Anda di halaman 1dari 10

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengenalan terhadap tingkat-tingkat perkembangan kognitif sangatlah
penting untuk diketahui para guru juga kita sebagai calon guru Sekolah
Dasar, terutama adalah ciri-ciri yang terdapat di setiap fase atau tingkat
perkembangan. Dengan melihat ciri-ciri tersebut seorang guru mampu
menggunakan cara yang tepat dalam melakukan pembelajaran di kelas
terutama pembelajaran IPS SD.
Mengingat dalam menyampaikan pelajaran IPS guru di SD sering
mengalami kesulitan dan kesukaran, dengan mengetahui tingkat-tingkat
perkembangan kognitif peserta didik seorang guru diharapkan mampu
menggunakan metode, media, model, serta teknik yang tepat dalam
membelajarkan IPS kepada peserta didik pada setiap fase yang berbeda
sehingga tujuan belajar yang ingin dicapai.
Selain itu tidak jarang kita temui bahwa sebagian besar siswa seringkali
mengalami kesulitan dalam menyerap pelajaran yang pada akhirnya
berakibat pada tidak maksimalnya hasil belajar. Hal ini bisa terjadi karena
beberapa factor, antara lain factor dari dalam diri siswa serta factor dari
luar siswa. Salah satu yang mempengaruhinya yaitu tingkat kesiapan siswa
dalam menerima pembelajaran pada saat kegiatan belajar mengajar di
dalam kelas.
Oleh karena itu mengapa seorang guru harus mengetahui tingkat-tingkat
perkembangan kognitif seorang anak serta tingkat kesiapan belajar peserta
didik dalam menerima pembelajaran IPS.

1
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan implikasi
b. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan perkembangan
c. Untuk mengetahui bagaimana implikasi perkembangan intelektual
peserta didik dalam mempelajari IPS
d. Untuk mengetahui bagaimana implikasi perkembangan bahasa
peserta didik dalam mempelajari IPS
e. Untuk mengetahui bagaimana implikasi perkembangan sosial
peserta didik dalam mempelajari IPS

2. Tujuan Khusus
a. Untuk mendeskripsikan bagaimana implikasi perkembangan
intelektual peserta didik dalam mempelajari IPS
b. Untuk mendeskripsikan bagaimana implikasi perkembangan
bahasa peserta didik dalam mempelajari IPS
c. Untuk mendeskripsikan bagaimana implikasi perkembangan sosial
peserta didik dalam mempelajari IPS

C. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan implikasi?
2. Apa yang dimaksud dengan perkembangan?
3. Bagaimana implikasi perkembangan intelektual peserta didik dalam
mempelajari IPS?
4. Bagaimana implikasi perkembangan bahasa peserta didik dalam
mempelajari IPS?
5. Bagaimana implikasi perkembangan sosial peserta didik dalam
mempelajari IPS?

2
II. ISI

A. Definisi Implikasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) arti kata implikasi adalah
keterlibatan atau keadaan terlibat. Sehingga setiap kata imbuhan dari
implikasi seperti kata berimplikasi atau mengimplikasikan yaitu berarti
mempunyai hubungan keterlibatkan atau melibatkan dengan suatu hal.

Kata implikasi memiliki persamaan kata yang cukup beragam, diantaranya


adalah keterkaitan, keterlibatan, efek, sangkutan, asosiasi, akibat, konotasi,
maksud, siratan, dan sugesti. Persamaan kata implikasi tersebut biasanya
lebih umum digunakan dalam percakapan sehari-hari. Hal ini karena kata
implikasi lebih umum atau cocok digunakan dalam konteks percakapan
bahasa ilmiah dan penelitian.

B. Perkembangan
1. Definisi Perkembangan
Perkembangan adalah pola perubahan organisme (individu) baik dalam
struktur maupun fungsi (fisik maupun psikis) yang terjadi secara teratur
dan terorganisasi secara langsung sepanjang hayat
2. Prinsip dasar perkembangan yaitu :
a. Dalam perkembangan tedapat urutan yang dapat diramalkan.
b. Perkembangan pada suatu tahap merupakan landasan bagi
perkembangan berikutunya.
c. Dalam perkembangan terdapat waktu-waktu yang optimal.
d. Perkembangan merupakan hasil interaksi factor-faktor biologis
(kematangan) dan factor-faktor lingkungan (belajar).
e. Perkembangan maju berkelanjutan merupakan kesatuan yang
saling berhubungan, dengan semua aspek-aspek (fisik, kognitif,
emosional, sosial) yang saling mempengaruhi.

3
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan adalah :
a. Faktor herediter (warisan sejak lahir/bawaan)
b. Faktor lingkungan, menguntungkan atau tidak
c. Kematangan, fungsi-fungsi organis dan fungsi-fungsi psikis
d. Aktivitas anak sebagai subyek bebas yang berkemampuan,
kemampuan seleksi, bisa menolak atau menyetujui, punya emosi,
serta usaha membangun diri sendiri.

