Anda di halaman 1dari 13

TEOREMA TITIK TETAP PERSEKUTUAN UNTUK

PEMETAAN KOMPATIBEL PERKALIAN RUANG METRIK

JURNAL TERJEMAHAN

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH


Bahasa Inggris untuk Matematika
yang dibina oleh Ibu Trianingsih Eni Lestari, S.Si, M.Si

Oleh :
Inti Rakhmawati
150312602231

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN MATEMATIKA
Mei 2016
Jurnal Internasional Analisis Matematika
Vol. 10, 2016, no.5, 203 211
HIKARI Ltd, www.m-hikari.com
http://dx.doi.org/10.12988/ijma.2016.511280

Teorema Titik Tetap Persekutuan untuk Pemetaan


Kompatibel Perkalian Ruang Metrik
Poonam Nagpal, Sudhir Kumar Garg and Sanjay Kumar

Departemen Matematika
Universitas Sains dan Teknologi, Deenbandhu Chhotu Ram
Murthal, Sonepat 131039, Haryana, India

Shin Min Kang*

Departemen Matematika dan RINS


Universitas Nasional Gyeongsang
Jinju 52828, Korea
Penulis Koresponden

Abstrak

Di makalah ini, kita membuktikan hasil titik tetap persekutuan untuk pemetaan
kompatibel yang memenuhi suatu kondisi kontraktif pada perkalian ruang metrik.
Kita juga memberikan contoh untuk mendukung hasil kami.

Klasifikasi Subjek Matematika : 47H10, 54H25

Kata kunci: Perkalian Ruang Metrik, Pemetaan Kompatibel, Titik Tetap

1. Perkenalan dan Pendahuluan


+
Sudah diketahui bahwa himpunan bilangan riil positif R tidak lengkap

berdasarkan metrik biasa. Untuk mengatasi masalah ini, pada tahun 2008,
Beashirov at al. [2] mengenalkan konsep perkalian metrik sebagai berikut:
Definisi 1.1 Misal X adalah himpunan tak kosong. Perkalian metrik
+
memetakan d : X X R memenuhi kondisi berikut :

( i ) d ( x , y ) 1 untuk semua d ( x , y )=1 jika dan hanya jika x= y ;


( ii ) d ( x , y )=d ( y , x ) untuk semua x, y X ;
( iii ) d ( x , y ) d ( x , z ) d(z , y) untuk semua x, y ,z X (perkalian
ketaksamaan segitiga)

Kemudian memetakan d dengan X , maka, ( X , d) adalah perkalian


ruang metrik

Contoh 1.2 ([5]) Misal +n adalah kumpulan dari semua n -tupel dari
R

+n R
bilangan riil positif. Misal + n R didefinisikan sebagai berikut:
d : R

x
| || | | |
x x
d ( x , y ) = 1 2 n ,

y1 y2 yn

n +
+ + R
Dimana dan didefinisikan
x=( x 1 ,. . .. , x n ) , y =( y 1 ,. . . ., y n ) R
|| : R
dengan

Maka jelas bahwa semua kondisi dari perkalian metrik terpenuhi. Oleh karena itu

+n , d
R adalah perkalian ruang metrik.

Contoh 1.3. ([6]) Misal d : R R didefinisikan sebagai d ( x , y )=a|x y|


untuk semua x, y R, dimana a>1. Maka d adalah perkalian metrik
dan (R,d) adalah perkalian ruang metrik. Kita mungkin menyebutnya
perkalian ruang metrik biasa.

Keterangan 1.4. Catat bahwa Contoh 1.2 adalah valid untuk bilangan riil positif
dan Contoh 1.3 valid untuk semua bilanga riil.

Contoh 1.5 ([6]) misal (X ,d) adalah ruang metrik. Tetapkan pemetaan da
pada X dengan

Untuk semua x, y X , dimana a>1 . Maka da adalah perkalian metrik


dan (x , d a ) sudah diketahui sebagai perkalian ruang metrik diskrit.

Contoh 1.6 ([1]) misal X =c [ a , b ] adalah kumpulan semua nilai-riil perkalian

+ .
fungsi kontinu pada maka (X ,d) adalah perkalian ruang metrik
[ a , b] R

dengan d didefinisikan dengan | |


d ( f , g )=su px [ a ,b ]
f (x)
g(x)
untuk sebarang

f , gX .

