Anda di halaman 1dari 7

PRAKTIKUM EVAPORASI

LAPORAN
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Hidrologi
Yang dibina oleh Drs.Didik Taryana, M.Si

Oleh
Andini Arum Dani 130721611755
Dian Lisnawati 130721611768
Damaola Via Mahardini 130721611777
Edo May Irawan 130721611795
Milang Kumara 130721611782
Muhammad Makruf 130721611775
Muhammad Raad Assidiqy 130721616013
Sefrilla Syah Malida 130721611766
Ummi Qonitatun Ayunin 130721611793
Yusuf Yudhistira 130721611773

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN GEOGRAFI
PROGRAM STUDI S1 GEOGRAFI
Oktober 2014
A. Tujuan
a) Mahasiswa mampu mengukur dan menghitung evaporasi secara actual dengan
menggunakan pan evaporator.
b) Mahasiswa mampu menghitung evaporasi secara empiris

B. Alat dan Bahan


1. Gelas Ukur
2. Pan evaporator
3. Barohigrometer
4. Anemometer
5. Thermometer
6. Data hujan dan temperatur kota malang minimal 10 tahun
7. Pencatat waktu
8. Balok kayu/bata merah

C. Landasan Teori
Menurut Davie, Evaporation is the transferal of liquid water into a gaseous
state and its diffusion into the atmosphere (Davie, 2008:36). Evaporasi merupakan
proses berubahnya air menjadi gas ke atmosfer melalui proses penguapan oleh adanya
insolasi sinar matahari. Pada daerah kutub, evaporasi dapat terjadi melalui
menyublimnya es dan salju. Evaporasi merupakan proses utama yang menyebabkan
adanya siklus hidrologi.
Secara teoritis, evaporasi dipengaruhi oleh beberapa factor, diantaranya adalah
jumlah air (kuantitas, densitas, warna, padatan, dsb) dan kuantitas energy yang
dipancarkan oleh matahari (insolasi). Dalam skala luas, kedua factor tersebut sangat
memengaruhi esensi dari evaporasi. Apabila energy yang dipancarkan oleh matahari
(insolasi) besar, namun ketersediaan air kurang, maka esensi evaporasi tidak dapat
diperhitungkan.
Selain kedua factor diatas, terdapat berbagai factor klimatik yang dapat
memengaruhi evaporasi. Menurut Chow, Besides the supply of heat energyfactor
that controlling the evaporation rate from an open water is the ability to transport
vapor away from the surfacegoverned by the humidity gradient in the air near the
surface and the wind speed across the surface (Chow,1988:80-84). Sehingga bukan
hanya transfer panas antara matahari terhadap air sebagai factor utama saja, namun
terdapat factor klimatik lainnya yang memengaruhi besarnya evaporasi pada suatu
waktu.
Untuk mengukur besarnya evaporasi, dapat digunakan dua cara, yaitu secara actual
dan secara empiris.
1. Secara actual
Penghitungan evaporasi secara actual dilakukan dengan memanaskan air secara
langsung pada sinar matahari, dengan memerhatikan kuantitas air. Berdasarkan waktu,
maka akan muncul selisih kuantitas air awal dan kuantitas air akhir. Maka hasil yang
didapatkan (selisih), dapat disebut dengan evaporasi actual.
2. Secara empiris
Penghitungan evaporasi secara empiris dilakukan sebagai upaya validasi terhadap
data-data statistic berkaitan dengan evaporasi, seperti hujan, dan temperature udara.
Penghitungan dilakukan dengan menggunakan rumus:

=
0,9 + ( )

E = Evaporasi (mm/hari)
P = rata-rata curah hujan (mm)
I = 300+25t+0,05t
t = temperature rata-rata (C)
Menurut Chow, terdapat 4 metode rumus penghitungan evaporasi, yaitu dengan
menggunakan metode energy balance method, aerodynamic method, combination
method, dan priestly-taylor method (Chow,1988:80-90).
a). Energy balance method
= 0.353
Where,
= /2
b). Aerodynamic method
( )
=

Where,
0.1022
=
2 2
((1 ) )

u2 is wind velocity (m/s) measured at height z2 (cm).


and also,
17.27
= 611exp(237.3+) (pa)

T is temperature, and is . is relative humidity (0< <1)


