Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Dosen Pengampu:
Sulistyowati,MEI
Disusun oleh:
JURUSAN SYARIAH
2017
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
Kesehatan merupakan hal yang paling penting di dalam berbagai kondisi bidang
kehidupan, ,perbankkan juga harus selalu dinilai kesehatannya agar tetap prima melayani
para nasabahnya.bank yang tidak sehat, bukan hanya membahayakan dirinya sendiri,akan
tetapi pihak lain.penilaian kesehatan bank amat penting disebabkan karena banyak mengelola
dana masyarakat yang dipercayakan kepada bank.masyarakat sebagi pemilik dana dapat saja
menarik dana yang dimilikinya setiap saat dan bank harus sanggup mengembalikan dana
Untuk menilai sesuatu kesehatan bank dapat dilihat dari berbagai segi.yang mana
penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang
sehat,cukup sehat,kurang sehat atau tidak sehat.bagi bank yang sehat agar tetap
atau petunjuk bagaimana bank tersebut harus dijalankan atau bahkan kalu perlu dihentikan
kegiatan operasinya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu kesehatan bank Islam?
2. Bagaimana cara penilaian kesehatan Bank islam?
3. Apa saja idikator penilaian kesehatan Bank Islam?
4. Apa pengurangan penilaian kesehatan Bank Islam?
1
2
BAB II
PEMBAHASAN
Secara sederhana Bank dikatakan sehat jika Bank mampu menjalankan fungsinya
dengan baik, dimana Bank mempunyai modal yang cukup dan dapat menjaga kualitas asset
dengan baik, mengelola dengan baik dan mengoperasikannya berdasarkan prinsip kehati-
hatian, menghasilkan keuntungan yang cukup untuk mempertahankan operasional usahanya,
serta memelihara likuiditasnya sehingga dapat memenuhi kewajibannya setiap saat. Selain
hal tersebut, Bank harus memenuhi ketentuan dan aturan yang telah ditetapkan, yang pada
dasarnya berupa ketentuan yang mengacu pada prinsip kehati-hatian di dalam operasional
perBankan.3
1 Iswi Haryani, Restrukturisasi dan Penghapusan Pembiayaan Macet (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo,
2010), 46.
2 Totok Budisantoso dan Sigit Triandani, Bank dan Lembaga Keuangan Lain Edisi ketiga (Jakarta : Salemba
Empat, 2014), 22-23.
3 Ibid,. 129
4 OJK, Booklet Perbankan Indonesia 2015, Jakarta : 2015, hlm 77
dengan menggunakan pendekatan berdasarkan risiko merupakan penilaian yang
komprehensif dan terstruktur terhadap hasil integrasi profil risiko dan kinerja
yang meliputi penerapan tata kelola yang baik, rentabilitas dan permodalan;
3. Periode penilaian dilakukan paling kurang setiap semester (untuk posisi akhir
bulan Juni dan Desember) serta dilakukan pengkinian sewaktuwaktu apabila
diperlukan;
4. Faktor yang menjadi penilaian TKS Bank untuk BUS adalah Profil Risiko (risk
profile), Good Corporate Governance, Rentabilitas (earnings) dan Permodalan
(capital). Sedangkan, UUS faktor yang menjadi penilaian TKS Bank hanya
faktor Profil Risiko (risk profile);
6. Dalam hal terdapat perbedaan hasil penilaian TKS Bank yang dilakukan oleh
OJK dengan hasil self assessment penilaian TKS Bank, OJK wajib melakukan
prudential meeting dengan bank.
5 Ibid hlm 78
3
4
a. Untuk penilaian TKS Bank secara individual, paling lambat pada tanggal 31
Juli untuk penilaian TKS Bank posisi akhir bulan Juni dan tanggal 31 Januari
untuk penilaian Tingkat Kesehatan Bank posisi akhir bulan Desember; dan
b. untuk penilaian TKS Bank secara konsolidasi, paling lambat pada tanggal 15
Agustus untuk penilaian TKS Bank posisi akhir bulan Juni dan tanggal 15
Februari untuk penilaian Tingkat Kesehatan Bank posisi akhir bulan
Desember.6
Salah satu media yang dapat digunakan untuk menilai kondisi kesehatan
Bank adalah laporan keuangan, yaitu hasil akhir proses akuntansi.7 Laporan
keuangan (financial statement) merupakan ikhtisar mengenai keadaan keuangan
Bank pada suatu periode tertentu dan melibatkan neraca serta laporan laba rugi.8
Laporan keuangan menurut PSAK No1 (2004) merupakan bagian dari proses
pelaporan keuangan yang lengkap dari laporan laba rugi, neraca, laporan arus kas,
laporan perubahan posisi keuangan catatan dan laporan serta materi penjelasan yang
merupakan bagian internal dalam laporan keuangan.9
6 Ibid hlm 79
7 AgnesSawir, Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan (Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama, 2005), 02.
