendatang yang pindah dari Perkampungan Bhaskara Sawah hanya sekitar 2%
atau sekitar 10 hingga 15 penduduk saja. Sedangkan pendatang bertambah setiap
tahun sekitar 100 hingga 125 jiwa. Menurut komposisi tersebut, Perkampungan
Bhaskara Sawah dikatakan sebagai daerah atau perkampungan para pendatang yang
migrasi maupun urbanisasi.
Salah satu permasalahan yang merupakan turunan dari permasalahan urbanisasi ini
adalah munculnya kawasan slum area/permukiman kumuh seperti yang terjadi di kawasan
perkampungan Bhaskara Sawah ini. Dengan berpindahnya mereka dari daerah asal ke kota
Surabaya, tentunya mereka akan mencari tempat tinggal yang terjangkau. Dengan tingkat
ekonomi mereka yang menengah kebawah, mereka akan berusaha untuk mencari tempat
tinggal yang ditawarkan seekonomis mungkin. Kondisi ini akan memenyebabkan timbulnya
kawasan kumuh dengan bangunan semi-permanen yang terbuat dari bahan seadanya seperti
tripleks dan karton bekas. Hal ini akan menurunkan citra kota menjadi tampak tidak tertata rapi
dan kumuh. Selain itu, kawasan yang dijadikan perkampungan kumuh merupakan kawasan
illegal yang pada dasarnya tidak diperuntukkan bagi permukiman. Selain itu, tanah tempat
berdirinya bangunan semi-permanen kepemilikannya tidak jelas, sehingga menambah masalah
ketidaklegalan kawasan perkampungan ini.
Gambar 3.2.2 Kondisi Permukiman di Kawasan Perkampungan Bhaskara Sawah
a. Kekuatan (Strength)
Dari sisi perekonomian urbanisasi pada tingkatan tertentu dari sisi ekonomi justru
akan menguntungkan kota tujuan urbanisasi. Dalam teori umum semakin meningkat
persentase penduduk suatu kota semakin meningkatkan produk domestik bruto dan
capaian pembangunan manusia dari penduduk di kota itu. Sehingga urbanisasi
berpengaruh besar bagi dunia industri, dengan banyaknya kaum urban yang secara
berbondong-bondong datang ke kota, tentu pihak-pihak industri tidak perlu lagi bersusah
payah mencari sumber daya manusia untuk mengisi sebagai tenaga kerja pada industri
mereka. Apalagi jika mereka sebelumnya telah memiliki keterampilan yang cukup, tentu
hal tersebut menjadi suatu modal berharga bagi dunia industri.
Berbicara tentang keterampilan tenaga kerja, urbanisasi juga dapat terjadi karena
kelulusan suatu jenjang pendidikan, dalam arti warga-warga desa atau para lulusan-
lulusan smu, diploma, sarjana yang berpendidikan tinggi atau berskill tinggi akan
membantu kemajuan perkotaan baik dalam bidang perindustrian dimajukan oleh lulusan-
lulusan atau warga desa yang mempunyai skill khusus dibidang perindustrian sehingga
memberi kontribusi yang cukup tinggi bagi sebuah perusahaan.
Dibidang pendidikan, bagi mahasiswa lulusan sarjana yang mempunyai skill dalam
bidang suatu pendidikan, ini juga dapat membantu berkembangnya proses pendidikan
perkotaan, sekaligus dapat membantu warga-warga kota yang kurang mampu, seperti
para pengemis, orang-orang miskin dan sebagainya maka orang seperti lulusan sarjana
itu sangat berguna bagi mereka yang membutuhkan yang tinggal diperkotaan.
Urbanisasi juga merubah cara pandang masyarakat pedesaan. Karena tidak dapat
dipungkiri bahwa mayarakat yang tinggal di perkotaan umumnya berfikir lebih luas.
Mereka tidak hanya berpikir bagaimana untuk mencari pekerjaan, tetapi juga bagaimana
menghasilkan suatu pekerjaan yang dapat menghidupi kehidupannya sehari-hari.
