Anda di halaman 1dari 23

TEORI AKUNTANSI

ASPEK KELEMBAGAAN DALAM PENGEMBANGAN AKUNTANSI &


AKUNTANSI DI INDONESIA

KELAS : AKUNTANSI F

KELOMPOK 3

1. I PUTU GEDE ANDIKA ADI PUTRA ( 01 )

2. EKA MARADIKA KURNIAWAN ( 21)

3. I WAYAN SURYANTARA ( 22 )

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

2017
ASPEK KELEMBAGAAN DALAM PENGEMBANGAN AKUNTANSI

Proses pembentukan standar akuntansi merupakan proses yang cukup pelik karena
melibatkan aspek politik, bisnis, sosial budaya. Aspek politik cukup dominan karena tarikan
beberapa kepentingan baik pihak pemerintah, swasta maupun profesi akuntan itu sendiri. Hal
ini dapat dipahami karena standar akuntansi yang akan diberlakukan akan mengikat semua
pihak.
Dilihat dari aspek bisnis, standar akuntansi akan berkembang seiring dengan
perkembangan dunia bisnis. Munculnya transaksi-transaksi bisnis baru yang semakin
komplek menuntut adanya standar akuntansi yang mengatur transaksi tersebut.
Pentingnya keberadaan suatu teori akuntansi mendapat perhatian yang serius pada
permulaan abad 20 ketika perkembangan akuntansi berpindah ke Amerika Serikat.
Pergeseran pusat perkembangan akuntansi ke Amerika Serikat disebabkan pertumbuhan
ekonomi yang sangat cepat dan yang telah mengubah Amerika Serikat menjadi kekuatan
ekonomi yang paling dominan di dunia. Pertumbuhan ekonomi yang pesat menyebabkan
aktivitas ekonomi menjadi semakin kompleks dan kebutuhan akan praktik akuntansi yang
sehat pun semakin kuat dirasakan oleh kalangan akademisi maupun praktisi di Amerika
Serikat. Berbagai usulan tentang konsep, asumsi, prinsip, postulat segera mengisi jurnal-
jurnal ilmiah. Pada saat yang bersamaan badan-badan profesional akuntansi mulai
bermunculan.
Perlunya melihat sejarah pembentukan standar akuntansi di amerika karena profesi
akuntansi di USA sudah cukup lama sehingga memudahkan bagi kita untuk melihat pengaruh
berbagai aspek di atas terhadap penyusunan standar akuntansi.

3.1. Penyusunan Standar Akuntansi di Amerika Serikat


Pengaruh manajemen dalam pembentukan prinsip-prinsip akuntansi muncul dari
meningkatnya jumlah pemegang saham dan peranan ekonomik dominan yang dimainkan oleh
korporasi industri setelah 1900. Penyebaran kepemilikan saham memberi peluang bagi
manajemen untuk mengendalikan bentuk dan isi pengungkapan akuntansi. Ketergantungan
pada inisiatif manajemen menimbulkan konsekuensi sebagian besar. Teknik akuntansi tidak
memiliki dukungan teoritis. Selama tahun 1920-an nilai pasar saham naik lebih tinggi
dibanding dengan nilai riil terjamin yang mendasarinya sampai seluruh struktur tersebut
ambruk pada saat terjadinya malaise (crash) pasar modal tahun 1929. Pemerintah Amerika
Serikat di bawah kepemimpinan Presiden Franklin D. Roosevelt berusaha untuk menangkal
terjadinya depresi dan di antara berbagai tindakan yang diambil. Ia menciptakan satu badan
yang diberi nama Securitiesa and Exchanges Commission (SEC atau Bapepam AS). Badan
ini bertanggung jawab untuk melindungi kepentingan para investor dengan memastikan
adanya ketentuan mengenai pengungkapan yang lengkap dan layak di dalam peraturan pasar
modal.
Keberadaan SEC ini telah memacu profesi akuntansi untuk bersatu dan menjadi lebih
cerdik dalam mengembangkan prinsip-prinsip akuntansi serta etika profesi untuk mengatur
profesi akuntansi. Hal ini menimbulkan terbentuknya beberapa organisasi sektor swasta yang
berbeda, dimana setiap organisasi mempunyai tanggung jawab untuk menertibkan standar
standar akuntansi.
Seperti yang telah kita ketahui terdapat tiga kelompok penting yang terlibat dalam
laporan keuangan, yaitu para pemakai, manajer perusahan serta auditor eskternal. Pada
umumnya, fungsifungsi ini dapat saja saling bertentangan satu sama lain. Hal ini merupakan
salah satu alasan mengapa dipandang perlu untuk mengatasi pandangan yang berbeda yang
dapat menimbulkan adanya penerapan metode akuntansi yang berbeda dalam keadaan yang
sama. Standar ini dianggap oleh profesi sebagai cerminan posisi profesi yang diterima umum,
dan harus diikuti dengan penyusunan setiap laporan keuangan, kecuali jika keadaa
membenarkan adanya pengecualian terhadap standar yang ada.
Pengembangan standar akuntansi di Amerika dapat dibagi ke dalam tiga tahap yaitu
tahap awal pembentukan (1930-1946). Periode setelah perang dunia (1946-1959), dan
periode modern (1959 sampai sekarang).
Periode sebelum tahun 1930 akuntasnsi di Amerika boleh dikatakan tidak diatur.
Praktek dan prosedur akuntansi yang digunakan oleh dunia usaha umumnya dianggap
rahasia. Satu perusahaan dengan perusahaan lainnya tidak saling mengetahui prosedur
akuntansi yang digunakan. Sebagai akibat terjadi ketidak seragaman dalam praktek akuntansi
antar perusahaan bahkan antar perusahaan dalam industri yang sama. Tuntutan perlunya
standar akuntansi datang dari perbankan dan kreditur lainnya karena merekalah pemakai
utama laporan keuangan perusahaan.