8 Martono, Bank dan Lembaga Keuangan Lain (Yogyakarta : Ekonisia, 2003), 62.
9 Abdullah Amrin, Bisnis, Ekonomi, Asuransi dan Keuangan Syariah ((Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada,2009), 171.
dan informasi, pasar dan moral) dalam suatu usaha yang berguna untuk mencapai
tujuan melalui kerjasama dengan orang lain secara profesional, rasional, efektif dan
efisien.10
Tabel 1.1
Komponen Penilaian Metode CAMEL
10 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi keedam, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2002),
46
11 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi keedam, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2002),
46
12 CAMEL atau Capital, Asset, Management, Earning dan Liquidity , dimana selanjutnya hanya akan ditulis
dengan CAMEL.
13 Ali Suyanto Herli, Buku Pintar Pengelolahan Bank dan Lembaga Keuangan Pembiayaan Mikro ...., 133-134.
5
6
terhadap jumlah
aktiva produktif.
B. Rasio penyisihan
penghapusan aktiva
produktif yang 5%
dibentuk terhadap
penyisihan
penghapuan aktiva
produktif yang wajib
dibentuk.
Manajemen Manajemen Risiko +
(Manajement) Manajemen Umum +
20%
Manajemen Kepatuhan
Syariah
A. Rasio laba terhadap
rata-rata volume
5%
usaha.
Rentabilitas
B. Rasio biaya
(Earning)
operassional terhadap
5%
pendapatan
operasional
A. Rasio alat likuid
terhadap hutang 5%
Likuiditas lancar
(Liquidity) B. Rasio pembiayaan
terhadap dana 5%
yang diterima
14 Veithzal Rifai dan, dkk., Commercial Bank Management. (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2013), hlm
456.
b. Menghitung besarnya nilai kredit untuk masing masing komponen
CAMEL
Tabel 1.2
Kriteria Tingkat Kesehatan Bank Syariah
7
8
kesehatan suatu Bank namun digunakan juga sebagai indikator dalam menyusun
peringkat dan memprediksi kebangkrutan suatu Bank.17
a. Permodalan (Capital)
17 Welthi Sugiarti, Tingkata kesehatan Bank dengan Metode CAMEL, Jurnal Akuntansi (Fakultas Ekonomi -
Universitas Gunadarma, 2012), 78.
18 Frianto Pandia. Manajemen Dana dan Kesehatan Bank. (Jakarta :Rineka Cipta, 2012), 65
19 Ali Suyanto Herli, Buku Pintar Pengelolahan Bank dan Lembaga Keuangan Pembiayaan
Mikro ...., 135.
20 Ibid.
kemampuannya dalam membayar utang jangka pendek. Sehingga
kepercayaan masyarakat akan semakin bertambah. Bobot untuk faktor
permodalan itu sendiri dari metode CAMEL adalah sebesar 30%.
Tabel 1.3
21 Ibid., 136
22 Ibid
9
10
KAP = Kualitas
Tabel 1.4
23 Ibid
24 Ibid
Tidak Sehat >14,85%
25 Ibid., 137
26 Ibid
27 Ibid
11
12
Tabel 1.5
c. Manajemen
28 T. Hani handoko, Manajemen, Edisi II, (Yogyakarta : BPFE Yogyakarta dan Anggota IKAPI, 1993), Hal 08.
29 Ramlan Ginting dan, dkk. Kodifikasi Penilaian Bank Indonesia Kelembagaan Penilaian Tingkat Kesehatan
Bank (Jakarta : PRES Bank Indonesia, 2012), 45.
manajemen umum, manajemen risiko serta manajemen kepatuhan
syariah. Kuesioner kelompok manajemen umum, dibagi ke dalam
beberapa aspek diantaranya strategi, struktur, sistem, kepemimpinan
dan lain - lain. Sementara itu, untuk kuesioner manajemen risiko
dibagi dalam sub kelompok yaitu diantaranya risiko kredit, risiko
likuiditas, risiko operasional, risiko hukum, risiko reputasi dan
risiko kepatuhan. Untuk manajemen kepatuhan syariah sendiri
terdapat 3 aspek.
Tabel 1.6
30 Ali Suyanto Herli, Buku Pintar Pengelolahan Bank dan Lembaga Keuangan Pembiayaan Mikro ...., 138.
31 Ibid
13
14
Rumus Rasio :
32 Ibid
seratus) dengan nilai maksimal 100.33 Hasil penilaian dari
total kredit kemudian dikelompokkan menjadi:34
Tabel 1.7
Rumus Rasio :
33 Ibid., 139
34 Ibid
35 Ibid
15
16
Tabel 2.8
e. Likuiditas
Rumus Rasio :
36 Kasmir, Manajemen Perbankan, Catatan kesebelas, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2012), hal 11.
37 Ali Suyanto Herli, Buku Pintar Pengelolahan Bank dan Lembaga Keuangan Pembiayaan Mikro ...., 138.
38 Ibid,. 139.
0,05% mulai dari 0% nilai kredit ditambah 1 dengan nilai
maksimum 100.