Pada kawsan studi yaitu di Permukiman Bhaskara Sawah, para pelaku urbanisasi
datang untuk bekerja dengan menjadi tukang bangunan atau satpam untuk proyek
proyek yang dilaksanakan disekitar kawasan mereka, yaitu Mulyosari. Tak sedikit anak
anak Permukiman Bhaskara Sawah yang mengenyam bangku pendidikan di Surabaya,
jadi setidaknya anak anak disini mendapatkan pendidikan 12 tahun dan ketermpilan dari
sekolahnya tersebut.
b. Kelemahan (Weakness)
Tingkat tingginya urbanisasi di perkotaan yang tidak dapat dikontrol dan sebagainya
akan menimbulkan masalah sosial. Alih-alih kemajuan yang didapatkan dari urbanisasi,
justru urbanisasi merupakan sumber berbagai permasalahan pelik kota. Kemiskinan,
pengangguran, pemukiman kumuh, banyaknya gepeng (gelandangan dan pengemis),
tingkat kriminalitas tinggi. Masalah itu muncul umumnya karena kesenjangan yang sangat
ekstrem, terkait dengan kondisi sosial-ekonomi penduduk, sehingga tak jarang
kesenjangan itu menimbulkan konflik, baik horizontal maupun vertikal. Masalah keamanan
itu juga terjadi dalam memperebutkan akses, khususnya dalam lapangan pekerjaan.
Kegagalan dalam mendapatkan pekerjaan akan sangat mudah memancing tindakan
kriminal.hal hal diatas adalah sebagian contoh akibat langsung maupun tidak langsung
dari urbanisasi.
Kelemahan itu semua juga muncul akibat dari tidak adanya peraturan yang jelas
dalam pengaturan urbanisasi dan belum adanya jalan keluar dalam menghadapi arus
urbanisasi yang semakin tinggi dan tidak merata serta kurangnya kontrol pemerintah dan
kurangnya pemerataan pemerintah dalam memberikan swasembada pada daerah-daerah
yang kekurangan sumber-sumber kebutuhan untuk menunjang warganya menjadi lebih
baik.
c. Peluang (Opportunity)
Banyak peluang yang bisa diperoleh di perkotaan bagi para pelaku urbanisasi, karena
kota merupakan pusat pemerintahan, peluang berdagang, peluang berwiraswasta,
terutama peluang bagi warga desa yang telah memenuhi kriteria dan memiliki skill yang
lebih memudahkan dalam mendapatkan apa yang diinginkan di kota. Masyarakat yang
melakukan urbanisasi umumnya mencari daerah perkotaan yang memiliki banyak
lapangan pekerjaan, sehingga membuka peluang bagi mereka untuk dapat memperoleh
pekerjaan. Tidak dapat dipungkiri bahwa peluang mendapat pekerjaan di kota memang
lebih besar karena umumnya daerah perkotaan menjadi pusat perindustrian. Karena
setiap peluang dan kesempatan ada disana untuk memenuhi tingkat kebutuhan tersebut,
maka proses migrasi tak terelakkan lagi.
Untuk para pelaku urbanisasi diharapkan mampu kembali menuju daerah masing
masing dan mengembangkan potensi daerah lainnya dengan membuka lapangan kerja
baru di sektor industri jasa. Hal ini diharapkan akan tercipta pengembangan dan lapangan
kerja baru untuk daerah lain selain diperkotaan, dan membuat perputaran arus urbanisasi
menjadi merata. Tentu saja dalam pelaksanaannya merupakan tugas wajib bagi
pemerintah, dengan dukungan masyarakat.
Bagi pelaku urbanisasi yang dapat melihat peluang tersebut maka mereka mampu
mendapatkan kesuksesan dikota besar. Semua itu berbalik pada diri pelaku urbanisasi
tersebut dalam melihat dan memanfaatkan segala peluang-peluang yang berada di
perkotaan.
d. Ancaman (Threats)
Gaya hidup dan kondisi ekonomi di perkotaan menimbulkan daya tarik tersendiri
bagi masyarakat di pedesaan.daya tarik inilah yang menimbulkan urbanisasi.
