Anda di halaman 1dari 9

BAB II

Kajian Teori

2.1 Pengertian Kerajinan

Kerajinan adalah hal yang berkaitan dengan buatan tangan atau kegiatan

yang berkaitan dengan barang yang dihasilkan melalui keterampilan tangan

(kerajinan tangan), kerajinan yang dibuat biasanya terbuat dari berbagai bahan.

Dari kerajinan ini menghasilkan hiasan atau benda seni maupun barang pakai.

Biasanya istilah ini diterapkan untuk cara tradisional dalam membuat barang-

barang, (http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajinan).

Arti lain dari kerajinan adalah suatu usaha yang dilakukan secara terus

menerus dengan penuh semangat ketekunan, kecekatan, kegigihan, berdedikasi

tinggi dan berdaya maju yang luas dalam melakukan suatu karya, (Kadjim 2011 :

10).

Dari data tersebut diatas dapat dikatakan, kerajinan adalah suatu kegiatan

yang dilakukan secara terus menerus yang berkaitan dengan perbuatan tangan atau

kegiatan tangan yang menghasilkan suatu karya.

Berdasarkan pengertian tersebut, kerajinan yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah kerajinan yang menggunakan kapas dan menghasilkan

kerajinan tangan. Keterampilan menenun yang diperoleh pengrajin secara

otodidak dari orang tuanya serta dorongan kebutuhan akan pakaian pada zaman

dahulu.

2.2 Pengertian Tenun

Menurut Sugiarto, Wartanabe (2003 : 115) kain di buat dengan azaz

(prinsip) yang sederhana dari benang yang di gabung secara memanjang dan
melintang. Apa yang dahulu tampak sebagai kain adalah hasil tenunan, dan

asalnya dapat ditelusuri hingga 200 abad yang lalu. Pengertian lain dari tenun

adalah kegiatan menenun kain dari helaian benang pakan dan benang lungsing

yang sebelumnya diikat dan dicelupkan pada zat pewarna alami,

(scribd.com/doc/5113925/pengertian tenun, rabu 8 januari 2014).

Berdasarkan pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa pengertian tenun

adalah kegiatan menenun kain dengan menggunakan persilangan benang lungsing

dan benang pakan, dan proses pewarnaan secara alam.

Terdapat tiga tenunan dasar, diantaranya tenunan sederhana/polos,tenunan

kepar dan tenunan satin, ketiga tenunan dasar dapat diuraikan sebagai berikut :

2.2.1 Tenunan sederhana (plain waever)

Tenunan sederhana adalah tenunan yang paling sederhana dari kain tenun,

masing-masing dengan sebuah benang lungsing dan benang pakan naik turun

bergantian sambil saling menyilang, kain tenunan ini memiliki kekuatan dan

banyak dipakai, (Sugiarto,Wartanabe 2003:115).

Gb.1 Tenunan sederhana/polos


Sumber : Mary Back, 1980 : 39
Repro : Wilan Naini
2.2.2 Tenunan kepar (twill)

Pada tenunan kepar benang pakan menyilang dibawah dua benag lungsing,

kemudian diatas sebuah benang lungsing, silih ganti. Memperlihatkan tenunan

kepar tiga kepar yang paling sederhana, dan sebuah tenunan lengkap terdiri dari

tiga benang pakan dan seutas benang lunsing. Terdapat juga tenunan empat kepar,

lima kepar dan dst. Pada tenunan kepar titik pertemuan antara lungsing dan pakan

(titik tenun) berjalan miring, yang membuat garis miring pada kain tenunnya,

(Sugiarto,Wartanabe 2003:115)

Gb. 2 Tenunan kepar


Sumber: Anne Field, 1991 : 91
Repro : Wilan Naini

2.2.3 Tenunan saten

Pada tenunan saten, titik-titik tenun antara lungsing dan pakan dibuat

sesedikit mungkin, dan lagi pula titik-titik tenun harus dihamburkan dan bukannya

terus menerus, sehingga seolah-olah hanya benang lungsing saja yang mengapung

di atas permukaan kain. Tenunan dengan benang lungsing yang mengapung pada

permukaan dinamakan saten lungsing, dan dimana benang pakannya yang


mengapung pada permukaan dinamakan saten pakan, (Sugiarto,Wartanabe

2003:115).

Gb.3 Tenunan Satin


Sumber : Anne Field, 1991 : 101
Repro: Wilan Naini

Berdasarkan beberapa jenis teknik menenun tersebut di atas, pengrajin di

Desa Barakati menggunakan teknik tenun sederhana atau tenun polos. Adapun

klasifikasi teori teknik tenun sederhana dapat digambarka pada tabel di bawah ini:

Tabel 2.1 : Klasifikasi tenunan dasar


No. Tenunan Jumlah Gun/Kamran Pedal

1. Polos/Dasar Minimal 2 Gun Tarik/injak 1 (1) tinggal 1


(satu)
2. Kepar Minimal 3 Gun Trik/injak 1 (satu) tinggal
2 (dua)
3. Satin Minimal 5 Gun Tarik/injak 1 (satu) tinggal
4 (empat)

Sumber : http://ar-royyal-dwi-saputra.blogspot.com/2012/10/tekstil-struktur-
tenun.html
Menghani merupakan suatu cara yang digunakan untuk persiapan

pemasangan benang lungsing pada mesin,adapun alat yang digunakan dalam

pemasangan benang lungsing pada mesin ataupun alat tenun ada bermacam-

macam namun cara pemasangannya tetap sama. Caranya: benang diatur dan diulur

pada alat penghani, panjangnya sesuaikan dengan kebutuhan, pada salah satu sisi

alat hani dibuat persilangan benang untuk memudahkan memasukkan benang

pada gun. Setiap 10 (sepuluh) kali putaran diberi tanda tali untuk memudahkan

penghitungan jumlah benang lungsing yang dibutuhkan.