3.2. Periode pembentukan (1930-1946)


Dalam fase ini manajemen di anggap memiliki peranan yang besar dalam
merumuskan standar akuntansi. Hal ini muncul dari akibat bertambahnya investor dan
peranannya yang besar dalam perkembangan perusahaan setelah tahun1900.
Jika situasi manajemen memengaruhi penyusunan standar akuntansi, terjadi keadaan sebagai
berikut :
a. Banyak standar akuntansi lemah dari segi teoritis, metode pemecahan masalah
akuntansi adalah pragmatis bukan di dasarkan pada teoti.
b. Focus perhatian manajemen adalah hanya ingin untuk menentukan laba kena
pajak dan upaya mengurangi beban pajak
c. Teori akuntansi yang dianut selalu dilatarbelakangi oleh konsep smoot earnings
d. Masalah-masalah rumit selalu dihindarkan dan muncullah pemecahan masalah
yang mudah
e. Beberapa perusahaan yang berbeda menerapkan teknik yang berlainan untuk
satu masalah yang sama.
Maka, akibat dari crash di pasar modal pada tahun 1929 (Market crash) periode 1930
sampai 1946 memiliki pengaruh yang signifikan di dalam praktek akuntansi di Amerika.
Usaha pertama mengembangkan standar dimulai dengan adanya persetujuan antara American
Institut Certified Public Accountant (AICPA) dan New York Stock Exchanges.
Hasil kerjasama ini adalah format draft Five Broad Accounting Principles yang
disiapkan oleh Komite AICPA dan disetujui oleh Komite NYSE pada tanggal 22 September
1932. Dokumen ini merupakan usaha formal untuk mengembangkan Generally Accepted
Accounting Principles dan dimasukan ke dalam Accounting Research Bulletin (ARB) No.
43. Upaya bersama yang dilakukan NYSE dan AICPA memiliki pengaruh besar dalam
pembuatan kebijakan akuntansi di Amerika Serikat selama 50 tahun ke depan. Rekomendasi
(semua aspek dari dokumen NYSE / AICPA asli) belum sepenuhnya diimplementasikan,
tetapi konsep dasar yang mengizinkan tiap perusahaan untuk memilih metode-metode dan
prosedur yang paling tepat untuk laporan keuangannya sendiri dalam kerangka
dasar accepted accounting principles menjadi titik fokus pembangunan prinsip-prinsip di
Amerika Serikat.
3.2.1 Formasi The Securities And Exchange Commision (SEC)
SEC dibentuk oleh Kongres pada tahun 1934. Tujuannya adalah untuk
menyusun Securities Act pada tahun 1933 dan Securities Exchange Act tahun 1934.
Kedua undang-undang tersebut adalah undang-undang sekuritas nasional pertama di
Amerika Serikats.
Pada awalnya, SEC mengizinkan profesi akuntansi untuk menyusun prinsip
akuntansi tanpa campur tangan pihak lain. Akan tetapi, pernyataan yang dibuat SEC
pada tahun 1937 dan 1938 mengindikasikan bahwa mulai timbul ketidaksabaran
dengan profesi tersebut. Pada Desember 1937, Komisioner SEC Robert Healy
memanggil American Accounting Association (AAA). Ia menyatakan bahwa terdapat
kesulitan yang besar akan tidak adanya pihak yang memiliki otoritas untuk
membenahi dan memelihara standar akuntansi. Ia yakin bahwa pihak yang memiliki
otoritas tersebut ada dalam Securities and Exchange Commision.
Akhirnya, pada 25 April 1938, SEC mengirim pesan implisit bahwa kecuali
profesi akuntansi membentuk badan otoritatif untuk pengembangan standar akuntansi,
SEC akan menentukan praktik-praktik akuntansi yang dapat diterima dan metode
mandatori untuk digunakan dalam laporan yang mengandung infromasi akuntansi.

3.3. Committee on Accounting Procedures (1936-1946)


Pada fase ini perumusan standar akuntansi didomilisi oleh profesi. Pada periode
organisasi tumbuh dan perkembangan dengan pesat. Pada fase ini pulalah keluar Securities
Acts, yaitu peraturan tentang modal pada tahun 1933 dan 1934 yang merupakan bentuk
campur tangan pemerintah dalam akuntansi. Tahun 1933 AICPA membentuk Special
Commitee on Development of Accounting Priciples, yaitu komite khusus pengembangan
prinsip akutansi. Namun tidak banyak yang bisa dikerjakan oleh Komite ini dan kemudian
diganti dengan Committee on Accounting Procedures (CAP). CAP mulai tahun 1939
menerbitkan prinsip akuntansi yang memiliki dukungan otoritas. Selama periode dua tahun
1938-1939 telah diterbitkan 12 Accounting Reseacrh Bulletin (ARB) . Pada awalnya SEC
merasa puas dengan usaha yang dilakukan oleh profesi akuntansi untuk menyusun prinsip
akuntansi. Akan tetapi, sudah diketahui bahwa proses penyusunan peraturan akan diambil
alih jika profesi akuntansi dirasa lambat. Tidak semua anggota profesi akuntansi senang
dengan peraturan akuntansi yang dikembangkan selama periode tersebut. Para anggota AAA
memberikan sebuah prosedur deduktif untuk perumusan peraturan akuntansi, untuk
menentang pendekatan induktif formal utama yang diberikan oleh CAP.
Pada masa 19391946 ternyata tidak menghasilkan prinsip akuntanasi yang
komprehensif. Namun ada dua kontribusi penting yang dihasilkan.
Pertama, keseragaman praktek akuntansi secara signifikan telah mengalami perbaikan.
Kedua, kebijakan akuntansi yang dibuat di Amerika dibuat hanya untuk sektor swasta.
Periode ini menunjukkan organisasi profesi memiliki peranan yang dominan dan
perumusan standar akuntansi. Dominasi profesi ini juga memberikan dampak sebagai berikut:
a. Asosiasi dan organisasi-organisasi profesi belum yakin terhadap kerangka teori
yang sudah ada.
b. Kekuatan/otoritasnya tidak jelas.
c. Adanya beberapa alternative menimbulkan timbulnya flexibilitas dalam
menerapkan standar akuntansi.

3.4. Periode Berakhirnya CAP


Tahun 1957-1959 mewakili suatu periode transisi dalam pengembangan standar
akuntansi di Amerika Serikat. Kritik CAP meningkat, dan bahkan pilar pendirian akuntansi
mencela operasinya. Akhirnya, presiden AICPA, Alvin R. Jennings, menyerukan pendekatan
baru untuk pengembangan prinsip akuntansi. Selama pertengahan hingga akhir tahun 1950,
minat dalam pengembangan prinsip akuntansi tumbuh baik di dalam maupun di luar profesi.
Sayangnya, minat dalam pengembangan prinsip akuntansi ini memunculkan kritik
negatif terhadap CAP. Eksekutif Keuangan dan Praktisi Akuntansi dalam perusahaan yang
lebih kecil mengeluh bahwa mereka tidak diberi kesempatan cukup untuk menyampaikan
opini mereka dalam penyusunan ARB.

1.5.1 Pendekatan Baru


Pada tahun 1957, Alvin R.Jennings menyampaikan pidato pada pertemuan
tahunan AICPA. Ia menganjurkan reorganisasi AICPA untuk mempercepat
perkembangan prinsip akuntansi. Jeannings menekankan perlunya riset sebagai bagian
dari program pengembangan.