Keterangan 1.7 ([6]) catat bahwa perkalian metrik dan ruang metrik adalah
bebas.

Memang, memetakan d didefinisikan di Contoh 1.2 sebagai perkalian metriks


tapi bukan metrik yang tidak memenuhi ketaksamaan segitiga. Perhatikan

Di sisi lain metrik biasa pada R bukan merupakan perkalian metrik yang tidak
memenuhi ketaksamaan segitiga, mengingat
Satu dapat mengartikan [3,5] untuk memerinci topologi perkalian metrik.

Definisi 1.8. Misal (X ,d) adalah perkalian ruang metrik. Maka barisan
{x n } di X dikatakan

(1) Perkalian konvergen x jika untuk setiap perkalian bola terbuka


B ( x )= { y| d ( x , y ) < } >1, terdapat NN sedemikian rupa
x n B ( x ) untuk semua n N , yaitu, d ( x n , x ) 1 dan n .
(2) Perkalian barisan Cauchy jika untuk semua >1, terdapat N N
sedemikian rupa d ( x n , x m ) < untuk semua m ,n N , yaitu,

d ( x n , x m ) 1 dan n , m .
(3) Kita sebut perkalian ruang metrik lengkap jika setiap perkalian barisan
Cauchy di dalamnya adalah perkalian konvergen terhadap x X .

+
Keterangan 1.9. himpunan bilangan riil positif R tidak lengkap

berdasarkan metrik biasa. Misal


+
X R dan barisan {}1
{ x n }= n . Jelas

bahwa { x n } adalah barisan cauchy di X dengan memperhatikan metrik

+ .
biasa dan X bukan ruang metrik lengkap, mengingat Dalam
0 R

{ x }={ a } ,
1
kasus perkalian ruang metrik, kita mengambil barisan n dimana
n

a>1. Maka { xn} adalah perkalian barisan cauchy untuk n m,

{
a jika a 1
+.
Dimana |a|= 1 juga, { x n } 1 dimana n dan
jika a<1 1 R
a
Maka ( X , d ) adalah perkalian ruang metrik lengkap.
Pada tahun 2012, O zavsar dan evikel [5] memberikan konsep
pengurangan memetakan perkalian dan bukti beberapa teorema titik tetap
seperti memetakan perkalian ruang metrik.

Definisi 1.10. Misal f memetakan perkalian ruang metrik ( X , d)


menjadi metrik itu sendiri. Maka f dikatakan menjadi perkalian singkat
jika terdapat konstanta riil seperti

Mereka juga membuktikan Teorema Titik Tetap Banach (Banach Contraction


Principle) di dalam pengaturan perkalian ruang metrik sebagai berikut :

Teorema 1.11. misal f adalah pemetaan kontraksi perkalian ruang metrik lengkap
( X , d ) menjadi metrik itu sendiri. Maka f mempunyai titik tetap yang unik.

Di tahun 2015, Kang et al. [4] memperkenalkan konsep pemetaan kompatibel


perkalian ruang metrik sebagai berikut:

Definisi 1.12. misal f dan g memetakan perkalian ruang metrik ( X , d ) menjadi

metrik itu sendiri. Maka f dan g disebut kompatibel jika lim d ( fg x n , gf x n )=1 ,
n

f x n= lim g x n=t
n
dimanapun { x n } adalah barisan di X seperti
lim
untuk
n

suatu t X .

|x y|
+ dengan d ( x , y )=a
Contoh 1.13. misal X =[ 0,1 ] . Tentukan untuk
d : X X R
semua x , y X , diman a>1. Maka ( X , d ) adalah perkalian ruang metrik.
Tentukan pemetaan dari f , g : X X dengan

{ [ ] { [ ]
1 1
fx= 1 jika x 0, 2 , dan gx= x jika x 0, 2 ,
x jika x 1 jika x

Maka f dan g adalah pemetaan kompatibel.


