Anda di halaman 1dari 6

POLRI DAERAH JAWA TIMUR

BIDANG KEDOKTERAN DAN KESEHATAN


RS. BHAYANGKARA HASTA BRATA BATU

BAB I
DEFINISI

1. Perlindungan Barang Milik Pasien adalah suatu upaya rumah


sakit untuk melindungi barang pasien dari kehilangan dan
pencurian.
2. Barang adalah benda benda yang berwujud yang di gunakan
seseorang untuk memenuhi kebutuhannya
3. Barang Berharga adalah barang yang mempunyai nilai jual
tinggi menurut yang memiliki barang tersebut
4. Pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah
kesehatannya untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang di
perlukan baik secara langsung maupun tidak langsung di Rumah
Sakit.
5. Loker adalah tempat menyimpan barang/benda agar tidak hilang
atau di curi.
6. Nakas adalah meja kecil dengan satu atau dua laci yang di
letakan di bagian samping kepala sebuah tempat tidur.
7. Pasien Gawat adalah pasien dimana penyakit yang di deritanya
mengancam kelangsungan hidupnya atau dapat menimbulkan
kecacatan anggota badan yang berat.
8. Koma adalah suatu kondisi hilangnya kesadaran yang sangat
dalam, sehingga tidak merespon terhadap rangsangan adekuat
yang di berikan.
9. Pasien tanpa identitas (Mr X / Mrs X) adalah pasien yang
tidak tahu nama, alamat pasien tersebut, dan tidak ada yang
bertanggung jawab.
2

BAB II
RUANG LINGKUP

RS Bhayangkara Hasta Brata Batu sebagai penyedia layanan


kesehatan, wajib melindungi harta benda pasien yang tidak mampu
mengamankan barang miliknya atau tidak mampu mengambil keputusan
terhadap barang pribadinya atau tidak ada keluarganya, seperti :

1. Pasien Emergensi
Dalam memberikan pelayanan emergensi di Intalasi Rawat
Darurat RS, sering kali pasien (utamanya yang mengalami
kecelakaan lalu lintas) hanya di antar oleh petugas kepolisiaan
atau masyarakat umum dan tidak ada yang mau bertanggung
jawab menitipkan barang berharga yang dimilki oleh oleh pasien
seperti uang dan perhiasan maka semua menjadi tanggung jawab
rumah sakit untuk mengamankannya.

2. Pasien tidak dapat mengkomunikasikan keputusannya,


baik dengan berbicara, bahasa tubuh atau cara lainnya
(Pasien koma).
Hal ini terjadi pada pasien koma yang mengalami kehilangan
kesadaran sehingga tidak dapat menjaga dan
mengkomunikasikan barang miliknya. Koma dapat timbul karena
berbagai kondisi termasuk keracunan keabnormalan metabolik,
penyakit system saraf pusat, serta luka neorologis akut seperti
stroke dan hipoksia, gagar otak karena kecelakaan berat
terkena kepala dan terjadi pendarahan di dalam tempurung
kepala. Koma juga dapat secara sengaja di timbulkan dengan
pemberian anagen farmasentika. Seringkali pasien koma hanya di
antar oleh petugas kepolisian atau masyarakat umum dan tidak
ada yang mau bertanggung jawab menitipkan barang berharga
yang dimilki oleh oleh pasien seperti uang, dan perhiasan maka
semua menjadi tanggung jawab rumah sakit untuk
mengamankannya.

3. Pasien dengan tanpa Identitas (Mr X/Mrs X)


Hal ini terjadi pada pasien dengan tanpa identitas yang tidak
dapat menjaga dan mengkomunikasikan barang miliknya.
Seringkali pasien dengan tanpa identitas hanya di antar oleh
3

petugas kepolisiaan atau masyarakat umum dan tidak ada yang


mau bertanggung jawab menitipkan barang berharga yang di
milki oleh oleh pasien seperti uang dan perhiasan, maka semua
menjadi tanggung jawab rumah sakit untuk mengamankannya.
4

BAB III
TATA LAKSANA

a. Prosedur penyimpanan barang berharga pada


pasien gawat darurat, koma dan pasien tanpa Identitas
(Mr. X / Mrs X) yang tidak ada satu orang pun penunggu
Pasien gawat darurat & koma yang tidak ada satupun
penunggu maka yang menitipkan barang berharga adalah petugas
IGD / front office dan di dampingi oleh saksi yaitu petugas satpam,
dengan cara : kedua petugas datang ke tempat penitipan yang
dijaga oleh security dengan membawa barang pasien. Selanjutnya
satpam akan menyiapkan formulir penyimpanan barang berharga
(rangkap dua) dan mengisinya sesuai jumlah dan kondisi barang
yang akan dititipkan. Setelah proses pengisian dan pengecekan
barang selesai, security akan mengambil formulir pertama untuk
disimpan di dalam loker bersama barang dan formulir kedua
(tindasan) diberikan kepada petugas yang menitipkan barang untuk
disimpan di dalam rekam medis pasien yang nantinya diberikan
kepada keluarga pasien sebagai bukti pengambilan. Setelah
keluarga pasien ada, maka barang segera dilimpahkan kepada
keluarga yang ada dengan prosedur yang telah ditetapkan RS
Bhayangkara Hasta Brata Batu.

b. Prosedur Pengambilan barang:


Pada saat keluarga pasien telah datang / pasien pulang /
meninggal dunia, perawat IRNA menyerahkan formulir
penyimpanan barang milik pasien kepada keluarga / pihak yang
berhak dan mengarahkannya untuk mengambil barang yang telah
ditipkan di RS Bhayangkara, dengan cara: keluarga pasien / pasien
datang ke tempat penitipan barang sambil membawa formulir
penyimpanan barang yang selanjutnya diberikan kepada petugas
security yang berjaga. Kemudian security mencocokkan data
identitas yang ada di formulir penyimpanan barang berharga dan
melakukan pengecekan jumlah dan kondisi barang yang dititipkan.
Selanjutnya penyerahan barang diikuti dengan pengisian formulir
serah terima barang yang ditanda tangani kedua belah pihak.
5

BAB IV
DOKUMENTASI

Semua proses penyimpanan dan penyerahan barang milik pasien


dicantumkan dalam formulir yang akan dilampirkan pada rekam medis pasien
tersebut. Adapun formulir dalam perlindungan barang milik pasien antara lain:

a. General consent Informasi Penyimpanan Harta Benda Pasien point


IV
b. Formulir Penyimpanan Barang Milik Pasien
c. Formulir Serah Terima Barang Milik Pasien
6

BAB V
PENUTUP

Demikian panduan ini dibuat agar dapat dijadikan acuan dalam


memberikan pelayanan bagi pasien terutama dalam hal melindungi harta
benda miliknya dikarenakan ketidakmampuan pasien tersebut atau sebab lain,
sehingga rumah sakit mengambil tanggung jawab penuh melalui prosedur
yang telah ada.

Batu, Oktober 2016


KARUMKIT BHAYANGKARA HASTA BRATA BATU

drg. WAHYU ARI PRANANTO, MARS


KOMISARIS POLISI NRP 76030927

Anda mungkin juga menyukai