3.5. Periode Modern (1959 sampai sekarang)

3.5.1. Berdirinya Accounting Principles Board (APB)


APB dan Accounting Research Division (ARD) mempunyai divisi penelitian
yang semi-otonom. Mempunyai direktur sendiri yang berwenang untuk
mempublikasikan penemuan penelitian yang dilakukan stafnya dan tidak memiliki
pertanggungjawaban pada komite teknis AICPA. Pada penerbitan proyek penelitian
apa yang akan diambil, direktur penelitian harus mencocokkannya dengan pimpinan
APB. Jika keduanya tidak menyetujui, APB menentukan proyek apa yang akan
diambil oleh divisi penelitian. Hasil dari proyek penelitian akan diterbitkan di
Accounting Research Studies (ARSs). Dalam bentuknya, APB sama dengan CAP,
yang terdiri dari 18-21 member, yang semuanya juga merupakan member dari
AICPA. Pada awal berdirinya APB dikarakteristikkan dengan kegagalan dan keragu-
raguan. Studi riset tidak diterima oleh profesi dan kontroversi pajak investasi
merupakan tantangan serius bagi KAP besar.

3.5.2. ARSs 1 dan 3


ARS 1 The Basic Postulates of Accounting karya Maurice Moonitz
dipublikasikan tahun 1961, awalnya tidak mendapatkan reaksi yang baik, baik dari
APB maupun dari profesi secara umum. ARS 3 A Tentative Set of Broad Accounting
Principles for Business Enterprises karya Robert Sprouse dan Moonitz terbit 1962
dan mendapat banyak kritikan dari berbagai area. Dewan meyakini bahwa studi 1 dan
3 adalah kontribusi yang bernilai bagi pemikiran akuntansi yang berbeda secara
radikal dengan GAAP yang ada sekarang yang dapat diterima saat ini.

3.5.3. Kredit Pajak Investasi


Pada November 1962 dikeluarkan APB Opinion 2 yang menguraikan kredit
pajak investasi menyebabkan masalah lain. Terdapat dua pendapat berbeda dalam
perhitungan kredit pajak investasi (investment tax credit): (1) metode flow-through,
yaitu mengakui keuntungan pajak pada tahun penerimaaanya (2) metode deferral,
yaitu mengakui keuntungan pajak sepanjang umur aktiva terkait. APB Opinion 2
memutuskan menggunakan metode deferral, akibatnya 3 CPA besar tidak
mengharuskan kliennya mengikuti opini tersebut. Lebih jauh lagi, pada Januari 1963
SEC mengeluarkan ASR 96 yang mengizinkan menggunakan metode flow-through
atau metode deferral. Akhirnya APB menerbitkan APB Opinion no. 4 yang
membolehkan penggunaan kedua metode di atas.
Akhir tahun 1964 Dewan AICPA mengumumkan wewenang APB kembali
yang dinyatakan dalam Apendiks pada APB Opinion no. 6 dengan suara bulat
disetujui bahwa kebiasaan dari APB Opinion harus diungkapkan dalam Laporan
Keuangan yang diaudit oleh anggota AICPA. Jika akuntan independen menyimpulkan
bahwa metode yang digunakan mempunyai pendukung otoritas yang substantif,
meskipun tidak mengandung prinsip akuntansi tertentu diungkapkan dalam catatan
atau laporan auditor. Jika memungkinkan auditor harus mengungkapkan dampak dari
kebiasaan tersebut. Jika prinsip yang digunakan tidak didukung oleh otoritas yang
substantif, maka kualifikasi auditor adalah adverse atau disclaimer.
3.5.4. APB yang Diperangi
Pada tahun 1965 sampai 1967, kritik lebih lanjut dari dewan muncul di pers.
Selama periode ini, APB menerbitkan 7 opini. ARS 8 Accounting for the Cost of
Pension Plan oleh Ernest L. Hicks mereview argumentasi alternatif akuntansi yang
berbeda dan masalah praktiknya. APB Opinion no. 8 menggunakan riset ini sebagai
dokumen sumber dan merupakan aplikasi nyata yang pertama dari pendekatan dua
cabang. APB Opinion no.9 menguraikan pos-pos luar biasa dan earning per share.
Opini menghapus perbedaan dalam praktik sehubungan dengan pos-pos luar biasa.
Juga sebagai persetujuan terhadap semua konsep termasuk laporan laba rugi. ARS 9
Interperiod Allocation of Corporate of Income Taxes karya Homer Black dipakai
sebagai sumber informasi dalam pertimbangan dewan. Meskipun kontroversial, APB
no.11 mengharuskan alokasi pajak penghasilan secara komprehensif, secara signifikan
telah membatasi prosedur-prosedur alternatif dalam praktik.

3.5.5. ARS 7 and APB Statement 4


ARS 1 dan 3 tidak diterima kalangan akuntan, sehingga diterbitkan ARS 7
Inventory of GAAP for Business Enterprises oleh Paul Grady. Dengan dasar ARS 7
tahun 1970 dikeluarkan APB Statement no.4 Basic Conscept and Accounting
Principles Underlying Financial Statement of Business Enterprises dengan tujuan:
1. Sebagai dasar untuk mengevaluasi penyajian praktik akuntansi, membantu
memecahkan masalah akuntansi dan memandu pengembangan akuntansi
keuangan pada masa yang akan datang.
2. Meningkatkan pemahaman terhadap tujuan akuntansi keuangan, sifat dari proses
dan kekuatan yang membentuknya dan keterbatasan laporan keuangan dalam
menyediakan informasi yang dibutuhkan.
Pernyataan APB 4 mencakup banyak topik yang sama termasuk dalam ARS 7.
APB gagal dalam tanggung jawabnya untuk menyusun dasar postulat dan prinsip
akuntansi yang lebih luas.