Proposisi 1.14. misal f dan g memetakan perkalian ruang metrik ( X , d)
menjadi metrik itu sendiri. Asumsikan bahwa f dan g adalah pemetaan
kompatibel.

(1) Jika ft = , maka fgt =gft .


(2) Jika nlim

f x n lim g x n=t untuk suatu
n
tX dan f kontinu di t, maka

lim g x n=ft .
n

2. Pembahasan
Sekarang mari A, B, S, dan T dipetakan dari perkalian ruang metrik (X ,d)
menjadi metrik itu sendiri memenuhi kondisi berikut :

( C 1) A ( X ) T ( X ) dan B ( X ) S ( X )

( C 2) d ( Ax , By ) {d ( Sx , Ax) d ( Ty , By ) d ( Sx ,Ty)

Untuk semua x , y X , dimana 2 + <1 ( , 0 ) .

Maka untuk sebarang titik x 0 X , menggunakan ( C 1) , kita memilih titik


x1 X seperti A x 0=T x 1 dan untuk titik x1 , terdapat titik x2 seperti
B x 1=S x 2 . Dengan cara yang sama, kita bisa menentukan barisan { y n } di
X seperti

y 2 n+1=T x2 n +1=A x 2n dan y 2 n=S x 2n =B x 2 n1 (2.1)

Lemma 2.1. Misal A,B,S, dan T merupakan pemetaan dari perkalian ruang metrik
(X ,d) menjadi dirinya sendiri memenuhi ( C 1) dan ( C 2) . Maka { yn }
didefinisikan dengan (2.1) adalah perkalian barisan cauchy di X.

Bukti. Misal { yn } adalah barisan yang didefinisikan dengan ( 2.1 ) . sekarang


kita buktikan perkalian barisan cauchy, perhatikan bahwa

d ( y 2 n , y 2 n+1 ) =d ( A x 2 n , B x 2 n+1 ) {d ( S x 2 n , A x 2 n ) d ( T x 2 n+1 , B x 2 n+1 ) d ( S x 2 n ,T x2 n +1 )

{d ( y 2 n , y 2 n +1 ) d ( y 2 n+1 , y 2 n +2 ) } d ( y 2 n , y 2 n+ 1) ,

Yang mana berarti bahwa

Maka untuk n N , kita mendapatkan

Selanjutnya untuk n<m dan menggunakan perkalian ketaksamaan segitiga, kita


dapatkan

Dengan n . Hal ini menunjukkan bahwa { yn } adalah perkalian barisan


cauchy di X.

Teorema 2.2. misal A , B , S , dan T memetakan perkalian ruang metrik


lengkap ( X , d ) menjadi metrik itu sendiri memenuhi ( C 1) dan ( C 2) .
Asumsikan bahwa salah satu dari A , B , S dan T kontinu dan pasangan
A ,S dan B ,T kompatibel pada X. Maka A , B , S , dan T
mempunyai titik tetap persekutuan yang unik (unique common fixed point) di
X.

Bukti. Misal { yn } adalah barisan di X ditentukan dengan (2.1) .

kemudian dengan lemma 2.1, { y n } adalah perkalian barisan Cauchy. Mengingat


( X , d) lengkap, oleh karena itu, barisan { yn} menyatu ke z X .

Konsekuensinya, subbarisan { A x2 n }, { S x 2 n } , { B x 2n +1 } , dan {T x 2 n+1 } dari

barisan { yn } juga menyatu ke z .


Sekarang asumsikan bahwa S kontinu. Mengingat A dan S adalah
pemetaan kompatibel di X , dengan Proposisi 1.14, kita dapatkan

SS x 2 n Sz dan AS x 2 n Sz

Dengan n

Sekarang, perhatikan

Dengan mengambil n ,

Yang berarti bahwa d 1 ( Sz , z )=1 dengan 1, oleh karena itu, Sz =z .

Perhatikan lagi

dan n ,

Yang berarti bahwa Az=z . Dan A ( X ) T ( X ) , terdapat X


sedemikian rupa z= Az=T

Sekarang, perhatikan

Dan sehingga
Yang berarti bahwa B=z . Maka T=B=z= Az=Sz . Mengingat B dan T
kompatibel pada X, dengan Proposisi 1.14, kita mendapatkan BT=TB dan
sehingga Tz=TB=BT=Bz . Sekali lagi dari ( C 2) , kita mendapatkan

Yang berarti bahwa z=Tz=Bz . Maka z adalah titik tetap biasa dari
A , B , S , dan T .

