Dwi Prananto
June 26, 2015
Daftar isi
1 Transformasi Laplace 1
1.1 Teorema dalam transformasi Laplace . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
1.2 Transformasi Laplace dari turunan dan integral . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
1 Transformasi Laplace
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan persamaan diferensial biasa
adalah dengan mengubah persamaan diferensial menjadi persamaan aljabar sehingga lebih mu-
dah untuk diselesaikan. Proses pengubahan bentuk persamaan ini dapat dilakukan dengan
menggunakan Transformasi Laplace. Dengan menggunakan transformasi Laplace, proses penye-
lesaian persamaan diferensial biasa dapat disederhanakan dengan menyelesaikan persamaan
aljabar. Metode ini dicetuskan oleh matematikawan asal Perancis Pierre Simon Marquis De
Laplace (17491827).
Jika f (t) adalah sebuah fungsi untuk semua t = 0, transformasi Laplace adalah integral
fungsi f (t) dikalikan dengan est dengan batas integral dari t = 0 sampai dengan t = .
Transformasi Laplace mengubah fungsi domain t menjadi fungsi domain s. Transformasi
Laplace direpresentasikan sebagai F (s) atau L (f ),
Z
F (s) = L (f ) = est f (t)dt. (1)
0
Transformasi Laplace disebut juga sebagai transformasi integral karena operasi ini mengubah
fungsi dalam satu domain ke domain lain dengan melibatkan proses integrasi yang melibatkan
fungsi kernel. Fungsi kernel adalah sebuah fungsi yang di dalamnya mengandung dua variabel
yang merupakan domain dari kedua fungsi yang ditransformasikan, dalam transformasi Laplace
fungsi kernel yang dimaksud adalah est .
Jika dalam persamaan (1) F (s) adalah transformasi Laplace, f (t) dalam persamaan (1)
adalah balikan transformasi Laplace yang direpresentasikan dalam
f (t) = L 1 (F ). (2)
1
Contoh 1 Jika f (t) = 1 ketika t = 0, transformasi Laplace dari fungsi tersebut adalah
Z
L (f ) = L (1) = est 1dt
0
1 st
= e 0
s
1
L (1) =
s
Contoh 2 Sebuah fungsi eksponensial f (t) = eat (t = 0), dengan a sebuah konstanta.
Transformasi Laplace dari fungsi tersebut adalah
Z
L (e ) =
at
est eat dt
0
Z (as)t
= dt
0
1 (as)t
= e 0
as
1
L (eat ) =
sa
Contoh 1 Jika cosh at = 12 (eat + eat ), transformasi Laplace dari cosh at adalah;
1
L (cosh at) = [L (eat ) + L (eat )]
2
1 1 1
= +
2 sa s+a
s
L (cosh at) = 2
s a2
Contoh 2 Jika f (t) = cos t, transformasi Laplace dari fungsi tersebut adalah;
Z
L (cos t) = est cos tdt
0
2
Kita dapat menyelesaikan integral ini dengan mengambil u = cos t dan dv = est ,
1 st
sehingga du = sin tdt dan v = s e . Dengan menggunakan rumusan praktis
integrasi parsial Z
udv = uv vdu, (4)
st
Z
1 st
L (cos t) = e cos t e sin tdt
s 0 s 0
1 st
Z
= e sin tdt.
s s 0
Dengan cara yang sama, integral di sisi kanan tanda sama dengan dapat diselesaikan
sehingga diperoleh
Z
1 2
L (cos t) = 2 st
e cos tdt
s s 0
1 2
= 2 L (cos t).
s s
Dengan memindahkan bagian dari persamaan di sisi kanan tanda sama dengan yang
mengandung L (cos t) ke sisi kiri tanda sama dengan, akan diperoleh
2 1
L (cos t) + 2 L (cos t) =
2 s s
2
s + 1
L (cos t) =
s2 s
s
L (cos t) = .
s2 + 2
Teorema 2: pergeseran s
Transformasi Laplace dari perkalian fungsi eksponensial eat dan fungsi f (t) adalah trans-
formasi Laplace dari fungsi f (t) yang digeser sebesar a
L [eat f (t)] = F (s a), (5)
dengan balikan transformasi Laplace
eat f (t) = L 1 [F (s a)]. (6)
Teorema ini dapat dibuktikan sebagai berikut;
Jika Z
F (s) = est f (t)dt,
0
pergeseran s sebesar a menghasilkan
Z
F (s a) = e(sa)t f (t)dt
Z0
= est [eat f (t)]dt
0
F (s a) = L [eat f (t)].
3
Contoh Jika
s
L (cos t) = ,
+ 2 s2
Transformasi Laplace dari cos t dikalikan dengan eat adalah
sa
L [eat cos t] =
(s a)2 + 2
tentukan transformasi Laplace dari t sin t dengan menggunakan transformasi Laplace dari
turunan.
4
Solusi untuk memperoleh transformasi Laplace dari t sin t, kita gunakan transfor-
masi Laplace dari turunan kedua fungsi,
Sisi kanan dari tanda sama dengan dari persamaan tersebut akan kita cari dengan trans-
formasi Laplace dari turunan kedua fungsi yang sudah diketahui dalam soal,
Z
L [f (t)] =
00
est [2 cos t 2 t sin t]dt (11)
0
Z Z
st
= 2 e cos tdt 2
est t sin tdt (12)
0 0
= 2L (cos t) 2 L (t sin t) (13)
2s
L [f 00 (t)] = 2 2 L (t sin t). (14)
s + 2
Menyamakan persamaan (10) dengan persamaan (14) dan merombaknya secara aljabar akan
menghasilkan transformasi Laplace dari t sin t,
2s
L (t sin t) = .