3.5.6. Kritikan yang Berkelanjutan


Terdapat 2 kritikan terhadap penyusunan standar: (a) paparan untuk pendapat
APB tentatif terlalu terbatas dan prosesnya terlalu lambat dan (b) masalah
penggabungan badan usaha terlalu lama akibat banyaknya tekanan dari pihak yang
kurang tepat. Kritik tersebut ditanggapi dengan melanjutkan ke Financial Accounting
Standards Board (FASB) pada tahun 1971.
Kontroversi atas penggabungan usaha dan goodwill memakan waktu yang
paling lama untuk dibahas secara luas oleh APB. Pada tahun 1963, ARS 5
diterbitkan, A Critical Studi of Accounting for Business Combinations oleh Arthur
Wyatt, dan pada tahun 1968 diterbitkan Accounting for Goodwill oleh George Catlett
dan Norman Olson. ARS 5 menyimpulkan bahwa penyatuan kepentingan akuntansi
harus dihentikan dangoodwill memiliki dua komponen, salah satunya dengan
umur terbatas yang mengharuskan amortisasi periodik, dan yang lainnya dengan umur
tak terbatas untuk dilanjutkan pada periode mendatang. ARS 10 menyimpulkan
bahwa Goodwill tidak dapat dikatakan sebagai asset, oleh karena itu, goodwill harus
segera dikurangkan dari ekuitas pemegang saham pada saat diselesaikannya
penggabungan. Kemudian pada Juli 1969, draft awal opini mengusulkan polling of
interest dihapuskan dan goodwill diamortisasi maksimal 40 tahun. Pada Februari
1970, draft opini yang lain mengizinkan polling of interest (jika tes 3 ke 1 terpenuhi)
dan goodwill diamortisasi maksimal 40 tahun. Akhirnya, pada Juni 1970, dua per tiga
mayoritas setuju untukmengizinkan polling of interest (jika tes 9 ke 1 terpenuhi) dan
goodwill diamortisasi maksimal 40 tahun.
Pada April 1971, AIPCA membentuk 2 kelompok studi (1) kelompok studi
yang menetapkan prinsip-prinsip akuntansi, diketuai Francis M. Wheat dan (2)
kelompok studi dengan tujuan Laporan Keuangan diketuai Robert M. Trueblood.

3.5.7. Laporan Kelompok Wheat


Komite ini menyelesaikan laporannya pada Maret 1972. Laporan tersebut
merekomendasikan :
1. Pendirian Financial Accounting Foundation, dengan 9 wakil
bertugas memilih anggota FASB dan mengumpulkan dana operasional.
2. Pendirian FASB, dengan 7 anggota full-time dan bertugas menetapkan standar
laporan keuangan.
3. Pendirian Financial Accounting Standards Advisory Council, dengan
20 anggota, dengan tugas berkonsultasi dengan FASB untuk menetapkan
prioritas dan tugas untuk menanggapi usulan standar.
Rekomendasi ini diterima oleh AICPA Juni 1972 dan FASB berdiri 1 Juli 1973.
3.5.8. Laporan Kelompok Trueblood

Sampai dengan Oktober 1973, Kelompok Trueblood tidak melengkapi


laporannya, hanya mengidentifikasi beberapa tujuan tanpa membuat usulan
implementasi. FASB mempertimbangkan Laporan Trueblood dalam proyek rerangka
konseptual.

3.5.9. FASB
FASB adalah suatu organisasi independen yang beranggotakan tujuh orang
dan bekerja penuh di badan ini. Mereka berasal dari bidang akuntansi profesional,
usahawan, wakil pemerintah dan wakil bidang akademis. Fungsi utama FASB adalah
untuk mempelajari masalahmasalah akutansi dan menetapkan standar akuntansi.
Standar ini diterbitkan sebagai rumusan standar akuntansi keuangan.
FASB juga menerbitkan rumusan konsep akuntansi keuangan, konsep-konsep
yang diperkenalkan di dalam statement standard. Struktur FASB mengalami perubaan
pada tahun 1977 dan modifikasi perubahan ini sebagai hasil rekomendasi dari
Structure Committee of the Financial Accounting Foundation (FAF).
FAF terdiri dari 6 organisasi sponsor yaitu AAA, ACIPA, Financial Analysis
Federations (FAF), Financial Executives Institute (FEI), National Association of
Accountant (NAA) dari security industry Association (SIA), FAF terdiri dari 13 orang
anggota yang merupakan watak dari 6 sponsor tersebut ditambah wakil pemerintah
dan komposisi sebagai berikut :
1. Satu wakil AAA
2. Empat wakil Financial Analysis Predication
3. Dua wakil Financial Executives of Accountant
4. Satu Wakil National Association
5. Satu wakil Security Industry Associantion
6. Tiga wakil dari kelompok akutan pemerintah
Tugas FAF adalah mengangkat board of Trustee. Board of Trustee ini telah
dikembangkan untuk mengakomodasi tambahan dua anggota ini dari organisasi besar
yang tidak termasuk dalam 6 organisasi sponsor yaitu industri perbankan . Board of
Trustee kemudian mengangkat anggota FASB, menandai kegiatan Board dan
berperan sebagai pengawas.
Anggota FASB berjumlah 7 orang yang masing-masing diangkat untuk waktu
5 tahun dan menjabat maksimum 2 periode. Selama menjadi anggota FASB, mereka
harus independen dan tidak boleh ada konflik interest antara anggota secara pribadi
dengan public interest. Latar belakang seorang anggota FASB adalah pengetahuan
akuntansi, finance dan bisnis serta memiliki perhatian serius terhadap kepentingan
publik.

Prosedur penyusunan standar:


1) Melakukan Identifikasi masalah
2) Membentuk task force, untuk mengeksplorasi segala aspek dari masalah berupa
discussion memorandum.
3) Menyebarkan discussion memorandum ke pihak-pihak yang berkepentingan.
4) Melaksanakan public hearing
5) Menerbitkan exposure draft dari standard dan dimintakan pendapat secara
tertulis kepada semua pihak yang berkepentingan.
6) Menerbitkan exposure draft baru atau final vote diambil oleh dewan FASB
a. Penilaian Terhadap FASB
Hasil evaluasi terhadap FASB oleh Dewan Perwakilan FAF adalah sebagai
berikut :
1. Proses penetapan standar akuntansi yang baru membutuhkan pertimbangan
mendalam dari seluruh unsur pemakai.
2. Proses membutuhkan penilaian unjtuk memperkirakan dampak yang mungkin
timbul dari standar yang diusulkan.
3. Keberhasilan sebuah standar tidak ditentukan oleh penyusun, tetapi harus
diasimilasikan dengan pemakai.
4. Proses asimilasi membutuhkan pendidikan untuk memperlihatkan nilai-nilai
dalam standar yang diajukan.
FASB telah menghasilkan lebih dari 159 Standar Akuntansi Keuangan hingga
Juni 2007 yang disebut juga dengan gerakan clean up the balance sheet
(pembersihan neraca). Hal ini menghasilkan neraca yang lebih konservatif. FASB
dinilai lebih sukses bila disbandingkan dengan dua pendahulunya. Namun demikian,
walaupun prestasinya tergolong baik, FASB sekali lagi diserang oleh berbagai pihak.
b. Perbandingan antara CAP, APB, dan FASB