Dengan cara yang sama, kita dapat buktikan hasil dimana salah satu A , B , dan
T kontinu.

Akhirnya, perintah untuk keunikan, asumsikan bahwa z dan w ( z w ) adalah

dua titik tetap persekutuan dari A , B , S , dan T . Kemudian dari ( C 2) kita


dapatkan

Yang berarti bahwa z=w . Maka dari itu z adalah titik tetap persekutuan
yang unik (unique common fixed point) dari A ,B,S , dan T . Ini
melengkapi bukti.

Contoh 2.3. Misal X =[ 0,1 ] dan d : X X , dimana a>1 . Maka (X , d)


adalah perkalian ruang metrik lengkap.

Menentukan pemetaan A , B , S ,T : X X sebagai berikut:

{ [ ]
1 1
jika x 0, ,
4 2
Ax=Bx= dan Sx=Tx=x untuk semua x X .
1
6
1
jika x ,1
2 ( ]
Maka jelas A ( X )=B ( X ) S ( X )=T ( X ) . Juga catat bahwa A=B dan
S=T kompatibel. Jelas S kontinu.

Sekarang kita tunjukkan pertidaksamaan ( C 2) berlaku.

Kasus 1. Jika x , y [ 0,1 ] , maka d ( Ax , By )=d ( 14 , 14 )=1. Sehingga,

jelas ( C 2) berlaku.

Kasus 2. Jika x, y ( 12 ,1] , maka d ( Ax , By )=d ( 16 , 16 )=1. Sehingga,


jelas ( C 2) berlaku.

Kasus 3. Jika x , y 0,[ ] 1


2
dan y ( 12 ,1] , maka kita memperoleh

2 1
Sehingga untuk = dan = ,
5 10

Kasus 4. Jika y 0,[ ] 1


2
dan x ( 12 , 1] , maka kita dapatkan

2 1
Sehingga untuk = dan = ,
5 10
Semua kondisi teorema 2.2 terpenuhi. Maka dari itu A=B dan S=T
1
mempunyai titik tetap persekutuan yang unik (unique common fixed point) .
4
Keterangan 2.4. di Teorema 2.2, jika kita mengambil A=B , S=T =I
dan =0, kita memperoleh teorema 1.11 (hasil dari O zavsar dan evikel
[5]).

Referensi
[1] M. Abbas, B. Ali and Y. I. Suleiman, Common fixed points of
locally
contractive mappings in multiplicative metric spaces with
application,
Int. J. Math. Math. Sci., 2015 (2015), 1-7.
http://dx.doi.org/10.1155/2015/218683
[2] A. E. Bashirov, E. M. Kurplnara and A. Ozyapici, Multiplicative
calculus
and its applications, J. Math. Anal. Appl., 337 (2008), 36-48.
http://dx.doi.org/10.1016/j.jmaa.2007.03.081
[3] X. He, M. Song and D. Chen, Common fixed points for weak
commutative
mappings on a multiplicative metric space, Fixed Point Theory Appl.,
2014 (2014). http://dx.doi.org/10.1186/1687-1812-2014-48
[4] S. M. Kang, P. Kumar, S. Kumar, P. Nagpal and S. K. Garg, Common
fixed points for compatible mappings and its variants in
multiplicative
metric sapces, Int. J. Pure Appl. Math., 102 (2015), no. 2, 383-406.
http://dx.doi.org/10.12732/ijpam.v102i2.14
[5] M. Ozavsar and A. C. C evikel, Fixed points of multiplicative
contraction
mappings on multiplicative metric spaces, arXiv:1205.5131v1
[math.GM],
2012, 14.
[6] M. Sarwar and R. Badshah-e, Some unique fixed point theorems in
multiplicative metric space, arXiv:1410.3384v2 [math.GM], 2014, 1-
19.
Diterima: November 27, 2015; Dipublikasikan: February 4,
2016

Anda mungkin juga menyukai