Urbanisasi memiliki dampak positif dan negative bagi perkotaan dampak positifnya
yaitu :
Baik dampak positif maupun negatif dalam urbanisasi memiliki keterkaitan antara
satu dengan yang lainnya. Dalam mengatasi masalah ini tidak bisa dipandang dalam
satu sisi saja.
5.1 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah disampaikan di atas, dapat disimpulkan bahwa urbanisasi
dapat mempengaruhi perkembangan ekonomi pada suatu kota. Urbanisasi dapat terjadi akibat
faktor-faktor pendorong dan penarik di daerah asal sehingga timbul keinginan untuk melakukan
urbanisasi. Faktor-faktor pendorong dan penarik yang dimaksud diantaranya adalah kurang
berkembangnya sarana dan prasarana di daerah asal sehingga demi meningkatkan
kesejahteraan hidup masyarakat memilih untuk melakukan urbanisasi.
Urbanisasi sendiri mempunyai dampak secara langsung maupun tidak langsung terhadap
perekonomian kota, dimana dampak tersebut dipengaruhi oleh kepadatan penduduk,
berkurangnya ketersediaan lahan, peningkatan kebutuhan permukiman, peningkatan kebutuhan
transportasi perkotaan, timbulnya masalah pada aspek ketenagakerjaan dan kenaikan tingkat
kemiskinan. Masalah-masalah diatas menjadi aspek yang akan mempengaruhi laju dan
pertumbuhan ekonomi suatu kota.
Dalam studi kasus ini wilayah Bhaskara Sawah, Kelurahan Kalisari terdapat permukiman
kumuh yang menjadi salah satu permasalahan kota Surabaya. Permukiman ini dibangun diatas
tanah yang kepemilikannya kurang jelas,dan penduduknya tidak tercatat secara administrasi
sehingga keberadaannya tidak legal. Penduduk yang menempati kawasan tersebut bervariasi
dari seluruh Indonesia. Alasan mereka melakukan urbanisasi adalah mencari pekerjaan demi
memperbaiki taraf ekonomi kehidupan mereka. Namun, kurangnya kemampuan dan keahlian
serta kualitas lulusan pendidikan yang masih rendah, pada akhirnya mereka hanya
mendapatkan pekerjaan yang terdapat pada sektor informal. Pendapatan yang dihasilkan
penduduk tersebut tentunya tidak sebanding dengan pengeluaran untuk kebutuhan di kota
besar seperti Surabaya. Sehingga, tingkat ekonomi penduduk Bhaskara Sawah tidak
menunjukkan perubahan dan sebaliknya tingkat ekonomi penduduk akan semakin menurun, hal
ini berlaku juga bagi tingkat perekonomian di Kota Surabaya.
Jika dikaitkan dengan aspek ekonomi, keberadaan permukiman kumuh tersebut dapat
memberikan dampak buruk bagi perekenomian kota Surabaya. Status bangunan yang tidak
jelas menyebabkan tidak adanya sumbangan pajak kepada Pemerintah Kota Surabaya. Hal
tersebut mengakibatkan menurunnya pendapatan asli daerah yang berfungsi untuk
pembangunan dan kesejahteraan masyarakat itu sendiri.
5.3 Rekomendasi
Urbanisasi merupakan salah satu penyebab timbulnya pemukiman kumuh di kawasan
perkotaan yang diakibatkan oleh peningkatan jumlah penduduk tanpa diimbangi dengan tingkat
kesejahteraan. Pada dasarnya urbanisasi dapat ditanggulangi dengan adanya:
- Analisis SWOT Berdasarkan para ahli. (n.d.). Retrieved Mei 20, 2016, from Pengertian -
pengertian dan Info: http://pengertian-pengertian-info.blogspot.co.id/2015/12/pengertian-
swot-menurut-beberapa-ahli.html