Karakteristik CAP APB FASB


Terpisah dari AICPA;
Independensi Bagian dari
Bagian dari AICPA didukung enam organisasi
Organisasi AICPA
profesi
Independensi Karyawan full- Karyawan full-time FASB,
Karyawan full-time
Anggota time biasanya dari KAP
Tidak harus bertitel CPA;
boleh berasal dari akuntan
Luasnya Harus bertitel
Harus bertitel CPA publik, pemerintahan,
Keanggotaan CPA
industri, sekuritas, dan
akademisi.
lebih luas dan dibawa ke
Sangat terbatas, dalam proses (sidang terbuka
meskipun menjadi sangat dan tanggapan untuk
Proses Sedikit, jika ada
luas menjelang akhir merancang draft), dapat
eksistensinya menyebabkan masalah
kelumpuhan demokrasi
Teoritis Postulat dan Prinsip telah
Dokumen gagal, kecuali ARS No. 7 Kerangka Konseptual lebih
Tidak mencoba
Pendukung dan APB Statement No. sukses daripada APB.
Standar 4 yang dinilai berhasil
Lebih luas daripada para
pendahulunya, diskusi
Penggunaan Kegunaan utama adalah
Sangat terbatas memorandum; FASB telah
Penelitian pada ARSs
membentuk beberapa studi
penelitian.

c. Evolusi Kekuatan FASB


Beberapa organisasi telah mencoba untuk membatasi atau mempersempit
kekuasaan legislatif FASB. Ketika tanggung jawab untuk menetapkan Standar
dipindahkan dari AICPA ke FASB pada tahun 1972, AICPA membentuk
Accounting Standards Executive Comittee (AcSEC) untuk melakukan fungsi
penghubung antara AICPA dan FASB. Komite ini bertugas merespon nota
diskusi, meminta komentar dan membuat usulan draft awal untuk FASB.
AcSEC mengeluarkan 2 pengumuman: Statement of Position (SOP) dan
Industry Accounting Guides (Guides). Umumnya, SOP dan Guides berurusan
dengan subjek yanglebih sempit dan khusus dibandingkan dengan FASB
Statements.
Jika standar industri telah menjadi bagian AcSEC, kelompok lain
Emerging Issues Task Force (EITF) - yang dibuat pada tahun 1984, hanya
menekankan pada masalah yang sangat teknis, seperti instrumen keuangan, yang
dapat mempengaruhi perusahaan-perusahaan di hampir setiap industri. EITF juga
memperhatikan masalah khusus dari lembaga keuangan. Anggota kelompok ini
terdiri dari mitra teknis senior dari perusahaan-perusahaan besar dan kepala
akuntan SEC.
Tantangan lebih lanjut untuk kekuatan penetapan standar FASB datang
dari Government Accounting Standards Board (GASB), diciptakan oleh FAF
pada tahun 1984 untuk menangani akuntansi perkotaan. Laporan keuangan untuk
tujuan umum dari entitas seperti rumah sakit, perguruan tinggi dan universitas,
dan rencana pensiun seharusnya menggunakan standar FASB, kecuali GASB
telah mengeluarkan standar tertentu yang mencakup jenis entitas spesifik
(tumpang tindih).

3.5.10. Kongres Investigasi


Telah dijelaskan tantangan terhadap otoritas legislatif FASB yang timbul dari
ketidakpuasan dengan proses penetapan standar. Sumber lain tekanan adalah kongres
investigasi profesi audit dan aparat penetap standar. Dua laporan subkomite kongres
beredar di akhir 1976 dan awal 1977 sangat kritis. John E. Moss, ketua dari subkomite
kongress yang laporannya sangat kritis terhadap keragaman yang ada dari prinsip-
prinsip akuntansi yang berlaku umum. Laporan Senat subkomite, diketuai oleh
Senator Lee Metcalf, diarahkan menuju struktur kelembagaan akuntansi keuangan.
Laporan tersebut mengenai konsentrasi kekuasaan oleh FASB, SEC, AICPA, dan
"Delapan Besar" (sekarang "Empat Besar") CPA. Pada intinya, laporan meminta
peraturan pemerintah dari keseluruhan profesi. Setelah dengar pendapat publik,
laporan dimodifikasi secara signifikan untuk memungkinkan pengaturan standar untuk
tetap berada di sektor swasta.
Banyak perubahan organisasi terjadi karena kongres investigasi ini. Tujuan
utama dari perubahan adalah :
1. Memperkuat proses audit dan independensi auditor,
2. Memastikan kepatuhan dengan standar kinerja yang tinggi tidak hanya bagi
CPA tetapi juga kantor akuntan publik di bawah sistem self-regulasi yang
efektif,
3. Menjamin partisipasi yang lebih besar oleh wakil-wakil masyarakat dalam
urusan profesi,
4. Membangun perbedaan antara perusahaan publik dan non publik yang lebih
kecil untuk tujuan penerapan standar teknis, dan
5. Meningkatkan efektivitas keseluruhan profesi dalam melayani
kebutuhan masyarakat.

3.5.11. Sarbanes-Oxley Act (SOX)


SOX mendirikan Public Company Accounting Oversight Board (PCAOB),
sebuah badan pengawas sektor privat yang dipantau oleh SEC. PCAOB bertanggung
jawab untuk mendaftar kantor akuntan publik, menetapkan standar audit, memeriksa
kantor akuntan terdaftar, dan menegakkan kepatuhan SOX. Audit Standards Board
(ASB) tidak lagi menentukan standar untuk audit, atestasi, dan kontrol
kualitas. PCAOB harus berkonsultasi dengan kelompok-kelompok profesional seperti
ASB, tetapi memiliki otoritas penuh untuk menetapkan standar yang dianggap perlu.
SOX mengganti peer review dengan pemeriksaan oleh PCAOB, langkah menjauh dari
manajemen diri sendiri oleh profesi.
Selain pembentukan PCAOB, SOX lebih jelas menekankan independensi
auditor, yang dimaksudkan untuk mengembalikan kepercayaan publik yang hilang
pada tahun 1990 dan awal tahun 2000-an karena penyalahgunaan keuangan yang
berasal dari skandal besar.

3.6.12. Krisis Kepercayaan


Krisis kepercayaan di bidang akuntansi publik telah menjadi masalah sangat
penting yang dihadapi seluruh profesi. Ada tekanan luar biasa untuk mengubah audit
menjadi mekanisme pendeteksi penipuan dengan situasi yang membutuhkan auditor
untuk melapor kepada SEC, di kasus perusahaan publik, jika manajemen dan dewan
direksi tidak bertindak tepat. Tentu saja, auditor juga patut disalahkan jika
mengurangi beberapa proses audit dalam upaya mengurangi biaya sebagai hasil dari
penawaran yang rendah, serta inefisiensi pengawasan dan penilaian yang buruk.
Selain itu masih terdapat beberapa kewajiban tambahan seperti apabila auditor gagal
memberikan opini yang sesuai sehingga merugikan klien, maka auditor wajib
memberikan ganti rugi.