C. Implikasi Perkembangan Peserta Didik dalam mempelajari IPS


Dalam mempelajari IPS di SD siswa diharapkan dapat meningkatkan
perkembangan:
a. Perkembangan Intelektual
Pada usia sekolah dasar 6-12 tahun anak sudah dapat mereaksi
rangsanan intlektual , atau melaksanakan tugas tugas belajar yang
menuntut kemampuan intlektual atau kemampuan kongnitif seperti
membaca, menulis, menghitung.
Periode ini di tandai dengan tiga kemempuan atau kecakapan baru,
seperti mengklasisifikasikan, menyusun, dan mengasosiasikan angka
angka atau bilangan. Dalam mengembangkan kemampuan anak maka
sekolah dalam hal ini guru seyogyanya memberikan kesempatan kepada
anak untuk mengemukakan pertanyaan. Memberi komentar atau
memberi pendapat tentang pelajaran.
Dalam pembelajaran IPS di Sekolah Dasar kemampuan yang
ditunjukkan peserta didik yaitu dapat mengkalasifikasikan berbagai
macam materi IPS:
a.Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan
masyarakat dan lingkungannya.
b. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis,rasa ingin
tahu,inkuiri, memecahkan masalah, dan keteramplan dalam kehidupan
sosial.

4
c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan.
d. Memiliki kemampuan berkomonikasi, bekerjasama dan berkompetisi
dalam masyarakat yang mejemuk, ditingkat lokal,nasional, dan global.

b. Perkembagan Bahasa
Usia sekolah dasar ini merupakan masa berkembang pesatnya
kemampuan menguasai dan mengenal pembendaharaan kata. Pada
masa ini anak sudah menguasai sekitar 2500 kata, dan pada masa akhir
(usia 11-12 tahun) telah menguasai sekitar 50.000 kata. Abin
syamsudin M, 1991; nana syaodih S, 1990). Perkembangan bahasa ini
berasal dari buku-buku pelajaran ataupun catatan IPS yang dibaca
peserta didik.

c. Perkembangan Sosial
Perkembangan anak anak pada usia sekolah dasar di tandai
dengan adanya perluasan hubungan di samping dengan keluarga juga
menjalin ikatan baru dengan teman sebayanya atau teman sekelas nya,
dengan demikian maka ruang gerak sosialnya telah bertambah luas.
Perkembangan sosial anak dipengaruhi beberapa faktor yaitu :
1. Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh
terhadap berbagai aspek perkembangan anak, termasuk perkembangan
sosialnya. Kondisi dan tata cara kehidupan keluarga merupakan
lingkungan yang kondusif bagi sosialisasi anak. Proses pendidikan
yang bertujuan mengembangkan kepribadian anak lebih banyak
ditentukan oleh keluarga, pola pergaulan, etika berinteraksi dengan
orang lain banyak ditentukan oleh keluarga.
2. Kematangan
Untuk dapat bersosilisasi dengan baik diperlukan kematangan fisik dan
psikis sehingga mampu mempertimbangkan proses sosial, memberi

5
dan menerima nasehat orang lain, memerlukan kematangan intelektual
dan emosional, disamping itu kematangan dalam berbahasa juga sangat
menentukan.
3. Status Sosial Ekonomi
Kehidupan sosial banyak dipengaruhi oleh kondisi sosial ekonomi
keluarga dalam masyarakat. Perilaku anak akan banyak
memperhatikan kondisi normatif yang telah ditanamkan oleh
keluarganya.
4. Pendidikan
Pendidikan merupakan proses sosialisasi anak yang terarah. Hakikat
pendidikan sebagai proses pengoperasian ilmu yang normatif, anak
memberikan warna kehidupan sosial anak didalam masyarakat dan
kehidupan mereka dimasa yang akan datang.
5. Kapasitas Mental : Emosi dan Intelegensi
Kemampuan berfikir dapat banyak mempengaruhi banyak hal, seperti
kemampuan belajar, memecahkan masalah, dan berbahasa.
Perkembangan emosi perpengaruh sekali terhadap perkembangan
sosial anak. Anak yang berkemampuan intelek tinggi akan
berkemampuan berbahasa dengan baik. Oleh karena itu jika
perkembangan ketiganya seimbang maka akan sangat menentukan
keberhasilan perkembangan sosial anak.
Bentuk-bentuk tingkah laku sosial:
a. Simpati (Sympaty)
Yaitu sikap emosional yang mendorong individu untuk menaruh
perhatian terhadap orang lain mau mendekati atau bekerjasama
dengan dirinya.
b. Kerja sama (Cooperation)
Yaitu sikap mau bekerja sama dengan orang lain. Sikap ini mulai
nampak pada usia tiga tahun atau awal empat tahun, pada usia enam
hingga tujuh tahun sikap ini semakin berkembang dengan baik.