(s2 + 2 )2
dg(t)
f ( ) = ,
d
atau
f ( ) = g 0 (t). (16)
Transformasi Laplace persamaan (16) menghasilkan,
L [f ( )] = L [g 0 (t)] = sL [g(t)] g(0),
memindah ruaskan g(0) menghasilkan,
sL [g(t)] = L [g 0 (t)] + g(0).
Jika g(0) = 0,
sL [g(t)] = L [g 0 (t)],
sehingga
L [g 0 (t)
L [g(t)] = ,
s
atau jika permaan (15) kita substitusikan akan diperoleh transformasi Laplace dari integral
fungsi sebagai transformasi Laplace fungsi di dalam integral yang dikalikan dengan 1s ,
Z t
1
L f ( )d = F (s). (17)
0 s
5
Balikan transformasi Laplace-nya dituliskan sebagai
Z t
1 1
f ( )d = L F (s) . (18)
0 s
1
Contoh Jika F (s) = s(s2 + 2 )
, transformasi baliknya dapat diperoleh dengan menggu-
nakan persamaan (18),
Z t
1 1 sin
L 1
2 2
= d
s (s + ) 0
1
= 2 [cos ]t0
1 1 1
L 1 2 2
= 2 (cos t 1)
s (s + )
Langkah 3 Solusi dari langkah 2 ditransformasi balikkan sehingga dihasilkan solusi per-
samaan diferensial biasa.
dapat diselesaikan dengan menggunakan transformasi Laplace. Hal pertama yang harus di-
lakukan untuk memperoleh solusi persamaan diferensial biasa tersebut adlah dengan mengubah
persamaan tersebut ke dalam persamaan transformasi Laplace (persamaan dalam domain s),
yaitu
s2 L (y) sy(0) y 0 (0) + a(sL (y) y(0)) + bL (y) = L [r(t)].
Jika kita gantikan L (y) dengan Y dan L [r(t)] dengan R kita dapat membuatnya menjadi
lebih terlihat sederhana dan mudah untuk diselesaikan,
6
Mengumpulkan bagian yang mengandung Y dan memindah ruaskan selebihnya ke sisi kanan
tanda sama dengan, diperoleh
Y = RQ, (21)
y 00 y = t, y(0) = 1, y 0 (0) = 1.
7
Transformasi balik persamaan pembantu akan menghasilkan solusi persamaan diferensial,
1 1 s
L (Y ) = y = L
1 1
2 2 L 1
+L 1
s 1 s2 s2 1
y = 2 sinh t t + cosh t
1
y = et et t + (et + et )
2
1 1
y = et + et et t
2 2
t
y = e + sinh t t
2.2 Konvolusi
Jika terdapat dua fungsi F dan G yang merupakan transformasi Laplace dari fungsi f (t) dan
g(t), perkalian antaran F dan G adalah H yang dinyatakan dalam hubungan
H = F G.
Transformasi balik dari H tidak dapat langsung diperoleh dengan mengalikan fungsi f (t) dan
g(t) secara langsung namun harus menggunakan konvolusi yang dinyatakan dalam
Z t
h(t) = f (t) g(t) = f ( )g(t )d. (23)
0
1) Komutatif f g = g f
2) Distributif f (g1 + g2 ) = f g1 + f g2
3) Asosiatif (f g) v = f (g v)
4) f 0=0f =0
1
Contoh Jika H(s) = (sa)s , fungsi H(s) dapat dianggap sebagai perkalian dua fungsi
1
transformasi Laplace F (s) = sa dan G(s) = 1s . Transformasi Laplace balik dari kedua
fungsi tersebut adalah f (t) = eat dan g(t) = 1, sehingga f ( ) = ea dan f (t ) = 1. h(t)
dapat diperoleh dengan menggunakan konvolusi
Z t
h(t) = f ( )g(t )d
0
Z t
= ea 1d
0
1
h(t) = (eat 1)
a
8
Aplikasi konvolusi pada persamaan diferensial linier homogen
Konvolusi dapat digunakan untuk mencari solusi dari persamaan diferensial. Jika sebelumnya
persamaan pembantu dinyatakan dalam persamaan (21) sebagai
Y = RQ.
Dengan mentransformasi balikkan R dan Q, solusi persamaan diferensial dapat diperoleh
melalui konvolusi Z t
y(t) = q(t )r( )d (24)
0
9
3 Tabel transformasi Laplace
2 1/s2 t
10
No. F (s) = L [f (t)] f (t)
s 1
26 s4 +4k 4 2k2
sin kt sinh kt
1 1
27 s4 k4 2k3
(sinh kt sin kt)
s 1
28 s4 k4 2k2
(cosh kt cos kt)
29 sa sb 1 (ebt eat )
2 t3
1
e(a+b)t/2 I0 ab
30
s+a s+b 2
t
31 1 J0 (at)
s2 +a2
s 1 eat (1 + 2at)
32 (sa)3/2 t
1 pi t k1/2
33 (s2 a2 )k
(k > 0) (k) 2a
Ik1/2 (at)
34 eas /s u(t a)
35 eas (t a)
1 k/s
36 s
e J0 (2 kt)
37 1 ek/s 1 cos 2 kt
s t
1
38 ek/s 1 sinh 2 kt
s3/2 k
2
k s k ek /4t
39 e (k > 0) 2 t3
1
40 s
ln s ln t ( 0, 5772)
41 ln sa
sb
1 bt
t
(e eat )
2 + 2
42 ln s s2
2
t
(1 cos t)
2 a2
43 ln s s2
2
t
(1 cosh at)
44 arctan s 1
t
sin t
1
45 s
arccots Si(t)
Referensi
[1] E. Kreyszig, Advanced engineering mathematics, (John Willey & Sons, Inc., USA, 2011)
11