3.7. Periode Setelah Skandal Akuntansi


Era ini merupakan era yang mengagetkan dunia akuntansi berbagai kasus skandal
bisnis dan accounting fraud yang terjadi di berbagai negara yang melibatkan perusahaan
besar seperti Sunbearn, Kmart, Enron, WorldCom, Global Crossing (USA), BCCI, Maxwell,
Polly Peck (UK), and HIH Insurance (Australia) menyadarkan badan berwenang untuk
melakukan reformasi berkaitan dengan praktik akuntansi.

3.7.1. Aturan Dalam Sarbanes-Oxley Act 2002


Dalam lingkup praktik akuntansi di Amerika, skandal akuntansi yang dimulai
kasusnya Enron tahun 2001 diikuti WorldCom tahun 2002 dan perusahaan lainnya
merupakan fenomena menarik yang menampar akuntan. Kasus WorldCom merupakan
kasus kebangkrutan terbesar dan terheboh dalam sejarah akuntansi dimana
manajemen WorldCom secara sengaja memalsukan data laba perusahaan. Arthur
Andersen, auditor WorldCom gagal mengungkap pengalihan dana sebesar US$3.85
milyar untuk menaikkan pendapatan (Oliver 2004). Kasus Enron juga menunjukkan
pola serupa yaitu praktik manajemen laba, dimana Enron melaporkanlaba yang tinggi
dan menggunakan transaksi yang sangat kompleks dan direkayasa untuk mencapai
tujuan mereka (Jennings 2003).
Kasus tersebut mendorong pemerintah Amerika melakukan reformasi praktik
corporate governance dan praktik pelaporan keuangan. Sarbanes-Oxley Public
Company Accounting Reform and Investor Protection Act (SOX) disetujui dan
disahkan oleh US Congress pada tahun 2002. Dikeluarkannya undang-undang ini
dipandang sebagai paket kebijakan reformasi yang paling penting di Amerika (Wolk,
et al. 2004). Tujuan utama SOX adalah untuk melindungi kepentingan sesuai dengan
persyaratan perundangan yang berlaku.
Dengan tujuan meningkatkan kepercayaan investor, SOX mewajibkan chief
executive officers (CEO) dan chief financial officers (CFO) perusahaan yang terdaftar
di pasar modal, secara hukum bertanggung jawab terhadap kebenaran laporan
keuangan yang mereka tanda tangani (Goodman 2004). SOX juga menentukan
dengan jelas peran akuntan publik dan audit committee dalam mekanisme corporate
governance, persyaratan pelaporan keuangan dan hukuman bagi yang tidak mematuhi
(Miller and Pashkoff 2002). Aturan yang terdapat dalam SOX tidak hanya
mempengaruhi perusahaan Amerika dab perusahaan asing yang terdaftar di pasar
modal Amerika, tetapi juga mempengaruhi regulator, akuntan publik, komite audit,
pengacara, direktur perusahaan dan para analis. Salah satu implikasi SOX terhadap
profesi akuntansi adalah bahwa auditor perusahaan yang terdaftar di pasar modal
wajib mengeluarkan tiga opini: (1) opini tentang kewajaran penyajian laporan
keuangan, (2) penilaian manajemen atas internal control dalam pelaporan keuangan,
(3) opini tentang penilaian auditor atas keefektivan internal control dalam pelaporan
keuangan.

3.7.2 The Public Company Accountability Oversight Board


Atas dasar ketentuan yang terdapat dalam SOX, di Amerika dibentuk Public
Company Accountability Oversight Board (PCAOB). PCAOB ini merupakan
organisasi nirlaba swasta terdiri dari lima anggota dan maksimal dua diantaranya
adalah anggota yang bersertifikat akuntan publik (certified public accountant). Misi
utama PCAOB adalah untuk melindungi kepentingan investor dan kepentingan publik
dengan cara mengawasi auditor perusahaan publik dalam menyajikan laporan audit
yang independen, jujur dan informatif. SOX memberi wewenang kepada PCAOB
untuk membuat aturan tentang pendaftaran (perizinan) dan pelaporan kantor akuntan
publik, standar audit dan standar profesional lainnya, serta inspeksi dan investigasi
atas kegiatan kantor akuntan publik.
Aturan yang dibuat PCAOB yang ditujiukan kepada akuntan publik adalah
kewajiban akuntan publik untuk menilai keefektivan internal control dalam praktik
pelaporan keuangan berdasarkan pada kriteria tertentu seperti integrated framework
yang dikeluarkan oleh the Committee of Sponsoring Organizations the Treadway
Commission (COSO). PCAOB juga mengeluarkan Auditing Standard No.2 yang
mendefinisikan konsep internal control dalam pelaporan keuangan dan mengatur
tujuan auditor dalam menilai internal control. Selain itu PCAOB menekankan arti
penting Control Environment dan Antri-Fraud Program and Control bagi auditor
dalam menilai internal controlyang digunakan dalam pelaporan keuangan.