6
c. Berselisih (Bertengkar)
Sikap ini terjadi jika anak merasa tersinggung atau terganggu oleh
sikap atau perilaku anak lain.
d. Persaingan (Rivaly)
Yaitu keinginan untuk melebihi orang lain dan selalu didorong oleh
orang lain. Sikap ini mulai terlihat pada usia empat tahun, yaitu
persaingan prestice dan pada usia enam tahun semangat bersaing ini
akan semakin baik.
e. Agresi (Agression)
Yaitu perilaku menyerang balik secara fisik (nonverbal) maupun kata-
kata (verbal). Agresi merupakan salah bentuk reaksi terhadap rasa
frustasi ( rasa kecewa karena tidak terpenuhi kebutuhan atau
keinginannya). Biasanya bentuk ini diwujudkan dengan menyerang
seperti ; mencubut, menggigit, menendang dan lain sebagainya.
Sebaiknya orang tua berusaha mereduksi, mengurangi agresifitas anak
dengan cara mengalihkan perhatian atau keinginan anak. Jika orang
tua menghukum anak yang agresif maka agretifitas anak akan semakin
memingkat.
f. Pembangkangan (Negativisme)
Bentuk tingkah laku melawan. Tingkah laku ini terjadi sebagai reaksi
terhadap penerapan disiplin atau tuntutan orang tua atau lingkungan
yang tidak sesuai dengan kehendak anak. Tingkah laku ini mulai
muncul pada usia 18 bulan dan mencapai puncaknya pada usia tiga
tahun dan mulai menurun pada usia empat hingga enam tahun.
Sikap orang tua terhadap anak seyogyanya tidak memandang pertanda
mereka anak yang nakal, keras kepala, tolol atau sebutan negatif
lainnya, sebaiknya orang tua mau memahami sebagai proses
perkembangan anak dari sikap dependent menuju kearah independent.

7
g. Tingkah laku berkuasa (Ascendant behavior)
Yaitu tingkah laku untuk menguasai situasi sosial, mendominasi atau
bersikap bossiness. Wujud dari sikap ini adalah ; memaksa, meminta,
menyuruh, mengancam dan sebagainya.
h. Mementingkan diri sendiri (selffishness)
Yaitu sikap egosentris dalam memenuhi interest atau keinginannya.

d. Perkembangan Motorik
Seiring dengan perkembangan fisiknya yang beranjak matang, maka
perkembangan motorik anak sudah dapat terkoordinasi dengan baik setiap
gerakannya sudah selaras dengan kebutuhan atau minatnya. Pada masa ini
di tandai dengan aktivitas motorik yang lincah. Oleh karena itu usia ini
merupakan masa yang ideal untuk keterampilan yang berkaitan dengan
motorik seperti menulis, menggambar, melukis, mengetik, berenang,
atletik,dan main bola.
Pada pembelajaran IPS SD perkembangan motorik peserta didik
yaitu ketika berlangsungnya pembelajaran dengan menggunakan metode
role playing. Sebenarnya, dalam pembelajaran IPS, metode ini sangat tepat
untuk digunakan di mata pelajaran IPS, khususnya yang berkaitan dengan
sosiologi. Dengan sistem ini, anak bisa merasakan langsung bagaimana
jika mereka praktek tanpa disesaki oleh teori-teori.

8
III. PENUTUP

A. Kesimpulan
Pembelajaran IPS di SD berperan penting bagi perkembangan peserta
didik, yaitu perkembangan intelektual, bahasa dan sosial. Dari perkembangan
inilah akan menghasilkan tiga perubahan, yaitu:
1. Perubahan dalam ranah kognitif
Dengan adanya pembelajaran IPS, maka diharapkan pengetahuan anak tentang
Ilmu Pengetahuan Sosial menjadi lebih baik yang kelak akan digunakan
sebagai pengetahuan dasar di masyarakat dan digunakan untuk prasyarat
memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
2. Perubahan dalam ranah afektif
Perubahan dalam ranah afektif ini agak sulit terlihat. Namun, kita dapat
melihat perubahan dalam ranah afektif ini melalui tingkah laku yang
dilakukan oleh anak. Misalnya, dalam pelajaran IPS diajarkan atau secara
implisit disisipkan tentang budi pekerti, tentang bagaimana bersosialisasi
dengan baik, baik dengan keluarga, dengan teman, maupun dengan
masyarakat. Jika anak sudah menunjukkan perubahan ke arah yang lebih baik,
maka perubahan perilaku anak perlu dijaga dan ditingkatkan.
3. Perubahan dalam ranah psikomotorik
Ini bisa dilihat dari tingkah laku anak yang dapat dilihat secara fisik. Misal,
bagaimana cara duduk, cara makan, cara minum, dan lain sebagainya. Dengan
pembelajaran IPS ini, diharapkan bisa mengubah tingkah laku siswa yang
salah menuju ke arah yang benar.

9
DAFTAR PUSTAKA

Slavin Robert E.(2011).Psikologi Pendidikan Edisi ke Sembilan.PT Indeks;


Jakarta.
Sumantri Mulyani dkk.(2007).Perkembangan Peserta Didik.Universitas Terbuka.
Jakarta.
Lif Khoiru Ahmadi, M. Pd.dan Sofan Amri,S.pd.(2011).Mengembangkan
Pembelajaran IPS Terpadu. PT. Prestasi Pustakaraya.Jakarta.

10

Anda mungkin juga menyukai