Tabel 2.9
Rumus Rasio :
39 Ibid 160
17
18
Tabel 1.10
b. untuk setiap 1% pelanggaran BMPD nilai kredit dikurangi lagi 0,05 dengan
maksimal 10
40 Ibid
41 Ibid
1. pelanggaran terhadap ketentuan PDN dihitung atas dasar jumlah kumulatif
pelanggaran yang terjadi dalam satu bulan yang dihitung atas dasar laporan
mingguan yang memuat rata-rata hari dalam seminggu, baik secara total
maupun secara administratif.
2. sanksi pengurangan nilai kredit untuk setiap 1% pelanggaran PDN nilai kredit
dikurangi 0,05%dengan maksimal 542
Tabel 1.11
PK Keterangan
PK - 1 Mencerminkan bahwa bank dan UUS tergolong sangat baik dan
mampu mengatasi pengaruh negatif kondisi perekonomian dan industri
keuangan.
PK - 2 Mencerminkan bahwa bank dan UUS tergolong baik dan mampu
mengatasi pengaruh negatif kondisi perekonomian dan industri
19
20
Tabel 1.11
PK Keterangan
PK - 1 Mencerminkan bahwa bank memiliki kondisi TKS yang sangat baik
sebagai hasil dari pengelolaan usaha yang sangat baik.
PK - 2 Mencerminkan bahwa bank memiliki kondisi TKS yang baik sebagai
45 Ibit., 188
46 Ibit., 189
hasil dari pengelolaan usaha yang baik..
PK - 3 Mencerminkan bahwa bank memiliki kondisi TKS yang cukup baik
sebagai hasil dari pengelolaan usaha yang cukup baik.
PK - 4 Mencerminkan bahwa bank memiliki kondisi TKS yang kurang baik
sebagai hasil dari pengelolaan usaha yang kurang baik.
PK - 5 Mencerminkan bahwa bank memiliki kondisi TKS yang tidak baik
sebagai hasil dari pengelolaan usaha yang tidak baik.
21
22
BAB III
KESIMPULAN
Secara sederhana Bank dikatakan sehat jika Bank mampu menjalankan fungsinya
dengan baik, dimana Bank mempunyai modal yang cukup dan dapat menjaga kualitas asset
dengan baik, mengelola dengan baik dan mengoperasikannya berdasarkan prinsip kehati-
hatian, menghasilkan keuntungan yang cukup untuk mempertahankan operasional usahanya,
serta memelihara likuiditasnya sehingga dapat memenuhi kewajibannya setiap saat. Selain
hal tersebut, Bank harus memenuhi ketentuan dan aturan yang telah ditetapkan, yang pada
dasarnya berupa ketentuan yang mengacu pada prinsip kehati-hatian di dalam operasional
perBankan
Salah satu media yang dapat digunakan untuk menilai kondisi kesehatan Bank
adalah laporan keuangan, yaitu hasil akhir proses akuntansi. Laporan keuangan (financial
statement) merupakan ikhtisar mengenai keadaan keuangan Bank pada suatu periode tertentu
dan melibatkan neraca serta laporan laba rugi. Laporan keuangan menurut PSAK No1 (2004)
merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan yang lengkap dari laporan laba rugi,
neraca, laporan arus kas, laporan perubahan posisi keuangan catatan dan laporan serta materi
penjelasan yang merupakan bagian internal dalam laporan keuangan.
Amrin Abdullah, 2009, Bisnis, Ekonomi, Asuransi dan Keuangan Syariah Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada,
Budisantoso Totok dan Sigit Triandani, 2014, Bank dan Lembaga Keuangan Lain Edisi
ketiga Jakarta : Salemba Empat,
Ginting Ramlan dan, dkk. 2012, Kodifikasi Penilaian Bank Indonesia Kelembagaan Penilaian
Tingkat Kesehatan Bank Jakarta : PRES Bank Indonesia,
Handoko Hani, 1993 Manajemen, Edisi II, Yogyakarta : BPFE Yogyakarta dan Anggota
IKAPI,
Haryani Iswi, 2010, Restrukturisasi dan Penghapusan Pembiayaan Macet Jakarta: PT. Elex
Media Komputindo,
Kasmir, 2002, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi keedam, Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada,
Martono, 2003, Bank dan Lembaga Keuangan Lain Yogyakarta : Ekonisia,
Muhammad, 2014, menejemen dana bank syariah,Jakarta:PT RajaGrafindo persada,
OJK, 2015, Booklet Perbankan Indonesia 2015, Jakarta :
Pandia Frianto. 2012, Manajemen Dana dan Kesehatan Bank. Jakarta :Rineka Cipta,
Rifai Veithzal dan, dkk. 2013, Commercial Bank Management. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada,
Sawir Agnes, 2005, Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan
(akarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,
Suyanto Ali, Buku Pintar Pengelolahan Bank dan Lembaga Keuangan Pembiayaan Mikro
Welthi Sugiarti, 2012, Tingkata. kesehatan Bank dengan Metode CAMEL, Jurnal Akuntansi
Fakultas Ekonomi - Universitas Gunadarma,
23