3.8. Sejarah Perkembangan Standar Akuntansi Di Indonesia


Dalam perkembangannya, standar akuntansi keuangan terus direvisi secara
berkesinambungan, baik berupa berupa penyempurnaan maupun penambahan standar baru
sejak tahun 1994. Proses revisi telah dilakukan enam kali, yaitu:
1. 1 Oktober 1995
2. 1 Juni 1996
3. 1 Juni 1999
4. 1 April 2002
5. 1 Oktober 2004
6. 1 September 2007
Revisi PSAK yang mengacu pada IFRS
1. PSAK No. 13 (revisi 2007) tentang Properti Investasi yang menggantikan PSAK
No. 13 tentang Akuntansi untuk Investasi (disahkan 1994),
2. PSAK No. 16 (revisi 2007) tentang Aset Tetap yang menggantikan PSAK 16
(1994) : Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-lain dan PSAK 17 (1994) Akuntansi
Penyusutan,
3. PSAK No. 30 (revisi 2007) tentang Sewa menggantikan PSAK 30 (1994) tentang
Sewa Guna Usaha.
4. PSAK No. 50 (revisi 2006) tentang Instrumen Keuangan : Penyajian dan
Pengungkapan yang menggantikan Akuntansi Investasi Efek Tertentu
5. PSAK No. 55 (revisi 2006) tentang Instrumen Keuangan : Pengakuan dan
Pengukuran yang menggantikan Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas
Lindung Nilai.
Dengan adanya penyempurnaan dan pengembangan PSAK secara berkelanjutan dari
tahun ke tahun, saat ini terdapat tiga PSAK yang pengaturannya sudah disatukan dengan
PSAK terkait yang terbaru sehingga nomor PSAK tersebut tidak berlaku lagi, yaitu :
1. PSAK No. 9 (Revisi 1994) tentang Penyajian Aktiva Lancar dan Kewajiban
Jangka Pendek pengaturannya disatukan dalam PSAK No. 1 (Revisi 1998)
tentang Penyajian Laporan Keuangan;
2. PSAK No. 17 (Revisi 1994) tentang Akuntansi Penyusutan pengaturannya
disatukan dalam PSAK No. 16 (Revisi 2007) tentang Aset Tetap;
3. PSAK No. 20 tentang Biaya Riset dan Pengembangan (1994) pengaturannya
disatukan dalam PSAK No. 19 (Revisi 2000) tentang Aset Tidak Berwujud.
Berikut adalah perkembangan standar akuntansi Indonesia mulai dari awal sampai
dengan saat ini yang menuju konvergensi dengan IFRS (Sumber: Ikatan Akuntan Indonesia,
2008).
1. Di Indonesia selama dalam penjajahan Belanda, tidak ada standar Akuntansi yang
dipakai. Indonesia memakai standar (Sound Business Practices) gaya Belanda.
2. Sampai Tahun 1955: Indonesia belum mempunyai undang undang resmi /
peraturan tentang standar keuangan.
3. Tahun 1974: Indonesia mengikuti standar Akuntansi Amerika yang dibuat oleh
IAI yang disebut dengan prinsip Akuntansi.
4. Tahun 1984: Prinsip Akuntansi di Indonesia ditetapkan menjadi standar
Akuntansi.
5. Akhir Tahun 1984: Standar Akuntansi di Indonesia mengikuti standar yang
bersumber dari IASC (International Accounting Standart Committee)
6. Sejak Tahun 1994: IAI sudah committed mengikuti IASC / IFRS.
7. Tahun 2008 : diharapkan perbedaan PSAK dengan IFRS akan dapat diselesaikan.
8. Tahun 2012 : Ikut IFRS sepenuhnya

3.9. Standar Akuntansi di Indonesia


Saat ini standar akuntansi keuangan nasional sedang dalam proses konvergensi secara
penuh dengan International Financial Reporting Standards (IFRS) yang dikeluarkan oleh
IASB (International Accounting Standards Board). Oleh karena itu, arah penyusunan dan
pengembangan standar akuntansi keuangan ke depan akan selalu mengacu pada standar
akuntansi internasional (IFRS) tersebut.
Posisi IFRS/IAS yang sudah diadopsi hingga saat ini diadopsi pada tahun 2009 dan
2010 adalah seperti yang tercantum dalam berikut ini.
1. IFRS/IAS yang Telah Diadopsi ke dalam PSAK hingga 31 Desember 2008
1. IAS 2 Inventories
2. IAS 10 Events after balance sheet date
3. IAS 11 Construction contracts
4. IAS 16 Property, plant and equipment
5. IAS 17 Leases
6. IAS 18 Revenues
7. IAS 19 Employee benefits
8. IAS 23 Borrowing costs
9. IAS 32 Financial instruments: presentation
10. IAS 39 Financial instruments: recognition and measurement
11. IAS 40 Investment propert
2. IFRS/IAS yang Diadopsi ke dalam PSAK pada Tahun 2009
1. IFRS 2 Share-based payment
2. IFRS 4 Insurance contracts
3. IFRS 5 Non-current assets held for sale and discontinued operations
4. IFRS 6 Exploration for and evaluation of mineral resources
5. IFRS 7 Financial instruments: disclosures
6. IAS 1 Presentation of financial statements
7. IAS 27 Consolidated and separate financial statements
8. IAS 28 Investments in associates
9. IFRS 3 Business combination
10. IFRS 8 Segment reporting
11. IAS 8 Accounting policies, changes in accounting estimates and errors
12. IAS 12 Income taxes
13. IAS 21 The effects of changes in foreign exchange rates
14. IAS 26 Accounting and reporting by retirement benefit plans
15. IAS 31 Interests in joint ventures
16. IAS 36 Impairment of assets
17. IAS 37 Provisions, contingent liabilities and contingent assets
18. IAS 38 Intangible assets
3. IFRS/IAS yang Diadopsi ke dalam PSAK pada Tahun 2010
1. IAS 7 Cash flow statements
2. IAS 20 Accounting for government grants and disclosure of government
assistance
3. IAS 24 Related party disclosures
4. IAS 29 Financial reporting in hyperinflationary economies
5. IAS 33 Earning per share
6. IAS 34 Interim financial reporting
7. IAS 41 Agriculture
Berikut adalah program pengembangan standar akuntansi nasional oleh DSAK dalam
rangka konvergensi dengan IFRS (Sumber: Ikatan Akuntan Indonesia, 2008):
1) Pada akhir 2010 diharapkan seluruh IFRS sudah diadopsi dalam PSAK;
2) Tahun 2011 merupakan tahun penyiapan seluruh infrastruktur pendukung untuk
implementasi PSAK yang sudah mengadopsi seluruh IFRS;
3) Tahun 2012 merupakan tahun implementasi dimana PSAK yang berbasis IFRS wajib
diterapkan oleh perusahaan-perusahaan yang memiliki akuntabilitas publik. Namun
IFRS tidak wajib diterapkan oleh perusahaan-perusahaan lokal yang tidak memiliki
akuntabilitas publik. Pengembangan PSAK untuk UKM dan kebutuhan spesifik
nasional didahulukan.