c). Combination method

= + /
+ +
Where,
4098
=
(237.3 + )
And,
= 66.8 /
d). Priestly-Taylor method

=
+
Where, = 1.3

D. Cara Kerja
a). Penghitungan evaporasi actual
1. Melakukan penghitungan kecepatan angin dan suhu udara menggunakan
anemometer digital (handed), dengan cara menyalakan anemometer pada posisi
ON, dan penghitungan pada posisi ANEMOMETER, serta satuannya pada
M/S.
2. Mencatat hasil kecepatan angina pada titik maksimum.
3. Melakukan penghitungan suhu udara dengan cara menggeser tombol yang
sebelumnya pada ANEMOMETER ke C/F.
4. Mencatat hasil suhu udara yang tertera pada anemometer baik pada satuan
celcius maupun Fahrenheit.
5. Melakukan estimasi arah angin dengan menggunakan kompas geologi maupun
kompas general.
6. Siapkan pan evaporator yang sudah dicuci bersih dan dikeringkan.
7. Pan evaporator dipasang setinggi 20cm diatas permukaan, dengan
ditumpangkan pada balok kayu/bata merah.
8. Peletakan balok kayu/bata merah (posisi pan evaporator) searah dengan arah
angin dan tidak terhalang dari bayangan apapun untuk terpapar sinar matahari
secara langsung.
9. Area peletakan pan evaporator pada daerah terbuka, terkena sinar matahari
langsung, serta jauh dari polusi dan kotoran.
10. Mengisi pan evaporator dengan air jernih sedalam 30mm/3cm, dengan
menggunakan gelas ukur.
11. Catat volume air sedalam 30mm/3cm, sebagai sampel volume air awal.
12. Biarkan pan evaporator tersebut terpapar sinar matahari selama kurang lebih 1
hari (08.00-17.00).
13. Setelah terpapar sinar matahari selama kurang lebih 1 hari, catat sisa air pada
pan evaporator menggunakan gelas ukur sebagai sampel volume air akhir.
14. Catat selisih sampel volume air awal dan volume air akhir, dan beri nama
volume air yang terevaporasi.
15. Selisih air yang ada didalam pan evaporator adalah besarnya evaporasi pada
hari tersebut.
b). Penghitungan evaporasi empiris
1. Menyiapkan data hujan dan temperature kota malang minimal 10 tahun.
2. Melakukan penghitungan dengan menggunakan variable pembanding rata-rata
curah hujan dan temperature atau suhu udara.
3. Mencatat hasilnya.

E.Hasil
a). Evaporasi Aktual
1. Hari/Tanggal : Jumat, 17 Oktober 2014
2. Tempat : Jl.Terusan Bondowoso 44, Klojen, Malang
3. Estimasi Waktu : 1 Hari / 9 Jam (08.00 WIB-17.00 WIB)
4. Cuaca : Sunny/Cerah (Google Weather)
5. Kecepatan Angin : 0.22m/s / 02.0km/h
6. Arah Angin : 267NW
7. Suhu Udara : 31.1C / 88.2F
8. Kelembaban Udara : 20.5%
9. Tekanan Udara : 755mmhg/965mbar
10. Volume Air Pan Evaporator : 7500ml (Volume Awal-Pukul 08.00 WIB)
: 6100ml (Volume Akhir-Pukul 17.00 WIB)
11. Evaporasi : 7500ml-6100ml = 1400ml
b). Evaporasi Empiris
Berdasarkan data curah hujan dan temperature kota malang periode 10 tahun
(2004-2013) yang terlampir, maka dapat dilakukan penghitungan evaporasi empiris
sebagai berikut;


=
0,9 + ( )
77.7
= 77.7
0,9 + (300+25(23.575)+0.05(23.575))
188.33
= 77.7
0,94 + (300+589.375+665.126)
77.7
= 77.7
0,94 + (1554.501)
77.7
=
0,94 + (0.049)
77.7
=
0.942401
= 82.448

F. Kesimpulan
Dari hasil pemghitungan evaporasi harian menggunakan metode actual atau
evaporasi actual, maka dapat disimpulkan bahwa evaporasi harian pada setiap wilayah
berbeda-beda. Hal ini dikarenakan variable-variabel klimatik seperti kecepatan angin,
arah angin, suhu udara, kelembaban udara , serta tekanan udara, juga sangat
memengaruhi proses evaporasi selain ketersediaan air dan kuantitas energy insolasi.
Pada sampel daerah evaporasi, yaitu jalan galunggung malang, dapat diketahui
bahwa evaporasi harian berkisar antara 1400ml. Namun hasil tersebut sangat
bergantung terhadap variable-variabel klimatik yang memengaruhi. Apabila variable-
variabel klimatik tersebut tidak mendukung adanya evaporasi, maka nilai evaporasi
juga akan terpengaruh.
Sedangkan pada metode evaporasi secara empiris, dibutuhkan data hujan dan
suhu udara kurang lebih sepuluh tahun. Maka didaptkan hasil bahwa rate evaporasi
kota malang periode 2004-2013 sebesar rata-rata 82.448mm setiap harinya.
Sehingga kesimpulannya, metode actual lebih unggul dibandingkan metode
empiris, namun dalam aplikasinya, metode actual membutuhkan waktu yang relative
lebih lama dibandingkan metode empiris, namun aplikasinya sangat tidak praktis
(konvensional).

G. Daftar Rujukan
Ahrens, C. Donald.2009. Meteorology Today:An Introduction to Weather, Climate, and The
Environment Ninth Edition.USA:Brooks/Cole, Cengage Learning

Asdak, Chay.2010.Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai.Yogyakarta:UGM Press.

Chow, Ven Te.1988.Applied Hydrology.New York:Mc Graw Hill Book Company.


Davie, Tim.2008.Fundamentals Of Hydrology:Second Edition.New York:Routledge.
Triatmodjo, Bambang.2013.Hidrologi Terapan.Yogyakarta:Beta Offset.

Anda mungkin juga menyukai