Setelah jumlah benang yang dibutuhkan selesai dihani, ikatlah persilangan

tadi agar tidak mudah lepas dan menjadi patokan untuk memudahkan pemasangan

pada gun. Apabila benang lungsing sudah terpasang pada alat tenun, selanjutnya

proses menenun dapat dilaksanakan. Setiap masing-masing daerah memiliki ciri

khas tersendiri dalam produk kain tenunan.

Berikut ini adalah beberapa contoh kain tenunan dari beberapa daerah.

Gb.4 Kain Tenun khas NTT


Sumber : Blogspot.com
Repro : Wilan Naini
Berdasarkan gambar motif tersebut, dapat dikatakan bahwa motif kain

tenun Nusa Tenggara Timur (NTT) menggunakan motif tumbuh tumbuhan, dan

motif geometris. Motif yang ditampilkan pada gambar 4 adalah motif geometris.

Gb.5 Kain khas Tenun Palembang


Sumber : Wordpress 2010
Repro : Wilan Naini

Motif-motif kain songket di Palembang ada tiga macam, yaitu motif

tumbuh-tumbuhan, motif geometris dan motif campuran antara tumbuh-tumbuhan

dan geometris. Dengan melihat gambar 5 dapat disimpulkan bahwa motif yang

digunakan pada kain tenun Palembang adalah motif tumbuh tumbuhan. Pada

gambar ini peneliti menampilkan motif tumbuh-tumbuhan pada kain tenun khas

Palembang.
Gb. 6 Kain Tenun Khas Toraja (SulSel)
Sumber : tenuntimor.blogspot.com
Repro : Wilan Naini

Berdasarkan gambar motif tersebut, dapat dikatakan bahwa motif-motif

yang digunakan pada kerajinan tenun yang ada di Toraja adalah motif geometris,

flora dan fauna. Motif di gunakan oleh pengrajin tenun di Toraja adalah motif

geometris dengan pertimbangan motif flora dan fauna lebih rumit pengerjaannya

dibandingkan dengan motif Geometris. Pada gambar 6 peneliti menampilkan satu

motif, yaitu motif geometris.

Gb.7 Kain Tenun khas Sengkang


Sumber : Pertenunan Sutera Arkan
Foto : Repro Wilan Naini
Berdasarkan gambar motif tersebut dapat dikatakan bahwa motif kain tenun

sengkang tidak berbeda dengan motif kain tenun Toraja, yaitu motif geometris,

flora dan fauna yang merupakan ciri khas Sulawesi Selatan. Pada gambar 7

peneliti menampilkan satu motif, yaitu motif geometris.

2.3 Analisis SWOT

Swot (Strenghts, Weaknesses, Opportunities dan Threats) atau istilah lain

dikenal dengan kekepan (kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan).

Kekuatan dan kelemahan merupakan analisis terhadap faktor internal atau

lingkungan intern organisasi, sedangkan peluang dan ancaman merupakan faktor

eksternal atau berada pada lingkungan eksten organisasi, (Satori, Komariah

2012:209).

Faktor internal dari suatu usaha bisa dilihat pada SDM, produk, alat serta

kekhasan atau keunikan suatu produk, untuk faktor eksternal dari suatu usaha bisa

dilihat pada strategi pemasarannya dalam memperkenalkan produknya di

kalangan masyarakat. Untuk membangun suatu usaha yang harus diperhatikan

adalah SDM (sumber daya manusia), manusia yang menjadi motor penggerak

kegiatan usaha perlu dikelolah secara profesional. Pengelolaan SDM ini kita kenal

dengan manajemen sumber daya manusi (MSDM). Manajemen sumber daya

manusia adalah konsep yang bertalian dengan kebijakan, prosedur dan praktik

bagaimana mengelolah atau mengatur orang dalam perusahaan untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan, (Kasmir, 2012:157).

Menurut Tjiptono (1997:95) produk adalah merupakan segala sesuatu yang

dapat ditawarkan produsen untuk dapat diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, dan
digunakan atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan

pasar yang bersangkutan. Suatu produk harus memiliki kelebihan dibanding

dengan produk lain, karena suatu produk akan terus bertahan dan berkembang jika

produk itu dapat memenuhi kebutuhan konsumen baik dalam segi fungsi maupun

keunikan yang dimiliki oleh produk tersebut.

Selain produk, untuk menjalankan suatu usaha perlu adanya strategi perusahaan
untuk mengetahui dan memantau setiap gerak gerik pesaingnya. Tujuannya adalah
agar perusahaan mengetahui keunggulan pesaing dalam bidang mana serta
dimana letak kelemahan pesaing, ( Kasmir, 2012: 279).

Anda mungkin juga menyukai