3.10. Penyusunan Standar Akuntansi di Indonesia


Pengembangan standar akuntansi keuangan sejak berdirinya IAI pada tahun 1957
hingga kini. Pengembangan standar akuntansi ini dilakuksn secara terus-menerus, pada tahun
1973 terbentuk Panitia Penghimpun Bahanbahan dan Struktur GAAP dan GAAS.
Kemudian pada tahun 1974 di bentuk KOMITE PRINSIP AKUNTANSI INDONESIA
(KOMITE PAI) yang bertugas menyusun standar keuangan.
Komite PAI telah bertugas selama 4 periode kepengurusan IAI sejak tahun 1974
hingga 1994 dengan susunan personel yang terus diperbarui. Selanjutnya, pada periode
kepengurusan IAI tahun 1994-1998 nama Komite PAI di ubah menjadi Komite Standar
Akuntansi Keuangan (komite SAK), kemudian pada kongres VIII, tanggal 23-24 september
1998 di Jakarta, komite SAK diubah menjadi DEWAN STANDAR AKUNTANSI
KEUANGAN untuk masa bakti 1998-2000 dan diberikan otonomi untuk menyusun san
mengesahkan PSAK.
Sejak IAI berdiri telah dihasilkan tiga standar akuntansi keuangan sebagai berikut:
1. Pada tahun 1973 untuk pertama kali IAI menerbitkan suatu buku Prinsip Akuntansi
Indonesia (PAI) yang sebagian besar merupakan terjemahan buku Paul Grady,
penerbitan ini dipicu oleh diaktifkannya pasar modal di Indonesia pada tahun 1973.
2. Pada tahun 1984 buku Prinsip Akuntansi Indonesia 1984 yang menggantikan PAI
1973 diterbitkan. Komite PAI melakukan revisi secara mendasar terhadap PAI 1973.
3. Pada tahun 1994, IAI kembali melakukan revisi total PAI 1984 dan sejak itu
mengeluarkan serial standar keuangan yang diberi nama Standar Akuntansi Keuangan
(SAK) yang diterbitkan sejak 1 Oktober 1994. Pengembangan standar akuntansi
ketiga ini ditunjukkan untuk memenuhi kebutuhan dunia usaha dan profesi akuntansi
dalam rangka mengikuti dan mengantisipasi perkembangan Internasional. Banyak
standar yang dikeluarkan itu sesuai atau sama dengan standar akuntansi internasional
yang dikeluarkan okleh IASC. PSAK ini tentu akan terus bertambah dan revisi sesuai
kebutuhan perkembangan bisnis dan profesi akuntan.
Selain itu, juga telah dibentuk Komite Akuntansi Syariah (KAS) dan Dewan
Konsultatif Standar Akuntansi Keuangan (DKSAK). Komite Akuntansi Syariah (KAS)
dibentuk tanggal 18 Oktober 2005 untuk menopang kelancaran kegiatan penyusunan PSAK
yang terkait dengan perlakuan akuntansi transaksi syariah yang dilakukan oleh DSAK.
Sedangkan DKSAK yang anggotanya terdiri atas profesi akuntan dan luar profesi akuntan,
yang mewakili para pengguna, merupakan mitra DSAK dalam merumuskan arah dan
pengembangan SAK di Indonesia.
Due Process Prosedure penyusunan SAK
1. Due Process Prosedure penyusunan SAK sebagai berikut:
a. Identifikasi issue untuk dikembangkan menjadi standar;
b. Konsultasikan issue dengan DKSAK;
c. Membentuk tim kecil dalam DSAK;
d. Melakukan riset terbatas;
e. Melakukan penulisan awal draft;
f. Pembahasan dalam komite khusus pengembangan standar yang dibentuk
DSAK;
g. Pembahasan dalam DSAK;
h. Penyampaian Exposure Draft kepada DKSAK untuk meminta pendapat dan
pertimbangan dampak penerapan standar;
i. Peluncuran draft sebagai Exposure Draft dan pendistribusiannya;
j. Public hearing;
k. Pembahasan tanggapan atas Exposure Draft dan masukan Public Hearing;
l. Limited hearing
m. Persetujuan Exposure Draft PSAK menjadi PSAK;
n. Pengecekan akhir;
o. Sosialisasi standar.
2. Due Process Procedure penyusunan Interpretasi SAK
Panduan Implementasi SAK dan Buletin Teknis tidak wajib mengikuti
keseluruhan tahapan due process yang diatur dalam ayat 1 diatas, misalnya proses
public hearing.
Due Process Procedure untuk pencabutan standar atau interpretasi standar
yang sudah tidak relevan adalah sama dengan due process procedures penyusunan
standar yang diatur dalam ayat 1 diatas tanpa perlu mengikuti tahapan due proses e, f,
i, j, dan k sedangkan tahapan m dalam ayat 1 diatas diganti menjadi: Persetujuan
pencabutan standar atau interpretasi.
Penyusunan standar akuntansi Indonesia pada dasarnya mengacu pada model
Amerika dengan sedikit modifikasi. Menurut aturan yang dibuat Dewan Standar Akuntansi
Keuangan, proses penyusunan standar akuntansi keuangan melibatkan delapan tahap berikut
ini (ADB 2003) :
a. Issue Identification. Kongres IAI yang bertemu setiap 4 tahun mengeluarkan resolusi
tentang program kerja strategi DSAK. DSAK ini memonitor dan mempertimbangkan
pengumuman resmi yang dikeluarkan International Accounting Standar Board
(IASB) dan badan perumus standar akuntansi lainnya serta mereview masukan yang
diberikan secara langsung oleh pihak tertentu.
b. Preliminary Consideration. DSAK mendiskusikan isu yang ada dan komisi yang
diperlukan serta melakukan penelitian terhadap isu yang ada sebelum isu tersebut
dimasukkan dalam program kerja DSAK.
c. Preparation of Accounting Discussion Paper. Untuk setiap topic yang diterima,
DSAK membentuk Komite Khusus untuk menyiapkan topic outline dan Accounting
Discussion Paper (ADP) yang secara rinci menjelaskan dan menganalisa topik
tersebut.
d. Preparation of Exposure Draft (ED). Atas dasar pertimbangan yang terdapat dalam
ADP, DSAK menyiapkan ED awal yang harus konsisten dengan kerangan standar
akuntansi internasional. ED awal ini didistribusikan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan untuk mendapatkan tanggapan.
e. Publication of ED. ED dipublikasikan di Media Akuntansi Majalah IAI dan
didistribusikan kepada pihak yang berkepentingan paling lambat 1 bulan sebelum
Public hearing.
f. Public Hearings. Public hearing diselenggarakan untuk memeberi kesempatan pada
pihak yang berkepentingan untuk menyampaikan pandangan mereka terhadap ED
tersebut. Atas dasar masukan tersebut, DSAK akan berkonsultasi dengan pemerintah,
organisasi dan individu lain yang relevan sebelum disyahkan menajadi PSAK.
g. PSAK Preparation. Jika perlu, DSAK mengubah ED untuk merefleksikan hasil
konsultasi yang telah dilakukan.
h. Approval and Promulgation. DSAK menyetujui PSAK untuk diterbitkan sebagai
pedoman resmi praktik akuntansi tertentu. PSAK yang disetujui dipublikasikan
melalui Media Akuntansi dan Website IAI.

Anda mungkin juga menyukai